Anda di halaman 1dari 29

TONSILITIS KRONIK

Pembimbing :
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS.,
M.Si, Audiologist
Dr. dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT – KL
dr. Dimas Adi Nugroho, Sp. THT-KL

oleh :
Atikah Budi Intan Lestari, S. Ked
J510185094

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S
• Umur : 30 Tahun
• Pekerjaan : Ibu RT
• Status Perkawinan : Menikah
• Tgl masuk : Selasa, 05 Maret 2019
ANAMNESIS

KELUHAN • Nyeri menelan


UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien datang ke Poli THT dengan keluhan nyeri menelan.
Keluhan tersebut telah dirasakan sejak ± 2 bulan yang
lalu. Keluhan tersumbat awalnya muncul perlahan dan
semakin lama dirasakan bertambah berat sejak ± 1bulan
ini. Selain itu, pasien juga merasakan terasa ada yang
mengganjal di tenggorokan saat makan dan mulut terasa
kering. Pasien mengaku tidak ada cairan maupun dahak
yang keluar. Pasien mengatakan memiliki kebiasaan
makan-makanan pedas
• Keluhan pada rongga hidung disangkal. Keluhan pada
telinga disangkal. Keluhan batuk, mual disangkal, muntah
disangkal dan demam disangkal.
Riwayat Penyakit
• Riwayat keluhan serupa sebelumnya
Keluarga
: disangkal
• Hipertensi : disangkal
• Riwayat dislipidemia : disangkal • Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Diabetes Melitus : disangkal • Hipertensi : disangkal
• Asma : disangkal • Diabetes Melitus : disangkal
• Alergi : disangkal • Asma : disangkal
• Penyakit jantung : disangkal • Alergi : disangkal
• Penyakit jantung : disangkal

Riwayat Penyakit
Dahulu
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Cukup
• Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 87x/ menit
• Respirasi : 18x/ menit
• Suhu badan : 36,2 oC
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal,Conjungtiva Anemis (-/-),Sklera Ikterik (-/-), Pupil isokhor (3mm/3mm), Sianosis (-)
Leher : Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-), massa (-), JVP (-), Pembesaran
Kelenjar Limfe (-)
Thorax :
• Paru-paru
Inspeksi : Kelainan bentuk dada (-), gerak dada kanan dan kiri simetris, pelebaran vena
superficial (-), benjolan/massa (-), sikatriks (-).
Palpasi : Tidak terdapat ketinggalan gerak antara pulmo dekstra dan sinistra.
Perkusi : Suara paru sonor/sonor, paru dalam batas normal
Auskultasi : Suara dasar vesicular (+), tidak ada suara tambahan.
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Suara jantung redup, batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : Bunyi jantung 1, 2 murni regular terdengar pada SIC 1 dan 2 linea parasternal sinistra
et dekstra.
• Abdomen
Inspeksi : Ascites (-), Distended (-), sikatriks (-)
Auskultasi : Suara peristaltik (normal), suara tambahan (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, defans muskular (-)
Perkusi : Timpani (+)
Extremitas : clubbing finger (-), deformitas (-), edema ekstremitas (-)
STATUS THT
Hidung
a.Pemeriksaan
Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung
Hidung luar Bentuk normal, hiperemi (-), Bentuk normal, hiperemi (-),
deformitas (-), nyeri tekan (-), deformitas (-), nyeri tekan (-),
krepitasi (-) krepitasi (-)

b. Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
Cavum nasi Bentuk (normal), hiperemia (-) Bentuk(normal), hiperemia (-)

Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-),
Pemeriksaan mulut dan ororfaring
Penilaian Hasil

Bibir Bibir tidak nampak kering

Gigi Tidak ditemukan gigi yang mengalami carries


Lidah berwarna merah muda, bentuk normal, bersih tanpa
Lidah
stomatitis
T3/T3, permukaan berbenjol-benjol, detritus (sedikit), plak
Tonsil
(-), kripte melebar (+)
Dinding
Merah muda dan permukaan rata
orofaring

Palatum Hiperemis (-), eksudat/bercak (-)


Telinga
No Area Telinga Kanan Telinga Kiri
.
1. Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)
2. Pre dan Fistula (-), hiperemis (-), Fistula (-), hiperemis (-),
Retro edema (-), nyeri tekan (-) edema (-), nyeri tekan (-)
auricula
3. Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam Bentuk dan ukuran dalam
batas normal, bekas luka (-), batas normal, bekas luka (-),
hematoma (-), edema (-), hematoma (-),edema (-),
hiperemis (-), sekret (-), nyeri hiperemis (-), sekret (-),
tarik aurikula (-) nyeri tarik aurikula (-)
4. Liang telinga Serumen (-), hiperemis (-), Serumen (-), hiperemis (-),
furunkel (-), edema (-), sekret furunkel (-), edema (-),
Membran Retraksi (-), bulging (-), hiperemi Retraksi (-), bulging (-),
5. timpani (-), edema (-), perforasi (-), hiperemi (-), edema (-), perforasi
kolesteatom (-), cone of light (+) (-), kolesteatom (-), cone of light
(+)
MT intak MT intak
Cone of light (+) Cone of light (+)

