Anda di halaman 1dari 57

CURRICULUM VITAE

Nama : Rokiah Kusumapradja


Lahir : Sumedang, 9 Pebruari 1952
Status : Menikah, 2 anak , 4 cucu
Alamat : Jl. Balap Sepeda IV/ 103 Rawamangun Jkt Timur
Telephon/fax : 021 489 8411; 0913 196 45 666;
e mail : rorojkt4 @ yahoo.com
Pendidikan :
• S3 Bidang Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, 2003
• S2 Master of Hospital Administration, University of The Philippine, Manila, 1991
• S 1 FKM – UI , Jakarta, 1985
• AKPER Bandung, 1974
Pekerjaan/Jabatan:
• Ka. Dept Pengembangan Bisnis YPKB
• Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Esa Unggul Jakarta
• Ketua Komite Perencanaan dan Pengembangan RSUP Persahabatan Jakarta
• Wakil Ketua Pusat Kesehatan Respirasi Nsional RSUP Persahabatan Jakarta
• Sekretaris KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)-PERSI 05-08 dan Kepala
Departemen Diklat Institute Manajemen Rumah sakit - PERSI
• Ketua Kompartemen Keperawatan Pengurus PERSI Pusat 95-09
• KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Dep Kes RI : Surveior /
Pembimbing Akreditasi Senior , 1995- sekarang
• Ketua Kompartemen Tenaga Kes. Lain Pengurus ARSPI Pusat 98-07/ 08-2011
• Pengurus Pusat PPNI 1989 - 2006
Lain-lain :
• Ketua Prodi Managister Administrsi Rumah Sakit ( MARS) Univ IEU 2016- sekarang
• Dosen Luar Biasa Program S2 KARS- FKM UI 1996 - sekarang
• Dosen Luar Biasa Program S2 dan S3 Universitas Negeri Jakarta , 2003 - sekarang
• Dosen Luar Biasa Program S2 UNiversitas Respati Indonesia dan STIK St Carolus, 2002 -
Disampaikan oleh:
Rokiah Kusumapradja
Pelatihan PPI DASAR oleh IMRS- PERSI
Jakarta
I.Selesai pelatihan, Peserta memahami:
1. Konsep dasar & Peran Epidemiologi
Peningkatan
2. Konsep terjadinya infeksi/Rantai
mutu Yan RS
infeksi, dan tindakan preventif Patien Safety
3. Memahami kegunaan/pentingnya
Epidemioloy dlm pencegahan/
penatalaksanaan HAIs, demi
pencapaian tujuan program PPI RS. 
Peningkatan
II. Mampu mengaplikasikan pemahaman mutu
pd poin 1,2 ,3 di atas  dalam Program PPI
pelaksanaan program PPI RS sesuai
peran & fungsi IPCD/N di RS; dan
III. Termotivasi meningkatkan
pengetahuan Epidemiologi agar
3
terwujud Profesionalisme IPCD/N
1. Latar Belakang
2. Beberapa Definisi
3. Pengertian & Ruang Lingkup Epidemiologi
4. Konsep dasar dalam Epidemiologi Deskriptif:
• Penyebab penyakit: Pendekatan Triad
Epidemiologi: Host, Agent, Environment
• Siklus/Rantai Transmisi Infeksi dan pencegahan
penularan
• Natur terjadinya infeksi/penyakit, Lima Tingkat
Pencegahan
• Langkah-langkah Metoda Epidemiologi Deskriptif
• Variabel Epidemiologi: Person, Place, Time
5. Formula komputasi angka infeksi/penyakit/ kematian
(Rasio, Proporsi, Rate)  besarnya masalah
6. Kesimpulan
4
Rumah Sakit : Institusi yang kompleks yg dikunjungi oleh
pasien/masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan/
harapan mengalami kesembuhan penyakit;
namun pada saat yg sama,
RS memungkinkan pasien/pengunjung RS “BERISIKO”
memperoleh infeksi  Healthcare-Associated Infections
(HAIs) yang merugikan/bisa membahayakan pasien.

