Anda di halaman 1dari 36

Responsi Umum

GOUT ARTHRITIS
TOPHASEUS TERINFEKSI

Oleh :
Regina Friska Sulangi - 17014101370
Masa KKM 5 November 2018 – 13 Januari 2019

Supervisor Pembimbing : dr. Jeffrey Ongkowijaya, SpPD-KR


Residen Pembimbing : dr. Christian Kurnia
Daftar Isi
Pendahuluan

Laporan Kasus

Pembahasan

Kesimpulan

Lampiran
Pendahuluan
Pendahuluan
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
asam urat darah diatas normal.
Secara umum dengan konsentrasi diatas 6,8 mg/dL.

Komplikasi tersering dari hiperurisemia adalah terjadinya Gout.


Epidemiologi
Pada beberapa negara dikawasan regional
Asia Tenggara, didapatkan prevalensi
hiperurisemia yaitu: Filipina 25%, Indonesia
18% dan Thailand 9-11%.

Minahasa angka kejadian hiperurisemia


34,30% pada pria dan 23,31% pada wanita
Laporan Kasus
Anamnesis
Nama WST
Umur 68 tahun
Tanggal lahir 15 Maret 1950
Alamat Ratahan, Minahasa Selatan
Pekerjaan Sopir
Status Kawin
Agama Kristen Protestan
Anamnesis
Keluhan Utama Nyeri sendi
Riwayat penyakit Seorang pasien laki-laki Tn. WST, umur 68 tahun, da
sekarang tang di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou pada tanggal 3
Januari 2019 dengan keluhan utama yaitu nyeri sen
di dan luka pada kaki kiri dan kanan sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk dan mengeluh nyeri semakin buruk ke
tika kaki digerakkan. Sejak 3 tahun yang lalu, benjol
an-benjolan di sendi mulai muncul. Luka pada kaki m
uncul karena benjolan-benjolan pada kaki yang dise
babkan oleh asam urat mulai pecah.
Anamnesis
Keluhan Utama Nyeri sendi
Riwayat penyakit Pasien berobat ke puskesmas sejak 5 tahun lalu dan
sekarang diberikan obat PAR yaitu meloxicam dan dexametas
on. Demam sejak 2 hari SMRS. BAK dirasakan sedi
kit berkurang sejak 5 bulan terakhir.
Anamnesis
Riwayat penyakit Asam urat sejak 10 tahun yang lalu
dahulu Gangguan Ginjal (-)
Hipertensi (-)
DM (-)

Riwayat pengobatan Meloxicam dan dexametason


Riwayat keluarga Disangkal
Riwayat kebiasaan Merokok dan minum alkohol
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis
Tanda vital TD 130/80 mmHg RR 18 x/m
Nadi 92 x/m Sb 38 ºC
Status Gizi BB : 62 kg TB : 165 cm IMT : 22,79 (Normal)
Kepala Konjungtiva anemis
Sklera tidak ikterik

Mulut Bibir tidak sianosis

Leher Deviasi trakea tidak ada


Tidak ada pembesaran KGB
Pemeriksaan Fisik
Paru-Paru

Inspeksi Jejas (-) Deformitas (-) Pergerakan dinding dada simetris

Palpasi Stem Fremitus kiri dan kanan sama

Perkusi Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi suara pernapasan vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Jantung

Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi Iktus kordis tidak teraba

Perkusi batas jantung kiri ICS IV linea midclavicularis sinistra, batas jantung
kanan di ICS IV parasternalis dextra
Auskultasi BJ I-II Regular, bising (-) gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen

Inspeksi Datar lemas dan jejas (-)

Auskultasi Bising usus (+) normal

Palpasi NTE (-), Hati dan limpa tidak teraba, undulasi (-), ballotement ginjal (-)

Perkusi suara timpani (+), nyeri ketok CVA (-) sinistra dan dextra

Ekstremitas

Inspeksi terdapat multiple tophaceus pada artikulatio manus dan pedis.


Kemerahan dan bengkak.
Palpasi CRT < 2 detik, akral hangat, edema (-) kedua tungkai
Pemeriksaan lokal,
terdapat multiple tophaceus pada
artikulatio manus dan pedis, merah, dan hangat pada perabaan.

