Anda di halaman 1dari 41

KASUS INTERNA PENYAKIT DALAM

EFUSI PLEURA PADA ANJING SALT


DI ANIMAL CLINIC JAKARTA

MOCHAMMAD GUNTUR KARYA F 170130100011012


PANDU GUMELAR SUBKHI 170130100011033

PEMBIMBING
DRH. SITI KOMARIAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SIGNALEMENT

Nama : Salt
Jenis Hewan : Anjing
Ras Hewan : Golden Retriever
Warna Rambut : Coklat Kekuningan
Umur : 7 Tahun
Berat badan : 22.35 kg
Jenis kelamin : Jantan
ANAMNESE

Anjing Salt dibawa ke Animal Clinic Jakarta pada tanggal


9 Maret 2018 dengan keluhan tidak mau makan selama satu
minggu terakhir (2 Maret 2018), hewan kurus, dan sesak nafas.
PEMERIKSAAN FISIK

• Berat : 22.3 Kg
• Suhu : 39,6 oC
• Mukosa Mulut : Rose
• Pulsus : 146 kali/menit
• Frekuensi nafas : 40 kali/menit
• Kondisi fisik : Lethargi, anoreksia, kurus
• Auskultasi
– Jantung : Terdengar kurang jelas
– Pulmo : ribut/wheeze
• Respirasi : Respirasi costoabdominal
• Turgor Kulit : > 3 detik
PROBLEM YANG DITEMUKAN

• Sesak nafas
• Kurus
• Lemas
• Anoreksia
• Auskultasi jantung kurang jelas terdengar
• Wheeze sound
• Dehidrasi
DIAGNOSA BANDING

• Oedema pulmonum
• Pleural effusion
• Pneumonia
• CHF
• Cardiomyopathy
Nama Penyakit Keterangan
Efusi pleura Akumulasi cairan berlebih pada cavum pleura yang menyebabkan depresi sistem
kardiorespirasi. Gejela klinis: suara jantung kurang jelas terdengar, suara wheeze, sesak
nafas, dan takipnea
Oedema pulmonum Akumulasi cairan pada paru-paru yang disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik
dan permeabilitas kapiler alveolar, penurunan tekanan onkotik, dan obstruksi saluran
nafas atas. Gejala klinis: takipnea, sesak nafas, suara wheeze dan crackles, mur-mur, dan
aritmia.
Pneumonia Inflamasi pada paru-paru yang disebabkan oleh patogen. Gejala klinis: batuk, demam,
exercise intolerance, lethargi, discharge nasal.

Congestive Heart Ketidakmampuan jantung dalam mempertahankan sirkulasi yang cukup. Terjadi ketika
darah yang kembali ke jantung tidak mampu dipompa keluar jantung dalam laju yang cukup
Failure untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gejala klinis: takiakrdi, takipnea, sesak
nafas, dan edema.
Cardiomyopathy Penurunan fungsi otot jantung sehingga terjadi dilatasi ventrikel, disebabkan olleh
defisiensi taurin dan carnitin, virus, protozoa, dan idiopaic. Gejala klinis: hewan mudah
lelah, takikardi, takipnea, dyspnea, edema, dan ronchi.
PEMERIKSAAN LANJUTAN

• X-Ray
• Pemeriksaan Darah (Complete Blood Count
dan Kimia darah)
X- Ray

Gambaran Normal
(Nelson, 2013)

Hasil pemeriksaan X-Ray anjing Salt


posisi Left Lateral (9 Maret 2018).
Gambaran jantung dan batas
diafragma tidak jelas, rongga thorax
tampak radiopaque menandakan
adanya akumulasi cairan
Gambaran Normal (Nelson, 2013)

