Anda di halaman 1dari 15

Laporan Klinik Dokter Keluarga

LAPORAN STASE KLINIK DOKTER KELUARGA


Masa Stase : 6 Agustus – 10 Agustus 2018

Oleh:
I Gusti Dwipayana Sanjaya – 17014101343
Syafiq Muhtadi Suheli – 17014101375
Regina Friska Sulangi – 17014101370
Jessica Pricilia Limpo – 17014101348

Masa KKM : 30 Juli – 07 September 2018

Dosen Pembimbing
1. Dr.dr. Gustaaf A.E.Ratag, MPH

2. dr. Frelly V. Kuhon, M.Kes

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STASE KLINIK DOKTER KELUARGA

Masa KKM :
30 Juli – 07 September 2018

Mengetahui,
DosenPembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. dr. Gustaaf A.E.Ratag, MPH dr. Frelly V. Kuhon, M.Kes

1
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

TABEL KEGIATAN ............................................................................................ 4

I. Definisi Dokter Keluarga ................................................................................... 5

II. Karakteristik Dokter Keluarga ......................................................................... 5

III. Ruang Lingkup Dokter Keluarga ................................................................... 8

IV. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga ................................................................ 9

V. Fungsi, Tugas dan Kompetensi Dokter Keluarga ........................................... 10

VI. Manfaat Dokter Keluarga ............................................................................... 11

VII. Prinsip Dokter Keluarga ................................................................................ 12

DAFTAR PUSKTAKA ........................................................................................ 13

LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

2
TABEL KEGIATAN DI KLINIK DOKTER KELUARGA
KEGIATAN HARIAN DOKTER MUDA

Hari /
No. Topik Bimbingan Pembimbing
Tanggal
Mengikuti Poliklinik UNSRAT
 Melapor
 Melakukan pemeriksaan
Senin, 25 tekanan darah
1
Maret 2019
 Pembuatan surat keterangan
sakit
 Pengukuran antropometri

Mengikuti Poliklinik UNSRAT


Selasa, 26  Melakukan pemeriksaan
2
Maret 2019 tekanan darah

Mengikuti Poliklinik UNSRAT


 Melakukan pemeriksaan
Rabu, 27 tekanan darah
3
Maret 2019
 Pembuatan surat keterangan
berbadan sehat

Mengikuti Poliklinik UNSRAT

Kamis, 28  Pemeriksaan tekanan darah


4
Maret 2019  Pembuatan surat keterangan
berbadan sehat

Mengikuti Poliklinik UNSRAT


Jumat, 29  Pemeriksaan tekanan darah
5
Maret 2019

3
I. Definisi Dokter Keluarga
Definisi dokter keluarga menurut Ikatan Dokter Indonesia tahun1982
adalah dokter yang dapat memberikan pelayananan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagi bagian dari unit keluarga dan tidak hanya
menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarga.
World Organization of Family Doctors (WONCA) tahun 1991 menjelaskan
bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter keluarga adalah
seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan
kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dokter
keluarga adalah dokter yang mengasuh individu tersebut tanpa membedakan ras,
budaya, dan tingkatan sosial. Dokter keluarga berkompeten untuk menyediakan
pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang
budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas
berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya.1

II. Karakteristik Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik yang


menurut para ahli dibedakan dan diuraikan sebagai berikut :2
A. Lan. R. McWhinney (1981)
1. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan bukan
pada ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik-teknik kedokteran
tertentu.
2. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
3. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu kesempatan
untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit atau pendidikan
kesehatan.
4. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang beresiko tinggi.

4
5. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan kesehatan
yang tersedia di masyarakat.
6. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama dengan
pasiennya.
7. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.
8. Memperlihatkan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.
9. Diselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai manager dari
sumber-sumber yang tersedia.

B. Lyn P. Carmicheal (1973)


Menyusun karakteristik pelayanan dokter keluarga tersendiri :
1. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.
2. Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga.
3. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, beorientasi pada pasien dan
keluarganya dalam menyelenggarakan setiap pelayanan kesehatan .
4. Mempunyai keterampilan diagnosis yang baik serta pengetahuan tentang
epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di
masyarakat dimana pelayanan tersebut diselenggarakan.
5. Para dokternya memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik
antara factor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit yang
dihadapi.

C. Debra P. Hymovick dan Martha Underwood Barnards (1973)


Menetapkan ada lima karakteristik pokok dari pelayanan dokter keluarga :
1. Dapat menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang lebih responsif serta bertanggunng jawab.
2. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan
tingkat pertama (termasuk pelayanan darurat) serta pelanyanan lanjutan
(termasuk pengaturan rujukan.
3. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan pencegahan
penyakit dalam stadium dini serta peningkatan derajat kesehatan pasien
setinggi mungkin.

5
4. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk diperhaatikannya pasien
tidak hanya sebagai orang perorang, tetapi juga sebagai anggota keluarga
dan anggota masyarakat.
5. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk dilayaninya pasien secara
menyeluruh dan dapat diberikan perhatian kepada pasien secara lengkap
dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang
disampaikan.

D. Ikatan Dokter Indonesia (1982)


Ikatan Dokter Indonesia melalui Muktamar ke-18 di Surakarta tahun 1982
merumuskan karakteristik pelayanan dokter keluarga sebagai berikut :
1. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang, melainkan
sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat
sekitarnya.
2. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
memberikan perhatian pada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh
melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.
3. Yang memberikan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan
mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.
4. Yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan
berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
5. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

Berbagai pendapat tersebut secara umum dapat dibedakan atas 4


macam (Geyman, 1971), yakni :
a. Dokter keluarga sama dengan dokter umum
Pendapat yang seperti ini ditemukan misalnya di Inggris dan Australia.
Hal ini yang menjadi sebab didirikannya organisasi yang untuk menghimpun
para dokter keluarga tidak disebut sebagai organisasi dokter keluarga (family
physician), melainkan organisasi dokter umum. (general practitioner).

6
b. Dokter keluarga adalah dokter spesialis
Pendapat seperti ini ditemukan misalnya di Amerika Serikat. Inilah
sebabnya, di negara tersebut seseorang dokter yang akan menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga , diharuskan untuk mengikutu pendidikan tambahan
selama 3 tahun. Dokter keluarga di Amerika serikat memang telah dianggap
sebagai dokter spesialis umum yang yang kedudukannya setara dengan
spesialis lainnya.

c. Dokter keluarga adalah semua dokter yang menyelenggarakan pelayanan


dokter keluarga
Pendapat seperti ini ditemukan di Indonesia. Menurut pendapat ini,
siapapun dokter tersebut dokter umum atau dokter spesialis sepanjang
menyelenggarakan pelanyanan kesehatan sesuai dengan prinsip-prinsip dokter
keluarga, maka dokter yang dimaksud disebut sebagai dokter keluuarga.

d. Dokter keluarga tidak sama dengan dokter umum, tetapi antara keduanya
terdapat banyak kesamaan.
Pendapat ini merupakan pendapat awal yang muncul ketika konsep dokter
keluarga pertama kali diperkenalkan. Dokter keluarga kemudian sering disebut
perkembangannya lebih lanjut dari pada dokter umum, yakni setelah
sebelumnya para dokter umum yang dimaksud memperoleh tambahan
pendidikan lebih lanjut.

III. Ruang Lingkup Dokter Keluarga


Secara umum ruang lingkup dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam:
A. Kegiatan yang dilaksanakan
Ruang lingkup pertama dari pelayanan dokter keluarga adalah yang
menyangkut kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan yang dimaksudkan adalah
pelayanan yang diselenggarakan. Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter
keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran
menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik pelayanan
kedokteran menyeluruh yaitu:
- Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis
pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.

7
- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak
ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu
(integrated) dan berkesinambungan (kontinu).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran
tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah
kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita
sebagai manusia seutuhnya.
- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari
satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive
approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).

B. Sasaran Pelayanan
Ruang lingkup kedua dari pelayanan dokter keluarga adalah yang
menyangkut sasaran, yakni kepada siapa pelayanan dokter keluarga tersebut
ditujukan. Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah keluarga sebagai suatu
unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan
tuntutuan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan
pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus
memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
oleh setiap anggota keluarga.1,3

IV. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga


Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu :4

A. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan
pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni
terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu :
1. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan

8
dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam
menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada
keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia
seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan
lingkungannya masing-masing. Pengelolaan suatu masalah kesehatan akan
dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu
masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efisien. Jika dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya,
pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.Jika pelayanan pencegahan penyakit diutamakan,
maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat
dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan
biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu keuntungan dari
pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau
pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya
dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah
diketahui selalu bersifat terbatas.

V. Fungsi, Tugas dan Kompetensi Dokter Keluarga


A. Fungsi Dokter Keluarga
Secara umum, dokter keluarga memiliki 5 fungsi, yaitu :4,5
1. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Care Provider )
Dokter keluarga berfungsi untuk mempertimbangkan pasien secara holistik
sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari
keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam
jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang
saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif
yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.

9
2. Penghubung atau Penyampai Pesan (Comunicator)
Dokter memiliki fungsi pada masyrakat yaitu memperkenalkan pola hidup
sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan
keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta
memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
3. Pembuat Keputusan (Decision Maker)
Berarti seorang dokter keluarga harus mampu melakukan pemeriksaan
pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan
kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai
etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat
keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
4. Manager
Dokter keluarga berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi
di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi
dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
5. Pemimpin Masyarakat (Decision Maker)
Dokter keluarga memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang
dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya,
memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan
atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat.
B. Tugas dan Kewajiban Dokter Keluarga
Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :5
- Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit.
- Melayani individu dan keluarganya.
- Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan
penyakit.
- Menangani penyakit akut dan kronik.
- Merujuk ke dokter spesialis.
Kewajiban dokter keluarga, yaitu2 :
- Menjunjung tinggi profesionalisme.

10
- Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek.
- Bekerja dalam tim kesehatan.
- Menjadi sumber daya kesehatan.
- Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer.
C. Kompetensi Dokter Keluarga

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi


Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
tahun 2006, yaitu :6

- Keterampilan komunikasi efektif.


- Keterampilan klinik dasar.
- Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.
- Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,
berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks
Pelayanan Kesehatan Primer.
- Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.
- Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
- Etika moral dan profesionalisme dalam praktek.

VI. Manfaat Dokter Keluarga


Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya pelayanan dokter keluarga
yaitu:2,7
- Menyelenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,
bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
- Menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit yang berkesinambungan.
- Pengaturan menjadi lebih baik dan terarah.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah tidak menimbulkan berbagai masalah lain.
- Melibatkan seluruh anggota keluarga yang ada sehingga bila ditemukan
adanya penyakit atau masalah lainnya dapat segera ditangani.

11
- Memperhitungkan berbagai factor resiko penyakit, termasuk faktor social dan
psikologi.
- Penanganan kasus dapat dilakukan dengan tata cara sederhana dan lebih
murah sehingga dapat meringankan biaya kesehatan.
- Mencegah peralatan kedokteran yang canggih sehingga meringankan biaya
kesehatan.

VII. Prinsip Dokter Keluarga


Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengacu pada
anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip untuk dapat
meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan
kedokteran. Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah
mewujudkan :2,7
- Pelayanan yang holistik dan komprehensif.
- Pelayanan yang kontinu dan mengutamakan pencegahan
- Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
- Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya.
- Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan
lingkungan tempat tinggal pasien.
- Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hokum.
- Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul (1995): Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT.


Binarupa Aksara, Jakarta.
2. Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta
3. Azwar, Azrul (1995): Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan; Yayasan
Penerbitan IDI; Jakarta.
4. Azwar, Azrul. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: IDI;2015.
5. Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. A Primer On Family
Medicine Practice. Singapore International Foundation.Singapura; 2004.
6. Danasari. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. Jakarta: PDKI;2008.
7. Anggraini M, Novitasari A, Setyawan M. Buku ajar kedokteran keluarga.
Universitas Muhammadiyah Semarang. 2015

13
Lampiran

Pengukuran Antropometri Pengukuran Tekanan


Darah

Pengukuran Tekanan Darah

14

Anda mungkin juga menyukai