Anda di halaman 1dari 65

Sindrom Duh

Genital & Vaginitis


Preseptor:
dr. Benny Oktora, Sp.OG
Sindrom Discharge
Genital
Latar Belakang
Infeksi menular seksual Lebih dari 30 jenis patogen Infeksi pada organ reproduksi
merupakan salah satu dapat ditularkan melalui dapat menurunkan fertilitas,
penyebab masalah kesehatan, hubungan seksual dengan mempengaruhi keadaan umum
sosial dan ekonomi di banyak manifestasi klinis bervariasi dan mengganggu kehidupan
negara. menurut jenis kelamin dan umur. seks.2

Sindroma Discharge Genital


Sindroma discharge (duh) adalah sekelompok penyakit
genital dibagi menjadi dua, infeksi menular seksual yang
urethritis gonokokus dan non muncul pada genitalia yang
gonokokus. memberikan gejala berupa
keluarnya cairan.1
Definisi & Epidemiologi
WHO :
340
AS : 12 juta/tahun
juta/tahun
Sindroma Discharge Genital
adalah sekelompok penyakit
infeksi menular seksual 3 juta : usia
reproduktif
yang muncul pada genitalia
yang memberikan gejala
keluarnya cairan.1

Infeksi Menular Seksual


Klasifikasi
Etiologi
Ciri: warna putih bening, Flora vagina normal:
tidak bau, tidak gatal Lactobasillus acidophilus

FISIOLOGIS

Kualitas dan kuantitas: Fungsi: pertahanan


berubah ubah tubuh
◇ETIOLOGI Etiologi
Patologis Patologis Patologis
Kandidiasis
Vaginosis Trikomoniasis:
vulvovaginal:
bakterialis: 21% 8%
27%

Chlamydia Neisseria Non-infeksi:


trachomatis: 2% gonorrhea: 1% 34%
Kandidiasis
Vulvovaginal
FAKTOR RISIKO Candida sp:

AIDS/
Karier/genetik Kehamilan
Immunodeficiency

Kondom, Penggunaan
spermisida, seks steroid dan
oral antibiotik
Patogenesis Candida sp:
Vaginosis
Bakterialis
FAKTOR RISIKO Vaginosis
bakterialis :

Pasangan
seksual, Ras Afrika Perokok
bilas vagina

Penyakit
PID pasca
ginekologis
abortus
lain
Patogenesis Vaginosis bakterialis
Neisseria
Gonorhoeae
FAKTOR RISIKO Neisseria
ghonorrhae :
Riwayat infeksi
Status sosial Homoseksual,
ekonomi yang heteroseksual,
Neisseria
rendah biseksual
gonorhae
sebelumnya

Pengobatan
Seks bebas
tidak adekuat
Patogenesis Neisseria Gonorhea
Trikomoniasis
FAKTOR RISIKO
TRIKOMONIASIS:
■pH lingkungan 4,9-7,5, seperti pada kondisi:
• haid
• hamil
• Pencucian vagina
■Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat
merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri
patogen.
b. Aktivitas seksual tinggi dan bergonta – ganti pasangan.
c. Wanita lebih banyak dari pria. Wanita setelah menopause
d. Sanitasi buruk
PATOGENESIS Trikomoniasis

◇ Trichomonas vaginalis mampu menimbulkan peradangan


pada dinding saluran urogenital dengan cara invasi sampai
mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas rata-rata 4
hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-
bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat
ditemukan di lapisan subepitel yang menjalar sampai di
permukaan epitel. Di dalam vagina dan uretra parasit hidup dari
sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang terdapat dalam
sekret.(1)
Clamidia
trakomatis
Faktor Risiko Clamidia
Trakomatis
- Usia muda, kurang dari 25 tahun
- Mitra seksual dengan uretritis
- Multi mitra seksual
- Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
- Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen
- Memakai kontrasepsi “non barier” atau tanpa kontrasepsi.
- Servisitis
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
penunjang

Pemeriksaan fisik

Anamnesis
Fisiologis Kandida Trikomonas Vaginosis bakterialis Gonore

Eritema vulva dan vagina,


lesi titik perdarahan pada
seviks (punctuate
hemorrhagic cervical
lesion). Melekat ke dinding
Pem. liang sanggama : vagina dan intraoitus.
Pemeriksaan fisik Peradangan vulva jelas OUE kemerahan, edem, esktropion dapat ditemui
dinding merah, bentuk Peradangan
abses kecil, lender byk, biasanya minimal
dapat ditemukan dinding
iritasi pada lipatan paha
dan kulit sekitar kemaluan
sampai dubur.

