Anda di halaman 1dari 52

ETIKA

 Bahasa Yunani “etos” artinya adat, kebiasaan,


perilaku, karakter
 Webster : ilmu yang mempelajari baik-buruk
secara moral
 “ilmu tentang kesusilaan yg menentukan
bgmn manusia sepatutnya hidup di masy,
menyangkut aturan/prinsip yg menentukan
tkh laku (baik-buruk, kewajiban-tgg jwb)
ETIKET
 = adat
 “sesuatu yg dikenal, diketahui, diulang, mjd
suatu kebiasaan di dlm suatu masy, baik
berupa kata-kata atau perbuatan
MORAL
 Bahasa Latin = adat dan kebiasaan
 “perilaku yg diharapkan oleh masy yg
merupakan ‘standar perilaku’ dan ‘nilai-nilai’
yg harus diperhatikan bila seseorang mjd
anggota masy”
 “moral merupakan nilai-nilai, prinsip-prinsip
dimana seseorang secara pribadi
menjalankannya”
 Masing-masing orang baik perawat, klien dan
dokter mempunyai serangkaian nilai.
 Individu menggabungkan nilai pribadi ke
dalam kehidupan mereka sebagai hasil dari
penilaian tingkah laku dan sikap org lain
(orang tua, guru) saling mempengaruhi dgn
budaya dan lingk sosial mereka
 Percontohan/meniru/modelling
Proses seseorang menyesuaikan diri dengan
tingkah laku yang ideal
 Sekehendak sendiri (laissez-fire)
Seseorang “ditinggal sendiri” melakukan
urusan mereka sendiri
Pada anak-anak : bingung tdk ada panutan,
Org dewasa : frustasi dan konflik
 Secara moral (moralizing)
Merupakan metode langsung, nilai-nilai
langsung diajarkan dan ditanamkan
(indoktrinasi)
 Pilihan tanggung jawab (responsible choice)
Individu diberikan batasan pilihan tanggung
jawab
 Hati nurani memberikan penghayatan
terhadap baik-buruknya tingkah laku konkret
seseorang.
 Berkaitan dgn kenyataan bahwa manusia
punya kesadaran, bukan hanya pengenalan
 Kesadaran memungkinkan manusia mengenal
diri sendiri dan berefleksi tentang dirinya
 Hati nurani retrospektif
Memberikan penilaian mengenai
perbuatan yg berlangsung di masa
lalu.
Bila perbuatan dianggap tidak baik,
hati nurani menuduh dan
menghukum, seseorang akan merasa
gelisah, bila seseorang telah bertingkah laku
baik maka hati nurani merasa senang dan
puas
 Hati nurani prospektif
Melihat ke masa depan dan menilai
perbuatan2 di masa yg akan datang,
mengajak untuk melakukan sesuatu atau
mengatakan “jangan”
 Hati nurani berbeda dengan superego
 Pada superego rasa bersalah atau sumber
rasa bersalah kadang tidak disadari,
sementara hati nurani justru berperan dalam
menyadari rasa bersalah dan tahu sumber
rasa bersalahnya apa
 Superego dimengerti sebagai dasar psikologis
bagi fungsi hati nurani yang etis
Dibagi dalam 3 tingkat dan 6 tahap
 Tingkat pramoral (prakonvensional)
Anak-anak berespon terhadap aturan budaya
dan label baik-buruk, benar-salah,
menginterpretasikannya dalam konsekuensi
fisik yaitu hukuman (punishment) dan
penghargaan (hadiah)
 Tingkat konvensional
Penekanannya adalah pada konformitas dan
loyalitas terhadap harapan seseorang dan
masyarakat
 Tingkat pasca konvensional, otonomi, prinsip
Melakukan upaya untuk mendefinisikan nilai
yang valid dan prinsip tanpa memperhatikan
otoritas luar atau harapan orang lain
Tingkat I Prakonvensional
Tahap 1 : Hukuman dan kepatuhan
>>> salah jika dihukum, benar bila tidak
dihukum (cth: perawat patuh spy tidak
dipecat)
Tahap 2 : Orientasi relativitas-instrumental
>>> tindakan dilakukan untuk memuaskan
kebutuhan seseorang (cth : pasien mau
tetap di atas tempat tidur bila dibelikan
surat kabar)
• Tahap 3 : Indeks interpersonal (anak
laki-laki yg baik, gadis yg manis)
>>> tindakan dilakukan utk menyenangkan orang lain dan
mendapat persetujuan (cth : perawat memberi obat tidur
utk lansia krn ingin semua klien tidur)
 Tahap 4 : Orientasi hukum dan perintah
>>>perilaku yg benar adl yg mematuhi hukum
dan peraturan (cth : perawat tdk mengijinkan
pengunjung masuk ke kamar pasien setelah
jam 19.00 karena pertaurannya memang
demikian)
Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial yg legal
>>>standar perilaku berdasarkan
kepatuhan thd hukum yg melindungi
kesejahteraan dan hak org lain. Nilai dan
opini personal diakui dan pelanggaran hak
org lain dihindari (cth: prwt mengijinkan
klien berdoa sesuai keyakinan)
Tahap 6 : Prinsip etik universal
>>>prnsip moral universal diinternalisasi,
setiap org menghargai org lain dan percaya
bhw hubungan didasarkan rasa saling
percaya (cth: prwt mjd advokat klien)
 Teori Kohlberg mendapat kritik karena
semua subjek penelitiannya adalah laki-
laki.
 Tokoh yg mengkritik : Gilligan
 Gilligan melakukan penelitian selama > 10
thn thd wanita.
 Gilligan berfokus pada perspektif caring, yg
diorganisasikan disekitar tgg jawab, rasa
kasih sayang/perhatian, dan hubungan
 Bagi wanita kedewasaan moral lebih pd etik
hubungan caring drpd etik keadilan
 Tahap 1 : caring thd diri sendiri
Fokus caring pd diri sendiri, tidak ada
kepedulian atau konflik dgn kebutuhan org
lain karena diri sendiri adlh yg paling penting.
Akhir tahap ini adlh saat individu memandang
hal ini sbg egois dan membutuhkan
hubungan dgn org lain
 Tahap 2 : caring thd orang lain
Individu mulai sadar akan kebutuhan caring
dgn org lain. Caring buth tgg jawab tmsk
pengorbanan diri.
Individu mjd responsif dan perhatian thd
kebutuhan org lain. Akan berakhir bila
individu mengetahui bahwa hal ini akan
menyebabkan kesulitan pd hubungan
karena adanya ketidakseimbangan antara
caring diri sendiri dgn org lain
 Tahap 3 : Caring thd diri sendiri dan org lain
Individu memandang pentingnya
keseimbangan caring thd diri sendiri dan org
lain.
Tgg jawab didefinisikan sbg tgg jawab thd
diri sendiri dan orang lain.
 Otonomi
Prinsip bahwa individu mempunyai hak
menentuka diri sendiri, memperoleh
kebebasan dan kemandirian
Perawat yg mengikuti prinsip ini akan
menghargai keluhan gejala subjektif (misal :
nyeri), dan meminta persetujuan tindakan
sebelum prosedur dilaksanakan
 Nonmaleficience
Prinsip menghindari tindakan yg
membahayakan. Bahaya dpt berarti dgn
sengaja, risiko atau tidak sengaja
membahayakan.
Contoh : kecerobohan perawat dalam
memberikan pengobatan menyebabkan klien
mengalami cedera
 Beneficience
Prinsip bahwa seseorang harus melakukan
kebaikan. Perawat melakukan kebaikan
dengan mengimplementasikan tindakan yg
menguntungkan/bermanfaat bagi klien.
Dapat terjadi dilema bila klien menolak
tindakan tersebut, atau ketika petugas
kesehatan berperan sebagai peneliti
 Justice
Prinsip bahwa individu memiliki hak
diperlakukan setara.
Cth : ketika perawat bertugas sendirian
sementara ada beberapa pasien di sana maka
perawat perlu mempertimbangkan situasi dan
kemudian melakukan tindakan secara adil
 Fidelity
Prinsip bahwa individu wajib setia terhadap
komitmen atau kesepakatan dan tgg jawab yg
dimiliki.
Kesetiaan jg melibatkan aspek kerahasiaan /
privasi dan komitmen adanya kesesuaian
antara informasi dgn fakta
 Veracity
Mengacu pada mengatakan kebenaran. Bok
(1992) mengatakan bahwa bohong pada
orang yg sakit atau menjelang ajal jarang
dibenarkan.
Kehilangan kepercayaan thd perawat dan
kecemasan karena tdk mengetahui kebenaran
biasanya lebih merugikan
 Merupakan etika yg menyangkut kehidupan
dlm lingkungan tertentu, berkaitan dengan
pendekatan terhadap asuhan kesehatan
 Ada 3 pendekatan bioetik dalam
keperawatan:
teleologik, deontologik, intiutionisme
 Teleologik
Seseorang melakukan pendekatan terhadap
etik dihadapkan pada konsekuensi dan
keputusan2 etis
Cth :
Dalam situasi darurat pasien membutuhkan
operasi segera sementara tidak ada dokter
ahli bedah, dokter umum sekalipun
dibenarkan melakukan pembedahan sesuai
pengetahuan, demi keselamatan pasien
 Deontologik
Merupakan studi/teori tentang pendekatan
moral, simplifikasinya adalah moralitas dari
suatu keputusan etis yg sepenuhnya
terpisah dari konsekuensinya
cth :
Perawat tetap menyampaikan informasi yg
benar meskipun hal tersebut dapat
menyebabkan klien tersinggung atau syok
 Intiutionisme
Menyatakan mengenai pandangan atau sifat
manusia dalam mengetahui hal yg benar
dan salah, terlepas dari pemikiran rasional
atau irasional.
Cth :
Seorang perawat tentu telah mengetahui
bahwa menyakiti pasien merupakan hal yg
tidak benar shg tidak perlu lagi diajarkan
kepada perawat
 Pengambilan keputusan etik sebaiknya tidak
didasarkan pada emosi, intuisi, kebijakan
permanen atau kebiasaan/kejadian
sebelumnya
 Catalano (1997) menyusun algoritma
pengambilan keputusan etik untuk perawat,
berisi 5 langkah : LIHAT ALGORITMA….
Komponen yg masuk dalam proses
pengambilan keputusan etik :
 Fakta situasi
 Teori dan prinsip etik
 Kode etik keperawatan
 Hak klien
 Nilai personal
 Budaya, harapan sosial, derajat komitmen,
waktu, pengalaman, hukum, loyalitas, dll
ABORSI
 Memunculkan konflik antara prinsip bahwa
kehidupan adalah hal yg suci melawan prinsip
otonomi dan hak wanita untuk mengkontrol
tubuhnya sendiri (pro dan kontra di berbagai
negara)
 Indonesia >>>Pernyataan aborsi di UU
Kesehatan no 23 tahun 1992 pasal 15
 UU Kesehatan No 23 tahun 1992
pasal 15 :
(1) “Dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu dan atau
janinnya dapat dilakukan tindakan medis
tertentu”
(2) Mengatur tentang ketentuan-ketentuannya
 UU Kesehatan no 23 tahun 1992 pasal 80:
Bila seseorang melakukan tindakan tindakan
tidak sesuai dengan pasal 15 dapat dipidana
penjara selama 15 tahun atau denda paling
banyak Rp 500.000.000,-
Pasal 347
“seorang wanita yang sengaja menggugurkan
atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana paling lama 4 tahun”
Pasal 348
“Barang siapa melakukan sesuatu dengan
sengaja menyebabkan keguguran atau
matinya kandungan dapat dikenai penjara
paling lama 12 tahun”

Pasal 349
Mengatur tentang jenis pidana bagi dokter,
bidan atau juru obat yang melakukan praktik
aborsi
EUTHANASIA (mengakhiri kehidupan)
 Euthanasia aktif : pemberian agen letal untuk
mengakhiri hidup dan mengurangi
penderitaan.
Pendekatan ini dapat mendatangkan tuntutan
kriminal atas pembunuhan.
 Euthanasia pasif : berupa pencabutan alat
yang mendukung kehidupan, misal melepas
ventilator dan menunda resusitasi
 Termasuk juga penundaan atau penghentian
pemberian makanan dan cairan yang
kompeten untuk perawatan pasien
 Sebaiknya ada surat pelimpahan kekuasaan
(advance directive) atau menunjuk pengambil
keputusan pengganti untuk persetujuan
penghentian tindakan pendukung hidup
 Keputusan untuk menghentikan terapi
pendukung hidup bukanlah keputusan untuk
menhentikan perawatan, karena itu perawat
tetap memberikan tindakan yg memberikan
rasa nyaman seiring dengan memburuknya
kondisi klien
DONASI ORGAN
 Organ tranplantasi dapat berasal dari donor
yg hidup atau yg baru saja meninggal
 Isu etik muncul berkaitan dengan alokasi
organ, penjualan bagian tubuh, keterlibatan
anak-anak sebagai donor maupun penerima
organ dan kloning membuat organ
 Pengambilan keputusan sangat kompleks,
keyakinan bisa menjadi sumber konflik
 Perawat seringkali merasa tidak nyaman
untuk mendiskusikan tentang hal ini kepada
keluarga yg berduka sementara organ pasien
masih cukup sehat untuk didonorkan
 Indonesia >>>>Ketentuan untuk donor
organ atau jaringan tubuh, pengambilan
organ/jaringan dari donor, dan tranfusi darah
diatur dalam pasal 33, 34, 35 UU Kes no 23
th 1992. Pengaturan lebih lanjut dibutuhkan
Peraturan Pemerintah
Hubungan yg baik antara perawat-klien
terjalin bila :
 Terdapat rasa saling percaya antara perawat dan
klien
 Perawat benar-benar memahami hak klien dan
harus melindungi hak tersebut,
 Perawat harus memahami keberadaan klien
sehingga sikap sabar dan tetap mempertahankan
pertimbangan etis dan moral
 Perawat harus dapat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas segala resiko yang
mungkin timbul selama klien dalam asuhannya
 Perawat selalu berusaha untuk menghindari
konflik pribadi dengan nilai-nilai pribadi klien
dengan tetap membina hubungan baik antara
klien, keluarga dan teman sejawat serta dokter
dan petugas kesehatan lain untuk kepentingan
klien.
 Silih asuh
sesama perawat saling membimbing, menasihati,
menghormati, dan mengingatkan bila sejawat
melakukan kesalahan atau kekeliruan sehingga
terbina hubungan yang serasi.
 Silih asih
Perawat saling menghargai satu sama lain, saling
menghargai antar sesama anggota profesi, saling
bertenggang rasa, serta bertoleransi yang tinggi
sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan yang
dapat menimbulkan sikap saling curiga dan benci.
 Silih asah
Perawat yang merasa tahu/mampu dalam hal ilmu
pengetahuan dapat mengamalkan ilmu yang telah
diperolehnya kepada rekan sesama perawat
tanpa pamrih.
Peran perawat :
 mandiri,
 delegatif,
 kolaborasi
Ciri khas proses kolaborasi:
 Kerjasama, ada timbal balik
 Koordinasi, ada tapi kadang tidak dilakukan
 Saling berbagi pekerjaan
 Kompromi
 Rekanan, perawat sebagai mitra bukan
pembantu
 Saling ketergantungan
 Kebersamaan
 Kolaborasi harus melibatkan tenaga ahli yang
berbeda yang dapat bekerjasama timbal balik
secara mulus
 Anggota kelompok harus bersikap tegas dan
mau bekerja sama
 Kelompok harus memberikan pelayanan yang
keunikannya dihasilkan dari kombinasi
pandangan dan keahlian yang diberikan oleh
setiap anggota tim tersebut
 Diperlukan sikap untuk saling menghargai
dan menghormati profesi lain sehingga
terjalin hubungan kerjasama yang baik,
meskipun dalam pelaksanaannya dapat
terjadi konflik antar profesi.
 Setiap profesi sebaiknya mentaati kode etik
profesi masing-masing

Anda mungkin juga menyukai