Pada manus dextra terdapat tophii pada :


Interphalange III.

Terdapat pada olecranon sinistra.

Pada pedis dextra, tophii terdapat pada :


metatarsophalange I, interphalange I, interphalange V.

Pada pedis sinistra, terdapat pada :


metatarsophalange I, metatarsophalange V.
Pemeriksaan lokal,
Tophii pecah pada:

interphalange I pedis dextra


interphalange V pedis dextra
metatarsophalange I pedis sinistra
metatarsophalange V pedis sinistra.
Laboratorium 3/1-2019
Satuan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 6.8 g/dL 12 – 16 g/dL

Hematokrit 20.9 % 37 - 47%

Eritrosit 4,42 x 10^6 4,7 – 6,1 x 10^6

MCV 87,3 fL 80 – 100 fL

Uric Acid Darah 17.5 mg/dl 2,0-5,7 mg/dl


MCH 27,9 pg 27 – 35 pg
MCHC 32,0 g/dL 30 – 40 g/Dl

Trombosit 213 x 10^3/uL 150 – 450 x 10^3 /Ul

Leukosit 13,8 x 10^3/uL 4 – 10 x 10^3/uL


Ureum 178 mg/dL 10-40 mg/dL

Creatinin 4,0 mg/dL 0,5-1,5 mf/dL

SGOT 17 U/L < 33 U/L


SGPT 28 U/L < 43 U/L
Diagnosis dan Tatalaksana
Diagnosis
Gout arthritis tophaceus terinfeksi,
CKD Stage V ND ec NSAID Nefropathy, dan Anemia renal.
Tatalaksana
Nacl 0.9% 10 tpm
Paracetamol 3x500 mg
Kolkisin 1x0.5 mg
Ranitidin 2x50 mg iv
Asam folat 2x0.4 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Clindamycin 3x300 mg
Metilprednisolon 3x4 mg
Follow up 3 Januari 2019
S Nyeri sendi dan benjolan di jari-jari tangan dan kaki

O KU : tampak sakit sedang Kes : Compos Mentis


TD : 130/80 mmHg Nadi 72 x/m RR 20x/m Sb 36.5οC, Sp02 98%
Kepala : Conjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), stem fremitus sama kiri dan kanan
sp. Vesikuler rh -/- wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+), nyeri tekan epigastrium (-)
Ektremitas : Terdapat multiple tophaceus pada kedua kaki dan tangan
A Gout arthritis tophaceus terinfeksi, CKD Stage V ND ec NSAID Nefropathy, dan Anemia renal.

P Nacl 0.9% 10 tpm


Paracetamol 3x500 mg
Kolkisin 1x0.5 mg
Ranitidin 2x50 mg iv
Asam folat 2x0.4 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Clindamycin 3x300 mg
Metilprednisolon 3x4 mg
Follow up 4 Januari 2019
- Pasien masih merasakan nyeri sendi dan
benjolan pada jari tangan dan kaki, serta pada luka
- Terapi Lanjut
- Rawat luka
- Monitoring vital sign dan pengobatan
Follow up 5 Januari 2019
- Terdapat tofi pecah pada kaki kiri.
- Terapi Lanjut
- Rawat luka
- Monitoring vital sign dan pengobatan
Follow up 6 Januari 2019
- Nyeri pada sendi dan luka berkurang.
- Terapi Lanjut
- Rawat luka
- Monitoring vital sign dan pengobatan
Follow up 7 Januari 2019
- Nyeri pada sendi dan luka berkurang.
- Terapi Lanjut
- Rawat luka
- Monitoring vital sign dan pengobatan
- Edukasi tentang modifikasi gaya hidup
Laboratorium 7/1-2019
Satuan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 9.2 g/dL 12 – 16 g/dL

Hematokrit 20.9 % 37 - 47%

Eritrosit 4,42 x 10^6 4,7 – 6,1 x 10^6

MCV 87,3 fL 80 – 100 fL

MCH 27,9 pg 27 – 35 pg
MCHC 32,0 g/dL 30 – 40 g/Dl
Trombosit 119 x 10^3/uL 150 – 450 x 10^3 /Ul