Duh tebal Purulen atau seko-purulen. Pembesaran getah bening


Sedikit, Putih/abu abu, tidak inginal media unilateral atau bilateral.
Banyak, hijau/abu abu,
Tampilan Sedikit Tidak berbau, konsistensi bergumpal, bau wanita : jarang didapatkan
kadang bau busuk
seperti keju menyengat Berasal dari endoser-visitis yang bersifat purulen, dan agak
putih, kental seperti dadih berbau

pH <4,5 <4,5 >5,0 >4,5


Bau amis + KOH - - - ++++

Sedikit leukosit
Pem Penunjang Sel epitel normal
Leukosit 80% , ditemukan Leukosit Clue cll
mikroskopi batang gram Gonococcus gram negative intraselueer ekstraseller.
miselium Trikomonas 70-80% Gram bervariasi
positif,
Kokusdan batang
Komplikasi
•Sterilitas
•Infeksi organ genitalia lain
•Kehamilan ektopik
•Kematian janin
•infeksi neonatus, misalnya blenorrhea.yaitu kebutaan pada bayi
akibat terinfeksi oleh ibunya yang menderita gonore.
•kejadian bayi dengan BBLR
•keganasan anogenital
Vaginitis
DEFINISI

peradangan pada mukosa vagina yang dapat


disebabkan oleh mekanisme infeksi maupun noninfeksi
pengeluaran cairan abnormal yang sering disertai
rasa ketidaknyamanan pada vulvovagina.

Your Date Here Your Footer Here 36


EPIDEMIOLOGI

90% wanita Wanita


Indonesia
remaja di berusia
dunia 17 %,
14-49 tahun

Riwayat
Vaginosis
aktivitas
bakterial
seksual

Your Date Here Your Footer Here 37


Bakterial Vaginosis
(BV)

Your Date Here Your Footer Here 38


DEFINISI

 keadaan abnormal pada ekosistem vagina


yang disebabkan oleh bertambahnya
pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob
menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsentrasi tinggi sebagai
flora normal vagina.
ETIOLOGI

• Anaerobic Bacteria
• Gardnerella vaginalis
• Micoplasma genital
• Mkroorganisme Lainnya  E.coli, Gram Negatif
group B, Streptococci, Enterococci &
streptococcus viridans
ETIOPATOGENESIS

• Overgrowth bacteri anaerob (gardnerella


vaginalis dan Mycoplasma hominis ) 100 - 1000
x lebih tinggi dari normal
• Disepakati bahwa alkalinisasi vagina yang berulang
ulang
( pencucian vagina) memegang peranan karena
hilangnya lactobacillus  rekurensi BV
DIAGNOSIS

• Asimptomatik
• Sekret vagina BERWARNA putih abu-abu,
homogeneous & membentuk lapisan tipis
pada dinding vagina
• Melekat pada dinding vagina kadang-kadang
sampai ke labia
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan Penunjang
• WHIFF TEST (amin test) : cairan vagina ditetesi
KOH seperti bau ikan
• CLUE CELL sel epitel yang dikelilingi atau
dilekati pada tepinya dengan bakteri (lebih
dari 20%) MIKROSKOPIS
• LAKMUS → pH vagina > 4.5
• GRAM → ↓ Lactobacillus ↑ Bakteri anaerob
TATALAKSANA

