Anda di halaman 1dari 26

TEAM

KELOMPOK 5
Pneumonia adalah peradangan yang
mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan menimbulkan gangguan pertukaran
gas setempat. (Zul, 2001)
• Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme
gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan
streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus
influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
• Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus.
• Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
• Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
• Nyeri pleuritik
• Nafas dangkal dan mendengkur
• Takipnea
• Mengecil, kemudian menjadi hilang
• Krekels, ronki, egofoni
• Gerakan dada tidak simetris
• Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C,
delirium
• Diaforesis
• Anoreksia
 Pemeriksaan Radiologi (chest X-Ray)
 Teridentifikasi adanya penyebaran (misalnya lobus dan
bronchial), menunjukkan multiple abses dan infiltrasi
(bacterial), penyebaran extensivenodul infiltrat (viral)
 Pemeriksaan Laboratorium
 Leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri dan
menentukan diagnosis secara spesifik. LED biasanya
meningkat.
 Elektrolit: Sodium dan klorida menurun, bilirubin biasanya
meningkat.
 Analisis Gas Darah dan Pulse Oximetry
 Menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.
 Pemeriksaan fungsi paru-paru
 Volume paru-paru mungkin menurun, tekanan saluran udara
meningkat, kapasitas pemenuhan udara menurun dan
hipoksemia.
• Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah seperti
penderita HIV/AIDS, penyakit kronis jantung dan DM, orang
yang rutin menjalani kemoterapi, dan orang yang rutin
meminum obat golongan immunosupresan dalam waktu yang
lama.
• Pada perokok berat dapat mengalami iritasi pada saluran
pernapasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan sekresi
mukus (dahak). Bila dahak mengandung bakteri maka dapat
menyebabkan pneumonia. Alkohol berdampak buruk terhadap
sel-sel darah putih sehingga daya tahan tubuh dalam melawan
suatu infeksi menjadi lemah.
• Pasien yang dilakukan tindakan ventilaror (alat bantu nafas)
endotracheal tube sangat beresiko terkena pneumonia. Saat
mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung
ke tenggorokan,. Bila hal itu mengandung bakteri dan
berpindah ke rongga nafas, ia sangat berpotensi terkena
pneumonia.
• Berhenti merokok.
• Hindari orang-orang yang memiliki infeksi yang
kadang-kadang menyebabkan pneumonia.
• Tinggal jauh dari orang-orang yang sedang flu
atau sedang terserang infeksi saluran
pernafasan lainnya.
• Jika anda belum mengalami campak atau cacar
dan belum mendapatkan vaksin terhadap
penyakit ini, hindari orang-orang tersebut.
Terapi antibiotic
 Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan
manifestasi apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal
terhadap kuman penyebabnya.
 Antibiotik yang biasanya menjadi pilihan sebagai terapi awal
adalah amoxilin, clarithromycin atau erithromycin untuk beberapa
pasien CAP (Community Acquired Pneumonia).
 Pada kasus pneumonia CAP yang disebabkan oleh bakteri
atypical, antibiotik yang menjadi pilihan peratama penderita
adalah dari golongan makrolida seperti azithromycin dan
clarithromycin, fluoroquinolol, dan doxycycline.
 Antibiotik untuk pneumonia HCAP (Hospital Acquired pneumonia)
adalah chepalosporin generasi ketiga dan keempat, carbapenem,
fluoroquinolol, aminoglikosida dan vancomycin.
Terapi suportif umum
 Terapi O2
 Nebulizer untuk mengencerkan dahak
yang kental
 Fisioterapi dada untuk pengeluaran
dahak, khususnya anjuran untuk batuk
dan napas dalam
 Rutin berkonsultasi dengan dokter
Penderita pneumonia dianjurkan untuk rutin berkonsultasi ke
dokter hingga seluruh gejalanya hilang total, karena resiko
terkena infeksi sekunder sangat besar bagi penderita