Hasil pemeriksaan X-Ray anjing Salt posisi


dorsoventral (9 Maret 2018). Rongga thorax
tampak radiopaque, terjadi akumulasi cairan
pada sebagian rongga thorax.
Complete Blood Count (9 Maret 2018)
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil
WBC 103 /ul 6-17 5.25 (-)
Limfosit 103 /ul 1-4.8 0.71 (-)
Monosit 103 /ul 0.2-1.5 0.22
Neutrofil 103 /ul 3-12 4.29
Eosinofil 103 /ul 0-0.8 0.22
Basofil 103 /ul 0-0.4 0.01
Limfosit % 12-30 13.5
Monosit % 2-4 4.1
Neutrofil % 62-87 81.6
Eosinofil % 0-8 0.6
Basofil % 0-2 0.1
RBC 5.5-8.5 5.67
Hemoglobin g/dl 12-18 12.1
Hematokrit % 37-55 35.50 (-)
MCV fl 60-77 63
MCH pg 19.5-24.5 21.3
MCHC g/dl 31-34 34.1
Trombosit (PLT) 200-500 127
PCT % 0.36
Kimia Darah (9 Maret 2018)

Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil

Ureum mg/dl 15-40 23.06


Creatinin mg/dl 0.5-1.5 2.31 (+)
AST IU/L 8.9-48.5 26.03
ALT IU/L 8.2-57.3 36.39
ALP IU/L 10.6-100.07 0.22
Bilirubin Total mg/dl 0.0-0.6 0.01

GGT IU/L 1-7 4.02


Total Protein g/dl 5.7-7.7 7.19
Albumin g/dl 2.5-4.5 1.95 (-)
DIAGNOSA
Pasien mengalami Efusi pleura

PROGNOSA
Prognosa dari kasus anjing Salt yaitu
Dubius-fausta
TERAPI

• Furosemide 2 mg/kg BB, t.i.d IV


• Ampicillin 20 mg/kg BB, b.i.d IV
• Spironolactone 45 mg b.i.d PO
• Fujimin 5 caps, b.i.d ac
PEMBAHASAN
Efusi Pleura

Merupakan suatu kondisi terjadi penumpukan cairan di dalam cavum pleura

Disebabkan oleh:
• Gangguan drainase limfatik
• Penurunan tekanan osmotik koloid
• Trauma
• Infeksi

(Tiley et al., 2011)


Patofisiologi Efusi Pleura
Gangguan
Infeksi Tekanan osmotik
drainase limfatik
plasma

Peradangan pada Tekanan Transudasi


pleura hidrostatik

Permeabilitas Transudasi Edema


vaskuler

Efusi pleura

Sesak nafas,
suara wheeze,
Depresi sistem suara jantung
kardiorespirasi tidak terdengar
(Tiley et al., 2011) jelas, takipnea
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
anjing Salt didiagnosa mengalami Efusi Pleura
TERIMA KASIH
Referensi
• Tilley P, Larry dan Francis W.K Smith. 2011.
Five Minute Veterinary Consult Canine and
Feline. Wiley Blackwell, USA
• Nelson, Richard. W. And Guilermo Couto.
2013. Small Animal Internal Medicine: 5th
Edition. Elsevier
Thoracocentesis
• Untuk memulai, pegang jarum dan jari yang lain menempel di dinding thorax.
Pegang batang dekat ujung kateter menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
• Mintalah seorang asisten untuk menghubungkan set ekstensi dengan stopcock 3
jalur dan siring ke ujung kateter. Tusukkan jarum/kateter melalui kulit dan otot
intercostal tegak lurus terhadap dinding thorax. (A)
• Masukkan jarum dengan kedalaman yang telah di tentukan atau sampai
merasakan seperti “pop” yang berarti telah mengenai pleura.
• Mintalah asisten untuk memasang 1 sampai 4 mm tekanan negatif pada plunger
dari siring 20 sampai 60 ml saat memasukkan jarum ke rongga pleura.
• Begitu cairan di aspirasi, pasang jarum 3 – 5 mm ke dalam ruang pleura, lalu
arahkan jarum sejajar dengan dinding thorax untuk mencegah menusuk paru-
paru yang mendasarinya.
• Dorong kateter dari jarum ke arah yang ingin dilakukan aspirasi. Kemudian
lepaskan jarum dan pasang kembali sistem ekstensi ke ujung kateter. Ujung
kateter dapat diarahkan ke dorsal untuk mengeluarkan udara dan ke ventral
untuk mengeluarkan cairan.
• Setelah sampel terambil, lepaskan kateter dengan hati-hati, catat volume cairan
yang diperoleh dan lakukan radiografi bagian thorax setelah dilakukan
thoracocentesis.
Tanggal Kondisi Pengobatan Keterangan