• Metronidazole 500 mg p.o 2 kali/hari selama 7 hari


• Clindamycin 2% cream intravaginal 1x/hari selama 7
hari
• Metronidazole 0,75% gel intravaginal selama 5 hari
• Clindamycin 300 mg p.o 2 kali perhari selama 7 hr
Trikomoniasis

Your Date Here Your Footer Here 46


DEFINISI

• Infeksi saluran urogenital bagian bawah


pada wanita maupun pria
• Penularannya KONTAK SEKSUAL

Your Date Here Your Footer Here 47


ETIOLOGI

• Masa tunas 3 hari s/d 4 minggu


• Anaerob Parasit menghasilkan hidrogen berikatan
dengan O2 Suasana anaerob
• Mampu menimbulkan peradangan pada dinding
saluran urogenital dgn cara mencapai jaringan
epitel & sub epitel
• Yang diserang TERUTAMA Dinding Vagina &
Uretra, Kelenjar Prostat
DIAGNOSIS

• Gatal-gatal atau rasa panas pada vagina, rasa sakit dan


perdarahan sewaktu berhubungan seksual
• Sekret vagina SEROPURULEN, berwarna KEKUNINGAN,
KUNING HIJAU, berbau TIDAK ENAK & BERBUSA
• Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab kadang2
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks
yang tampak sebagai granulasi merah (STRAWBERRY
appearance)
• Tanda inflamasi akut pada genetalia eksterna
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan Penunjang
• Hapusan Langsung
• protozoa fusiformis uniseluler
berflagella dan dalam specimen dapat
dilihat gerakannya. Biasanya ada banyak
sel radang.
• pH 5,0 – 7,0
TATALAKSANA

• Topikal
• Bahan cairan berupa irigasi (H2O2 1-2% & asam
laktat 4%)
• Bubuk / Gel / Cream (Trikomoniasidal)

• Sistemik = derivat Nitromidazole


• metronidazole 2 gr dosis tunggal
Candidiasis
Vulvovaginitis

Your Date Here Your Footer Here 53


DEFINISI

• Merupakan Infeksi Oportunis


• 85 – 90% disebabkan Candida albicans
• Species yg lain: C. glabrata dan C. tropicalis,
• Jumlah mikroorganisme sangat menentukan ada
tidaknya gejala yang ditimbulkan :
• < 103 / ml asymptomatic,
• > 10 4 symptomatic
Sering pada
• Wanita hamil = penimbunan glikogen dalam epitel vagina
• DM = karena kadar gula & gula urin ↑
• lingkungan yang hangat dan lembab, pakaian rapat dan
ketat
• Kontrasepsi, Kortikosteroid
• pemakaian pembersih vagina
• penyakit infeksi
• reaksi alergi
• keganasan serta imunosupresan
• hubungan seksual
Candida -> bentuk sel (spora) dan bentuk miselia (hifa)
Koloni jamur tumbuh secara aktif -> miselia -> patogenik.

Kondisi memungkinkan -> perlekatan sel Candida pada


epitel vagina -> miselia -> tumbuh -> berkolonisasi pada
permukaan vagina

Percobaan in vitro -> perubahan estrogen


kandidosis vulvovaginalis simptomatis lebih sering terjadi
pada perempuan yang berada pada periode antara
menarche dan menopause
Candida  memproduksi enzim protease (bekerja
optimal pada pH normal vagina)  pertumbuhan
jamur  merusak epitel vagina  vaginitis.

Menurunnya daya tahan tubuh penderita 


perubahan lingkungan daerah vagina 
menurunnya pertahanan lokal dan reaksi
hipersensitivitas
kemampuan spesies Candida untuk menghasilkan
faktor virulensi
DIAGNOSIS
Keluhan Utama
• Gatal pada daerah vulva
• Pada yang berat : Ada rasa panas, nyeri sesudah miksi
dan dispaneuria
PF
• mukosa vagina kemerahan
• pembengkakan labia dan vulva sering disertai
pustulopapular di sekeliling lesi
• Kadang-kadang dijumpai gambaran khas berupa
vaginal trush
DIAGNOSIS

