Anda di halaman 1dari 45

Learning Objectives

1. Menjelaskan SPM (Standar Pelayanan Minimal)


2. Menjelaskan administrasi kesehatan, jaminan mutu
3. Menjelaskan administrasi puskesmas, manajemen puskesmas
4. Menjelaskan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas
LO 1
Menjelaskan SPM (Standar Pelayanan Minimal)
 Pengertian
Standar pelayanan minimal yang harus di dapatkan oleh
masyarakat dan menjadi program yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pelaksanaannya diwajibkan kepada
pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya dan
kemampuan daerah.
• Prinsip-prinsip standar pelayanan minimal
1. SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib.
2. SPM ditetapkan oleh Pemerintah dan diberlakukan untuk
seluruh Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota.
3. Penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah merupakan
bagian dari penyelenggaraan pelayanan dasar nasional.
4. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka,
terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta
mempunyai batas waktu pencapaian.
5. SPM disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas
dan kemampuan keuangan nasional dan daerah serta
kemampuan kelembagaan dan personil daerah dalam bidang
yang bersangkutan.
• Fungsi SPM
1. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada
masayarakat secara merata.
2. Menjamin terselenggaranya kondisi rata-rata minimal yang
harus dicapai pemerintah sebagai penyedia pelayanan
kepada masyarakat.
3. Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang
kesehatan.
4. Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan
APBD bidang kesehatan dalam melakukan pengevaluasian
dan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.
 Indikator SPM
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (target 95%)
2. Cakupan komplikasi kebidanan (target 80%)
3. Pertolongan persalinan oleh bidan / nakes yg mempunyai
kompetensi kebidanan (target 90%)
4. Cakupan pelayanan nifas (target 90%)
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yg ditangani (target 80%)
6. Cakupan kunjungan bayi (target 90%)
7. Cakupan UCI kelurahan/desa (target 100%)
8. Cakupan pelayanan anak balita (target 90%)
9. Cakupan pemberian MP-ASI pd anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin (target 100%)
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan (target 100%)
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD & sederajat (target
100%)
12. Cakupan penserta KB aktif (target 70%)
13. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit AFP,
pneumonia balita, TB paru, DBD, dan diare (target 100%)
14. Cakupan yankesdas masyarakat miskin (target 100%)
15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin
(target 100%)
16. Cakupan pelayanan gadar level 1 yg harus diberikan sarana
kesehatan kabupaten/kota (target 100%)
17. Cakupan kelurahan/desa yg mengalami KLB yg dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam (target 100%)
18. Cakupan desa siaga aktif (target100%)
 Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan
1. Kelayakan adalah tingkat dimana tindakan yang
dilakukan relevan terhadap kebutuhan klinis pasien dan
memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan
keadaannya.
2. Kesiapan adalah dimana kesiapan tindakan yang layak
dapat memenuhi kebutuhan pasien sesuai keperluannya.
3. Kesinambungan adalah tingkat dimana tindakan bagi
pasien terkoordinasi dengan baik setiap saat, diantara tim
kesehatan dalam organisasi.
4. Efektifitas adalah tingkat dimana tindakan terhadap pasien
dilakukan dengan benar, serta mendapat penjelasan dan
pengetahuan sesuai dengan keadaannya, dalam rangka
memenuhi harapan pasien.
5. Kemanjuran adalah tingkat dimana tindakan yang
diterima pasien dapat diwujudkan atau ditunjukkan untuk
menyempurnakan hasil sesuai harapan pasien.
6. Efisiensi adalah ratio hasil pelayanan atau tindakan bagi
pasien terhadap sumber-sumber yang dipergunakan dalam
memberikan layanan bagi pasien.
7. Penghormatan dan perhatian adalah tingkat dimana
pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang
perawatan dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut perhatian
terhadap pemenuhan kebutuhan pasien serta harapan-
harapannya dihargai.
8. Keamanan adalah tingkat dimana bahaya lingkungan
perawatan diminimalisasi untuk melindungi pasien dan
orang lain, termasuk petugas kesehatan.
9. Ketepatan waktu adalah tingkat dimana tindakan
diberikan kepada pasien tepat waktu sangat penting dan
bermanfaat.
 Penilaian mutu pelayanan kesehatan
Pada umunya untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua
cara:
1. Meningkatkan mutu, dan kualitas sumber daya, tenaga,
biaya, peralatan, perlengkapan dan material.
2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang
dipergunakan dalam kegiatan pelayanan
LO 2
Menjelaskan Administrasi Kesehatan – Jaminan Mutu
 Jaminan Layanan Mutu
1. Menjamin bahwa organisasi layanan kesehatan akan selalu
menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu (sesuai dengan
harapan).
2. Menjadikan organisasi layanan kesehatan yang semakin efisien.
3. Membuat organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat,
terkenal, dan selalu dicari oleh siapapun yang membuatkan
layanan kesehatan yang bermutu serta mjd tempat kerja
idaman bagi profesi layanan kesehatan yang kompeten dan
berperilaku terhormat.
4. Memperhatikan keluaran layanan kesehatan shg setiap
pelaksanaan diperhatikan.
5. Menumbukan kepuasan kerja, komitmen, dan peningkatan
moral profesi layanan kesehatan dan juga kepuasan pasien.
 Faktor-faktor
1. Faktor Profesi
 Etika Profesi
Tentang perilaku profesi yang akan menjadi garis besar/
pokok peraturan profesi, kemudia ditetapkan dengan batas-
batas apa yang boleh dan tidak boleh. Apabila tidak bekerja
sesuai etika ->dpt dituntut dan dipenjara.
 Berkembangnya otonomi dan tanggungjawab profesi
Komitemen yng taat asas dan tanggung gugat thd layanan
kesehatan
 Hubungan antar profesi
Kerja sama & komunikasi antar profesi efektif dan efisien
 Masalah moral
Menyelenggarakan kesehatan layanan profesional tanpa
pilih kasih
2. Faktor Ekonomi
 Perubahan demografi
Perubahan pendudukan : pertambahan penduduk shg
semakin byk orang yg harus dipelihara kesehatannya.
 Distribusi sumber daya
Layak dan memenuhi kebutuhan pasien dgn mudah
dijangkau pasien.
3. Faktor Sosial/Politik
 Kesadaran masyarakat
Keharusan membuat layanan kesehatan yg semakin efektif
 Peraturan Perundangan
UU Kesehatan : UU no. 23 thn 1992; menyebutkan
tentang standar layanan kesehatan
 Tujuan PJM (Program Jaminan Mutu)
Ada 2 tujuan pengembangan mutu produk pelayanan kesehatan,
yaitu:
1. Tujuan Antara
Pimpinan dan staf institusi kesehatan hrs merumuskan
masalah mutu jasa pelayanannya. Sblm merumuskan tujuan,
masalah mutu proses dan produk hrs diidentifikasi lbh dahulu.
2. Tujuan Akhir
Tujuan akhir menjaga mutu pelayanan institusi kesehatan adlh
meningkatnya mutu jasa pelayanan kesehatan dikaitkan dg
kepuasan penggunanya.
 Tujuan evaluasi mutu pelayanan kesehatan

