Anda di halaman 1dari 17

Aktiva tetap Perolehan & Disposisi

Oleh :
KELOMPOK 1

1. Ni Luh Gede Ayu Sri Artini ( 1702622010316 )


2. Noptia Triwardana Kanaka (1702622010332 )
3. Siti Sofiatus Soleha (1702622010341 )
2.1 Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki oleh perusahaan
dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual kembali. Aktiva Tetap dapat diperoleh dengan
berbagai cara, dimana masing-masing cara akan mempengaruhi harga perolehan, antara lain:

a. PembelianTunai
b. Pembelian secara gabungan/Lumpsum
c. Pembelian dengan kontrak jangka panjang (Purchaseson Long Term Contact)
d. Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities)
e. Membangun Sendiri (Self Contruction)
f. Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
2.2 Perolehan & Penilaian
Harga perolehan (adcost), adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aktiva tetap sampai aktiva tersebut
siap untuk digunakan.
A. Pembelian Tunai
Aktiva yang diperoleh dari pembelian tunai di catat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam
jumlah uang yang di keluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang di keluarkan agar
aktiva tetap tersebut siap untuk di pakai

Tanah Rp. xxx


Kas Rp. Xxx

B. Pembelian secara gabungan (Lumpsum)


Jika dalam pembelian yang diperoleh lebih dari satu macam aktiva maka harga perolehan dialokasikan pada masing-masing
aktiva, Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
Contoh soal :
PT. Risa Fadila membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan dalam proses likuidasi. Aktiva tetap yang di beil terdiri
dari tanah, bangunan, dan mesin-mesin. Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum) dengan harga Rp. 80.000.000,-.
Harga pasar setiap aktiva tetap itu diketahui sebagai berikut:

Gedung : Rp. 25.000.000,-


Tanah : Rp. 50.000.000,-
Mesin : Rp. 25.000.000,-
- Harga perolehan setiap aktiva dihitung dengan cara :
𝑅𝑝. 25.000.000,−
Gedung × 𝑅𝑝. 80.000.000,−= Rp. 20.000.000,-
𝑅𝑝. 100.000.000,−

𝑅𝑝. 50.000.000,−
Tanah × 𝑅𝑝. 80.000.000,−= Rp. 40.000.000,-
𝑅𝑝. 100.000.000,−

𝑅𝑝. 25.000.000,−
Mesin × 𝑅𝑝. 80.000.000,−= Rp. 20.000.000,-
𝑅𝑝.100.000.000,−

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah :


Gedung Rp. 20.000.000,-
Tanah Rp. 40.000.000,-
Mesin Rp. 20.000.000,-
Kas Rp. 80.000.000,-
C. Pembelian dengan kontrak jangka panjang (Purchaseson Long Term Contract)
Contoh Soal :
PT Risa Fadila membeli mesin seharga Rp. 5.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2005. Pembayaran pertama Rp. 2.000.000,-
dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember selama 3 tahun dengan bunga 12% per tahun. Pencatatan harga perolehan mesin
dan pembayaran angsuran sebagai berikut:
1 Januari 2005
- Pembelian mesin
Jurnal :
Mesin Rp. 5.000.000,-
Utang Rp. 3.000.000,-
Kas Rp. 2.000.000,-
Saat pembayaran angsuran pertama dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai berikut:
31 Desember 2005
-Pembayaran angsuran 1 Rp. 1.000.000,-
Bunga 12% x Rp. 3.000.000,- Rp. 360.000,-
Rp. 1.360.000,-
Jurnal :
Utang Rp. 1.000.000,-
Biaya Rp. 360.000,-
Kas Rp. 1.360.000,-
31 Desember 2006
Pembayaran angsuran 2 Rp. 1.000.000,-
Bunga 12% x Rp. 2.000.000,- Rp. 240.000,-
Rp. 1.240.000,-
Jurnal :
Utang Rp. 1.000.000,-
Biaya Rp. 240.000,-
Kas Rp. 1.240.000,-

31 Desember 2007
Pembayaran angsuran 3 Rp. 1.000.000,-
Bunga 12% x Rp. 1.000.000,- Rp. 120.000,-
Rp. 1.120.000,-

Jurnal :
Utang Rp. 1.000.000,-
Biaya Rp. 120.000,-
Kas Rp. 1.120.000,-
D. Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities)
Aktiva yang cara perolehanya dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi, dicatat sebesar harga pasar
saham/obligasi. Pertukaran aktiva dengan saham atau obligasi akan dicatat dalam rekening modal saham atau hutang obligasi
sebesar nilai nominalnya. Selisih nilai tukar dengan nilai nominal dicatat dalam rekening Premium atau Discount.
Contoh Soal :
PT. Saya menukarkan sebuah mesin dengan 2.000 lembar saham biasa, nominal
Rp.10.000,- per lembar pada saat pertukaran harga pasar saham @Rp.11.000,- perlembar, maka :
Nilai Kurs 2.000 x Rp. 11.000,- Rp. 22.000.000,-
Nilai Nominal 2.000 x Rp. 10.000,- Rp. 20.000.000,-
Agio Saham Rp. 2.000.000,-

Jurnal :
Mesin Rp. 22.000.000,-
Modal Saham Biasa Rp. 20.000.000,-
Agio saham Rp. 2.000.000,-
E. Membangun Sendiri (Self Contruction)

Dalam pembuatan aktiva, biaya bahan, upah langsung dan biaya produksi langsung dibebankan kedalam harga
pokok.
Dua cara mengetahui berapa besar biaya produksi tak langsung yg harus dibebankan pada aktiva yg dikerjakan :

