Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI LANSIA

Hesty Yuliasarii
Siapakah lansia itu?
◦ Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kemenkes)
◦ Menurut Hurlock (ahli psikologi) lansia dibagi menjadi dua, yaitu usia lanjut dini antara
usia 60 sampai 70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun hingga akhir
kehidupan seseorang.
◦ Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut
usia.
Tahapan Perkembangan Psikososial
pada Individu ( Erickson)
Tahapan Perkembangan Periode Perkembangan
Kepercayaan vs Ketidak percayaan 0 – 18 bulan
Otonomi vs Malu dan Ragu-ragu 18 bulan – 3 tahun
Inisiatif vs Rasa Bersalah 3 – 6 tahun
Tekun vs Rasa Rendah Diri 6 – 12 tahun
Identitas vs Kebingungan Peran 12 – 18 tahun
Keintiman vs Isolasi 18 – 35 tahun
Bangkit vs Stagnansi 35 – 64 tahun
Integritas vs Keputusasaan 65 tahun ke atas
Integritas vs Keputusasaan
◦ Pada fase ini seseorang akan mengenang kembali masa lalu tentang alur
kehidupannya yang telah dijalani. Kepuasaan akan prestasi, dan tidakan-tindakannya
di masa lalu akan menimbulkan perasaan puas.
◦ Seseorang berusaha untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sebelumnya tidak
terselesaikan.
◦ Jika berhasil melewati tahap ini, maka seseorang akan menjadi bijaksana, rasa puass
terhadap hidup dan tidak takut menghadapi kematian
◦ Namun jika gagal, seseorang bisa menjadi penuh keraguan, merasa gagal, selalu
dibayangi kematian dan rasa keputusasaan.
Perubahan fisik pada lansia
◦ Penuaan kulit menjadi keriput
◦ Rambut mulai memutih atau beruban
◦ Penglihatan dan pendengaran berkurang
◦ Sistem pernafasan yang menurun
◦ Penurunan fungsi ginjal
◦ Mudah lelah dan mudah jatuh
◦ Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
◦ Gigi mulai kering, patah dan tanggal
Faktor penyebab permasalahan
psikologis pada lansia
◦ 1. Penurunan Kondisi Fisik menjadi ketergantungan pada orang lain
◦ 2. Penurunan Fungsi Seksualitas fase menopause (wanita) dan fase klimakterium (pria)
◦ 3. Perubahan Aspek Psikososial menurunnya fungsi kognitif dan psikomotorik
◦ 4. Perubahan Peran Sosial di Masyarakat kondisi fisik yang lemah berdampak
menurunnya interaksi social lansia
Permasalahan Fisik dan kesehatan
pada lansia
◦ Alzheimer adalah penyakit progresif ditandai penurunan daya ingat, kemampuan
berpikir, serta perubahan perilaku dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penyakit ini
membuat jaringan otak rusak secara perlahan.
◦ Dementia adalah sekumpulan gejala yang mengganggu fungsi kognitif otak untuk
berkomunikasi serta melakukan berbagai hal kehidupan sehari-hari. Alzheimer, salah
satu penyebab seseorang mengalami gejala dementia.
◦ Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena
menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat
memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis),
serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal
◦ Diabetes mellitus adalah kondisi dimana terdapat tingkat kadar gula (glukosa) yang
tinggi dalam darah tetapi tidak cukup untuk sel tubuh. Penyebabnya kelebihan berat
badan, factor genetic.
Perubahan Psikologis pada lansia
◦ Adanya persepsi bahwa dirinya sudah tidak mampu
◦ Adanya rasa bersalah karena menganggur
◦ Ketidaksiapan menghadapi perubahan pola kehidupan
◦ Kecenderungan menarik diri
◦ Rendah diri
◦ Mudah curiga pada orang lain
◦ Menuntut perhatian yang lebih
Permasalahan psikologis pada lansia
◦ Gangguan tidur, satu gejala penuaan yang normal dan umum terjadi pada orang
lanjut usia. Penyebab susah tidur pada lansia adalah penurunan fungsi otak.
◦ Gangguan kecemasan biasanya terjadi karena depresi, efek samping obat ataupun
penghentian konnsumsi suatu obat.
◦ Depresi, beragam permasalahan hidup seperti kemiskinan, penyakit yang tak kunjung
membaik, kematian pasangan, keturunan yang tidak bisa merawatnya dapat
menyebabkan depresi.
◦ Skizofrenia : Parafenia adalah suatu bentuk skizofrenia pada lansia yang berbentuk
pada rasa curiga yang berlebihan. Hal ini terjadi pada lansia yang terisolasi atau
menarik diri dari kehidupan sosial.
Empty Nest Syndrom(Sarang Kosong)
pada lansia
◦ Sindrom sarang kosong adalah sindrom yang muncul pada sejumlah orang tua akibat
adanya perasaan kehilangan dan krisis identitas yang dialami setelah anak-anak
meninggalkan rumah dan hidup memisahkan diri dari orangtua, baik karena
pendidikan, pekerjaan atau menikah.
◦ Empty nest syndrome mengacu pada rasa tekanan, kesedihan, dan atau duka cita
yang dialami oleh orang tua karena anak-anaknya meninggalkan rumah setelah
dewasa atau berumah tangga.
◦ Kondisi ini bisa lebih buruk jika bersamaan dengan menopause, pensiun atau kematian
pasangan.
◦ Keadaan ini menyebabkan ada perasaan tidak diperlukan lagi peranan sebagai
ibu/ayah seperti waktu sebelumnya.
Gejala/Tanda Sindrom Sarang
kosong
◦ Merasa dirinya sudah tidak bermanfaat lagi dan hidupnya telah berakhir.
◦ Menangis secara berlebihan.
◦ Merasa begitu sedih sehingga tidak mau lagi bergaul dengan teman-temannya atau
bekerja kembali.
Bagaimana cara mengatasi
sindrom sarang kosong?
◦ Cobalah untuk mulai membicarakan mengenai kesedihan yang dialami. Jika
kesedihan yang dialami sudah mendalam, ada kemungkinan membutuhkan obat
antidepresan.
◦ Dukungan dari orang-orang di sekitarnya serta teman-teman terdekat juga sangat
membantu seseorang merasa lebih baik.
◦ Menjalani kembali kegiatan hobi yang bisa membuat seseorang tidak terlalu terfokus
pada anaknya.
◦ Buatlah rencana liburan keluarga dan menikmati pembicaraan yang panjang serta
mulailah untuk memberikan anak privasi yang lebih.
Cara menyikapi perubahan
psikologis pada lansia
◦ Upaya yang bisa dilakukan keluarga dalam membina psikis lansia yaitu :
◦ Keluarga harus menyediakan waktu untuk mengajak lansia berbicara dari hati ke hati
sehingga lansia tersebut tidak merasa kesepian dan mengungkapkan segala keluh
kesahnya.
◦ Memberikan perhatian, kasih sayang yang tulus dan rasa aman serta motivasi.
◦ Memahami apa yang mereka rasakan dan mencari penyebab permasalahannya.
◦ Keluarga harus dapat memberi penjelasan agar lansia tersebut menerima perubahan
dirinya dengan lapang dada dan dengan senang hati memasuki tinkatan kehidupan yang
baru.
◦ Berusaha meningkatkan rasa percaya diri mereka dengan membuat dirinya bermanfaat
bagi orang lain.
◦ Apabila lansia menghadapi masalah gangguan mental yang cukup menggangu
diharapkan segera dikonsultasikan kepada ahli.
Menghadapi Perubahan pada
Lansia
◦ Mengonsumsi makanan sehat
◦ Berolahraga rutin
◦ Beristirahat cukup
◦ Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
◦ Melakukan hobi yang menyenangkan
◦ Aktif dan berinteraksi dengan lingkungan
◦ Usahakan selalu berpikir positif

Anda mungkin juga menyukai