Sirosis Hati
Sirosis Hati
1. Debby chyntia DV
2. Nadira Rahil R
3. Muhammad Zuran A
4. Riestya Abdiana
SIROSIS HATI
Perseptor
Dr. Agung Budi prasetiyono, Sp. PD
DEFINISI
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang
berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif,
gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan
retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi
jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati.2
Sirosis Hati
hemokro Hepatitis
matosis virus
Faktor
resiko
Penyakit Zat
wilson hepatotoksik
KLASIFIKASI
Sirosis secara
Klasifikasi Sirosis
konvensional di
berdasarkan
Mikronodular,
penyebabnya : Sirosis
Makronodular,
Alkoholik, Sirosis
Campuran (yang
Biliaris, Sirosis pasca
memperlihatkan
nekrotik, Cardiac
gambaran mikro-dan
Cirrhosis
makronodular)
Sirosis
Sirosis
pasca
cardiac
Necrotik
asites
Produksi protein yang rendah,
gangguan hormon
diafragma
menyempit
nafas
Gejala Tanda
• Hilangnya rambut badan, • Adanya ikterus (penguningan)
• Gangguan tidur, • Timbulnya asites dan edema
• Deman tak begitu tinggi • Hati yang membesar
• Gangguan pembekuan darah, • Hipertensi portal.
• Perdarahan gusi, epistaksis,
• Gangguan siklus haid,
• Ikterus dengan air kemih
berwarna seperti teh pekat,
• Muntah darah dan/atau
melena, serta
• Perubahan mental, meliputi
mudah lupa, sukar konsentrasi,
bingung, agitasi, sampai koma
DIAGNOSIS
kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973, yaitu bila
ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut:
1. eritema palmaris,
2. spider nevi,
3. vena kolateral eritema palmaris
4. asites dengan atau tanpa edema,
5. splenomegali,
6. hematemesis dan melena,
7.rasio albumin dan globulin terbalik spider nevi
Vena kolateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes fungsi hati meliputi aminotransferase (AST), alkali
fosfatase, gamma glutamil transpeptisida, bilirubin,
albumin, dan waktu protombin
2. Pemeriksaan urin
3. Pemeriksaan Darah
4. Pemeriksaan radiologis
5. Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan kalori 2000-
3000 kkal/hari
Asites : tirah baring dan diawali diet rendah garam
konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari
spinorolakton dengan dosis 100-200 mg sekali dan
terjadinya penurunan berat badan 0,5 kg/hari).tanpa
dengan adanya edema kaki 1 kg/hari Terapi spinorolakton
dapat dikombinasikan dngan furosemide dengan dosis 20-
40 mg/hari apabila terapi spinorolakon tidak adekuat.
Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan 10-14 hari,
norfloksasin (400mg/hari) dapat mencegah rekurensi atau
relaps.4
Sindrom hepatorenal dilakukannya transplantasi hati hal
ini dikarenakan terapi obat-obatan yang digunakan seperti
dopamin dan analog prostaglandin
Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat diberikan
dengan dosis 30-50 mL setiap jam. Pemberian neomisin
dengan dosis 0,5 – 1 g s
pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba
dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan
perubahan strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C
kronik yang belum pernah mendapatkan pengobatan IFN
seperti a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi
induksi IFN, c) terapi dosis IFN tiap hari
Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta
unit 3 xseminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari
tergantung berat badan (1000mg untuk berat badan
kurang dari 75kg) yang diberikan untuk jangka waktu 24-
48 minggu.
Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan
dosis yang lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4
minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama
48 minggu dengan atau tanpa kombinasi dengan RIB.