 Umum
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu

 Khusus
 Diketahuinya masalah & penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan.
 Diketahuinya metode penyelesaian penyebab masalah
mutu pelayanan kesehatan.
 Diselenggarakan, dipantau serta dinilainya pelaksanaan
program penyelesaian penyebab masalah mutu pelayanan
kesehatan.
 Disusunnya saran tindak lanjut, untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.
Standar-standar jaminan mutu
 Standar merupakan keadaan ideal/tingkat pencapaian tertinggi
dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan
minimal. Dibedakan atas 2 :
1. Standar persyaratan minimal, yang menunjuk pada keadaan
minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu.
 Standar masukan (jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga
pelaksanaan, dana, sarana)
 Standar lingkungan, yang diperlukan untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
(garis-garis besar kebijakan, pola organisasi serta sistem
manajemen)
 Standar proses, tindakan medis maupun non medis
pelayanan kesehatan
2. Standar penampilan minimal, yang menunjuk pada
penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat
diterima. Standar ini menunjuk pada unsur keluaran.
Jadi, harus dilihat unsur keluarannya apakah mutu
pelayanan kesehatan yang di selenggarakan masih dalam
batas yang wajar atau tidak.
 Program jaminan mutu pelayanan kesehatan
dasar
1. Pelayanan Antenatal
2. Pertolongan persalinan
3. Pelayanan diare
4. Pelayanan ispa
5. Pelayanan malaria
6. Pelayanan DHF
7. Pelayanan TB Paru
8. Pelayanan imunisasi
9. Pelayanan KB
10.Pelayananan gizi ibu hamil
11.Pelayanan gizi balita
 Syarat pokok pelayanan kesehatan
1. Tersedia dan berkesinambungan : Semua jenis
pelayanan kesehatan yg dibutuhkan oleh msyrkt tdk sulit
ditemukan, keberadaannya di msyrkt selalu ada setiap di
butuhkan
2. Dapat diterima dan wajar : Pelayanan kesehatan tsb tdk
bertentangan dg keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
3. Mudah dicapai : Dari sudut lokasi
4. Mudah dijangkau : Dari sudut biaya
5. Bermutu : Menunjuk pd tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yg diselenggarakan
 Jaminan mutu layanan kesehatan mencakup
kegiatan
1. Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat yang
menjadi pelanggan eksternal layanan kesehatan.
2. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang
terdapat dalam organisasi layanan kesehatan.
3. Membuat keputusan berdasarkan data atau fakta, bukan
perkiraan atau dugaan.
4. Bekerja dalam kelompok yang terdiri dari setiap orang yang
terlibat dengan pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan
merupakan sumber daya mutu dan produktivitas sehingga
setiap tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontribusinya
kepada organisasi layanan kesehatan di hargai.
5. Menghindarkan pemborosan setiap bagian organisasi layanan
kesehatan, termasuk waktu, karena waktu adalah uang.
6. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang
dianggap penting, tetapi pada saat yang sama mendorong
orang menjadi inovatif dan kreatif.
7. Semua kegiatan itu harus selalu dikerjakan.
 PDCA
 Adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan
rencana kerja (Plan), pelaksanaan rencana kerja (Do),
pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja (Check) serta
perbalikan yang dilakukan terus-menerus dan
berkesinambungan untuk lebih meningkatkan mutu atau SPM
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
 Untuk hasil yang optimal kegiatan PDCA harus dilakukan
terus menerus dan berkesinambungan
 Perencanaan (Plan)
 Adalah kemampuan memilih satu kemungkinan dari berbagai
kemungkinan dan dipandang tepap untuk mencapai tujuan.
 Adalah pekerjaan yang menyangkut konsep serta kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
 Adalah proses penganalisaan dan pemahaman sistem hingga
dapat dicapai hubungan yang optimal secara rencana kerja
dengan sistem yang dianut.
 Pelaksanaan (Do)
Yaitu pimpinan institusi kesehatan harus menguasai minimal
empat ketrampilan manajerial
1. Keterampilan komunikasi
 Keterampilan memberi pengertian kepada staff tentang
cara penyelesaian masalah SPM yang akan dilaksanakan
2. Keterampilan motivasi
 Keterampilan mendorong staff untuk menyelenggarakan
cara penyelesaian
3. Keterampilan kepemimpinan
 Keterampilan mengkoordinir kegiatan cara penyelesaian
masalah SPM
4. Keterampilan pengarahan
 Keterampilan mengarahkan segala kegiatan yang
dilaksanakan
 Pemeriksaan (check)
 Secara berkala memeriksa pelaksanaan rencana yg telah di
tetapapkan.
 Tujuan sama dengan untuk mengetahui apakah semua kegiatan
yg direncanakan berjalan baik atau tidak.

 Perbaikan (action)
 Melaksanakan perbaikan untuk setiap penyimpangan yg di
temukan.
 Sasaran program menjaga mutu
 Unsur masukan (input) merupakan semua hal yang diperlukan
untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan.
Macamnya :
1. Tenaga (man)
2. Dana (money)
3. Sarana (material)
 Unsur lingkungan (environment) merupakan keadaan sekitar
yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Keadaan yang terpenting :
1. Kebijakan (policy)
2. Organisasi (organization)
3. Manajemen (management)
 Unsur proses (Process) merupakan semua tindakan yang
dilakukan pada pelayanan kesehatan.
Dibedakan atas :
1. Tindakan medis (medical procedures)
2. Tindakan non-medis (non-medical procedures)
 Unsur keluaran (output) yang menunjuk pada penampilan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (performance)
Dibedakan atas:
1. Penampilan aspek medis (medical performance)
2. Penampilan aspek non-medis (non-medical performance)
 Program menjaga mutu
dibedakan atas :
1. Program menjaga mutu prospektif
Diantaranya :
 Standarisasi
 Perizinan
 Sertifikasi
 Akreditasi
2. Program menjaga mutu konsekuen
 Dilaksanakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan.
 Paling sulit dilaksanakan karena faktor rasa tanggung
kesejawatan.
3. Program menjaga mutu retrospektif
 Program menjaga mutu yg diselenggarakan setelah
pelayanan kesehatan
 Contoh:
 Review rekam medis
 Review jaringan
 review klien
LO 3
Menjelaskan Administrasi Puskesmas – Manajemen Puskesmas

 Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunana


puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
Rencana tahunan dibedakan atas 2 macam :
1. Perencanaan upaya kesehatan wajib
2. Perencanaan upaya kesehatan tahunan
 Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses
penyelenggaraan, pemantauan, serta penilaian terhadap
penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana
tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya
kesehatan pengembangan.
 Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses
memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan
pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan
perundang-undangan serta kewajiban yang berlaku.
Administrasi puskesmas
1. Administrasi Kepegawaian
Mencangkup pengetahuan hak dan kewajiban pegawai,dan
cara-cara pengusulan pengangkatan dan kenaikan pangkat
pegawai
2. Administrasi Perlengkapan
Mencangkup pengetahuan fungsi inventarisasi barang,cara-
cara pelaksanaan dan pelaporan barang milik negara
3. Administrasi Keuangan
Mencangkup cara-cara menyusun anggaran,pengetahuan
administrasi keuangan,cara-cara pembukuan,cara membuat
laporan pertanggung jawaban keuangan dan pengelolaan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Administrasi Obat
Mencangkup Pengelolaan obat-obatan di puskesmas mulai
dari proses perencanaan,pengadaan
penerimaan,penyimpanan,pendistribusian,penggunaan
sampai pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas di
wilayah kerjanya
5. Ketatausahaan di Puskesmas
Mencangkup cara-cara pembuatan jadwal kerja,cara-cara dan
pentingnya melaksankan pertemuan antar staff,tatacara
pengurusan pelayanan,tatacara pengiriman pasien atau
rujukan,tatacara penilaian perawatan di
puskesmas,pencatatan dan pelaporan di
puskesmas,pembinaan staff,pengawasan di puskesmas
 Fungsi manajemen puskesmas

 Planning (Perencanaan)

 Proses yg dimulai dengan merumuskan tujuan puskesmas


sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk
mencapainya

 Organizing (Pengorganisasian)

 Serangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua


sumber daya yg dimiliki puskesmas & memanfaatkan secara
efisien untuk mencapai tujuan puskesmas
 Actualing

 Proses pembimbingan kepada staff agar mereka mampu &


mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya
sesuai dengan kemampuan & keterampilan yg dimiliki, serta
dukungan sumber daya yg tersedia
 Controlling
 Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai rencana yg sudah disusun & mengadakan
perbaikan jika terjadi penyimpangan
 Evaluating
 Proses untuk menentukan nilai/tingkat keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yg telah
ditetapkan / suatu proses yg teratur & sistematis dalam
membandingkan hasil yg dicapai
LO 4
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas

 Pelayanan Kesehatan di taraf puskesmas saat ini masih sering


dikeluhkan oleh masyarakat. hal-hal yang sering dikeluhkan
adalah:
1. Petugas tidak ramah
2. Obat yang ala kadarnya
3. Dokter tidak ada
 Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan
kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan
Standart Operating Procedure ( SOP ) pelayanan kesehatan.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas secara
terus menerus dengan Manajemen Kualitas Terpadu ( Total
Quality Management ).
 “Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas
Idaman,
 Strategi yang dipakai untuk mewujudkannya adalah
dengan
1. Meningkatkan mutu tenaga kesehatan “PusKesMas” yang
mencakup tiga aspek “Pus”, “Kes”, dan “Mas”.
Adapun rincian ketiga aspek tersebut adalah
PUS : merupakan singkatan : Profesionalisme, Unggul dan
Santun
KES : merupakan singkatan : Komitmen, Etika , dan
Semangat atau Motivasi yang tinggi
MAS : merupakan singkatan dari Manusiawi, Asuh dan
Simpati
2. Meningkatan mutu pelayanan kesehatan “Idaman” yang
mencakup empat aspek “Indah , Damai , Aman dan
Nyaman”.
 Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut
diatas, ditetapakan misi sebagai berikut:
1. Memastikan Pelanggan Puskesmas.
2. Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.
3. Menata Mindset Tim Pelayanan Prima di Puskesmas
Idaman.
4. Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut
mengambil keputusan dan memberikan saran dalam
pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.
5. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan
pada Pelanggan.
6. Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan
untuk menciptakan ”Customer Market Relationship”.
7. Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
 Puskesmas Rawat Inap “IDOLA” adalah Puskesmas
rawat inap dengan fasilitas ruangan yang Indah dan rapi,
suasana pelayanan yang Damai, memperlakukan pasien
secara Obyektif, menangani pasien secara Lancar serta
Aman, sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu serta terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
 Puskesmas Rawat Inap “IDOLA” dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan yang bermutu serta terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat, menggunakan strategi
“SENYUM”.
 “S” : Sambut pasien dengan senyum dan salam yang hangat.
 “E” : Eksplorasi dan bantu menemukan masalah kesehatan
pasien.
“N” : Niat yang tulus untuk menyelesaikan masalah kesehatan
pasien dengan kemampuan terbaik.
 “Y” : Yakinkan pada pasien bahwa kita akan menangani pasien
 “U” : Umum, artinya memperlakukan semua pasien secara
adil tanpa membedakan status sosial, suku, agama,
maupun politik.
 “M” : Mutu, artinya pelayanan kesehatan yang kita berikan
sesuai standar profesi dan memuaskan pelanggan.
Daftar Pustaka
 Pohan I.Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta:Buku Kedokteran
EGC;2007.
 Azwar A.Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang:Binarupa Aksara;
2014.
 Ismaniar H. Administrasi Kesehatan Masyarakat
 Ayuningtyas D. Perencanaan Strategis untuk Organisasi Pelayanan
Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : Rajawali Press.2014
 Keputusan Menteri Kesehatan REPUBLIK INDONESIA nomor
128/MENKES/SK/II/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT
 Manajemen mutu pelayanan kesehatan ed.2. prof.dr.A.A.Gde
Munijaya,MPH. egc. Hal 26

Anda mungkin juga menyukai