Anda di halaman 1dari 17

Pencapaian Mutu Hasil Kerja dalam

Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Standar


Operating Prosedur (SOP)

Oleh:
Alti jamiar
1815301093
Mutu pelayan
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah
penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari
suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat
yang bersangkutan dan yang telah mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan dampak (
Roemer dalam Amirudin, 2007). Mutu
merupakan kepatuhan terhadap standar yang
telah ditetapkan (Saifudin, 2006).
Mutu pelayanan kebidanan dapat
diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan
penilaian. Dalam praktiknya melakukan
penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam
pelayanan kebidanan bersifat multidimensional.
Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi
penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian
yang dipakai.
Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :
• Kompetensi Teknis (Technical competence)
• Akses terhadap pelayanan (Access to service)
• Efektivitas (Effectiveness)
• Efisiensi (Efficiency)
• Kontinuitas (Continuity)
• Keamanan (Safety)
• Hubungan antar manusia (Interpersonal
relations)
• Kenyamanan (Amenities
Pengertian SOP
Standar Operasional Prosedur adalah suatu standar
atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi.
Protap merupakan tatacara atau tahapan yang
harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang
dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau
yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga
suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan
efisien
1.
Tujuan SOP
Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas atau tim dalam organisasi atau unit.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi
tiap-tiap posisi dalam organisasi.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari petugas terkait.
4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek
atau kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan,
keraguan, duplikasi dan inefisiensi.
Fungsi SOP

1. Memperlancar tugas petugas atau tim.


2. Sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-
hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama
disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan
pekerjaan rutin.
Prinsip-prinsip SOP
• Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
• Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar
profesi atau perkembangan iptek serta
peraturan yang berlaku.
• Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang
harus dipenuhi pada setiap upaya, disamping
tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap
kegiatan pelayanan.
• Harus didokumentasikan.
Jenis dan ruang lingkup SOP
• SOP pelayanan profesi  terdapat dua kelompok.
• SOP untuk aspek keilmuan  adalah SOP mengenai
proses kerja untuk diagnostik dan terapi.
• SOP untuk aspek manajerial  adalah SOP mengenai
proses kerja yang menunjang SOP keilmuan dan
pelayanan pasen non-keilmuan. SOP profesi mencakup :
Pelayanan medis, Pelayanan penunjang, Pelayanan
keperawatan.
• SOP administrasi mencakup:
1. Perencanaan program/kegiatan
2. Keuangan
3. Perlengkapan
4. Kepegawaian
5. Pelaporan
Tahap-tahap Penyusunan SOP

• Merumuskan tujuan SOP


• Menentukan judul
• Menentukan kebijakan-kebijakan yang
berkaitan dengan SOP
• Menterjemahkan kebijakan atau ketentuan-
ketentuan peraturan-peraturan kebijakan
berguna untuk :
1. Terjaminnya suatu kegiatan
2. Membuat standar kinerja
3. Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja
Pengertian Standar

• Banyak diskusi dalam mempelajari dan


membahas definisi standar. Kamus Oxford
memberikan beberapa pengertian konsep kunci
mengenai definisi standar. Pertama, standar
adalah derajat terbaik. Kedua, standar
meberikan suatu dasar perbandingan.
• Standar yang dikembangkan dengan baik akan
Persyaratan standar
memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti
yang tercantum dalam standar pelaksanaannya.
Standar selalu berhubungan dengan mutu karena
standar menentukan mutu.
• Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan
yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
Standar yg berbasis manajemen kinerja, memiliki
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. S – specific
2. M – measurable (terukur)
3. A – appropriate (tepat)
4. R – reliable (handal)
5. T – timely (batas waktu)
Beberapa komponen yang harus ada pada standar :
Komponen standar
1. Standar Struktur
Standar struktur adalah karakteristik organisasi
dalam tatanan asuhan yang diberikan. Standar ini
sama dengan standar masukan atau standar input
yang meliputi;
a. Filosofi dan objektif
b. Organisasi dan administrasi
c. Kebijakan dan peraturan
d. Staffing dan pembinaan
e. Dekripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung
jawab setiap posisi klinis)
f. Fasilitas dan peralatan
2. Standar Proses
▫ Standar proses adalah kegiatan dan interaksi
antara pemberi penerima asuhan. Standar ini
berfokus pada kinerja dari petugas profesional di
tatanan klinis, mencakup :
▫ Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas
▫ Manajemen kinerja klinis
▫ Monitoring dan evaluasi kinerja klinis
3. Standar Outcomes
• Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam
kaitannya dengan status pasien. Standar ini
berfokus pada asuan pasien yang prima,
meliputi :
▫ Kepuasan pasien
▫ Keamanan pasien
▫ Kenyamanan pasien
Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin
tidak selalu seperti apa yang diharapkan atau
diinginkan, namun standar struktur dan proses yang
baik akan menunjukkan sejauh mana kemungkinan
pencapaian outcomes atau hasil yang diharapkan.
Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui
penentuan dan melengkapi proses. Outcomes ditulis
untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan
rencana.

Anda mungkin juga menyukai