pneumonia
 Beristirahat dengan cukup
Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
sistem imunitas pasien penderita pneumonia dalam fase
penyembuhan.
 Menghirup udara yang bersih
Menghirup udara yang terpolusi akan memperburuk keadaan,
bahkan mampu meningkatkan frekuensi dan intensitas batuk
penderita. Karena itu hindarilah area berpolusi, asap rokok
dan pakai masker untuk membantu melindungi paru-paru
anda.
 Berada di ruangan yang lembap
Udara yang lembap baik untuk mereka yang sedang menjalani proses
pnyembuhan pneumonia. Humidifier dapat digunakan untuk mengatur
kelembaban udara bila memungkinkan dan dibutuhkan. Mandi air hangat
Penderita pneumonia dianjurkan untuk rutin berkonsultasi ke dokter hingga
seluruh gejalanya hilang total, karena resiko terkena infeksi sekunder sangat
besar bagi penderita pneumonia
 Beristirahat dengan cukup
Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan untuk memperbaiki sistem imunitas
pasien penderita pneumonia dalam fase penyembuhan.
 Menghirup udara yang bersih
Menghirup udara yang terpolusi akan memperburuk keadaan, bahkan
mampu meningkatkan frekuensi dan intensitas batuk penderita. Karena itu
hindarilah area berpolusi, asap rokok dan pakai masker untuk membantu
melindungi paru-paru anda.
 Berada di ruangan yang lembap
Udara yang lembap baik untuk mereka yang sedang menjalani proses
pnyembuhan pneumonia. Humidifier dapat digunakan untuk mengatur
kelembaban udara bila memungkinkan dan dibutuhkan. Mandi air hangat
juga akan membantu menyejukkan paru-paru sekaligus mengurangi batuk
anda.
 Gunakan obat batuk berjenis expectorant, bukan jenis suppresant
A. Pengkajian
B. Pemeriksaan Pisik
C. Pemeriksaan Penunjang
D. Analisa Data
E. Diagnosa Keperawatan
F. Rencana Keperawatan
G. Catatan Perkembangan
1. Identitas
Nama : Ny. E
Umur : 32 tahun
Tgl Masuk : 25/08/2018
Tgl Pengkajian : 30/08/2018
Alamat : Kp. Cihaur Rt 01/01 Ds.
Sukamenak Kec.
Sukarame Kab.
Tasikmalaya
2. Keluhan Utama : Sesak dan Pusing
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke RSU SMC Tasikmalaya
pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul
18.24 WIB dengan keluhan sesak napas
dan pusing. Sesak dirasakan bila
beraktivitas dan tidur. Bila sesak terjadi
kepala terasa pusing dan badan lemas,
sesak hilang bila diistirahatkan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keluarga, klien belum mengalami
penyakit seperti saat ini namun 1 tahun
yang lalu pernah mengalami sesak napas.
5. Lewat Penyakit Keluarga
Menurut keluarga, di keluarga klien tidak
ada penyakit seperti ini.
6. Riwayat Sosial dan Rohani
Klien dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya walau tidak banyak
berkomunikasi.
Klien rajin melaksanakan sholat 5 waktu.
1. Keadaan Umum
Klien sakit sedang.
a. Kesadaran : composmentis
b. Tanda-Tanda Vital :
T : 123/75 mmHg
P : 123 x/”
R : 40x/”
S : 37,6 ͦC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kepala Klien bersih, tidak ada lesi, tidak
terdapat ketombe terdapat uban namun sedikit, tidak
ada benjolan.
b. Wajah : Wajah simetris, ekspresi wajah meringis,
tidak terdapat luka, terpasang O2 di hidung.
c. Tenggorokan : Terdapat peningkatan Vena
Jugularis. Saat diberi tekanan klien batuk dan sesak
semakin meningkat.
d. Dada : Bentuk dada tidak simetris, bagian kanan
lebih besar dari bagian kiri.
e. Abdomen : Bentuk simetris
f. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah dapat
digerakan dengan normal.
g. Genitalia : Genital klien bersih, tidak terlihat
adanya gangguan atau tanda penyakit kelamin.
No Data Etiologi Diagnosa
1. S : Klien mengatakan sesak napas Penurunan suhu tubuh Bersihkan
O : TTV klien jalan napas
T : 123/75 mmHg Metabolisme meningkat efektif
P : 123 x/”
R : 40 x/” Infeksi
S : 37,6 ͦC
Terpasang monitor Produksi Sputum meningkat

Akumulasi spontan di jalan


napas

Bersihkan jalan napas efektif


2. S : Klien mengatakan tidak dapat Suplai O2 dalam darah Intoleransi
beraktivitas seperti biasanya menurun aktivitas
O : Klien terlihat lemas
Hipoksia

Fatique

Intoleransi aktivitas
No Data Etiologi Diagnosa
3. S : Klien mengatakan tidak napsu Mocus di Broncus Resiko tinggi
makan meningkat nutrisi
O : Porsi yang diberikan RS tidak kurang
habis Bau mulut tidak sedap

Anorexsia

Intake menurun

Resiko tinggi nutrisi kurang


4. S : Klien mengatakan BAB sudah Infeksi saluran cerna Resiko tinggi
lebih dari 8 x selama di RS terhadap
O : Klien terlihat lemas, kulit klien Peningkatan flora normal di kekurangan
kering usus cairan

Mal absorpsi

Frekuensi lebih dari 8x /


hari

Resiko tinggi terhadap


kekurangan cairan
1. Bersihkan jalan napas tidak efektif b.d
inflamasi trakhea bronchial.
2. Intoleransi akktifitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
3. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan
metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi.
4. Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan
b.d kehilangan cairan berlebih.
INTERVENSI

1. DX 1  Kaji frekuensi : kedalaman


pernapasan dan gerak dada
Yang ditandai dengan :  Rasional : takipneu,
 Frekuensi napas pernapasan normal, bentuk
meningkat dada tidak simetris terjadi
 Bunyi napas tidak normal
karena ketidaknyamanan.
 Auskultasi daerah/ area paru :
 Dispnea catat penurunan udan dan
Tujuan : bunyi napas.
 Jalan napas efektip  Rasional : penurunan aliran
dalam terjadi pada area
Kriteria Hasil : konsolidasi dengan cairan.
 Batuk teratasi  Ajarkan teknik batuk efektif
 Napas normal  Rasional : merangsang
batuk dan pembersihan
 Bunyi napas bersih jalan napas secara tepat
INTERVENSI

1. DX 2  Evaluasi respon klein terhadap


Yang ditandai dengan : aktivitas rasional
 Dipsneu  Rasional : merupakan

 Sianosis
kemampuan kebuutuhan klien
dan memudahkan pilihan
 Takipneu
intoleran..
Tujuan :  Bantu klien memilih posisi yang
 Intoleransi aktivitas nyaman.
teratasi  Rasional : klien mungkin
Kriteria Hasil : nyaman dengan posisi kepala
 Napas normal lebih tinggi
 Sianosis tidak terjadi  Bantu klien dalam melakukan
 Irama jantung normal aktivitas
 Rasional : meminimalkan
kelelahan dan membantu
keseimbangan suplai O2
INTERVENSI

1. DX 3  Identifikasi faktor yang


Yang ditandai dengan : menimbulkan BB menurun
 Rasional : meminimalkan
 Napsu makan menurun
aktivitas dan meningkatkan
 BB menurun
asupan makanan
Tujuan :
 Berikan makanan yang disukai
 Nurtisi tubuh dapat
klien.
terpenuhi  Rasional : untuk
Kriteria Hasil : meningkatkan napsu makan
 Klien menunjukan klien
peningkatan napsu makan  Berikan makanan dalama
 Klien mempertahankan BB keadaan masih hangat
 Rasional : untuk memberikan
rasa nyaman dan
eningkatkan napsu makan
INTERVENSI

1. DX 4  Kaji TTV, bila demam / takikardi


Yang ditandai dengan :  Rasional : peningkatan suhu

 Penurunan masukan oral dan kehilangan cairan untuk


 Napas melalui mulut
evaporasi
Kaji turgor kulit, kelembaban
Tujuan : 
mukosa bibir.
 Kekurangan vol cairan
 Rasional : indikasi ke
tidak terjadi adekuatan vol cairan
Kriteria Hasil :
 Klien menunjukan
keseimbangan cairan
dengan parameter
invidual
No Tgl/ DX Catatan Perkembangan
Jam
1. 07/ 1 S: Keluarga mengatakan sesak napas klien meningkat, klien tidak
09/ dapat diajak bicara.
2018 O: Kondisi klien menurun
T: 80/60 mmHg
Jam: P : 136 x/”
15.25 R : 24 x/”
S : 38 ͦC
SPO : 99%
Terpasang monitor, o2, DC dan NET

A: Masalah belum teratasi


P : Tingkatkan Intervensi
I : 1. memantau frekuensi / kedalaman pernapasan dan gerak
dada
2. Auskultasi daerah paru, bila adanya peningkatan bunyi
ronhie/wheezing
E : K/U menurun, kesadaran menurun
R : lanjutkan intervensi
- pantau monitor
- Cek EKG
- photo thorax

Anda mungkin juga menyukai