Prinsip moral: Insiden HAIs harus dicegah /angka HAIs


harus diturunkan  Program PPI RS  Patient Safety
5
World Alliance for Patient Safety October 2004

• Indoneisa: Keselamatan Pasien 6


DLL
For Nursing Profession
•"It may seem a strange
principle to enunciate as
the very first requirement Dengan berbagai peran
in a hospital that it should signifikan & fungsi
do the sick no harm"
Florence Nightingale
penting yang “built in” di
dalam dirinya, IPCD/IPCN
dokter/perawat
profesional merupakan
kelompok penentu
keberhasilan
pencegahan/penurunan
angka infeksi/HAIs

IPCD/ IPCD : dokter /


perawat profesional
membutuhkan berbagai
Ilmu/pengetahuan/keteram-
pilan, diantaramya Epide-
miologi penyakit infeksi.
8
Infeksi: terjadi bila infectious agent berhasil meng-
invasi bagian tubuh host yg menyebabkan kerusakan
jaringan (tissue damage). Infeksi menjadi “Penyakit“
saat ditandai dgn timbulnya signs & symptoms yang
spesifik. Infeksi bisa bersifat lokal atau sistemik; serta
bisa menular (berpindah dari satu host ke yg lain).
Endemi: Keberadaan suatu penyakit pada tingkat
prevalensi yang biasa “normal” di populasi tertentu.
Epidemi: Peningkatan jumlah penyakit/infeksi yang
lebih tinggi dari yg “normal/diharapkan”) di suatu
populasi tertentu pada periode wakt tertentu  KLB
Pandemi: Epidemi yang meluas di beberapa negara.
9
Epidemic Curve ((Kurva epidemi): Diagram/ histogram meng-
gambarkan distribusi kasus yang “di-plot” berdasarkan tanggal
kejadian penyakit, Time interval (pada X axis) harus berdasarkan
masa inkubasi (latency period ) & lamanya periode distribusi kasus.

Epi Curve: dapat memberikan informasi


tentang karakteristik KLB, seperti:
Pola penyebaran
Besarnya (magnitude) masalah
Kecenderungan waktu (time trend)
Pemaparan (exposure) dan/atau
masa inkubasi penyakit
Outliers (excluded 1st & last cases)
Tipe sumber outbreak single-point source
(sumber tunggal), atau propagated (menyebar
dari orang pertama ke orang kedua dst ke
orang berikutnya/ke daerah lain yang lebih
luas)
10
Healthcare-Associated Infections:
A localiazed or systemic infection that
results from an adverse reaction to the
presence of infectious agent(s), for which
there is no evidence of infection on
admission to a health care facility.
An infection is considered an HAIs if it
appears =/> 48 hours after admission.

11
 Epidemiologi (Yunani: Epi=atas; Demos=penduduk;
Logos=Ilmu) : Studi tentang kejadian yang
menimpa penduduk dan faktor determinannya.
Awalnya untuk program2 “public health”,
penanganan penyakit menular  seterusnya
berkembang semakin luas.
 Epidemiology of Health Care/Hospital  Studi
tentang hal-hal yang terjadi pd pasien/suatu
kelompok masyarakat RS dan faktor2
determinannya, serta cara penanganannya
(mempunyai cakupan luas) Epidemiolgi HAIs:
fokus utamanya penyebaran/ penularan penyakit
infeksi yang diperoleh di RS dgn kriteria ttt.
12
 Epidemiologi (Yunani: Epi=atas; Demos=penduduk;
Logos=Ilmu) : Studi tentang kejadian yang
menimpa penduduk dan faktor determinannya.
Awalnya untuk program2 “public health”,
penanganan penyakit menular  seterusnya
berkembang semakin luas.