Leukosit 11.2 x 10^3/uL 4 – 10 x 10^3/uL

Ureum 178 mg/dL 10-40 mg/dL


Creatinin 3.1 mg/dL 0,5-1,5 mf/dL
Follow up 7 Januari 2019
- Nyeri pada sendi dan luka berkurang.
- Terapi :
- Cefixime 2x200 mg
- Ranitidin 2x150mg
- Paracetamol 3x500mg
- Asam Folat 2x0,4 mg
- Kolkisin 0.5 mg tiap 48 jam
- Metilprednisolon 3x4mg

- Rawat jalan
Pembahasan
Manifestasi Klinis

Teori Kasus

Gout arthritis merupakan jenis penyakit arthritis inflam


asi yang paling umum ditemukan dan disebabkan oleh
penumpukan kristal monosodium urate (MSU). Pada pasien didapatkan peningkatan kadar asam urat a
tau hiperurisemia dengan kadar asam urat serum 17,5
Kristal MSU dapat mulai terbentuk saat terjadi hiperuri mg/dL dan klinis berupa adanya tophi yang banyak.
semia melewati titik ambang saturasi, 6.8 mg/dL .

Kristal MSU tersebut akan berinteraksi dengan sel end


otel sinovial memicu terjadinya kaskade biokimia yang
mengakibatkan terjadinya peradangan sendi.
Manifestasi Klinis
Teori
Manifestasi Klinis

Kasus

Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal urat M
SU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus. Berdasarkan kriteria ACR/EULAR
2015 dapat dikatakan memiliki gout jika poin ≥ 8 poin.

Pada pasien ditemukan kriteria antara lain keterlibatan sendi ketika serangan nyeri (
1), bengakak dan kemerahan pada sendi, perasaan sangat nyeri ketika disentuh ata
u dilakukan penekanan dan kesulitan melakuakn aktivitas (3), nyeri hilang kurang d
ari 14 hari (2), serum urate lebih dari 10 mg/dL (4) dengan total poin 10.
Pravelensi

Teori Kasus

Gout sering didapat pada usia pertengahan sampai lan


jut usia pada pria dan pada wanita post menopause Pasien merupakan seorang laki-laki usia 68 tahun.
Diagnosis Banding

Pseudogout

Osteoarthtritis (OA)

Rheumatoid arthritis (RA)


Tatalaksana

Teori Kasus
Pada pasien diberikan :

Secara umum, penanganan gout arthritis adalah mem Edukasi


berikan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan Diet rendah purin
pengobatan.
Paracetamol 3x500 mg
Pengobatan gout arthritis akut bertujuan menghilangka Kolkisin 1x0.5 mg
n keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-ob Metilprednisolon 3x4 mg
at: (OAINS), kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat p Ceftriaxone 1x2 gr
enurun asam urat penurun asam urat seperti alupurinol Clindamycin 3x300 mg
atau obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadiu
m akut. Namun, pada pasien yang secara rutin telah m
engkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan.
Komplikasi

Teori Kasus

Terjadinya komplikasi berupa gout berhubungan denga


n durasi dan derajat keparahan dari hiperurisemia.
Pada pasien didapatkan komplikasi berupa penyakit
hiperurisemia juga dapat menyebabkan beberapa mas ginjal kronik yang dicurigai akibat penggunaan NSAI
alah pada ginjal seperti nefrolitiasis, urate nefropathy a D.
tau suatu keadaan dimana terjadi insufisiensi pada ginj
al. Namun pada pasien belum ada indikasi untuk dilaku
kan hemodialisis.
Alasan dibalik peningkatan resiko terjadinya penyakit g
injal kronik pada pasien gout arthritis belum sepenuhny
a jelas hal ini mungkin terkait dengan keadaan hiperuri
semia itu sendiri atau bahkan karena penggunaan obat
-obatan non-steroid antiinflamatory drugs (NSAID).
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosis dengan Gout arthritis tophaceus terinfeksi, CKD Stag
e V ND ec NSAID Nefropathy, dan Anemia renal.

Kesimpulan Telah diterapi dengan pemberian kolkisin, metilprednisolon dan terapi su


portif lainnya,
dan pasien rawat jalan setelah 5 hari dirawat dan telah membaik
namun di edukasi untuk gaya hidup.
Terima Kasih
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai