Anda di halaman 1dari 43

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH & PENGENDALI

INFEKSI INDONESIA
RS & Fanyankes
-memiliki peran untuk
meningkatkan derajat Meningkatnya kasus-kasus
kesehatan masyarakat Emerging diseases
- mampu memberikan MRSA (Methicillin Resistant
Staphylococcus Aureus),
pelayanan yang bermutu, VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus),
akuntabel, transparan ESBL (Extended Spectrum Beta-Lactamase )
terhadap masyarakat Healthcare Associated Infections (HAIs)
(patient safety).

Kebijakan kemkes
Tentang PPI
 Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
 Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman Manajerial PPI
di RS dan Fas Yankes Lainnya
 SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman PPI di RS dan
Fas. Yankes Lainnya
 SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM RS
 SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg KARS
 SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPI RS & Tim PPI RS
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 10
 Setiaporang berkewajiban
menghormati hak orang lain dalam
upaya memperoleh lingkungan yang
sehat, baik fisik,biologik maupun sosial
 Pasal 11
 Setiaporang berkewajiban berperilaku
hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 5 (2)
 Setiap
orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau
 Pasal 6
 Setiaporang berhak mendapatkan
lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 53 (3)
 Pelaksanaanpelayanan kesehatan harus
mendahulukan pertolongan
keselamatan nyawa pasien dibanding
kepentingan lainnya
 Pasal 54 (1)
 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung
jawab, aman, bermutu serta merata
dan non diskriminatif
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 24 (1)
 Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketententuan kodek etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional
 Pasal 25 (1)
 Pengadaaan dan peningkatan mutu tenaga
kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah
daerah, dam /atau masyarakat melalui
pendidikan dan/atau pelatihan
UNDANG-UNDANG RI NO 44
TENTANG RUMASAKIT
 Pasal 32 (a)
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
 Pasal 32 (c)
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi
 Pasal 32 (d)
 Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
 Pasal 32 (n)
 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di RS
TUJUAN
Kebijakan Kemkes tentang PPI bertujuan
Agar semua RS dan Fanyankes lainnya
dapat melaksanakan PPI sesuai standar
yang sudah ditrtapkan
Kebijakan kemkes tentang PPI
1. Setiap RS & Fas. Yan Kes lainnya harus
melaksanakan PPI  SK Menkes
270/Menkes/SK/III/2007 Dan PMK
No 27 Th. 2017 Tentang PPI di
FASYANKES
2. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai
dengan :
 Pedoman Manajerial PPI di RS & Fas. Yan.
Kes Lainnya;
 Pedoman PPI di RS & Fas. Yan. Kes Lainnya
Kebijakan Kemkes tentang PPI
3. Direktur RS dan Fas. Yan. Kes lainnya
membentuk :
 Komite PPI
 Tim PPI
 Komite dibawah koordinasi Direktur.

4. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi


dan kewenangan yang jelas.

5. Setiap RS dan Fas Yan Kes lainnya wajib


memiliki IPCN (Infection Prevention and Control
Nurse).
STUKTUR ORGANISASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
DIREKTUR UTAMA /
DIREKTUR

KOMITE
DIREKTORAT DIREKTORAT KOMITE LAIN
PPI

TIM PPI
KEBIJAKAN
KOMITE PPI
Susunan organisasi Komite PPI / Tim PPI adalah
Ketua, Sekretaris, dan Anggota yang terdiri dari
IPCN/Perawat PPI, IPCD/Dokter PPI dan anggota
lainnya.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki IPCN


yang bekerja purnawaktu dengan ratio1(satu) IPCN
untuk tiap 100 tempat tidur. Untuk fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang
dari 100 harus memiliki IPCN minimal 1 (satu) orang.
Lanjutan.......
Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN
(InfectionPrevention and Control Link Nurse) dari tiap unit,
terutama yang berisiko terjadinya infeksi.

Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah


komite PPI dan secara professional berada di bawah
keperawatan setara dengan senior manajer

Setiap 1000 tempat tidur sebaiknya memiliki1 (satu) ahli


Epidemiologi Klinik.
KOMITE PPI
KRITERIA:
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti Diklat dasar PPI.
• Ketua, sebaiknya dokter (IPCO), berminat,
peduli, memiliki pengetahuan, pengalaman,
mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik,
atau epidemiologi klinik.
• Sekretaris, sebaiknya perawat senior (IPCN),
disegani, berminat, mampu memimpin, aktif.
• Anggota,terdiri dari
• Dokter, epidemiologist, Mikrobiologist,
Patologist,Farmasist,IPCN,CSSD,
Laundry,Sanitasi,K3
TUGAS DIREKTUR
Antara lain :
1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan SK.
2. Bertanggungjawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
upaya PPI
3. Bertanggungjawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan
4. Menentukan kebijakan PPI.
5. Mengesahkan SOP, pedoman, kebijakan PPIRS.
6. Mengevaluasi kebijakan PPI atas saran Komite PPIRS
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Menyusun, menetapkan mengevaluasi dan
mensosialisasikan kebijakan PPI - RS.
• Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS
• Membuat SPO PPI bersama-sama Tim PPI
• Menyusun program PPI dan mengevaluasi program tersebut
• Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada masalah KLB HAIs
bersama Tim PPI.
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Memberikan usulan untuk mengembangkan dan
meningkatkan upaya PPI
• Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan RS dan
FanYanKes dalam PPI
• Mengidentifikasi temua dilapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM RS dalam
PPI
• Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dgn
prinsip PPI dan aman bagi yg menggunakan.
• Mengadakan pertemuan berkala, termasuk evaluasi
kebijakan
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Berkoordinasi dengan unit-unit terkait
• Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian
antibiotika yang rasionaldi RS berdasarkan hasil
pemantauan pola kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika
• Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja
• Turut menyusun kebijakan clinical governance dan
patient safety
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Mengembangkan , mengimplementasikan dan secara
periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah
telah sesuai dengan kebijakan manajemen RS

• Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi


bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan,
renovasi ruangan/gedung,cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai prinsip PPI
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Menentukan sikap penutupan ruangan bila
diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi
• Melakukan pengawasan terhadap tindakan-
tindakan yang menyimpang dari standar prosedur/
monitoring surveilans proses
• Menerima laporan Tim PPI & membuat laporan
kepada Direktur.
IPCD
(Infection Prevention and Control Doctor)
Kriteria :

1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.


2. Mengikuti Diklat dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCD:

Antara lain :
 Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi
infeksi yang tepat.
 Turut menyusun pedoman penggunaan Antibiotika dan
Surveilans
 Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola
resistensi antibiotika.
 Bekerjasama dengan IPCN / Perawat PPI melakukan
monitoring kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta
investigasi KLB.
Tugas IPCD :
 Bersama komite PPI memperbaiki kesalahan
yang terjadi, membuat laporan tertulis hasil
investigasi dan melaporkan kepada pimpinan
rumah sakit.
 Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI
bekerja sama dengan bagian pendidikan dan
pelatihan (Diklat) dirumah sakit.
 Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan
dalam merawat pasien.
 Turut membantu semua petugas kesehatan
untuk memahami PPI.
IPCN
(Infection Prevention and Control Nurse)
Kriteria :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen dibidang pencegahan pengendalian
infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau
setara.
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan, inovatif dan
percaya diri.
5. Bekerja purna waktu.
Tugas dan Tanggungjawab IPCN
 Mengunjungi ruangan setiap hari
 Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kepatuhan
petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
 Melaksanakan surveilans dan melaporkan kepada Komite
PPI
 Bersama Komite mengadakan pelatihan PPI
 Melakukan investigasi terhadap KLB bersama Komite PPI
Tugas dan Tanggungjawab IPCN

 Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk


mencegah penularan infeksi dari petugas ke pasien
atau sebaliknya
 Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan
memberi konsultasi tentang PPI
 Audit PPI , termasuk kebersihan tangan,
penatalaksanaan limbah, laundry, gizi dan lain-lain
terkait PPI
 Memonitor kesehatan lingkungan
 Memonitor terhadap penggunaan antibiotika yang
rasional
Tugas dan Tanggungjawab IPCN

 Mendisain formulir, melaksanakan , memonitor dan mengevaluasi


surveilans infeksi yang terjadi di RS
 Membuat laporan surveilans danmelaporkannya ke Komit PPI
 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI
 Memberikan saran diain RS agar sesuai dengan prinsip PPI
 Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung RS tentang PPI
melalui penyuluhan
 Sebagai koordinator antara unit/departemendalam mendeteksi dan
mengendaliakan infeksi di RS
PELAKSANA PPI RS
IPCLN
(Infection Prevention and Control Link Nurse)
Kriteria :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan
sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan
dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki kemampuan leadership.

29
Tugas IPCLN
 Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap, kemudian menyerahkannya ke IPCN ketika pasien
pulang
 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI
 Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs
pada pasien
 Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di unit masing-masing
 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam melaksanakan
Kewaspadaan Isolasi
Sarana dan Fasilitas Pelayanan
Penunjang (Supporting System)
 Sarana Kesekretariatan
 Ruangan sekretariat dan tenaga sekretaris full time
 Komputer, printer, internet
 Telepon dan faksimail, ATK
 Dukungan manajemen
 SK
 Anggaran/dana kegiatan/diklat fasilitas, pelaksanan program ,
biaya rapat, reward)
 Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional
MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
 Monitoring
 Dilakukan oleh IPCN, IPCLN
 Dilakukan setiap hari  check list
 Ada fomulir
 Evaluasi
 Dilakukan oleh Tim PPIRS  setiap 1 bulan
 Dilakukan oleh Komite PPIRS  setiap 3 bulan
 Pelaporan
 Laporan tertulis kepada Direktur  1 bulan
 Laporan rutin  harian, mingguan, bulanan, triwulan,
semester, tahunan.
 Kebijakan Kebersihan Tangan
 Kebijakan Penggunaan Alat Pelindung Diri
 Kebijakan Pemrosesan alat kesehatan
 Kebijakan Penanganan limbah dan benda tajam
 Kebijakan Pengendalian lingkungan
 Kebijakan Penempatan Pasien
 Kebijakan Penanganan linen
 Kebijakan Perlindungan kesehatan karyawan
 Kebijakan Penyuntikan yang aman
 KebijakanKebersihan pernapasan dan etika batuk
 Kebijakan Praktek Penyuntikan yang aman
 Ada Kebijakan Penggunaan peralatan re useable
 Ada Kebijakan penggunaan peralatan yang single use ke
re use
 Ada kebijakan tentang pembongkaran, renovasi,
pembangunan gedung pengkajian risiko pengendalian
infeksi
 Ada kebijakan jika karyawan terluka tusuk jarum
 SPO Kebersihan Tangan
 SPO Penggunaan sarung tangan
 SPO Penggunaan penutup kepala
 SPO Penggunaan masker
 SPO Penggunaan penutup wajah/gogle
 SPO Penggunaan Sepatu/pelindung kaki
 SPO Penggunaan gaun/apron
 SPO pembersihan permukaan lingkungan ternoda
darah
 SPO pembersihan permukaan lingkungan lantai
 SPO pembersihan permukaan lingkungan peralatan
 SPO pembersihan peralatan
 SPO disinfeksi permukaan lingkungan lantai
 SPO disinfeksi peralatan kesehatan
 SPO sterilisasi alat kesehatan kritikal
 SPO pembuangan limbah
 SPO pembuangan limbah
 SPO pemebersihan ruangan
 SPO penempatan pasien isolasi
 SPO penanganan linen ternoda dan tidak ternoda
 SPO terluka benda tajam
 SPO penyuntikan
 SPO ETIKA BATUK
 SPO PRAKTEK LUMBAL PUNKSI
KESIMPULAN
 Kebijakan Kemenkes bahwa setiap RS
dan Fasilitas kesehatan lainnya harus
melaksanakan PPI
 Direktur RS harus membentuk Komite dan
Tim PPI dalam pelaksanaan PPI dan
menempatkan IPCN purnawaktu
costypandjaitan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai