PSIKOTROPIKA
Oleh :
Moh. Aminullah (1707043001)
Nury Fitri Astuti (1707043007)
Wendy Handayani (1707043010)
Widya Ananda Pratiwi (1707043013)
Srimulyani Imran (1707043020)
Jenis Obat Gejala Sasaran
Anti-psikosis Psikosis
Anti-depresi Depresi
Anti-mania Mania
Anti-anxietas Anxietas
Anti-insomnia Insomnia
Anti-obsesif kompulsif Obsesif kompulsif
Anti-panik Panik
OBAT ANTI-PSIKOSIS
Sinonim: NEUROLEPTICS, MAJOR TRANQUILLIZERS, ATARATICS, ANTIPSYCHOTICS,
ANTIPSYCHOTIC DRUGS, NEUROLEPTIKA. Obat acuan: chlorpromazine (CPZ).
I. OBAT ANTI-PSIKOSIS
1. OBAT ANTI-PSIKOSIS TIPIKAL (TYPICAL-ANTI PSYCHOTICS)
a. Phenothiazine
Rantai Aliphatic : CHLORPROMAZINE (Largactil)
Rantai Piperazine : PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
Rantai Piperidine : THIORIDAZINE (Melleril)
b. Butyrophenone : HALOPERIDOL (Haldol, Serenace,dll)
c. Diphenyl-butyl-piperidine : PIOMOZIDE (Orap)
2. OBAT ANTI-PSIKOSIS ATIPIKAL (ATYPICAL ANTI PSYCHOTICS)
a. Benzamide : SULPRIDE (Dogmatil)
b. Dibenzodiazepine : CLOZAPINE (Clozaril)
OLANZAPINE (Zyprexa)
QUETIAPIENE (Seroquel)
ZOTEPINE (Lodopin)
c. Benzisoxazole : RISPERIDON (Risperdal)
RIPIPRAZOLE (Abilify)
OBAT ANTI-DEPRESI
Sinonim : THYMOLEPTICS, PSYCHIC ENERGIZERS, ANTI-DEPRESSANTS,
ANTIDEPRESAN.
Obat acuan : Amitriptyline
Penggolongan :
1. Tricyclic Compound : AMITRIPTYLINE (Amitriptyline)
IMIPRAMINE (Tofranil)
CLOMIPRAMINE (Anafranil)
TIANEPTINE (Stablon)
2. Tetracyclic Compound : MAPROTILINE (Ludiomil)
MIANSERIN (Tolvon)
AMOXAPINE (Asendin)
3. Mono-Aminase-Oxiadase Inhibitor (MAOI)-Reversible: MOCLOBEMIDE (Aurorix)
4. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI): SERTRALINE (Zoloft)
PAROXETINE (Seroxat)
FLUVOXAMINE (Luvox)
FLUOXETINE (Prozac)
CITALOPRAM (Cipram)
DULOXETINE (Cymbalta)
5. Atypical Antidepresants: TRAZODONE (Trazone)
MIRTAZAPINE (Remeron)
VENLAFAXINE (Efexor)
OBAT ANTI-MANIA
Sinonim : MOOD MODULATORS, MOOD STABILIZERS, ANTIMANICSObat
Acuan : Lithium Carbonate
Penggolongan :
Mania Akut : HALOPERIDOL (Haldol, Serenace, dll)
CARBAMEZPINE (Tegretol)
VALPROIC (Depakene)
DIVALPROEX (Depakote)
Profilaksasi Mania : LITHIUM CARBONATE (Frimania)
OBAT ANTI-ANXIETAS
Sinonim : PSYCHOLEPTICS, MINOR TRANQUILLIZERS, ANXIOLYTICS, ANTIANXIETY
DRUGS, ANSIOLITIKAObat
acuan : Diazepam / Chlordiazepoxide
Penggolongan :
ggolongan :
1. Benzodiazepine
DIAZEPAM (Valium, Stesolid, dll)
CHLORDIAZEPOXIDE (Cetabrium, dll)
BROMAZEPAM (Lexotan)
LORAZEPAM (Ativan, Renazuil, Merlopan)
ALPRAZOLAM (Xanax, Alqanax, Calmlet, dll)
CLOBAZAM (Frisium, dll)
2. Non-Benzodiazepine
BUSPIRONE (Buspar, Tran-Q, Xiety)
SULPIRIDE (Dogmatil-50)
HYDOXYZINE (Iterax)
OBAT ANTI-INSOMNIA
Sinonim : HYPNOTICS, SOMNIFACIENT, HIPNOTIKA
Obat acuan : Phenobarbital
Penggolongan :
1. Benzodiazepine
NITRAZEPAM (Dumolid)
FLURAZEPAM (Dalmadorm)
ESTAZOLAM (Esilgan)
2. Non-Benzodiazepine
ZOLPIDEM (Stilnox, Zolmia)
OBAT ANTI-PANIK
Sinonim : DRUGS USED IN PANIC DISORDER
Obat acuan : Imipramine
Penggolongan :
1. Obat ant Panik TRISIKLIK
IMIPRAMINE (Tofranil)
CLOMIPRAMINE (Anafranil)
2. Obat anti panik BENZODIAZEPINE
ALPRAZOLAM (Xanas, Alqanax, Calmlet,dll)
3. Obat anti panik RIMA (reversible inhibitors of monoamine oxdase-A)
MOCLOBEMIDE
4. Obat anti panik SSRI
SETRALNE (Zoloft)
PAROXETINE (Seroxat)
FLUVOXAMINE (Luvox)
FLUOXETINE (Prozac)
CITALOPRAM (Cipram)
Golongan Psikotropika
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari
kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.
LAMPIRANUNDANG-UNDANG REPUBILK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN
1997TANGGAL : 11 MARET 1997
Efek Samping
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (menghayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat
menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi
pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan
pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik
maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
dewasa ini justru zat psikotropika digunakan secara sembarangan dan cenderung besar-
besarnya sehingga menimbulkan berbagai dampak dan efek samping yang berbahaya bagi
kesehatan. Berikut beberapa dampak dan efek samping penggunaan zat psikotropika
secara sembarangan sehingga membahayakan kesehatan, antara lain:
1. Depresan
Fenomena ini ialah menekan sistem-sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan sampai bisa tertidur dan tidak
sadarkan diri pada pengguna. Meski demikian, penggunaan dosis yang berlebihan justru
akan mengakibatkan kematian. Salah satu contohnya yang paling populer ialah Putaw.
2. Stimulan
Fenomena ini ialah merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan, serta
kesadaran pada pengguna. Beberapa contohnya yang paling populer ialah ekstasi dan
shabu-shabu.
3. Halusinogen
Fenomena ini ialah mengubah daya presepsi atau mengakibatkan halusinasi pada
pengguna. Salah satu contohnya yang populer ialah ganja.
Dampak yang muncul ini biasanya secara umum akibat adanya kecanduan dalam
pemakaian zat psikotropika sehingga melebihi dosis yang seharusnya, antara lain:
Dampak Fisik
Adapun dampak-dampak fisik yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat psikotropika
secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan pada system saraf atau neurologis pada tubuh pengguna, seperti kejang-
kejang, gangguan kesadaran, dan kerusakan sistem saraf tepi.
2. Gangguan pada bahaya jantung bocor dan pembuluh darah atau biasa dikenal dengan
sebutan kardiovaskuler, seperti infeksi akut otot penyakit jantung koroner dan gangguan
peredarahan darah dalam tubuh.
3. Gangguan pada kulit atau dermatologis, seperti alergi, eksim, dan penanahan (abses).
4. Gangguan pada paru-paru atau pulmoner, seperti penekanan fungsi pernapasan,
kesusahan dalam bernapas, dan pergeseran jaringan paru-paru.
5. Gangguan lainnya, seperti sering sakit kepala, mual-mual, bahkan muntah, gejala
diare (murus), suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan susah tidur.
6. Masalah pada kesehatan reproduksi, yaitu gangguan pada endokrin, seperti penurunan
fungsi hormone reproduksi (estrogen, progesteron, dan testosteron) dan gangguan fungsi
seksual.
7. Masalah pada kesehatan reproduksi pada perempuan, khususnya remaja, seperti
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
8. Mudah tertular penyakit, seperti hepatitis B, C, dan HIV/AIDS yang sampai saat ini belum
ditemukan obat efektifnya. Bahaya ini biasanya muncul karena kebiasaan menggunakan
zat psikotropika melalui suntikan, di mana jarum suntik yang digunakan tidak terjaga
kebersihannya dan digunakan secara berganti-gantan.
9. Resiko terkena overdosis (kelebihan dosis), sehingga menyebabkan kematian pada
pengguna.
Dampak Psikis
Adapun dampak-dampak psikis yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Lamban dalam bekerja, sering melakukan kecerobohan, sering tegang, dan juga gelisah.
2. Kehilangan rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, dan mudah curiga.
3. Agitatif (penghasut), mudah marah dan tingkah laku yang brutal.
4. Sulit berkonsentrasi, sering merasa kesal, dan tertekan.
5. Cenderung menyakiti diri sendiri, sering merasa tidak aman, hingga terkadang terpancing
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Dampak Sosial
Adapun dampak-dampak sosial yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan zat
psikotropika secara berlebihan, antara lain:
1. Gangguan mental, anti-sosial (tidak mau bergaul atau berinteraksi dengan orang lain),
dan anti-susila, sehingga cenderung dikucilkan oleh masyarakat sekitar bahkan keluarga
sendiri.
2. Cenderung merepotkan dan menjadi beban keluarga. Tidak hanya masalah biaya (uang),
tetapi juga masalah nama baik keluarga.
3. Pendidikan dan pekerjaan yang terganggu, sehingga meningkatkan resiko masa depan
yang suram (madesu).
Dari efek samping dan dampak biasanya akan saling berhubungan sebelumnya
akhirnya akan benar-benar membahayakan bagi kesehatan. Salah satu contohnya ialah
ketergantungan fisik yang akan mengakibatkan rasa sakit yang laur biasa, yaitu sakaw, jika
terjadi pemutusan penggunaan zat psikotropika secara terus-menerus (kontinyu) sehingga
lama-lama akan semakin mengalami peningkatan dosis dan akhirnya berlebihan.
Sedemikian sehingga muncul dorongan psikologis yang berupa keinginan untuk terus
mengkonsumsi. Dengan demikian, gejala fisik dan psikis tersebut akan berkaitan pula
dengan gejala sosial sang pengguna, seperti dorongan untuk membohongi orang tua,
melakukan tindak kriminalitas (mencuri dan sebagainya), manipulatif, pemarah, dan lainnya.