• Flour Albus pada KANDIDIASIS VAGINA 


KEKUNINGAN
• Tanda yang KHASnya  gumpalan-gumpalan
sebagai kepala susu berwarna putih
kekuningan
• Gumpalan2 berasal dari massa yang
terlepas dari dinding vulva/vagina terdiri
atas bahan nekrotik, sel2 epitel & jamur
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan KOH atau GRAM


Budding Yeast, Hifa semu (Pseudohifa)
• Kultur media Sabouraud atau media Nideerson
(media yang mengandung antibiotika)
Ragi akan tumbuh dalam waktu 48 jam atau lebih,
tetapi kebanyakan tumbuh dalam waktu 24 jam
TATALAKSANA

• Ketokonazole 200mg oral tablet 2 x 1 tab selama 5-7 hari


• Flukonazole 150 mg oral tablet Dosis tunggal
• Itrakonazole 100 mg oral kapsul 2 x 1 cap, selama 2 hari
• Klotrimazole 2% krim intravagina 5 g selama 3 hari atau 500 mg
tab vag 1 tab vag, selama 3 hari
• Mikonazole 2% krim 5 g selama 1-7 hari atau 100 mg vag supp 1
tab vag, selama 7 hari
• Nystatin 100.000 u tab vag 1 x 1 tab, selama 12 hari
• Amphoterisin B 50 mg tab vag 1 x 1 tab, selama 7-12 hari
Fisiologis Kandidiasis Trikomoniasis Vaginosis Bakterialis
Vulvovaginalis
Gejala - Pruritus, Iritasi Duh banyak, iritasi, bau Sedikit duh. Berbau amis
busuk, Berbusa

Tampilan sekret Sedikit Sedikit, putih& kental Banyak, hijau/ abu-abu Putih/abu-abu, homogen, encer
“cheese-like” “ Strawberry
appearance”

pH ±4.5 < 4.5 >5.0 >4.5


Whiff test - - + ++++
Keluhan Utama Tidak ada Gatal/kepanasan, Keputihan berbuih, bau Keputihan, bau busuk (tidak
keputihan busuk, pruritus vulva, enak setelah senggama), kadang
disuria gatal
Pemeriksaan Normal Vulva yang meradang Edema, eritema, Peradangan minimal
Fisik peradanagn vulva
Mikroskopis Sel epitel Leukosit 80% Dari forniks posterior: Sedikit leukosit, clue cell +
normal, ditemukan pseudohifa Trikomonas 70-80%
Lactobacillus + dan blastospora

Kultur - Agar Sabaraud Media Feinberg/ Tidak begitu mendukung


dekstrosa Kupferberg
Terapi - Flukonazol 150mg (PO) Metronidazol 2x500mg Metronidazol 2x500mg (7hari)
Single dose (7hari) Atau
Atau Metronidazol 2gr dosis tunggal
Metronidazol 2gr dosis
tunggal
Kesimpulan
1. Sindroma discharge genital adalah sekelompok penyakit infeksi menular seksual yang
muncul pada genitalia yang memberikan gejala keluarnya cairan.
2. Sindroma discharge (duh) genital dibagi menjadi dua, urethritis gonokokus dan non
gonokokus.
3. Vaginitis adalah peradangan pada mukosa vagina yang dapat disebabkan oleh
mekanisme infeksi (vaginosis bakterialis, trikomoniasis, dan kandidosis vulvovaginalis)
maupun noninfeksi (atrofi : perubahan estrogen dan inflamatorik : idiopatik).
4. Penegakkan diagnostik pada duh genital, termasuk vaginitis didasarkan pada gejala klinis
yang muncul, faktor risiko yang mempengaruhi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang baik.
5. Tatalaksana vaginitis berdasarkan penyebabnya, bakterial vaginosis dapat digunakan
terapi metronidazol dan klindamisin baik oral maupun topikal, untuk trikomoniasis dapat
diberikan metronidazol dan antijamur untuk kandidosis vulvovaginalis.
6. Untuk penatalaksanaan vaginosis yang merupakan IMS maka pasangan pasien harus
diobati secara bersamaan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai