Anda di halaman 1dari 51

OBSTETRI FISIOLOGI

Dr I Gede Watumbara, SpOG-K


Fungsi plasenta
1. Plasenta sebagai tempat pertukaran zat.
1. Pertukaran zat secara pasif
1. Filtrasi
2. Diffusi
3. Diapede : seperti eritrosit
2. Transport aktif
1. Diatur oleh enzym
2. Pinocytose
2. Sebagai tempat sekresi hormon
1. Steroid hormon : Estrogen dan progesteron
2. Protein hormon : hCG, Human plasental
lactogen hormon, Human chorionic
thyrotropin hormon, Human chorionic
corticotropin hormone
3. Releasing hormone : TSH releasing hormone
LH/FSH releasing H
Disamping itu menghasilakn enzym :
- Heat stable alkaline phosphatase
- Oxytocinase
- Pregnancy specific protein
3. Plasenta sebagai barrier
1. Barrier mekanik fisik terhadap eritrosit,
kuman, dan molekul besar
2. Barrier kimiawi : Beberapa zat yang masuk
ke sinsiotrofoblast dirubah seperti insulin
4. Sebagai organ ekskresi : membuang sisa
zat dari janin ke dalam darah ibu
5. Sebagai organ respirasi : untuk
pertukaran O2 dan CO2 dari ibu dan janin
dan sebaliknya
Selaput ketuban
Berisi
ligour amnion

Plasenta dengan villi chorialis


Janin yang terbungkus oleh amnion dengan
Terapung didalam liqour amnion
Liqour Amnion
 Banyaknya berbeda-beda :
– pada minggu ke-36 banyaknya : 1030 cc
– pada minggu ke-40 banyaknya : 790 cc
– pada minggu ke-43 menjadi : 240 cc
 Bila > 2 liter : Polyhydramnion/hydramnion
 Bila < 500 cc : Oligohydramnion
 Sifat air ketuban jernih atau keruh, reaksi
alkalis, bau anyir.
Fungsi air ketuban
1. Memungkinkan janin bergerak bebas dan
tumbuh bebas ke segala arah
2. Untuk melindungi janin terhadap trauma
dari luar dan melindungi ibu dari gerakan
janin.
3. Mempertahankan suhu yang tetap bagi
janin
4. Waktu persalinan membuka serviks.
Asal air ketuban
1. Kencing janin
2. Transudat darah ibu
3. Sekret epithel amnion
4. Campuran 1,2 dan 3
Pertumbuhan Janin
 Sesuai dengan tingkat pertumbuhan
berbagai nama diberikan pada janin yaitu:
– Umur 0 – 2 minggu fertilisasi : OVUM
– Umur 3 – 5 minggu fertilisasi : Embrio
– Umur > 5 minggu fertilisasi : Foetus
Pertumbuhan bayi sesuai dengan umur
kehamilan
 Umur kehamilan dihitung dari haid yang
terakhir : HUKUM Naegele
Hari haid terakhir ditambah 7
Bulan haid terakhir dikurangi 3
Tahun haid terakhir ditambah 1
Contoh : HPHT : 9 – 8 – 2007 maka tafsiran
partusnya : 9 (+7) – 8 (-3) – 2007 (+1) =
16 – 5 – 2008
 Dihitung aterm ± 40 minggu (280 hari)
Pertumbuhan Janin Dipengaruhi
oleh :
 Faktor ibu : Tinggi badan, keadaan gizi,
tingginya tempat tinggal, peminum dan
perokok, kelainan pembuluh darah,
kelainan uterus dan kehamilan ganda
 Faktor anak : Jenis kelamin, kelainan
genetis, infeksi intrauterine terutama
virus, kelainan kongenital lainnya
 Faktor plasenta : insuffisiensi plasenta
Batas-batas Abortus dan Partus
 Abortus : Bila berat badan anak kurang
dari 500 gram dengan umur kehamilan <
22 minggu
 Partu immaturus : Bila berat badan anak
antara 500 – 1.000 gram dengan umur
kehamilan 22 – 28 minggu
 Partus prematurus : Bila berat badan anak
antara 1.000 – 2.500 gram dengan umur
kehamilan 28 – 37 minggu
 Partus maturus : Billa berat badan anak
>2.500 gram dengan kehamilan 37 – 42
minggu
 Partus serotinus : Dengan umur kehamilan
> 42 minggu.
Kepala Janin Akhir Kehamilan
 Terdiri dari tulang :

Os Parietale
Os Frontale

Os Temporal
Os nasal

Os maxillare Os. zygomaticum

Os. Mandibulare
 Kepala janin merupakan bagian yang
penting dalam persalinan karena
perbandingan antara besar kepada dan
luas panggul merupakan hal yang
menentukan
 Kepala :
– paling besar dan keras (mempengaruhi
jalannya partus)
– Bila kepala lahir, bagian lain akan lahir
– paling banyak mengalami trauma
Tulang-Tulang Janin
 Terdapat 2 fontanella penting :
1. Fontanella anterior
2. Fontanella posterios
 Terdapat 4 sutura penting :
1. Sutura sagitalis
2. Sutura coronaria
3. Sutura lambdoidea
4. Sutura frontalis
Ukuran diameter 1
4
kepala bayi
2
3

1. Diameters suboksipito-bregmatika (± 9,5 cm)


2. Diameter Oksipito-frontalis (± 11,75 cm)
3. Diameter Oksipito-mentalis (± 13,5 cm)
4. Diameter submento-bregmatika (±9,5 cm)
5. Diameter Bitemporalis (± 8 cm)
6. Diameter Biparietalis (± 9,5 cm)
Ukuran sirkumferensia/lingkaran kepala bayi

1. Suboksipito-bregmatikus :± 32 cm
2. Oksipito-frontalis :± 34 cm
3. Oksipito-mentalis :± 35 cm
Perlu juga diketahui ukuran badan bayi :
1. Lebar bahu (bi-acromialis :± 12 cm
2. Lingkaran bahu :± 34 cm
3. Lebar bokong :± 12 cm
4. Lingkaran bokong :± 27 cm
Penilaian maturasi janin
1. Foto Rontgen:
– Panjang janin
– Pusat osifikasi
– Diameter biparietal/DBP (9 cm = 36 minggu
9,5 = 40 minggu)
2. USG : BPD dan FL (panjang femur)
3. Analisis cairan ketuban:
– Bilirubin menghilang minggu 36
– Kreatinin meningkat ≥ 2 mg% janin cukup
bulan
– Sitologi air ketuban : sel glandula sebasea
meningkat ≥ 20%, janin > 36 minggu
– Perbandingan lechitin : sfingomyelin : 2:1 (35
minggu)
Posisi janin dalan rahim ibu
 Situs Janin: – Hubungan antara ukuran
sumbu panjang cephalocaudal dari janin
terhadap ukuran longitudinal ibu: sejajar
atau melintang bila janin membentuk
sudut 90° terhadap panjang tulang
belakang ibu
1. Letak memanjang : sumbu fetus sejajar sumbu lahir
2. Letak melintang : sumbu fetus tegak lurus sumbu jalan lahir
3. Letak oblique : sumbu fetus dalam sudut tertentu
dengan sumbu jalan lahir
 Fetal attidude – Hubungan antara
bagian janin dengan yang lain: norm:
seperti flexi atau deflexi dari kepala

Fleksi maksimal
Semi Flexi

Deflexi

Deflexi maksimal
Attidude pada letak sungsang
 Positio janin :
Letak salah satu
bagian anak
yang ditentukan
terhadap dinding
perut
ibu atau jalan
lahir
 Fetal Presentation – ditentukan oleh
situs janin dan bagian terendah dari janin
pada jalan lahir. Bagian dari janin tersebut
menunjukan presentasi dari janin. Disini
termasuk letak kepala, letak sungsang
atau letak bahu.
Kehamilan dimulai :

Waktu sel telur dan


spermatozoa
Bertemu
Uterus di perdarahi dari arteri uterina
seperti yang terlihat pada gambar

Anda mungkin juga menyukai