Epidemiology:
• Study of the dynamic occurrence, distribution,
and determinants of health-related events in
specified populations
• Defines the relationship of a disease to the
population at risk; Involves the determination,
analysis, and interpretation of rates
13
Epidemiology of Health Care/Hospital  Studi
tentang hal-hal yang terjadi pd pasien/suatu
kelompok masyarakat RS, dan faktor2
determinannya, serta cara penanganannya
(mempunyai cakupan luas)

Epidemiolgi HAIs:
Fokus utama: Menerangkan kejadian HAIs di
antara pasien (penyebaran/penularan penyakit
infeksi yang diperoleh di RS dgn memenuhi
kriteria tertentu), dan menentukan besarnya
masalah (magnitude of the problems)

14
 Bagi Manajemen Institusi Pelayanan
Kesehatan, antara lain:

 Memfasilitasi pengelolaan: Rumah Sakit,


Puskesmas, dll  Membuat kebijakaan,
Menetapkan Program PPI, dll

 Di bidang finansial: bermanfaat utk


melakukan Cost Benefit Analysis, Cost
Effectiveness Analysis  untuk menurunkan
costs
15
 Bagi Peneliti: antara lain
 Menerangkan perkembangan “natural
history of disease & preventive measures”
 Analisa komprehensif dan interpertasi
terjadinya penyakit masalah kesehatan di
suatu populasi  Who, What, When, Where,
Why, How
 Menjelaskan hubungan sebab-akibat antara
pema-paran/penyebab infeksi/penyakit
dengan timbulnya infeksi/penyakit pada
individu/populasi berisiko

16
 Bagi Pengelola program PPIRS: antara lain
 Mensukseskan program PPI, melakukan audit,
melakukan surveilans  penetapan angka HAIs 
mengembangkan program PPI
 Penanganan masalah: Manajemen KLB, dll 
penetapan definisi, identifikasi kasus, membuat
Epi Curve, menetapkan besarnya masalah, dll

 Bagi Klinisi (dokter, perawat/IPCN, dll): a.l:,


 Menerangkan “natural history of disease (riwayat
perjalanan penyakit) & preventive measures
(tindakan pencegahan)”
 Menetapkan tipe penyakit: akut, menular/tidak
menular, dll
17
Epidemiologi menjawab pertanyaan (inquiries):
A. Bagaimana infeksi/penyakit terjadi/
berkembang? Mengatasinya? Epidemiologi
B. Siapa/kelompok mana yang paling Deskriptif:
berisiko mendapat infeksi? memberi
C. Bagaimana penyebaran penyakit gambaran
menurut sifat “Orang (Person),Tempat kejadian dgn
(Place) , Waktu (Time)”? 3 parameter
D. Seberapa besar masalah epidemiologi:
infeksi/penyakit yang timbul? PPT

Epid. Analitik:
E. Apa sebab-akibat terjadinya
memberi jawaban
penyakit? & Apakah ada korelasi
antara timbulnya penyakit pada uji hipotesa dgn;
individu/kelompok dgn derajat  Studi obsevasi-
pemaparan mereka terhadap faktor onal;
risiko?  Std experimental
18
Konsep dasar dalam Epidemiologi Deskriptif:
Penyebab penyakit: Pendekatan Triad
Epidemiologi:
Host, Agent, Environment
Siklus/Rantai Transmisi Infeksi dan
pencegahan penularan
Natur terjadinya infeksi/penyakit,
Lima Tingkat Pencegahan
Langkah-langkah Metoda Epidemiologi
Deskriptif
Variabel dalam Epidemiologi Deskriptif:
Person, Place, Time
19
Dalam Epidemiolgi,
salah satu pendekatan
utk menjelaskan
timbulnya suatu pe-
nyakit adalah model
Triad Epidemiologi yg
terdiri atas unsur:
Host, Agent,
Environment (H-A-E);
yang saling terkait,
saling mempenga
ruhi. H-A-E berin-
teraksi terus mene-
rus, secara dinamis.
20
Pada kondisi normal: Host sehat, H-A-E dalam keadaan
seimbang (equilibrium). Status kesehatan individu/
kelompok bergantung pd pemeliharaan keseimbangan
H-A-E.
Dalam hal Environment
(Lingkungan) mempengaruhi
Agent dan Host (Pejamu),
Host Agent
Lingkugan yang baik/bersih
t
n
e
g
memberi benefit bagi Host
dan tidak mengutungkan
A

Environ-
ment
bagi Agent.
Perubahan yang signifikan pada salah satu unsur
menyebabkan dis-equilibrium  menimbulkan penyakit.
Hospital environment dikelola secara profesional agar
selalu menguntungkan Host (pasien, petugas RS, dll)
21
Kemampuan Agent
meningkat; Memampukan
agent menimbulkan
penyakit strain baru
(mutasi virus influenza)

ent
Ag

Environ-
ment

22
Peningkatan kepekaan
host; peningkatan
penduduk usia rentan 
mempermudah host
mengidap penyakit

ent
Ag

Environ- ment

23
Lingkungan favorable bagi ent
Ag

agent, melemahkan host,


mempermudah host
mengidap penyakit Environ-
ment

24
Lingkungan favorable bagi
ent
Ag

HOST, melemahkan agent,


memperkuat daya tahan HOST
Environ-
ment

25
Karakteristik setiap unsur
Host, Agent, Environment

mempengaruhi risiko terjadinya


infeksi/besarnya masalah!
26
• K. Demografi: Usia, Sex, Suku, Ras,
Status perkawinan
• Status kesehatan: Struktur & fungsi
H tubuh, faktor genetik, nutrisi, reaksi thdp
O stressor, terapi yg sedang dijalani
• Imunity: a) Natural, b) Acquired (Active,
S
Passive)
T
• Mekanisme Pertahanan tubuh: Kulit,
mukosa membran
• Perilaku: Pola makan/tidur, personal hygiene,
dll

E
27
H

• Infectious agents: Mikrobiologi:


Bakteri, Virus, Protozoa, Fungi Parasit
A  determinan siklus hidup mereka
G (morpologi, multiplikasi, patogenitas,
E virulensi, dll)
• Non Infectious agents: a) Fisik:
N
Temperatur, Radiasi b) Kimia: Debu,
T serbuk kimia, Gas, Cairan/senyawa kimia
• Ketidak normalansubstance (defisiensi vit,
hiperlipidemia)

E 28
H

E
N • Fisik: Udara, cuaca, musim, geologi,
V geografi
I • Biologi: Reservoir (manusia, hewan),
R
vektor
0
N • Sosial: Keluarga, struktur komunitas,
M nilai budaya, peran & status, densitas
E & mobilitas penduduk, di RS: mobilitas
N
petugas kesehatan/masyarakat RS, dll
T
29
Interaksi H-A-E (yang masing-masing
memiliki berbagai karakteristik) menentukan:

 Siklus dan moda transmisi infeksi/


penyakit (Airborne-based, Droplet-based,
Contact-based transmissions)
 Natural history of disease (riwayat
alamiah penyakit)
 Tindakan pencegahan dan pengawasan
infeksi/penyakit
 Status/kondisi sehat (wellness), sakit
(illness) individu/kelompok
30
Susceptible Host
Infectious Agents (IA): (Pejamu rentan):
• Mikro organisme • Bayi, Lansia
hidup (MO): Parasit, • Imunitas rendah
Bakteri, Virus, Fungi, (mis, Immuno-
Protozoa) menyerang compromised
host (living species)  patients, dll
timbul penyakit pada
host Favorable Environtment for IA:
• IA hidup/bermultipli- • Petugas kesehaan tidak patuh SOP
kasi di dlm/permuka- • Alkes kotor/tidak steril
an tubuh host, reservoir • Pengeloaan Lingkungan RS tidak
• Daya IA: berkoloni, profesional (mis, Manajemen
Ifectivity, Patho- sampah/limbah tdk benar)
genicity, Virulency • Pemberian AB tidak rasional, dll
31
Kolonisasi: mikro-organisme patogen ada di tubuh
host (resident flora) tanpa menunjukkan tanda infeksi;
namun kolonisasi bisa menjadi sumber/menularkan
penyakit, khususnya kepada host yg rentan.
Infectivity: the ability of the agent to gain entry
into/onto the host.
Patogenicity: the ability of the agent to cause disease
when it enters the host. (kemampuan menimbulkan
infeksi/penyakit)
Virulency: the ability of the agent to severe disease
(kemampuan menimbulkan penyakit yang berat/fatal).
Semakin virulent suatu agent semakin berbahaya bagi
host.  IPCD/N needs to learn Microbiology.
32
Host yang
rentan
Keberadaan living infectious
agent dalam kuantitas yang
cukup (di reservoir)

