Disusun Oleh :
Zaka Jauhar Firdaus
G99162138
• Nama : Ny. A
• No. RM : 005353
• Umur : 53 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Status pernikahan : Kawin
• Alamat : Laweyan
• Ruang Perawatan : Lt 4, 403 C
• Tanggal masuk RS : 08 Maret 2015
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Sesak Napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak napas
sudah 1 tahun terakhir. Sesak dirasakan makin
berat 2 hari SMRS. Pasien mengeluh sesak
makin berat ketika pasien sedang berjalan dan
berkurang jika beristirahat. Pasien mengeluh
pilek dan batuk disertai dahak berwarna kuning.
Pasien menyangkal adanya pusing dan mual
Riwayat Penyakit Dahulu
PALPASI
• Ictus cordis teraba pada ICS 5 + 3-4 cm
medial garis midklavikularis kiri. Tidak teraba
thrill pada keempat area katup jantung.
JANTUNG
PERKUSI
• Batas kanan jantung setinggi ICS 3 – ICS 5
garis sternalis kanan dengan suara redup.
Batas kiri jantung setinggi ICS 5+ 3-4 cm
medial garis midklavikularis kiri dengan suara
redup. Batas atas jantung setinggi ICS 3 garis
parasternal kiri dengan suara redup.
AUSKULTASI
• BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
INSPEKSI
• Tidak tampak efloresensi yang bermakna,
hernia umbilikalis (-), pulsasi abnormal (-),
spider navy (-).
AUSKULTASI
• BU (+) normal
PALPASI
• Tidak teraba massa , defence muscular (-), NTE (-).
Hepar, lien tidak teraba membesar, ballotement (-).
PERKUSI
• Timpani di seluruh lapang abdomen.
EKSTREMITAS
• Diagnosis Banding:
Asma
Pneumothoraks
Gagal Jantung Kronis
Sindroma Obstruksi Pasca TB (SOPT)
Bronkiektasis
• PROGNOSIS
• Ad Vitam : dubia ad bonam
• Ad Sanantionam : dubia ad malam
• Ad Fungsionam : ad malam
LAMPIRAN HASIL FOLLOW UP
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Penatalaksanaan
•BLPL
• TERIMA KASIH
RENCANA TINDAKAN
• Spirometri
VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP
Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80%
VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %
TINJAUAN PUSTAKA
PPOK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah
penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara
di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan
berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus
memperhatikan hal-hal sebagaiberikut:
• Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia
pertengahan,
• Perkembangan gejala bersifat progresif lambat
• Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di
dalam ruangan, luar ruangandan tempat kerja)
• Sesak pada saat melakukan aktivitas
Hambatan aliran udara umumnya ireversibel (tidak
bisa kembali normal).
FAKTOR RESIKO
• Genetik,
• Paparan partikel,
• Pertumbuhan dan Perkembangan paru,
• Stres oksidatif,
• Jenis kelamin,
• Umur,
• Infeksi saluran nafas,
• Status sosioekonomi,
• Nutrisi dan komorbiditas.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGY
DERAJAT PPOK
Penentuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai dengan ketentuan
Perkumpulan
Dokter Paru Indonesia (PDPI) / Gold tahun 2005 sebagai berikut :
PPOK Ringan
Gejala klinis:- Dengan atau tanpa batuk- Dengan atau tanpa produksi
sputum.- Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak
1Spirometri:- VEP1 • 80% prediksi (normal spirometri) atau- VEP1 /
KVP < 70%
PPOK Sedang
Gejala klinis:- Dengan atau tanpa batuk- Dengan atau tanpa produksi
sputum.- Sesak napas : derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat
aktivitas).Spirometri:- VEP1 / KVP < 70% atau- 50% < VEP1 < 80%
prediksi.
PPOK Berat
Gejala klinis:- Sesak napas derajat sesak 3 dan 4 dengan gagal napas
kronik.- Eksaserbasi lebih sering terjadi- Disertai komplikasi kor
pulmonale atau gagal jantung kanan.Spirometri:- VEP1 / KVP < 70%,-
VEP1 < 30% prediksi atau- VEP1 > 30% dengan gagal napas kronik
SKALA SESAK PADA PPOK
2. Darah rutin
Hb, Ht, leukosit
3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit
paru lain
Tujuan :
• Mengukur volume paru secara statis dan
dinamik
• Menilai perubahan atau gangguan pada faal
paru
PRINSIP SPIROMETRI
• Mengukur kecepatan perubahan volume
udara di paru-paru selama pernafasan yang
dipaksakan atau disebut forced volume
capacity (FVC).
• Subyek menarik nafas secara maksimal dan
menghembuskannya secepat dan selengkap
mungkin Nilai FVC dibandingkan terhadap
nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan
usia, tinggi badan dan jenis kelamin
INDIKATOR SPIROMETRI
• Forced vital capacity (FVC)
Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah
inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.
• Forced Expiratory volume in one second (FEV1)
Jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik,
diukur dalam liter.
• FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa
sehat nilainya sekitar 75% - 80%
• FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional
• Peak Expiratory Flow (PEF)
Kecepatan pergerakan udara keluar dari paru-paru pada awal
ekspirasi, diukur dalam liter/detik.
• FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran
(kecepatan) udara keluar dari paru-paru selama pertengahan
pernafasan (sering disebut juga sebagai MMEF(maximal mid-
expiratory flow)
KLASIFIKASI PENILAIAN SPIROMETRI
• Bronkodilator
Dianjurkan penggunaan dalam bentuk
inhalasi kecuali pada eksaserbasi
digunakan oral atau sistemik
• Anti inflamasi
Metilprednisolon atau Prednison. Pada
eksaserbasi dapat digunakan dalam bentuk
oral atau sistemikc.
• Mukolitik
Digunakan sebagai pengobatan
simtomatik bila tedapat dahak yang
lengket dan kental
• Antitusif
Diberikan hanya bila terdapat batuk
yang sangat mengganggu.
PENATALAKSANAAN PENUNJANG
• Rehabilitasi
• Edukasi
• Berhenti merokok
• Latihan fisik
• respirasi
• Nutrisi
TERAPI OKSIGEN