Anda di halaman 1dari 11

UJIAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST SC DENGAN


HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG MELATI
RSUD dr. HARJONO PONORGO KABUPATEN PONOROGO
Oleh :
FEBBI FIO RINDI PRAMISTA
201601078
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendahuluan
persalinan caesarea atau sectio caesarea yaitu tindakan operasi
untuk mengeluarkan bayi dengan insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram. (Wiknjosastro,2007).
DUNIA
Data World Health Organization DI JAWA TIMUR
(WHO) tahun 2015 selama hampir tahun 2010 sejumlah (3,3%)
30 th tingkat persalinan dengan diseluruh persalinan (Riskerdas
Sectio Caesarea menjadi 10%-15% 2018
dari semua proses persalinan di JUSTIFIKASI
negara-negara berkembang.
DI PONOROGO
DI INDONESIA Menurut BUKU REGISTER 3
presentase sectio caesarea cukup bulan terakhir September-
besar. Di rumah sakit pemerintah November Ruang Melati di RSUD
dengan sectio caesarea sebesar dr. Harjono Ponorogo pada tahun
11%, sementara di Rumah sakit 2019 Tercatat 140 kelahiran
swasta bisa lebih dari 30%. dengan Caesar
Penyebab Sectio Caesarea menurut Amin & Hardi (2013) yaitu kelainan dari ibu
primigravida dengan kelainan letak, primiparatua diserta dengan kelainan letak,
kesempitan panggul, plasenta previa, terutama pada primigravida dari bayi
KRONOLOGI persentasi pada kedudukan janin, gawat janin, prolapsus tali pusat dengan
pembukaan kecil dan induksi lama dari penyebab tersebut kemudian menjadikan
indikasi adanya tindakan Sectio Caesarea, SC dilakukan tindakan penyayatan atau
insisi untuk mengeluarkan bayi dari perut klien. Luka tersebut menimbulkan nyeri
yang merupakan efek samping dari tindakan operasi SC. Lalu klien beranggapan
jika digunakan bergerak mengakibatkan nyeri hebat dan jahitan bisa rusak,
persepsi klien tersebut mengakibatkan hambatan mobilitas fisik dan
memperhambat proses penyembuhan ibu pada post SC.

Untuk mengatasi Masalah Hambatan Mobilitas Fisik menggunakan Nursing


Itervention Classification (NIC) adalah Terapi Latihan Mobilitas Sendi yaitu
mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan pasif maupun aktif
SOLUSI melakukan latihan ROM pasif maupun ROM aktif dengan bantuan, mendukung
pasien untuk duduk ditempat tidur, disamping tempat tidur,disamping tempat
tidur atau dikursi.
 Sectio Caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Sofian, 2013).
DEFINISI 1. Ibu dan janin : ukuran panggul dan kepala janin, kegagalan
induksi atau aksi kontraksi uterus yang abnormal.
2. Ibu : penyakit jantung yang berat, diabetes mellitus,
ETIOLOGI preeklamsia berat atau eklamsia, kanker serviks
3. Janin :Gawat janin, lilitan tali pusat, letak sungsang
4. Plasenta : Plasenta previa
Bekas insisi vertical tipe apapun, Insisi yang tipenya tidak diketahui,
KONTRAINDIKASI Pernah Sectio Caesaria lebih dari satu kali, Saran untuk tidak melakukan
trial of labor, Panggul sempit

KLASIFIKASI Segmen Bawah : Insisi Melintang, Segmen Bawah : insisi Membujur, Sectio
Caesaria Klasik, Sectio Caesar Extraperiotenal, Histerektomi Caesarea

Nyeri akibat ada luka pembedahan, Fundus uterus kontraksi kuat dan
MANIFESTASI KLINIS terletak di umbilicus, Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-
800ml, Auskultasi bising usus samar, Pengaruh anestesi dapat menimbulkan
mual dan muntah
PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

• PROMOSI • HUBUNGAN
Domain 1 KESEHATAN Domain 7 PERAN

Domain 2 • NUTRISI Domain 8 • SEKSUALITAS

• ELIMINASI DAN • KOPING/TOLERANSI


Domain 3 PERTUARAN Domain 9 STRES

• AKTIFITAS/
Domain 4 ISTIRAHAT Domain 10 • PRINSIP HIDUP

• KEAMANAN/
Domain 5 • PERSEPSI/KOGNISI Domain 11 PERLINDAUNGAN

Domain 6 • PERSEPSI DIRI Domain 12 • KENYAMANAN

• PERTUMBUHAN/
Domain 13 PERKEMBANGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 • Nyeri akut
2 • Resiko infeksi

3 • Hambatan mobilitas fisik


4 • Defisit perawatan diri

5 { • Gangguan Pola Tidur


KONSEP MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK

Faktor–faktor yang mempengaruhi


Mobilisasi Tujuan mobilisasi
Mobilisasi
 Mobilisasi adalah  Gaya hidup
kemampuan seseorang  Ibu merasa lebih sehat dan
untuk bergerak secara  penyakit tertentu
kuat
bebas, mudah, dan  Kebudayaan
teratur yang bertujuan  Fungsi usus, sirkulasi, paru-
untuk memenuhi paru dan perkemihan lebih  Usia dan status
kebutuhan hidup sehat. baik perkembangan

 Mobilisasi post sectio  Memungkinkan untuk  Tingkat energi


caesarea adalah suatu mengajarkan perawatan
bayi pada ibu. Kerugian
pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang  Peningkatan suhu tubuh
dilakukan ibu setelah  Perdarahan abnormal
beberapa jam  Involusi uterus yang tidak baik
melahirkan dengan
persalinan caesarea.
Untuk mencegah
komplikasi post operasi
secsio caesarea
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Partisipan


Desain penelitian yang digunakan adalah
studi kasus, studi kasus yang di maksud kan Ibu post partum dengan persalinan Sectio
asuhan keperawatan pada pasien Post Sectio Caesarea hari ke-0. Tidak memiliki penyakit
Caesarea dengan Hambatan mobilitas fisik. atau kontraindikasi . Mnggunakan anastesi
local. kooperatif.
Batasan Istilah
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami Post Sectio
Lokasi dan Waktu
Caesarea dengan Hambatan mobilitas fisik di Ruang
Penelitian
Melati RSUD Dr. Harjono Ponorogo, maka penyusun
studi kasus harus menjabarkan tentang konsep asuhan Lokasi studi kasus ini rencananya akan
keperawatan pada pasien Post Sectio Caesarea dengan dilaksanakan di Ruang Melati RSUD Dr.
Hambatan mobilitas fisik di Ruang Melati RSUD Dr. Harjono Ponorogo-Pacitan, Kab. Ponorogo,
Harjono Ponorogo. Provinsi Jawa Timur.
Pengumpulan Data
Etika Penelitian
Indikator
 Kriteria Penilaian Kuantitas
 Nilai 3 : Mampu bergerak dengan luas gerakan sendi
penuh, melawan gravitasi dan melawan tahanan secara
maksimal.
 Nilai 2 : Mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh,
melawan gravitasi dan melawan tahanan sedang
(moderat)
 Nilai 1 : Mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh
tanpa melawan gravitasi.
 Nilai 0 : Tidak ada gerakan sandi, tetapi kontraksi otot
dapat dipalpasi.
 Kualitas
 Mampu : Melakukan ambulasi tanpa bantuan atau
bantuan minimal dari perawat
 Tidak : Melakukan ambulasi melalui bantuan perawat
ataupun keluarga ataupun tidak melakukannya
 Kriteria Hambatan
 Skor 15-18 : Normal
 Skor 11-14 : Hambatan Mobilitas Ringan
 Skor 5-10 : Hambatan Mobilitas Sedang
 Skor 1-4 : Hambatan Mobilitas Berat

Anda mungkin juga menyukai