Test Test Rinne : positif Test Rinne : positif


Garpu Test Weber: tidak ada Test Weber: tidak ada
Tala laterisasi ke kanan/ ke kiri laterisasi ke kanan/ ke kiri
Test Swabach : sama Test Swabach : sama dengan
dengan pemeriksa pemeriksa
Kesimpulan : Normal Kesimpulan : Normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin
13-08-2016 Harga normal

HB 12,3 12-16
Hematokrit 42,7 37-47

Leukosit 10,32 5-10


Trombosit 288 150-300
Eritrosit 4,27 4.00-5.00
MCV 86,1 82.0-92.0
MCH 29,5 27.0-31.0
MCHC 35,4 32.0-37.0
Granulosit 83,7 50.0-70.0

Limfosit 26,8 25.0-40.0


Monosit 3,4 3.0-9.0
Eosinofil 1,1 0.5-5.0
Basofil 0,2 0.0-1.0
CT 04.00 2-8
BT 01.30 1-3
GDS 92 70-150
Foto Rontgen Thorax

Kesan : Cor dalam batas normal


Paru tak tampak kelainan
Tonsilitis
Difteri
Tonsilitis
Faringitis
Kronik

Diagnosis
Banding

Diagnosis
Tonsilitis Kronik
Terapi
• Injeksi cefotaxim 1 gr
Medikasi • Injeksi dexametason 10 mg

Praoperasi

• Tonsilektomi
Operatif

• Menghindari makanan an minuman yang


iritatif
Edukasi • Menjaga kebersihan gigi dan mulut
Prognosis

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad sanam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TONSILITIS KRONIK

• Merupakan peradangan kronis Tonsila


Palatina setelah serangan akut yang
berulang atau infeksi subklinis.
Etiologi
• 25% disebabkan oleh streptokokus B hemolitikus
grup A
Faktor Predisposisi
• Rangsangan menahun dari rokok
• Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan
serangan berulang
• Pengaruh cuaca
• Kelelahan fisik
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
PATOLOGI
Epitel mukosa tonsil
Proses radang dan jaringan limfoid
berulang terkikis

Jaringan parut akan Jaringan limfoid


mengkerut dan kripti diganti oleh
akan melebar jaringan parut

Proses terus berlanjut


Kripti akan terisi
hingga menembus kapsul
dengan detritus
tonsil

Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
GEJALA DAN TANDA
• Rasa mengganjal di tenggorok
• Rasa kering di tenggorokan
• Nafas berbau
• Tidur mengorok
• Pada pemeriksaan didapatkan:
Tonsil membesar dengan permukaan yang
tidak rata, kriptus melebar dan beberapa
kripti terisi oleh detritus
UKURAN TONSIL
• T0 = tonsil masuk di dalam
fosa/ post tonsilektomi
• T1 = Tonsil masih berbatas
dalam fosa tonsilaris
• T2 = pembesaran tonsil
sudah melewati pilar
anterior tetapi belum masuk
garis paramedian
• T3 =pembesaran tonsil
berada diantara garis
paramedian dengan garis
median
• T4 = pembesaran tonsil
melewati garis mediana
DIAGNOSIS

• Adanya keluhan rasa sakit di


tenggorok, nyeri menelan, rasa
Anamnesis mengganjal pada tenggorok, nafas
berbau, terkadang ada demam,
malaise

• Tampak tonsil membesar dengan


Pemeriksaan adanya hipertrofi dan jaringan
Fisik parut. Tampak kripti melebar dan
terisi oleh detritus

• Kultur dan uji resistensi dari


Pemeriksaan sediaan apus tonsil
Penunjang
TATALAKSANA

Pengobatan Dilakukan
pasti untuk apabila terapi
tonsilitis kronik konservatif
adalah dengan maupun terapi
pengangkatan medikamentosa
tonsil dengan
(tonsilektomi antibiotika
diseksi). spektrum luas
tidak berhasil.
TONSILEKTOMI
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995, indikasi
tonsilektomi dibagi menjadi dua:
Indikasi Tonsil yang besar hingga mengakibatkan gangguan
pernafasan, nyeri telan yang berat, gangguan tidur
Absolut atau komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal.

Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak


menunjukkan perbaikan dengan pengobatan

Tonsillitis yang mengakibatkan kejang demam.

Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan


untuk menentukan gambaran patologis jaringan.
Jika mengalami tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun
Indikasi dan tidak menunjukkan respon sesuai harapan dengan
Relatif pengobatan medikamentosa yang memadai.

Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada
tonsillitis kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan
pengobatan.

Tonsillitis kronis atau tonsilitis berulang yang diduga sebagai


carrier kuman Streptokokus yang tidak menunjukkan repon
positif terhadap pengobatan dengan antibiotika.

Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai


berhubungan dengan keganasan (neoplastik)
KOMPLIKASI

Rinitis kronik Sinusitis

Otitis media
secara
perkontinuitatum

Anda mungkin juga menyukai