9 Maret 2018 Aktivitas : Aktif - Furosemide 4.5 ml IV t.i.d - CBC


Feses : Normal - Ampicillin 4.5 ml IV b.i.d - Kimia darah
Urinasi : Normal - Fujimin 5 caps ac b.i.d - X-Ray
Makan : Suap habis
10 Maret 2018 Aktivitas : Aktif - Furosemide 4.5 ml IV t.i.d
Feses : Normal - Ampicillin 4.5 ml IV b.i.d
Urinasi : Normal - Fujimin 5 caps ac b.i.d
Makan : Habis
11 Maret 2018 Aktivitas : Aktif - Furosemide 4.5 ml IV t.i.d
Feses : Normal - Ampicillin 4.5 ml IV b.i.d
Urinasi : Normal - Fujimin 5 caps ac b.i.d
Makan : Suap habis
12 Maret 2018 Aktivitas : Aktif - Furosemide 4.5 ml IV t.i.d
Feses : Normal - Ampicillin 4.5 ml IV b.i.d
Urinasi : Normal - Fujimin 5 caps ac b.i.d
Makan : Tidak Habis
13 Maret 2018 Aktivitas : Aktif - Furosemide 4.5 ml IV t.i.d - X-Ray
Feses : Normal - Ampicillin 4.5 ml IV b.i.d
Urinasi : Normal - Fujimin 5 caps ac b.i.d
Makan : Habis
14 Maret 2018 Aktivitas : Aktif - Furosemide 4.5 ml IV t.i.d - CBC
Feses : Normal - Ampicillin 4.5 ml IV b.i.d - Kimia darah
Urinasi : Normal - Fujimin 5 caps ac b.i.d
Makan : Habis
Pada tanggal 13 Maret 2018 dilakukan evaluasi treatment berupa
pengambilan gambar x-ray. Pada gambaran x-ray posisi lateral bagian
dorsal rongga thorax terlihat radiolucent yang menandakan akumulasi
cairan sudah mulai berkurang.
Pada gambaran x-ray posisi dorso-ventral
beberapa bagian juga tampak radiolucent.
Pemeriksaan darah pada tanggal 14 Maret
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil
WBC 103 / µl 6-17 11.61
Limfosit 103 / µl 1-4.8 1.18
Monosit 103 / µl 0.2-1.5 0.35
Neutrofil 103 / µl 3-12 10.02
Eosinofil 103 / µl 0-0.8 0.05
Basofil 103 / µl 0-0.4 0.02
Limfosit % 12-30 10.1
Monosit % 2-4 3.0
Neutrofil % 62-87 86.2
Eosinofil % 0-8 0.4
Basofil % 0-2 0.1
RBC 10^6/ µl 5.5-8.5 7.24
Hemoglobin g/dl 12-18 15.9
Hematokrit % 37-55 44.36
MCV fl 60-77 61
MCH pg 19.5-24.5 21.9
MCHC g/dl 31-34 35.8
Trombosit (PLT) 10^3/ µl 200-500 273
PCT % 0.28
Albumin g/dl 2.5-4.5 1.9
Neoplasia
Oedema Pulmonum
Bronchopneumonia
Jenis-jenis suara ketika dilakukan auskultasi thorax

• Wheezes: nada tinggi, • Rhonchi: nada rendah


seperti peluit, dan dan kasar, gaduh,
nyaring. basah, terdengar pada
• Rales/crackles: pendek, saat inspirasi maupun
kasar dan terdengar ekspirasi
putus-putus.
Suara vesikuler Suara bronchial

Anda mungkin juga menyukai