Di dalam keadaan disfungsi satu atau beberapa sel imunokompeten atau gangguan di dalam eliminasi bakteri oleh sel fagosit, yang ditandai dengan berkurangnya sekresi sitokin dari sel imunokompeten, maka fungsi imunitas akan gagal Dengan mempelajari skema respon imun tersebut, maka gangguan beberapa sel imunokompeten dan mediatornya yang terjadi pada individu yang rentan terhadap infeksi kusta dapat dijelaskan sebagai berikut: o Kegagalan fungsi sel makrofag Pada individu yang rentak terhadap infeksi kusta, ternyata mengalami kegagalan fungsi sel makrofag, baik sebagai sel fagosit maupun sebagai sel penyaji Diduga hal tersebut diakibatkan kelainan genetic Dilaporkan terjadi gangguan kualitas makrofag pada pasien kusta Pada pasien kusta tuberkuloid didapatkan peningkatan sel Langerhans, sedangkan pada kusta lepromatosa jumlah sel Langerhans normal Akibat gangguan sel makrofag: Kegagalan proses fagositosis oleh makrofag Gangguan pada prosesing antigen dan penyajian antigen Berkurangnya produksi beberapa mediator imunologis: IL-2, IL- 3, IL-4, IL-5, IL-6, IFN-7, MCF, GM-CSF Berkurangnya IL-2 akan menyebabkan berkurangnya proliferasi limfosit T, berkurangnya ativasi limfosit T sitotoksik, yang akan membantu mengeliminasi antigen M.leprae, berkurangnya produksi IL-2, IL-4, IL-5 yang akan menyebabkan berkurangnya aktivasi limfosit B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi, sehingga produksi antibody berkurang Berkurangnya IL-3 dan GM-CSF akan menyebabkan berkurangnya aktivasi sel makrofag Pada akhirnya menyebabkan semakin banyaknya M.leprae yang tidak tereleminasi, secara klinis gejala semakin berat dan dimasukkan ke dalam tipe lepromatosa o Gangguan fungsi, jumlah, dan atau kualitas sel limfosit T Gangguan jumlah pada sirkulasi sel limfosit T Terjadi penurunan junlah sirkulasi limfosit T, sehingga repon terhadap antigen berkurang Terjadi kegagalan eliminasi sehingga gejala klinis memberat dan bergeser ke tipe lepromatosa Gangguan fungsi sel limfosit T supresor Antigen LAM dapat menghambat produksi IFN-7 sehingga menginduksi limfosit-T supresor dan menghambat aktivasi sel makrofag Terjadi pemablikan rasio T helper dan T supresor (>1:2) sehingga terjadi supresi respon imun selanjutnya Terjadi kegagalan eliminasi sehingga gejala klinis memberat dan bergeser ke tipe lepromatosa Gangguan produksi mediator imunologis Produksi IL-2 tidak adekuat pada pasien kusta lepromatosa akibat induksi limfosit T-supresor Gangguan IL-2 menyebabkan berkurangnya proliferasi limfosit T dan berkurangnya aktivasi limfosit B untuk berproloferasi dan berdiferensiasi menjadi limfosit B memori dan plasma, sehingga produksi antibody berkurang Gangguan IL-2 mengakibatkan berkurangnya aktivasi sel limfosit T-sitotoksik Terjadi kegagalan eliminasi sehingga gejala klinis memberat dan bergeser ke tipe lepromatosa Peranan Antibodi Antibodi yang terbentuk oleh sel plasma akan ditujukan kepada antigen M.leprae yang merupakan suatu obligat intra seluler, sehingga tidak bias dieliminasi Pada pasien kusta tipe lepromatosa yang telah diobati, di dalam tubuh terdapat banyak antigen M.leprae yang telah mati Antibodi mengadakan ikatan antigen antibody dan membentuk suatu kompleks imun yang akan mengendap di jaringan dan menimbulkan reaksi yang merugikan, yaitu Erytema Nodosum Leprosum