Kanker ??
• TNM classification,
• T = tumor the size of the primary mass
(T1-T4)
• N = node the extent and quality of nodal
involvement (N0 to N3), and
• M = metastases depending on their
presence or absence (M0 or M1)
Stase Kanker
• Stage I
usually indicates localized tumor,
• stages II and III represent local and regional
extension of disease, and stage IV denotes the
presence of distant metastases.
• Exp. T3N1M0 describes a moderate to large-sized
primary mass, with regional lymph node
involvement and no distant metastases, and for
most cancers is stage III.
• For some tumors, alternative alphabetical systems
(stage A, B, C, or D) are used in clinical practice.
Tretment
• Tujuan:
– mengobati,
– memperpanjang usia, atau
– meringankan penderitaan pasien akibat gejala kanker
(paliatif).
• Kemoterapi dapat digunakan bersama dengan
terapi bedah dan/atau radiologi sebagai ajuvan
(setelah terapi bedah/ radioterapi untuk tumor
yang kemungkinan menimbulkan metastasis)
• Juga sebagai neoajuvan (memperkecil tumor
sebelum radioterapi atau pembedahan).
Obat Sitotoksik
1. Alkilator
2. Antibiotika Sitotoksik
3. Antimetabolit
4. Alkaloid Vinka dan Etoposid
5. Antineoplastik lain
1. Alkilator
• Etoposid
– efektif untuk karsinoma sel kecil di bronkus,
limfoma, dan kanker testikular.
– Efek toksiknya antara lain alopesia, mielosupresi,
mual, dan muntah.
– Obat ini dapat diberikan per oral atau intravena
dengan dosis oral yang dua kali lipat dosis
intravena.
– Umumnya etoposid diberikan setiap hari selama
3-5 hari dan tidak boleh diulang sebelum 21 hari
kemudian.
5. Antineoplastik lain
• Afatinib
• Asparaginase
• Bortezomib
• Bevacizumab
• Dekarbazin dan Temozolomid
• Evorolimus
• Hidroksikarbamid
• Penghambat Protein Kinase
• Ruksolitinib
• Senyawa Platinum
• Setuksimab
• Taksan
• Temsirolimus
• Topoisomerase I Inhibitor
• Trastuzumab
Penghambat Protein Kinase
• EKSTRAVASASI
– Beberapa obat akan menyebabkan nekrosis
setempat bila obat keluar dari vena.
– Oleh karena itu tatacara pemberian obat harus
dipatuhi dan dilakukan secara benar.
– Bila timbul nyeri di tempat masuknya obat, infus
harus distop dan dipindahkan ke vena lain.
– Anggota badan yang sakit ditinggikan dan bantal
es ditempelkan 3-4 kali sehari di tempat tusukan
sampai nyeri dan bengkaknya hilang.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• MUKOSITIS ORAL.
– Luka pada mulut merupakan komplikasi umum pada pengobatan
kanker; biasanya berhubungan dengan pemberian florourasil,
metotreksat dan antrasiklin.
– Untuk pencegahan terjadinya komplikasi, perawatan mulut
(mencuci mulut dan lakukan sikat gigi 2 - 3 kali) cukup efektif.
– Mengisap potongan es selama penyuntikan fluorourasil juga
berguna.
– Ketika sudah timbul luka pada mulut, pengobatan menjadi
kurang efektif.
– Obat kumur garam dapat digunakan tapi tidak ada keterangan
untuk penggunaan obat kumur antiseptik/ antiinflamasi.
– Umumnya mukositis akan teratasi dengan sendirinya, tapi
kurang terjaganya kesehatan mulut dapat menimbulkan blood-
borne infection.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• HIPERURISEMIA.
• Hiperurisemia yang diikuti dengan pembentukan kristal urat
dan gangguan fungsi ginjal merupakan komplikasi yang
sering terjadi dalam pengobatan leukemia dan penyakit
Hodgkin.
• Untuk mencegah ini, alopurinol diberikan 24 jam sebelum
kemoterapi dimulai, dan dilanjutkan selama 7-10 hari.
• Dosis merkaptopurin dan azatioprin sebaiknya dikurangi bila
diberikan bersama dengan alopurinol
• Rasburikase adalah rekombinan urat oksidasi, digunakan
untuk mengatasi hiperurisemia pada pasien dengan
malignansi hematologi
Efek Samping Obat Sitotoksik
• MUAL & MUNTAH.
– Mual dan muntah merupakan efek samping yang sangat ditakuti pasien,
maka harus diantisipasi, dan kalau perlu, dicegah dengan antimuntah
yang sesuai dengan jenis sitotoksik yang dipakai dan respons pasien.
• Dari efek samping ini, sitotoksik dapat dibedakan atas 3 kelompok:
1. Mildly emetogenic treatment (yang jarang menimbulkan muntah
berat)–fluorourasil, etoposid, metotreksat (kurang dari 100 mg/m2),
alkaloid vinka, dan abdominal radiotherapy.
2. Moderately emetogenic treatment (yang menimbulkan muntah
cukup berat) – taksan, doksorubisin dosis rendah, siklosfosfamid
dan mitoksantron (mitozantrone) dosis sedang, dan metotreksat
dosis tinggi.
3. Highly emetogenic treatment (yang menimbul-kan muntah berat) –
sisplatin, dakarbasin, dan siklosfosfamid dosis tinggi.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• ALOPESIA.
– Kebotakan yang bersifat sementara
merupakan komplikasi yang umum terjadi
dengan tingkat keparahan yang berbeda,
tergantung dari obat yang digunakan dan dari
masing-masing individu.
– Tidak ada metoda farmakologi untuk
mencegah kebotakan.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• FUNGSI REPRODUKSI.
– Hampir semua sitotoksik bersifat teratogenik
sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil
khususnya pada trimester I.
– Dengan risiko ini, pasien sebaiknya dianjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
– Zat pengalkil/Alkilator dapat menyebabkan mandul
permanen pada pria tetapi tidak menyebabkan
impotensi).
– Kemungkinan menopause dini juga perlu diketahui
oleh pasien.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• TROMBOEMBOLISME.
– Meskipun trombo-embolisme vena merupakan salah satu komplikasi
dari penyakit kanker, tetapi kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko
tersebut.
– Pencegahan tromboembolisme perlu dipertimbangkan pada pemberian
kemoterapi.
• Toksisitas jangka panjang dan toksisitas yang tertunda
pemunculannya pada anak.
• Obat sitotoksik dapat bersifat toksik pada organ tertentu (seperti
kardiotoksisitas akibat pemberian doksorubisin atau nefrotoksisitas
karena pemberian sisplatin dan ifosfamid).
• Manifestasi toksisitas ini belum muncul dalam beberapa bulan atau
bahkan beberapa tahun setelah terapi dilakukan.
• Harus dilakukan monitoring lanjutan secara ketat terhadap pasien
anak yang bertahan hidup.
Obat untuk mengatasi efek
samping akibat sitotoksik
• Toksisitas Urotelial.
• Sistitis merupakan manifestasi umum dari toksisitas
urotelial yang terjadi pada oksazafosforin,
siklofosfamid yang disebabkan oleh metabolit acrolein.
• Mesna bereaksi secara spesifik dengan metabolit ini di
dalam saluran kencing, mencegah toksisitas.
• Mesna digunakan secara rutin (terutama pemberian
oral) pada pasien yang menerima ifosfamid dan pada
pasien yang menerima siklofosfamid secara intravena
pada dosis tinggi (misalnya lebih dari 2 g) atau pada
mereka yang mengalami toksisitas urotelial saat
mendapat siklofosfamid.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• Hiperurisemia pada anak.
• Hiperurisemia bisa terjadi pada leukemia dan limfoma stadium lanjut, yang
dapat diperburuk oleh pemberian kemoterapi dan dapat menyebabkan
gagal ginjal akut.
• Alopurinol digunakan secara rutin pada anak yang mengalami risiko
hiperurisemia ringan hingga sedang.
• Obat ini sebaiknya dimulai 24 jam sebelum terapi dan pasien sebaiknya
dihidrasi secara tepat (cairan hidrasi jangan mengandung fosfat dan
kalium).
• Dosis merkaptopurin atau azatiopurin sebaiknya dikurangi jika alopurinol
diberikan secara bersamaan.
• Rasburikase merupakan rekombinan enzim urat oksidase yang digunakan
pada anak yang memiliki risiko tinggi mengalami hiperurisemia.
• Obat ini dapat dengan cepat mengurangi asam urat dalam darah, sehingga
dapat mengurangi komplikasi yang terjadi setelah terapi leukemia atau
limfoma.
Obat-obatan efek samping
• KALSIUM FOLINAT
• Indikasi:
• menetralkan efek toksik segera dari antagonis asam
folat seperti metotreksat; pemberian secara parenteral
dilakukan jika pemberian secara oral pada
pengobatan anemia megaloblastik tidak
dimungkinkan.
• Obat lain: Kalsium levofolanat, Mesna
• Mesna adalah zat yang melepaskan senyawa sulfhidril
yang bersifat penangkal radikal bebas.
– Zat ini terbukti mencegah sistitis hemoragik yang
disebabkan oleh alkilator siklofosfamid dan ifosfamid
Efek Samping Obat Sitotoksik
• KALSIUM FOLINAT
• Dosis:
• Asam folinat dapat diberikan secara oral atau secara parenteral
melalui injeksi intra muskular, injeksi intravena atau infus intravena
• Ketika diberikan secara infus intravena, dapat dilarutkan dalam 1 L
glukosa 5% b/v dalam air untuk injeksi atau normal saline.
• Larutan di atas tersebut stabil selama 24 jam jika disimpan pada 2-
80C.
• Untuk menghindai kontaminasi mikroba yang berbahaya, infus
harus diberikan segera setelah dibuat.
• PENGOBATAN OVERDOSIS ANTAGONIS ASAM FOLAT:
diberikan 10mg/m luas permukaan tubuh tiap 6 jam secara i.v atau
i.m sampai kadar metotreksat dalam serum di bawah 10-8 M.
• PENGOBATAN ANEMIA MEGALOBLASTIK: tidak melebihi 1 mg
per hari diberikan secara intramuskular atau oral.
Efek Samping Obat Sitotoksik
• MESNA
• Indikasi: mengurangi risiko perdarahan kandung kemih
(sistitis hemoragik)
• Dosis:
• diperhitungkan sesuai dengan dosis alkilator yang digunakan;
dosis oral diberikan 2 jam sebelum pemberian alkilator dan
diulang 2 dan 6 jam setelah pengobatan; dosis intravena
diberikan bersama-sama dengan alkilator dan diulang 4 dan 8
jam setelah pemberian alkilator
• Keterangan:
• Mesna adalah zat yang melepaskan senyawa sulfhidril yang
bersifat penangkal radikal bebas. Zat ini terbukti mencegah
sistitis hemoragik yang disebabkan oleh alkilator siklofosfamid
dan ifosfamid
Studi Kasus