Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

PERAWATAN TEKANAN CUFF PADA PASIEN YANG


TERPASANG ENDOTRACHEAL TUBE DI RUANG ICU
RUMAH SAKIT KEN SARAS KABUPATEN SEMARANG

Ricka Ardila Susanti (P1337420918118)


Bayu Putra Pradhana(P1337420918023)
Liota Marsha S (P1337420918008)
Ayu Rozalia W (P1337420918021)
Diyah Novita Sari (P1337420918037)
Septi Sarah Azizah (P1337420918133)
Latar belakang
Risiko komplikasi akibat tindakan intubasi ETT pada
paien kritis sebesar 54% dan 28% terjadi diruang rawat
inap intensif. Hal ini terjadi karena pasien kritis
mengalami kondisi yang tidak stabil dan fisiologis yang
jelek (Griesdale D,.E.,G et al, 2008). Oleh karena itu
kompetensi perawat di ruang rawat inap intensif sangat
diperlukan untuk memberikan perawatan secara
komperhensif. Intervensi keperawatan dengan
mempertahatikan prinsip patient safety, primum non
nocare, first do no harm. Berdasarkan uraian diatas
kelompok ingin mengetahui perawatan cuff endotracheal
tube pada pasien terintubasi di ruang intesif care unit
(ICU) RS Ken Saras.
tujuan

untuk mengetahui gambaran perawatan ETT terutama pemantauan


tekanan intracuff Evidence Based Nursing Practices (EBNP) di Ruang
Intensif Care Unit (ICU) RS Ken Saras Kabupaten Semarang

manfaat Ruang lingkup

Proposal ini di harapkan dapat


Di ruang perawatan
bermanfaat untuk pengembangan
intensive care RS Ken Saras
wawasan dan kajian secara ilmiah
mengenai pentingnya perawatan cuff ETT
meliputi pengembangan cuff ETT secara
optimal dan pemantauan tekanan
intracuff pada pasien yang terintubasi ETT
untuk meminimalkan komplikasi yang
ditimbulkan
Rumusan Pertanyaan
P : Patient Populasi target dalam perawatan cuff berdasarkan Evidence Based Nursing
Population Practices (EBNP) ini adalah semua pasien yang terpasang ETT di ruang
Intensive Care Unit RS Ken Saras Kabupaten Semarang.

I: Perawatan cuff untuk memantau tekanan cuff pada pasien terpasang


Intervention
ETT berdasarkan Evidence Based Nursing Practices (EBNP).

C : Comparison Tidak ada variabel pembanding


Intervention

O: Pentingnya pemantauan tekanan cuff untuk meminimalisir


Outcomes terjadinya komplikasi

Dilaksanakannya perawatan cuff pada saat pertama di ukur


T : Time tekanan cuff sampai 4 jam setelah pengukuran pertama.
Pengertian Intubasi

Intubasi endotrakhea adalah teknik paling penting dan paling aman dalam
menjaga jalan nafas dengan cara memasukkan endotracheal tube (ETT) ke
dalam trakhea melalui mulut.

Tekanan Normal Cuff Endotracheal Tube (ETT)


Trakea tekanan kapiler perfusi adalah 4,3 kPa. Agar tidak mengganggu sirkulasi mikro mukosa,
tekanan manset tidak boleh melebihi pengukuran ini. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa
tekanan cuff harus kurang dari 3,0 kPa (30 cm/H2O) untuk mencegah kerusakan trakea (Ganner,
2010).
Tekanan manset dapat dipantau dengan menggunakan berbagai alat pengukur tekanan atau
dengan tampilan digital yang terus-menerus melalui monitor ICU. Manset tekanan dimonitor dapat
melebihi batas aman.Penyesuaian inflasi dapat mengikuti, risiko kerusakan dinding trakea, infeksi
berikutnya dan pengobatan berkepanjangan dapat dikurangi (Latief, 2007).

Tekanan yang direkomendasikan untuk cuff pipa endotrachea yaitu antara 25-40 mmHg, tekanan
tersebut dalam rentang aman. Pipa yang tidak berbalon biasanya digunakan untuk anak-anak untuk
meminimalkan resiko dari cedera karena tekanan dan post intubation croup (Dachlan, 2007).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekanan

salah satu penyebab dari perubahan tekanan cuff endotracheal tube (ETT) yaitu
pada posisi operasi dan perubahan posisi pada operasi. Menurutnya ketika
pasien mengalami pergerakan atau pergeseran akan memicu terjadinya
perubahan tekanan pada cuff endotracheal tube (ETT). Posisi terlentang pada
pasien yang terpasang selang ETT disinyalir memicu perubahan tekanan pada
cuff ETT, karena posisi kepala akan sulit statis jika tidak difiksasi atau
dipertahankan. Posisi kepala dapat bergerak kekiri maupun kekanan, hal ini
dipengaruhi oleh keadaan pasien yang tidak sadar sehingga tidak dapat
mempertahankan kepala untuk tidak bergerah (Minonishi, 2013).
Volume udara berlebih ini dapat menyebabkan tekanan
Komplikasi berlebihan di dalam manset yang bisa selanjutnya
Peningkatan dan ditransmisikan ke dinding mukosa trakea dan struktur
Penurunan anatomi sekitarnya. Kerusakan trakea yang terkait
Tekanan Manset dengan manset dipengaruhi oleh jumlah tekanan
dinding lateral dan durasi intubasi.

Beberapa Tindakan yang Dapat Mengurangi Komplikasi


Peningkatan dan Penurunan Tekanan
Elevasi kepala 30-450
Mencegah refluks dan aspirasi bakteri dari lambung ke dalam
saluran napas dan meningkatkan ekspansi dinding dada.
Sedation vacation” untuk ekstubasi dini.
Pengurangan sedasi, memungkinkan pasien bernafas spontan
dan menurunkan durasi penggunaan ETT.
Perawatan mulut dan dekontaminasi dengan chlorhexidine
Nutrisi enteral yang aman secara dini dalam 24-48 jam setelah
masuk ICU
Pemantauan tekanan cuff
Landasan teori

ARTIKEL 1

hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan kajian literatur yang ada bahwa
pengembangan cuff pada rentang ideal sangat penting untuk meminimalkan komplikasi
pada pasien dengan terpasang ETT di ruang rawat intensif RSUP dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Metode yang digunakan dengan cara mengembangkan cuff ETT dan setelah
4 jam dilakukan pemantauan tekanan intra cuff menggunakan cuff inflator dengan 26
responden. Kebanyakan tipe ETT pada penelitian ini digunakan adalah HVLP (Highh
Volume Low Pressure) dengan brand march yang bervariasi. Pengembangan cuff ETT
dilakukan menggunakan spuit dengan metode finger palpation dengan cara
menginflasikan 5 sampai 10 cc udara kedalam cuff ETT. Tekanan cuff diukur melalui pilot
balon dengan cara palpasi, jika dirasa cukup maka pengembangan dihentikan. Volume
udara pada cuff ETT setelah 4 jam rata-rata turun menjadi 4,07 cc dari pengembangan
awal. Hal yang dapat mempengaruhi perubahan pengembangan cuff ETT meliputi bahan
ETT dan volume yang diisikan ke dalam cuff, diameter trakhea, jenis dan ukuran ETT serta
perubahan tekanan rongga toraks. Selain itu, penurunan volume cuff ETT dapat juga
dsebabkan oleh beberapa faktor antara lain selang ETT yang tergigit, suction, oral
hyegiene, pergerakan ETT ke arah dalam.
ARTIKEL 2

Pada jurnal ke 2 membahas tentang manajemen tekanan cuff


di ruang ICU Rumah Sakit Nasional Sri Lanka yang dilakukan
oleh Maddumage, Gunasekara dan Priyankara (2017).
Pedoman terbaik menunjukkan bahwa tekanan cuff
dibertahankan pada 20-30 cmH2O. Cara yang digunakan pada
jurnal ini, untuk mengukur tepatnya ukuran cuff diberikan
adalah menggunakan palpasi jari. Untuk lebih akuratnya lagi
pengukuran tekanan cuff menggunakan alat berupa
manometer aneroid untuk memberikan pengukuran objektif
dan dapat mengurangi aspirasi. Penelitian ini berusaha untuk
menguji korelasi potensial antara cuff dan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi tekanan cuff misalnya mode dukungan
ventilasi, PIP, PEEP, ukuran tabung dan hari intubasi.
Artikel 3

Pada jurnal ke 3 membahas tentang ketepatan pengukuran tekanan balon pipa


endotrakeal setelah intubasi antara metode palpasi pada pilot balon dan teknik
melepas spuit dan teknik melepas spuit secara pasif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan jika bahwa metode palpasi merupakan teknik pengukuran
tekanan balon ETT yang tidak adekuat. Konsep tekanan udara berhubungan
dengan jumlah volume udara yang dipompakan di dalam suatu ruang yang
tertutup. Begitu pula dengan balon ETT, tekanan akan berbanding lurus secara
linier terhadap volume udara yang dipompakan. Ketika volume udara yang
diberikan terlalu berlebihan hingga melebihi compliance balon ETT, tekanan
akan melonjak drastis secara eksponensial. Pada kelompok metode palpasi,
pengukuran dilakukan dengan teknik estimasi memakai palpasi jari tangan
pada pilot balon. Teknik pengukuran ini akan sangat dipengaruhi oleh
sensitivitas reseptor jari tangan ketika melakukan palpasi sedangkan teknik
pengukuran yang paling baik adalah menggunakan alat ukur standar
(manometer). Pada hasil penelitian ini didapatkan volume udara yang
dipompakan pada kedua kelompok secara statistika terdapat perbedaan yang
bermakna. Volume udara berlebih yang dipompakan menggunakan metode
palpasi menyebabkan overinflation, terbukti dengan banyaknya frekuensi
tekanan tinggi dan sangat tinggi. Pada kelompok metode spuit pasif, angka
kejadian overinflation balon dapat dikurangi karena pada teknik ini kelebihan
tekanan akan dibuang melalui aliran balik spuit yang bersifat satu arah.
RENCANA PENERAPAN EBNP
Topik
Perawatan cuff endotracheal tube pada pasien terintubasi di ruang intesif care unit (ICU).

sasaran metode

Sasaran dari intervensi ini adalah klien Metode penelitian yang digunakan
yang terpasang ventilator dan di rawat di dalam penerapan EBNP di ruang ICU
ruang ICU dengan kriteria inklusi dan dengan menggunakan metode
eksklusi sebagai berikut : penelitian one group pre test post
Kriteria Inklusi : test design.
Pasien yang terpasang ETT
Pasien yang berusia dewasa > 18 tahun
Kriteria Ekslusi :
Pasien dengan oedem laring

tempat

Di Ruang ICU RS Ken Saras Kabupaten Semarang


rekomendasi
Berdasarkan analisis jurnal diatas penulis
merekomendasikan untuk menggunakan cuff inflator
yang sudah berstandar untuk mengukur tekanan cuff
pada ETT. Cuff inflator merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur dan mengontrol tekanan balon. Alat ini
diperlukan untuk mengalirkan udara ke dalam cuff untuk
mendapatkan tekanan yang sesuai. Tekanan pada cuff ETT
harus selalu dipantau atau dikontrol secara terus menerus
karena banyak sekali komplikasi bila tekanan cuff tidak
sesuai dengan ketentuan atau batas normalnya, salah
satu contohnya yaitu Mucosal Ischemia, Mucosal
Bleeding serta Tracheal Rupture.
kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kajian literatur yang ada
bahwa pengembangan cuff pada rentang ideal sangat penting untuk
meminimalkan komplikasi.

saran

Diharapkan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)


dapat mengaplikasikan perawatan tekanan cuff
ETT, dalam cuff ETT harus menggunakan ukuran
yang tepat, tidak bisa dengan konvisional dengan
menggunakan spuit kosong yang diisi udara dan
metode palpasi palpilot cuff. Pengembangan cuff
ETT dengan pengembangan yang sesuia dapat
memperkecil efek samping dari pemasangan ETT.

Anda mungkin juga menyukai