Ada beberapa pendapat yang berbeda dalam debat tentang masalah ini, yaitu :
• Kelompok “Top-Down Paradigm of Development” :
HIRSCHMAN (1958) berpendapat :
– Polarisasi harus dihargai sebagai karakteristik yang tidak dapat dielakkan dari tahapan awal pengembangan
ekonomi, strategi pengembangan ekonomi melalui sektor-sektor khusus (a chain of disequilibria) akan
mendorong terjadinya pertumbuhan, dan pengembangan pusat kota akan mendorong adanya rembesan ke
bawah (ke periphery) atau yang disebut dengan “trickling down effects”. Trickling down atau spread effect
ini akan berproses dengan sendirinya.
FRIEDMANN AND WEAVER (1979) : inequality was efficient for growth, equality was inefficient.
RICHARDSON (1977,1980) : Suatu proses yang mana polarisasi berkecenderungan memberikan jalan bagi
penyebaran ruang keluar pusat kota akan diikuti oleh suatu keadaan yang disebut dengan “polarization
reversal”.
Seorang ahli ekonomi Swedia bernama Gunnar Myrdal (1957) mempunyai pendapat yang
berlawanan dengan Hirschman yaitu bahwa pertumbuhan pusat kota yang diharapkan
membawa “spread effects” ke wilayah pinggiran maupun rural area justru relatif kurang
efektif jika dibandingkan “backwash effects” yang deras seperti : migrasi penduduk,
pergerakan perdagangan dan kapital menuju ke pusat kota. Dengan demikian masalah
kesenjangan sosial, marginalisasi kelompok bawah, dan kemiskinan (pemiskinan) yang
bersumber dari keadaan ini (ketidak adilan pertumbuhan wilayah kota) harus dicegah dengan
policy pemerintah melalui usaha penyeimbangan pertumbuhan wilayah kota secara
keseluruhan.
Pandangan ini -- dimana social surplus product dan development menjadi begitu cepat
terpolarisasi dalam masyarakat transisional -- telah berkembang pada akhir tahun 1960
sampai dengan awal tahun 1970.
Sebagai contohnya ialah thesis tentang core-periphery model oleh seorang planner Amerika,
John Friedmann (1966 -- berdasarkan studi sejarah perkembangan regional di Venezuela),
mercantile model oleh seorang geografer Amerika , Jay E. Vance (1970), plantopolis model
(berdasarkan studi di Karibia) oleh Rojas (1989) dan Potter (1995).
Dari ketiga model di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan awal kota-kota di
negara-negara yang sedang berkembang, dimulai dari pertumbuhan kota linier sepanjang
pantai (fase awal) dan selanjutnya berkembang sebuah kota yang menonjol sebagai akibat
dari pengaruh eksternal.
JOHN FRIEDMANN’s Centre-Periphery
Model (1966)
Terdapat empat
fase/tahapan
pengembangan kota, yaitu :
1. Pusat yang bebas dan
tanpa hirarki
2. Sebuah pusat yang
sangat kuat
3. Sebuah pusat yang kuat
dengan subcenter-
subcenter yang kuat pula
pada periphery
4. Sistem keterkaitan antar
kota
REFLEKSI DI INDONESIA???