1. Kenaikan biaya FOH (factory overhead) yang dibebankan kepada aktiva tetap

2. Biaya FOH (factory overhead) dialokasikan dengan tarif pembuatan aktiva dan produksi.
F. Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah harus diakui sebesar nilai pasar wajarnya dan apabila dalam
menerima hadiah atau sumbangan tersebut dikeluarkan biaya, maka modal hadiah akan berkurang sebesar biaya
tersebut.
Contoh Soal :
PT Saya menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang di nilai sebagai berikut:
Tanah Rp. 2.500.000,-
Gedung Rp. 4.000.000,-
Rp. 6.500.000,-
Jurnal yang di buat oleh PT Saya untuk mencatat hadiah yang diterima adalah sebagai berikut:
Tanah Rp. 2.500.000,-
Gedung Rp. 4.000.000,-
Modal- Hadiah Rp. 6.500.000,-
2.3 Biaya-biaya setelah Perolehan
Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih besar harus
dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu
harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, harus ada tiga kondisi berikut:
- Umur manfaat aktiva harus meningkat
- Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat
- Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan
Adapun biaya-biaya setelah perolehan diantaranya:

 Penambahan
Penambahan pada umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar. Setiap penambahan yang
terjadi pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena aktiva baru telah diciptakan. Namun masalah yang sering
timbul dalam hal penambahan adalah akuntansi untuk setiap perubahan yang berhubungan dengan struktur yang
ada akibat penambahan tersebut.

 Penyusutan dan pemasangan kembali


Biaya penyusutan kembali dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan
manfaat di periode masa depan.
 Reparasi
Reparasi biasa adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi
siap operasi. biaya ini dapat dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode
tersebut merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat.

 Perbaikan dan penggantian


Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain yang lebih baik.
Sedangkan penggantian adalah substitusi dari aktiva yang sama. Jika ditentukan bahwa pengeluaran ini
meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari aktiva, pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi. Maka
akuntansi yang diberlakukan adalah dengan salah satu dari tiga cara berikut tergantung pada situasinya.
-Menggunakan pendekatan substitusi.
-Mengkapitalisasi biaya baru.
-Membebankan ke Akumulasi Penyusutan.
2.4 Disposisi Aktiva Tetap
Disposisi aktiva tetap adalah penghentian penggunaan aktiva tetap dengan alas an tertentu.
Disposisi aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara berikut:
A. Penjualan
 Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (harga perolehan aktiva dikurangi akumulasi penyusutan aktiva
tersebut)
 Bandingkan nilai buku dengan harga jualnya
Contoh Soal:
PT. Bombayah menjual kendaraan yang dimilikinya dengan harga Rp.50.000.000,-secaratunai, harga perolehan
Rp.70.000.000,- dan akumulasi penyusutan kendaraan tersebut sampai dengan saat penjualan Rp.25.000.000,-
Perhitungan:
NilaiBuku Rp.70.000.000 – Rp.25.000.000 = Rp.45.000.000,-
Hargajual Rp.50.000.000,- lebih besar dibanding nilai buku kendaraan, maka PT Bombayah memperoleh laba atas penjualan
kendaraan tersebut.
Jurnal :
Kas Rp. 50.000.000,-
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp. 25.000.000,-
Mesin Rp. 70.000.000,-
Laba penjualan kendaraan Rp. 5.000.000,-
B. Pertukaran

Apabila aktiva tetap yang dimiliki akan ditukar, maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut harus dihapuskan.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan :

a. Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (harga perolehan aktiva dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tersebut)

b. Bandingkan nilai buku aktiva lama dengan harga pasarnya jika

 Nilai Buku < Harga Pasar = Laba Pertukaran (Gain one x change of Plant Assets)

 Nilai Buku > Harga Pasar = Rugi Pertukaran (Loss one x change of Plant Asses )

c. Harga perolehan aktiva baru = harga pasar aktiva lama + tambahan uang yang dibayarkan (boot)

d. Laba/rugi dari pertukaran aktiva yang sejenis harus diakui.

Contoh Soal:
PT Saya menukarkan sebuah kendaraan miliknya dengan sebidang tanah. Dalam pertukaran ini PT Saya menambah dengan
uang kas sebesar Rp.10.000.000,- Kendaraan tersebut harga perolehannya Rp.35.000.000,- akumulasi penyusutan sampai saat
terjadinya pertukaran adalah Rp.7.000.000,- Harga pasar kendaraan tersebut sampai hari ini Rp.25.000.000,-
Perhitungan :
-Harga perolehan kendaraan Rp. 35.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Rp. 7.000.000,-
Nilai buku kendaraan Rp. 28.000,000,-
Harga pasar kendaraan Rp. 25.000.000,-
Rugi pertukaran (Rp. 3.000.000,-)

-Harga perolehan aktiva baru


Harga Pasar Kendaraan Rp. 25.000.000,-
Uang Kas Yang Dibayar Rp. 10.000.000,-
Rp. 35.000.000,-
Jurnal :
Tanah Rp. 35.000.000,-
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp. 7.000.000,-
Rugi pertukaran Rp. 3.000.000,-
Kendaraan Rp. 35.000.000,-
Kas Rp. 10.000.000,-
C. Konveksi Terpaksa

Kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau
pembebasan. Selisih antara jumlah yang dipulihkan dan nilai buku aktiva tersebut jika ada, dilaporkan sebagai
keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak berbeda dengan
jenis disposisi lainnya.
2.4 Metode Penilaian Lainnya
Penilaian aktiva tetap berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva tersebut. Ada dua jenis nilai
pertukaranya yaitu nilai keluaran adalah aliran dana yang diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa uang
akan datang sesuai dengan harga pertukaran, dan nilai masukan menunjukan jumlah rupiah yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
SESI PERTANYAAN ?????

Anda mungkin juga menyukai