Membentuk siklus/rantai infeksi

Program PPI RS: Memutus rantai transmisi infectious agent


 Peran penting IPCD/N memastikan kepatuhan petugas
kesehatan melakukan Isolation Precautions (Tier 1 & 2)
33
The Chain of Infection/Disease Transmission (1)

6 Agent 1
Disease-producing MOs
Susceptible Reservoir
Host
Place where the agent lives
Person who can
Break in/on humans, animals, plants
become infected
the soil, air or water
5 the chain
2
Place of
Entry Place of Exit
Where the agent
enters the next host Method of Where the agent
4 3 leaves the host
Transmission
How the agent travels from place
to place (from person to person)

34
Agent:
Most important pathogens causing HAI are
Gram-negative bacteria

Common reservoirs:
• Humans (persons with
acute/subclinical illneses; carriers:
chronic/convalesence/intermitten)
• animals
• equipment/fomites

35
 Respiratory tract
 Genitourinary tract
 Gastrointestinal tract
 Skin/mucous membrane
 Blood
 Transplacental
36
 A pathogen may be transmitted by a single
route or it can be transmitted in several ways
 Modes of transmission are as follows:
 Contact transmission: direct, indirect-contact,
and droplet
 Airborne transmission
 Vector-borne transmission (insect, flies)
 Vehicle transmission (food, water, medications,
devices/equipments)

37
The path by which an infectious agent
enters the susceptible host
 Respiratory tract
 GU tract
 GI tract
 Skin/mucous membrane
 Parenteral
 Transplacental
38
The Chain of Infection/Disease Transmission (2)

Figure : Chain of mars-IPCN


Transmission:
PERSI-08-08-2016 Example: MRSA 39
Example….. & Fill in the blanks

Body Area Common Infect- Portal of Exits Portal of Entry


ious Agent
Parainfluenza virus; Nose/mouth (talking, Mouth, Nose
Respiratory
Mycobacterium tbc; breathing, sneezing, (talking, breathing)
Tract
Staph. Aureus (SA) coughing)
Hepatitis A virus; Mouth (saliva,
GI Tract Salmonella species vomitus)
Anus (feces); ostomies
E. Coli enterococci;
Urinary
Pseudomonas-
Tract
aeruginosa
Hepatitis B virus;
Blood HIV; SA;
Staph. epidermidis
SA; Streptococcus
Tissue
Beta-hemolitic A or B
Reproducti HBV; Herpes simplex
ve Tract virus; Neisseria Go.
40
 Pengetahuan berbagai ilmu yg memadai, diantaranya:
Mikrobiologi, Statistik/ Biostaistik, Epidemiologi (Eg.
Riwayat alamiah penyakit  Masa inkubasi),
 Penguasaan secara komprehensif konsep Kewaspa-
daan Isolasi (Lapis1 & 2), & keterampilan melakukan
secara patuh setiap prosedur/tindakan Kewaspadaan
Isolasi, & prosedur/kegiatan program PPI RS lainnya;
 Ketersediaan peralatan/perlengkapan yg diperlukan
untuk keterlaksanaan Kewaspadaan Isolasi .
 Tekad kuat/kegigihan/motivasi tinggi agar tetap
bersemangat memmelakukan secara benar
prosedur/tindakan Kewaspadan Isolasastikan bahwa
petugas keshatan lain patuh i (Lapis 1 & 2).

41
Natural History of Disease and
Application of preventive measures (1)
(Leavell & Clark, 1968)

Level of
Application Specific
STAGE EVENTS
of Preventive Intervention
Measure
1. Pre 1. Interrelation of host, Primary 1. Health promotion
patho- agent, & prevention (Health education,
genesis environment bring personal hygiene,
(suscept- nutrition
host & agent (s)
ibility) councelling, etc)
together
PRE- 2. Specific protection
PATOGENESA 2. Disease-provoking (immunization,
stimulus is sanitation, removing
produced in the environmental
known host hazards, diets, etc)

42
Natural History of Disease and
Application of preventive measures (2)
(Leavell & Clark, 1968)
Level of
Application Specific
STAGE EVENTS
of Preventive Intervention
Measure

2. Pathogenesis 1. Agent established Secondary 3. Early diagnosis & prompt


• Early patho- 2. Beginning tissue & prevention treatment (screening, case
genesis physiological finding, selective
changes examination)
INKUBASI
• Discernible 1. Clinical recognition Tertiary 4. Disability limitation
early lesions 2. Patient develops prevention (treatment to stop disease
early symptoms process)
PENYAKIT DINI
• Advanced 1. Disability 5. Rehabilitation (retraining
disease 2. Defect for maximum use of
3. Chronic state remaining capacities,
4. Death facilitating reentry to the
family & work place)
PENYAKIT LANJUT
43
 Tetapkan definisi kasus;
 Identifikasi kasus, dan gali informasi dari mereka
(termasuk data demografi, dll);
 Analisa data yang diperoleh menurut :

 karakteristik variabel orang (Person), tempat


(Place), & waktu (Time);
 What, Who, Where, When, Why, How
 Tentukan besarnya masalah (siapa dan berapa
banyak yang berisiko menjadi sakit  dengan
menghitung angka (rates);
 Buat hipotesa tentang exposure/ vehicle yang menyebabkan
penyakit
 Bandingkan hipotesa dgn fakta yg ada; dan
 Decide if more systematic studies (e.g. analytical studies)
are needed to test hypotheses .
44
• Karakteristik umum host
• Karakteristik spesifik, Lansia, bayi,
Person immunocompromised patients

• Ruangan perawatan bedah/anak/dalam


kebidanan
Place • Ruang khusus: MICU, SICU, ICCU, NICU, HD dll
• Tempat lain di lingkungan RS

• Kapan, durasi,
• Siklik, kaitan dgn musim
Time • Kaitan dengan lama perawatan, lama
pemakaian alat (kateter, ventilator, dll)
45
Melakukan komputasi angka-angka:
 Angka absolut: Count: jumlah pasien, dll
 Angka Relatif:
 Rasio: perbandingan numerator dan denominator
yang tidak saling tergantung, numerator tidak
termasuk dalam denominator
 Proporsi: perbandingan numerator/pembilang
dan denominator/penyebut (numerator termasuk
dalam denominator);
 Rate: adalah perbandingan numerator dan
denominator (denominator spesifik: hanya
populasi yang berisiko); Berbagai angka rate
digunakan dalam pengelolaan program PPI :
(incidence rate, attack rate, prevalence rate
46
X
Rasio = ------
Y

X
Proporsi = ------- x K K = 100  Persentase

Y+X

X
Rate = ----------------------------- x K
Populasi berisiko
47
Incidence: Jumlah kasus baru yang terjadi di suatu
populasi pada periode waktu tertentu
Prevalence: Jumlah kasus yang ada di suatu populasi
pada periode waktu tertentu
Attack rate: jumlah orang terserang penyakit/infeksi
di antara populasi yang berisiko terserang infeksi tsb.
Relative Risk (RR): Rasio dari risiko penyakit/infeksi/
kematian pada orang yang terpapar dibanding risiko
penyakit/infeksi pada orang yang tidak terpapar. RR:
ukuran hubungan antara suatu penyakit/infeksi/
kematian dengan faktor yang sedang diselidiki/diteliti 
mis, saat analisa pada investigasi KLB.
Odd Ratio: Estimasi RR apabila dijumpai penyakit yang
frekuensinya kecil/jarang terjadi.
48
Numerator
Rumus Rate = ------------------- x K
Denominator

Bagi IPCN : Untuk memperoleh angka Rate yg


akurat, sebelum tindakan komputasi, hal
terpenting pertama & utama adalah:
 Menentukan jenis infeksi yg akan dihitung, serta
 Menetapkan secara profesional definisi Numerator,
Denominator dan
 menetapkan nilai K 
Hal ini diperlukan untuk menjadi acuan bagi setiap
pihak yang berkepentingan.
49
Contoh & latihan penghitungan angka-angka:

Numerator
IMR Rate = ------------------- x K
Denominator

Infant Mortality Rate (IMR): Angka kematian infant (bayi)


