Anda di halaman 1dari 18

Yuliasminde Sofyana

Muhammad_Thony
 Penyakit Virus yang disebabkan oleh Corona Virus yaitu
MERS-Cov, menyerang saluran pernafasan mulai dari ringan
sampai dengan berat bahkan fatal.
 Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut,
biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.
 MERS-CoV pertama kali dilaporkan September 2012 di
Saudi Arabia
 Median usia 50 tahun (range 2-94 tahun)
 kasus laki – laki : Perempuan = 1 : 1
 Masa inkubasi 2-14 hari
 .
 MERS terjadi disebabkan infeksi virus MERS-COV yang
merupakan beta coronavirus disebut juga novel coronavirus
atau nCOV, virus ini berbeda dengan jenis cornavirus lainnya
yang sebelumnya telah ditemukan pada manusia. Virus ini
memilki spike glycoprotein yang bekerja pada reseptor sel
target Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP4)
 Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan
tidak terdapat transmisi penularan antar manusia di komunitas
yang berkelanjutan.
 Kemungkinan penularannya dapat melalui :
 Langsung : melalui percikan dahak (droplet)
pada saat pasien batuk atau bersin.
 Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.
 Berdasarkan data WHO, kasus MERS-CoV sebagian besar
menunjukkan tanda dan gejala pneumonia.
 Komplikasi kasus MERS-CoV adalah pneumonia berat
dengan gagal napas yang membutuhkan alat bantu napas non
invasif atau invasif, Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS) dengan kegagalan multi-organ yaitu gagal ginjal,
Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) dan
perikarditis.
 Beberapa kasus juga memiliki gejala gangguan gastrointestinal
seperti diare.
 Dari seluruh kasus konfirmasi, separuh diantaranya meninggal
dunia.
 Merujuk pada definisi kasus WHO, klasifikasi kasus MERS-
CoV adalah sebagai berikut :
 a. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
dengan tiga keadaan di bawah ini:

• Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam,


• Batuk,
• Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran
radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Perlu waspada pada pasien dengan gangguan system


kekebalan tubuh (immuno-compromised) karena gejala dan
tanda tidak jelas.

DAN
 Salah satu kriteria berikut :
1. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara
terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan
etiologi/ penyebab penyakit lain.
2. Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasien ISPA berat (SARI/ Severe Acute Respiratory Infection),
terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif, tanpa
memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali
ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
3. Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama) dalam periode 14
hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian,
kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
4. Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun dengan
pengobatan yang tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau
riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/ penyebab penyakit lain.
 b. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan sampai
berat yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau
kasus probable infeksi MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit
 a. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis

DAN
Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negative
pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat.

DAN
Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.
 b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis

DAN
Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif (pemeriksaan skrining hasilnya
positif tanpa konfirmasi biomolekular).

DAN
Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.
 Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan
laboratorium positive.
 A. Anamnesa
- Demam ≥ 38 ° C
- Batuk, Sesak Nafas.
- Pada beberapa kasus, ada masalah GIT seperti diare
- Riwayat perjalanan dari Semenanjung Arab atau negara-negara
sekitarnya 1 dalam 14 hari

 B. Radiologi : predominantly peripheral lesions, commonly progressing


from unilateral focal air- space opacity to unilateral multifocal or bilateral
involvement during treatment.

 C. Laboratorium : RT-PCR
1. Spesimen Klinis Rutin
- Kultur mikroorganisme sputum dan darah pada pasien
dengan pneumonia
2. Spesimen dari saluran napas atas dan bawah
- Dilakukan pemeriksaan Virus Influenza A dan B, virus
influenza A subtype H1 dan H3 dan H5, dan H5N1
 Pengobatan yang bersifat spesifik masih belum ada,
Pengobatan hanya bersifat suportif tergantung kondisi keadaan
pasien.
1. Terapi oksigen pada pasien ISPA berat / SARI.
2. Antibiotik empirik untuk mengobati gejala pneumonia.
3. Management cairan konservatif pada pasien ISPA berat /
SARI tanpa syok.
 Seorang laki laki berusia 50 tahun datang ke praktik dokter
mandiri dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu, demam
yang dirasakan terus menerus. Selain demam pasien meraskan
batuk, pilek dan sesak. Pasien juga memiliki riwayat pulang
umroh sejak 13 hari hari yang lalu. Pada pemeriksan fisik
tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 100 kali per menit,
respirasi 30 kali permenit, suhu 38,5°C. Dari hasil
pemeriksaan rontgen ditemukan gambaran infiltrat pada
parenkim paru. Apa kemungkinan diagnosis penyakit dari
pasien tersebut?

Anda mungkin juga menyukai