Pembimbing :
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS.,
M.Si, Audiologist
Dr. dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT – KL
dr. Dimas Adi Nugroho, Sp. THT-KL
oleh :
Atikah Budi Intan Lestari, S. Ked
J510185094
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. S
• Umur : 30 Tahun
• Pekerjaan : Ibu RT
• Status Perkawinan : Menikah
• Tgl masuk : Selasa, 05 Maret 2019
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit
Dahulu
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Cukup
• Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 87x/ menit
• Respirasi : 18x/ menit
• Suhu badan : 36,2 oC
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal,Conjungtiva Anemis (-/-),Sklera Ikterik (-/-), Pupil isokhor (3mm/3mm), Sianosis (-)
Leher : Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-), massa (-), JVP (-), Pembesaran
Kelenjar Limfe (-)
Thorax :
• Paru-paru
Inspeksi : Kelainan bentuk dada (-), gerak dada kanan dan kiri simetris, pelebaran vena
superficial (-), benjolan/massa (-), sikatriks (-).
Palpasi : Tidak terdapat ketinggalan gerak antara pulmo dekstra dan sinistra.
Perkusi : Suara paru sonor/sonor, paru dalam batas normal
Auskultasi : Suara dasar vesicular (+), tidak ada suara tambahan.
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Suara jantung redup, batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : Bunyi jantung 1, 2 murni regular terdengar pada SIC 1 dan 2 linea parasternal sinistra
et dekstra.
• Abdomen
Inspeksi : Ascites (-), Distended (-), sikatriks (-)
Auskultasi : Suara peristaltik (normal), suara tambahan (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, defans muskular (-)
Perkusi : Timpani (+)
Extremitas : clubbing finger (-), deformitas (-), edema ekstremitas (-)
STATUS THT
Hidung
a.Pemeriksaan
Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung
Hidung luar Bentuk normal, hiperemi (-), Bentuk normal, hiperemi (-),
deformitas (-), nyeri tekan (-), deformitas (-), nyeri tekan (-),
krepitasi (-) krepitasi (-)
b. Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
Cavum nasi Bentuk (normal), hiperemia (-) Bentuk(normal), hiperemia (-)
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-),
Pemeriksaan mulut dan ororfaring
Penilaian Hasil
HB 12,3 12-16
Hematokrit 42,7 37-47
Diagnosis
Banding
Diagnosis
Tonsilitis Kronik
Terapi
• Injeksi cefotaxim 1 gr
Medikasi • Injeksi dexametason 10 mg
Praoperasi
• Tonsilektomi
Operatif
Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
GEJALA DAN TANDA
• Rasa mengganjal di tenggorok
• Rasa kering di tenggorokan
• Nafas berbau
• Tidur mengorok
• Pada pemeriksaan didapatkan:
Tonsil membesar dengan permukaan yang
tidak rata, kriptus melebar dan beberapa
kripti terisi oleh detritus
UKURAN TONSIL
• T0 = tonsil masuk di dalam
fosa/ post tonsilektomi
• T1 = Tonsil masih berbatas
dalam fosa tonsilaris
• T2 = pembesaran tonsil
sudah melewati pilar
anterior tetapi belum masuk
garis paramedian
• T3 =pembesaran tonsil
berada diantara garis
paramedian dengan garis
median
• T4 = pembesaran tonsil
melewati garis mediana
DIAGNOSIS
Pengobatan Dilakukan
pasti untuk apabila terapi
tonsilitis kronik konservatif
adalah dengan maupun terapi
pengangkatan medikamentosa
tonsil dengan
(tonsilektomi antibiotika
diseksi). spektrum luas
tidak berhasil.
TONSILEKTOMI
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995, indikasi
tonsilektomi dibagi menjadi dua:
Indikasi Tonsil yang besar hingga mengakibatkan gangguan
pernafasan, nyeri telan yang berat, gangguan tidur
Absolut atau komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal.
Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada
tonsillitis kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan
pengobatan.
Otitis media
secara
perkontinuitatum