Anda di halaman 1dari 19

Learning Issue

LBM Anak

Feby Saskiya Putri


30901700029
1) Bagaimana patofisiologi gagal jantung?
 Gagal jantung Kanan
dilatasi dinding jantung kanan (dinding
v.kanan)  miokardium meregang  memperkuat
sistole penambahan curah jantung  jantung
kanan lemah  tdk dpt mengedarkan darah yg
cukup banyak ke arteri pulmonalis (ke paru-paru
<) Darah tertimbun di v.kanan, a.kanan & di vena
kava shg desakan darah dlm atrium kanan dan vena
kava meninggi  dilatasi pembengkakan atau
hematomegali
 Gagal jantung kiri
2) Bagaimana cara mengatasi edema pada
pasien?
• Untuk mengatasi edema ekstremitas bawah, perawat biasanya melakukan
tindakan kolaborasi dengan pemberian obat diuretik.

Sumber: Jendela Nursing Journal-


JNJ Volume 2 Nomor I / April 2018
untuk pasien gagal jantung?
3) Bagaimana penatalaksanaan (Terapi)

Sumber: KTI AsKeCongestive Heart Failure di


ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit rumah
sakit Dr. Moewardi Surakarta
4) Mengapa pasien mengalami sesak nafas?

 Sesak nafas merupakan salah satu tanda dari edeme paru, sehingga pada
alveoli sehingga menyebabkan pertukaran menjadi sulit, sehingga nanti
menyebabkan disepnea dan othopnea, karena saat penderita tidur
terlentang maka darah di vena akan mengalir secara lebih mudah dari kaki
untuk mengarah ke jantung, dan jantung tidak bisa memompa dengan
maksimal menyebabkan edema paru; major sign dari adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup ke seluruh
tubuh sehingga menyebabkan ada darah yang masuk kembali ke vena
pulmonari dan kapiler yang akan meningkatkan tekanan di arteri
pulmonalis sehingga cairan dapat berpindah dari pembuluh darah ke
intertitial space yang menyebabkan edema paru.
 Orthopnea, terjadi saat tidur karena aliran darah dari kaki menuju jantung
lebih cepat, karena terjadi redistribusi dari bagian tubuh bawah dan atas
ke arah sirkulasi sentral, sehingga saat pasien sedikit duduk maka akan
terjadi sedikit tahanan sehingga pasien lebih mudah bernafas.
5) Bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien anak gagal jantung?
Data Subyektif Data Obyektif

1. Keluhan sesak nafas hilang timbul 1. KU tampak sakit sedang


2. Mengalami sesak saat berjalan +- 20 meter 2. Kesadaran composmentis
3. Pasien mengeluh jantung berdebar-debar 3. Hr 100x/mnt
4. Tidak ada keluhan nyeri dada 4. Rr 30x/mnt
5. T 36,5 c
6. Peningkatan JVP 5+4 cmH2O
7. Perkusi redup
8. Auskultasi terdengar BJ I-II irreguler
9. Gallop +
10. Nyeri tekan +
11. Edema pada ekstremitas bawah
12. Pemeriksaan darah lengkap didapatkan Hb 9,0 g/dl, Ht 28,6%, eritrosit
3,6 jt/μl, LED 80 mm/jam, leukosit 8700/ul, neutrofil segmen 64,
limfosit 32 %, monosit 4%, trombosit 536000/ul. Pada pemeriksaan
imunologi dan serologi didapatkan ASTO positif, CRP kuantitatif >24
mg/l. Pada pemeriksaan rontgen toraks AP didapatkan kardiomegali
dengan CTR >50%. Pada pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan
interval PR pada EKG
diagnosa
• Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
etiologi dipsnea
Ds  keluhan sesak nafas hilang timbul
Do 
• Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi etiologi takikardi
Do  takikardi
Ds  pasien mengeluh jantung berdebar-debar
• Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan cairan etiologi edema
Do  edema ekstremitas bawah,penurunan hematokrit, penurunan
hemoglobin
Ds 
• Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen etiologi dipsnea setelah beraktifitas
Ds  pasien mengeluh sesak nafas saat berjalan +- 20 mtr
Do  EKG
gg. Pertukaran gas
Intervensi  managemen elektrolit asam basa
Rasional  utk mengetahui status ventilasi
pasien shg dpt diambil tindakan dalam
memenuhi kebutuhan elektrolit pada pasien.

Implementasi  pemberian O2 melalui inhalasi


nebulizer
Penuruan curah jantung
Intervensi 
Catat bunyi jantung, palpasi nadi perifer, pantau TTV,
kaji kulit terhadap pucat dan sianosis, pantau haluaran
urine, catat penurunan haluaran dan
kepekatan/konsentrasi urine, kaji perubahan pada
sensori: retargi, bingung, disorientasi, cemas dan
depresi, berikan istirahat semi rekumben pada tempat
tidur, atau kursi, kaji sesuai dengan pemeriksaan fisik
sesuai indikasi,berikan istirahat psikologi dengan
lingkungan yang tenang, tinggikan kaki, hindari tekanan
bawah lutut, dorong olahraga aktif/pasif kolaborasi
berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal,
berikan obat sesuai indikasi: deuretik vasodilator.
Implementasi 
mengauskultasi nadi apikal,mengkaji frekuensi,
irama jantung, memantau urine output,
memantau TD, mementau keadaan kulit,
tinggikan kaki, berikan istirahat rekumben,
ciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan
oksigen tambahan, memberikan obat oral Aptor
100 mg/ 24 jam, captropil 12,5 mg / 24 jam, CPG
100 mg /24 jam, Aprazolam 0,5 mg / 24 jam
Intoleransi aktivitas
Intervensi 
periksa tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
aktivitas, kaji penyebab kelemahan, evaluasi
peningkatan aktivitas, anjurkan keluarga
mendampingi saat aktivitas dan selingi dengan
istirahat.
Implementasi 
memeriksa tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas, mengkaji penyebab
kelemahan, mengevaluasi peningkatan aktivitas,
menganjurkan keluarga mendampingi saat
aktivitas, menyelingi aktivitas dengan istirahat
Kelebihan volume cairan
Intervensi 
pantau keluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari
dimana deuresis terjadi, pantau/hitung masukan dan
pengeluaran selama 24 jam, pertahankan posisi duduk
atau semifowler selama akut, buat jadwal pemasukan
cairan, di gabung dengan keinginan minum, kaji distensi
vena jungularis, dan nadi perifer, ubah posisi sesering
mungkin, Tinggikan kaki bila duduk, auskultasi bunyi
nafas, catat penurunan dan/atau bunyi tambahan, pantau
TD dan CP, kolaborasi: pemberian obat sesuai indikasi:
obat deuretik: Tiasid, pempertahankan
cairan/pembatasan natrium sesuai indikasi
Implementasi 
memantau balance cairan, memantau BB,
memantau urine output, mengelevasikan kaki ,
berkolaborasi dalam pemberian cairan D5%.
6) Bagaimana cara mengatasi sesak nafas
pada scenario?
Berikan posisi semi fowler
Anjurkan pasien untuk lebih rileks dengan
nafas dalam
Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
7) Apa saja komplikasi dari gagal jantung?

Sumber: KTI AsKeCongestive Heart Failure di ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit
rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta

Anda mungkin juga menyukai