Numerator IMR : Angka kematian bayi < 1 thn, pada
periode waktu tertentu
Denominator IMR: Jumlah kelahiran hidup bayi < 1 thn,
pada periode waktu yg sama
K: Konstanta = 1000
50
Menetapkan Besarnya Masalah (4)
Attack rate:
Numerator
Relative Risk (RR): Rate = ---------------------- x K
Denominator
Odd Ratio:

Menghitung RR = a/(a+b) dibagi dengan c/(c+d),


dan Estimated RR = Odd Ratio = a x d / b x c

Sakit/
Pengalaman Tidak sakit
infeksi
Terpapar faktor
a b
etiologi
Tidak terpapar faktor
etiologi
c d
51
Pada tgl 17 Pebruari 2016, di Aula RS Afiat
ada makan siang bersama yg dihadiri oleh
100 orang perawat. Beberapa saat setelah
acara tsb 12 orang hadirin menderita
sakit/gangguan pencernaan. Dari hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa: 8 dari
yang sakit tsb memakan ikan pepes & 25
orang dari yang tidak sakit juga memakan
ikan pepes di acara tsb.
Hitunglah Attack Rate dan Relative Risk dan
OR kejadian tsb.
52
Pada tgl 16 Maret 2016, di Aula RS Afiat ada makan siang bersama yg
dihadiri oleh 100 orang perawat. Beberapa saat setelah acara tsb 12 orang
hadirin menderita sakit/gangguan pencernaan. Dari hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa: 8 dari yang sakit tsb memakan ikan pepes & 25
orang dari yang tidak sakit juga memakan ikan pepes di acara tsb.

Hitunglah Attack Rate dan Relative Risk dan OR kejadian tsb.

Sakit Tidak Sakit Total Attack Rate (%)


Memakan Ikan 8 25 33 24.2
Tidak makan ikan 4 63 67 6.0
Total 12 88 100

Relative Risk yang memakan ikan adalah: 24.2 : 6.0 = 4.


Perbedaan risiko = 24.2% – 6% = 18.2%
Odd Ratio = 8 x 63 : 4 x 25 = 504 : 100 = 5.04 (yg makan ikan
berisiko menjadi sakit 5 x lbh besar dari yg tdk makan ikan)
53
Statistical use & meaning …
(Analytical Epidemiology)

In a simple comparison between an experimental


group and a control group:

A relative risk of 1 means there is no difference


in risk between the two groups.
An RR of < 1 means the event is less likely to
occur in the experimental group
than in the control group.
An RR of > 1 means the event is more likely to
occur in the experimental group
than in the control group.
54
 HAIs dapat menimbulkan komplikasi yg
serius/berdampak besar bagi pasien/keluarga dan
petugas kesehatan.
 Petugas kesehatan/IPCN perlu memahami secara
komprehensif The Epidemiology of HAIs agar mampu
mengelola kejadian HAIs
 Kegunaan Epidemiologi bersifat multi-dimensi bagi
berbagai pihak: yg terkait dalam penurunan HAIs.
 Aplikasi pemahaman The chain of infection and
epidemiology of HAIs memampukan IPCN melakukan
effective prevention and control intervention  mensuk-
seskan program PPI RS  menurunkan angka infeksi/
HAIs peningkatan mars-IPCN
mutuPERSI-08-08-2016
pelayanan  Patient safety 55
 Centers for Disease Control and Prevention Self-Study
Course: Principles of Epidemiology in Public Health
Practice, Third Edition; The textbook is available at no
charge at
http://www.cdc.gov/training/products/ss1000/ss1000-ol.pdf
and the self-study course (SS1000) is available at no charge
at http://www2a.cdc.gov/tceonline/registration/
detailpage.asp?res_id=1394.
 Doshi RK, Patel G, MacKay R, Wallach F. Health care-
Associated Infections: Epidemiology, Prevention, and
Therapy. Mount Sinai J Med 2009; 76: 84–94.
 Ostrowsky B. Epidemiology of Health care-Associated
Infections. In: Bennett & Brachman’s Hospital Infections.
5th edition. Wolters Kluwer Lippincott Williams &
Wilkins, Philadelphia. 2007; 3-23.
 Situmorang,Maryani, epidemilogi penyakit infeksi,
makalah IPCN Persi, 2015
57

Anda mungkin juga menyukai