Anda di halaman 1dari 17

1.

MM Kedokteran keluarga
1.1. Definisi

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan layanan


komperhensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur
pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah Seorang generalis
yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya
pembatasan gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga
adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan
sosial.

Menurut IDI tahun 1982 dokter keluarga adalah dokter yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat
kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi
bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

1.2. Sejarah

Perkembangan spesialisasi dan atau subspesialisasi kedokteran berjalan sangat


pesat. Hingga saat ini jumlah spesialisasi dan subspesialisasi bidang kedokteran tidak
kurang dari 57macam. Perkembangan spesialisasi dan atau subspesialisasi seperti ini,
disamping mendatangkan banyak manfaat yakni makin meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan, yang antara lain ditandai oleh turunnya angka kesakitan, angka cacat dan
angka kematian, ternyata juga mendatangkan banyak masalah. Salah satu dari
masalah yang dimaksud dan dipandang cukup penting adalah makin berkurangnya
minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum.

Sesungguhnya, dengan makin berkembangnya spesialisasi dan atau


subspesialisasi tersebut, secara bertahap minat dokter menyelenggarakan pelayanan
dokter umum makin berkurang. Oleh Millis (1966) penyebab makin berkurangnya
minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum ini, disimpulkan sebagai
berikut:
1. Karena makin menurunnya harga diri seorang dokter umum dibandingkan dengan
dokter spesialis.
2. Karena kesempatan memperdalam pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter
umum dibandingkan dengan dokter spesialis makin kurang.
3. Karena makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibandingkan dengan dokter
spesialis.
Berbagai masalah yang dimaksud, jika diperinci menurut subsistem kesehatan secara
singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Subsistem Pelayanan Kesehatan


Masalah yang paling menonjol yang ditemukan pada Subsistem Pelayanan
Kesehatan ialah pelayanan kesehatan tersebut menjadi terkotak-kotak (fragmented
heatlh Services), amat tergantung pada berbagai peralatan kedokteran canggih
serta cenderung mengorganisasi pelayanan kesehatan yang lebih majemuk.
Keadaan yang seperti ini tentu merugikan masyarakat, karena mesyarakat akan
sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh (comprehensive health
services). Pasien akhirnya bagaikan berbelanja ke banyak toko. Berpindah dari
satu tempat ke tempat lain, tanpa tahu kegunaan dan manfaatnya. Lebih lanjut lagi
karena pelayanan yang terkotak-kotak ini, maka hubungan dokter- pasien menjadi
renggang. Sering ditemukan perhatian dokter hanya pada keluhan yang
disampaikan saja, bukan terhadap diri penderita secara keseluruhan.

2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan


Masalah yang paling menonjol yang ditemukan pada Subsistem Pembiayaan
Kesehatan ialah biaya kesehatan menjadi sangat meningkat. Peningkatan biaya
kesehatan tersebut bukan saja karena telah dipergunakannya berbagai peralatan
canggih, tetapi juga karena pelayanan kesehatan tersebut telah terkotak-kotak.
Akibatnya pemeriksaan kedokteran yang sama sering dilakukan berulang-ulang,
yang tentu saja akan memberatkan pasien. Selain itu, untuk para dokter yang tetap
menyelenggarakan pelayanan dokter umum, ditemukan pula masalah lainnya.
Penyebabnya adalah karena para dokter umum tersebut tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan klinis serta tidak mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi kedokteran.

Adanya keadaan yang seperti ini tentunya tidak menguntungkan semua pihak.
Jalan keluar yang diajukan, secara umum dapat dibedakan atas 4 macam:
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter umum sehingga dapat
mengejar berbagai ketinggalan yang dimilikinya.
 Menggantikan dokter umum dengan dokter keluarga yang terdidik secara
khusus.
 Melatih semua dokter (termasuk spesialis) dalam filosofi dan teknik
pelayanan Kesehatan yang menyeluruh.
 Menciptakan keadaan lingkungan yang dapat memacu terselenggaranya
pelayanan Kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. Jalan keluar yang
pertama, di Amerika Serikat dimotori oleh The American Academy of
General Practice yang didirikan pada tahun 1947. Organisasi ini aktif
menyelenggarakan berbagai program pendidikan tambahan untuk dokter
umum. Hasil yang diperoleh cukup menggembirakan karena secara
bertahap berbagi ketinggalan dokter umum dapat diatasi.
Pada tahun 1959, The American Medical Association menyusun suatu
rancangan pendidikan khusus yang bersifat formal. Sejak tahun 1969, di Amerika
Serikat dokter keluarga dipandang sebagai salah satu dokter spesialis. Demikianlah,
sesuai dengan latar belakang tersebut dan juga berbagai peristiwa khusus yang terjadi
di masing-masing negara, akhirnya gerakan dokter keluarga tersebut mulai
bermunculan. Ringkasan sejarah perkembangan yang dimaksud untuk beberapa
negara, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

o Inggris
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Inggris telah
dimulai sejak tahun 1844, tetapi pada waktu itu banyak mendapat tantangan.
Barulah kemudian pada tahun 1952, praktik dokter keluarga ini mendapat
pengakuan yakni dengan berhasil didirikannya Royal College of General Practice.
o Australia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Australia telah
dimulai sejak tahun 1958, yakni dengan didirikannya the College of General
Practice yang pada waktu itu aktif menyelenggarakan program pendidikan
kedokteran berkelanjutan berikut ujiannya yang telah dimulai sejak tahun 1960.
Kegiatan ini secara resmi diakui pada tahun 1973, yakni dengan mulai
diselenggarakannya Family program oleh pemerintah federal.
o Filipina
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Filipina telah
dimulai sejak tahun 1960 tetapi secara melembaga baru dikenal sejak tahun 1972,
yakni dengan didirikannya The Philipine Academy of Family Physicians.
Organisasi ini aktif menyelenggarakan Pendidikan dokter keluarga.
o Singapura
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Singapura telah
dimulai sejak 1971, dan sejak tahun 1972 aktif menyelenggarakan program
pendidikan.
o Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah
dimulai sejak 1981, yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga.
Pada tahun 1990, melalui kongresnya yang kedua di Bogor, nama organisasi
diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Namun pelayanan kedokteran
keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat penagkuan, baik dari profesi
kedokteran dan ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program
kerja, terutama pada tingkat internasional, maka didirikanlah organisasi
internasional dokter keluarga pada tahun 1972, yang dikenal dengan nama World
Organization of National College, Academic and Academic Association of
General Practitioners/Family Physician (WONCA). Indonesia adalah anggota
WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
1.3. Batasan

1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan


komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang
generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran
tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula
bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian
dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa
membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini
berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan
dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien.
Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif
dan bersinambung bagi pasiennya.
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya.
3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh
yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan
apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak
mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai.
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama
yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan
kesehatan total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran
perseorangan dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk
pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap menjaga
kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab untuk pelayanan
kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak sebagai
koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan
total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni
keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat.
5. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya
yang terkait dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut
berada.
1.4. Manfaat

 Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia


seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
 Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
 Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
 Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah
lainnya.
 Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun
keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
 Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
 Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang
lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya
kesehatan.
 Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.

1.5. Kriteria

1. Mencakup semua masalah kesehatan. Terlepas dari umur, jenis kelamin atau
karakteristik lain dari orang yang bersangkutan
2. Penggunaan sumber daya kesehatan efisien (pelayanan koordinatif, bekerja sama
dengan profesional lainnya dalam layanan primer, komunikasi dengan spesialis,
memberikan advokasi kepada pasien)
3. Melakukan pendekatan person–centred dan berorientasi kepada individu dan
keluarganya, dan komunitasnya
4. Konsultasi dengan konsep hubungan dari waktu ke waktu, melalui komunikasi
efektif antara dokter-pasien
5. Menyediakan pelayanan berkesinambungan yg sesuai kebutuhan pasien
6. Pengambilan keputusan berdasarkan prevalensi dan insidensi penyakit dalam
komunitas
7. Mengelola penyakit secara simultan, baik akut maupun kronis
8. Mengelola penyakit yang memberikan gejala undifferentiated pada tahap awal
perkembangannya, yang membutuhkan intervensi secepatnya
9. Promosi kesehatan dan kesejahteraan dengan intervensi yang tepat dan efektif
10. Memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat
11. Siap dengan masalah kesehatan pasien dalam dimensi fisik, psikologis, sosial,
kultural dan eksistensial
12. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.
13. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan
perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah
keseluruhan keluhan yang disampaikan.
14. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat Kesehatan
seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati
penyakit sedini mungkin.
15. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.

2. MM Pelayanan kedokteran keluarga


2.1 Prinsip

Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan :


1. Pelayanan yang holistik dan komperhensif
2. Pelayanan yang berkesinambungan
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian internal dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya (dokter keluarga harus mendiagnosis secara holistik dan
mengobati secara komprehensif)
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum (untuk menghindari
terjadinya penyalahgunaan wewenang dokter)
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu (untuk mengendalikan mutu dan biaya
agar tidak berlebih atau kekurangan)
9. Dapat diaudit dan dipertanggung jawabkan (tidak mengada-ada dan
menyalahgunakan data)

Yang dimaksud prinsip pelayanan Kesehatan :


1. Dokter kontak pertama (first contact)
Dokter keluarga adalah pemberi layanan Kesehatan (provider) yang pertama kali
ditemui oleh pasien/klien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Pada
kenyataannya 90% masalah Kesehatan di masyarakat dapat ditangani di tingkat
pelayanan strata primer, oleh karena itu dengan dokter keluarga sebagai kontak
pertama, rujukan ke strata sekunder dan tertier hanya dilakukan pada pasien yang
benar-benar membutuhkan.
2. Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan
mempertimbangkan pasien/klien sbg bagian keluarga. Adanya hubungan baik
antara dokter dengan pasien dan keluarga memberikan peluang bagi dokter untuk
memahami masalah pasien secara lebih luas.
3. Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi
Kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasu dari aspek
fisik,psikologis dan sosial budaya sesuai dengan kebutuhan pasien. Namun, dalam
memberikan layanannya dokter keluarga menggunakan paradigma sehat dengan
mengutamakan promotof dan preventif

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam
pelayanan menyeluruh :
 Apakah tertulis dalam rekam medis pasien daftar masalah dan daftar
pengobatan yang sedang dilakukan?
 Apakah rekam medis pasien cukup informative untuk digunakan?
 Apakah dokter tahu kemampuan pasiennya dalam pembayaran obat
ataupun pemeriksaan yang dianjurkan?
 Waspadai apakah pasien dalam keadaan depresi atau keluhannya hanya
psikosomatik saja?
4. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Pelayanan dokter keluarga berpusat pasa orangnya (patient-centered) bukan pada
penyakitnya (diseases-centered). Prinsip ini melandasi hubungan jangka Panjang
antara dokter keluarga dengan pasiennya dalam layanan kesehatan yang
berkesinambungan di tiap tahapan kehidupan pasien. Dokter keluarga juga
mendampingi pasien pada saat dilakukan konsultasi atau rujukan demi
kepentingan pasien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam
pelayanan bersinambung :
 Apakah sebagai dokter keluarga kita telah mengetahui Riwayat pasien
tersebut sebelum membuat kita keputusan?
 Apakah kita sudah menjelaskan kepada pasien betapa pemtingnya tindak
lanjut (follow up) dalam perawatan penyakitnya?
 Apakah kita sudah membuat kesepakatan dengan pasien untuk rencana
jangka Panjang penyakitnya?
 Apakah pasien percaya kepada dokternya?
5. Mengutamakan pencegahan (prevention first)
Upaya pencegahan dilakukan oleh dokter keluarga sedini mungkin sehingga dapat
mempertahankan sehat dan yang sakit dicegah agar tidak menjadi lebih parah dan
segera menjadi produktif. Prinsip ini diantara lain dilaksanakan melalui penilaian
faktor resiko, program imunisasi, konseling dan monitoring kesehatan pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan :
 Apakah faktor-faktor resiko tersebut tertulis dalam rekam medis pasien?
 Apakah faktor-faktor tersebut didiskusikan dengan pasien dan membuat
kesepakatan untuk mengurangi faktor resiko tersebut?
 Apakah kita sudah melakukan antisipasi terhadap masalah-masalah yang
secara normal memang terjadi pada pasangan yang baru menikah dan baru
memiliki anak
6. Koordinasi (coordination of care)
Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya dokter keluarga perlu berkonsultasi
dengan disiplin lain, merujuk ke spesialis atau rumah sakit, dan memberikan
informasi yang jelas sebagai coordinator yang mengurusi segala hal yangberkaitan
dengan Kesehatan pasien.
Contoh ; melatih anggota keluarga untuk mengukur dan memantau suhu tubuh
pasien atau bahkan tekanan darah dan kadar gula darahnya. Hasil itu selanjutnya
dilaporkan secara berkala kepada dokter yang bersangkutan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditanyakan :


 Apakah kita mendiskusikan pasien yang kita rujuk dengan konsultan, baik
telepon ataupun secara langsung?
 Apakah kita pernah bersama-sama dengan pasien bertemu dengan
konsultan?
 Apakah kita mengajarkan staf atau perawat kita hal-hal yang dapat
dilakukan untuk membantu kita dalam mengkoordinasikan pelayanan
Kesehatan pasien?
 Bila perawatan pasien melibatkan banyak dokter, siapa yang menjelaskan
kepada pasien mengenai diagnosa penyakitnya?
7. Kolaborasi
Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetisinya, dokter
keluarga bekerja sama dan mendelegasikan pengelolaan pasiennya kepada pihak
lain yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan medis pasien.
8. Berbasis keluarga (family oriented)
Dalam mengatasi pasiennya, dokter keluarga mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi si pasien terhadap keluarga dan sebaliknya tanpa
mengesampingkan pengaruh lingkungan sosial budaya tempat pasien tinggal dan
bekerja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditanyakan :


 Apakah didalam rekam medisnya tercantum genogram, family circle,
family apgar, dan membuat informasi mengenai Siklus Kehidupan
Keluarga?
 Apakah support system dalam keluarga dicatat?
 Apakah kita mengevaluasi pengaruh penyakit terhadap keluarga dan
pengaruh keluarga terhadap penyakit pasien?
9. Berorientasi komunitas (community oriented)
Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan
dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya. Pekerjaan, budaya dan
lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas yang dapat mempengaruhi
penatalaksanaan seorang pasien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditanyakan :


 Apakah sebagai dokter keluarga kita tahu apa pekerjaan pasien kita, dan
tahu apa jenis pekerjaan atau tempatnya bekerja, yang mungkin dapat
memberi informasi tentang penyakitnya?
 Apakah kita menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat,
seperti support group untuk penderita asma? Adanya Senam Asma yang
dilakukan rutin oleh Medan Asma Centre, klub osteoporosis, dsb?
 Apakah kita tahu frekuensi kejadian penyakit yang sama dilingkungan
tempat tinggal pasien? Misalnya pasien demam berdarah, apakah juga
didapati orang lain yg terkena DHF di daerah tsb?

2.2 Kompetensi

Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsi


Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “STANDAR KOMPETENSI
DOKTER” yang
menjabarkan dalam 7 area kompetensi :
1. Area Komunikasi efektif
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan
pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain.
2. Area Keterampilan Klinis
Melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kewenangannya.
3. Area landasan Ilmiah Ilmu kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan
secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil
yang optimum.
4. Area Pengolahan Masalah Kesehatan
Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks
pelayanan Kesehatan primer.
5. Area Pengelolaan Informasi
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri
Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan
keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan
kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar
sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan
profesi secara sinambung.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek
medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien
(IDI, 2007).

Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki, yaitu :


 Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan.
 Memliki ketrampilan dan kompetensi dasar.
 Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.
 Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan
bekerja samadalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
 Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
 Mau belajar sepanjang hayat
 Memiliki etika, prilaku yang baik dan berprilaku professional. Memiliki ilmu
dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah,
penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT,
mata, kulit dankelamin,  psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas, Memiliki
ketrampilan klinis layanan primer lanjut :

a. Keterampilan melakukan health screening


b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. ACLS, ATLS, dan APLS
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 :
 Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru
lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
 Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
1. Memahami epidemiologi penyakit
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
3. Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
4. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
5. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
6. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta
penyuluhan gizi
7. Memahami pokok masalah perkembangan normal
8. Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku.
 Mengkoordinasikan layanan Kesehatan
 Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol
 Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan

2.3 Standar

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (StandardS of clinica l care)


a. Standar Pelayanan Paripurna (Standard of comprehenSive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu
termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan
penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan
kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan
rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan
sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.

 Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang


 Pemeliharaan dan peningkatan Kesehatan
 Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
 Deteksi dini
 Kuratif medik
 Rehabilitasi medik dan sosial
 Kemampuan sosial keluarga
 Etik medicolegal

b. Standar Pelayanan Medis (Standard of medical care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
- Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan
pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan
utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya
tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis.
- Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang
diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding.
- Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
- Prognosis
Dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis
diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
- Konseling
Membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling
dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga)
pada keadaan di saat itu.
- Konsultasi
- Rujukan
- Tindak lanjut
- Tindakan
Dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien,
sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi
kepentingan pasien.
- Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan
rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini,
demi kepentingan pasien.
- Pembinaan keluarga
Jika penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila danya partisipasi
keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga,
termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh(Standard of holiStic of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli
bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,
mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan
sosialnya.
 Pasien adalah manusia seutuhnya
 Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
 Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya Pelayanan

d. Standar Pelayanan Terpadu (Standard of integration of care)


1. Koordinator penatalaksanaan pasien
2. Mitra dokter –pasien
3. Mitra lintas sektoral medik
4. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik

e. Standar Pelayanan Bersinambung (Standard of continuum care)


 Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara
proaktif.
 Rekam medik bersinambung
 Pelayanan efektif efisien
 Pendampingan
2. Standar Perilaku dalam Praktik (StandardS of behaviour inpractice)
a. Standar perilaku terhadap pasien (patient - phySician relationShip Standard)
 Informasi memperoleh pelayanan
 Masa konsultasi
 Informasi medik yang menyeluruh
 Komunikasi yang efektif
 Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partnerS


relationship inpractice)
 Hubungan profesional dalam klinik
 Bekerja dalam tim
 Pemimpin klinik

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagueS)


 Hubungan profesional antar profesi
 Hubungan baik sesama dokter
 Perkumpulan profesi

2.4 Peran pada pelayanan primer

1. Pengaplikasi ilmu kedokteran klinik dan ilmu perilaku, dilengkapi ilmu


kedokteran mutakhir
2. Memantapkan pelayanan kesehatan primer dan sistem rujukan
3. Pengendali biaya:
 Efektifitas pelayanan kesehatan
 Efektifitas sumber daya Kesehatan
 Edukasi kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Mengembalikan pelayanan kesehatan yang rasional dan manusiawi Peran dokter
keluarga menurut The Philippine Academy of Family Physicians adalah:
 Health Care Provider (penyelenggara pelayanan kesehatan)
 Educator (teacher)
 Counselor
 Reseacher (life long learner)
 Community Leader (Social Mobilizer)
Peran Dokter Keluarga dalam tercapainya pemeliharaan kesehatan melalui pelayanan
primer adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, efektif dan efisien, sesuai ketentuan
yang berlaku
2. Meningkatkan peranserta keluarga dan masyarakat peserta agar berperilaku hidup
sehat
3. Menjalin kerjasama dengan semua fasilitas kesehatan dalam rangka rujukan
4. Menjaga agar sumber daya yang terbatas digunakan seefisien mungkin
5. Menjaga hubungan baik dan terbuka dengan para pelaku jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat lainnya.

Dalam melaksanakan perannya untuk mewujudkan pemeliharan Kesehatan


dalam layanan primer Dokter Keluarga memiliki beberapa mekanisme yang perlu
diterapkan seperti, Sistem Komunikasi antara sesama PPK, antara PPK dengan
peserta dan Bapel serta pihak terkait lainnya perlu senantiasa dipelihara guna menjaga
pelayanan PPK tetap bermutu (cost-effective, memuaskan peserta) dan terkendali
biayanya. Untuk peningkatan mutu, dikembangkan komunikasi yang memungkinkan
Bapel membuat profil PPK masing-masing sebagai berikut:

 Untuk rawat jalan tingkat pertama :


- Persentase angka kunjungan (contact rate)
- Persentase angka rujukan (referral rate)
- Unit cost perkunjungan
- Unit cost obat per-kunjungan
- Angka keluhan (grievance rate)
 Untuk rawat jalan lanjutan/spesialis :
- Persentase angka kunjungan (contact rate)
- Unit cost per-kunjungan
- Unit cost obat per-kunjungan
- Persentase rujukan rawat inap
 Untuk rawat inap rumah sakit :
- Rata-rata lamanya rawat inap (length of stay)
- Unit cost rawat inap
- Angka kematian
- Resume medis kasus

2.5 Tugas

1. Pelayanan primer paripurna dan bermutu, guna penapisan untuk pelayanan spesialistik
yang diperlukan
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
3. Pelayanan kedokteran secara aktif pada saat sehat dan sakit
4. Pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
5. Membina keluarga pasien dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
6. Menangani penyakit akut dan kronik
7. tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, dan tetap bertanggung-jawab
atas pasien yang dirujuk, termasuk memantau pasien yang telah dirujuk atau
dikonsultasikan
8. Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit
9. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
10. Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
11. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
12. Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus

2.6 Tujuan

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat lua sekali, jika
disederhanakan secara umum dapat terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Tujuan umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan
pelayanan kedokteran atau pelayanan Kesehatan pada umumnya, yakni
terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
b. Tujuan Khusus
 Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efektif     
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya,
pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif karena dalam
menangani suatu masalah Kesehatan, perhatian tidak hanya
ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien
sebagai manusia seutuhnya dan bahkan sebagai bagian dari
anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan
diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengolahan
suatu masalah Kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna
dan karena itu penyelesaian suatu masalah Kesehatan akan dapat
pula diaharapkan lebih memuaskan.

 Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran


yang lebih efisien         
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya,
pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan
pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan
menurun yang apabila dapat dipertahankan pada gilirannya akan
berperan besar dalam menurunkan biaya Kesehatan. Hal ini sama
juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan
yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau
pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar
peranannya dalam mencegah penghamburan dana Kesehatan

3. MM Perbedaan praktik umum (dokter umum) dengan dokter keluarga

Dokter umum Dokter keluarga


Cakupan pelayanan Terbatas Lebih luas
Sifat pelayanan Sesuai keluhan Menyeluruh, paripurna,
bukan sekedar yang
dikeluhkan
Cara pelayanan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
pengamatan sesaat berkesinambungan
sepanjang hayat
Jenis pelayanan Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah pencegahan,
penyakit tertentu tanpa mengabaikan
pengobatan dan rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan
dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Hubungan dokter-pasien Dokter-pasien Dokter-pasien-teman
sejawat dan konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual sebagai
bagian dari keluarga
komunitas dan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai