Anda di halaman 1dari 59

Psikotropika

ADALAH ZAT ATAU OBAT BAIK ALAMIAH


MAUPUN SINTETIS BUKAN NARKOTIKA,YG
BERKHASIAT PSIKOAKTIF MELALUI
PENGARUH SELEKTIF PADA SUSUNAN
SARAF PUSAT YG MENYEBABKAN
PERUBAHAN KHAS PD AKTIVITAS MENTAL
DAN PERILAKU.
II. PSIKOTROPIKA.

UU RI NO. 5 Thn 1997 tgl. 11 Maret 1997, Tentang PSIKOTROPIKA terdiri


dan : 16 BAB dengan 74
Pasal.
BAB. I : Ketentuan Umum ( pasal 1).
BAB. II : Ruang Iingkup dan tujuan (pasal 2 sld 4).
BAB. III : Produksi (pasal. 5 sld 7).
BAB. IV : Peredaran (pasal. 8 s/d 15).
BAB. V : Ekspor danimpor (pasal. 16 sld 28).
BAB. VI : Label dan Ikian (pasal. 29 sld 31).
BAB. VII : Kebutuhan Tahunan dan Pelaporan
(pasal. 32 s/d 35).
BAB. VIII : Pengguna Psikotropika dan Rehabilitasi (pasal. 36 s/d 41)
BAB. IX : Pemántauan Prekursor (pasal. 42 s/d 44)
BAB. X : Pembinaan dan Pengawasan (pasal. 45 s/d 52).
BAB. Xl : Pemusnahan (pasal. 53).
BAB. XII : Peran Serta Masyarakat (pasal. 54).
BAB. XIII : Penyeiidikan (pasal. 55 sld 58).
BAB. XIV : Ketentuan Pidana ( pasal. 59 s!d 72).
BAB. XV : Ketentuan Peralihan ( pasal. 73).
BAB. XVI : Ketentuan Penutup ( pasal 74).
UU NO. 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Pasal 2.

Ayat (1)
Rauang lingkup pengaturan di bidang psikotropika dalam undang-
undang ini adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan
psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindrom
ketergantungan.

Ayat (2)
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindrom
ketergantungan digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu :
a. Psikotropika golongan III.
b. Psikotropika golongan IV.
Pasal I Ayat 1

PSIKOTROPIKA adalah Zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku
NO NAMA LAZIM NAMA KIMIA

1 AMOBARBITAL Asam 5-etil-5-isopentilbarbirurat


2 BUPRENORFINA 21 -sikiopropil-7- a -[(5)-i -hidroksi- 1,2, 2-trimetilpropil]-6, 14-
endo-etano-6,7, 8, 14-tetrahidrooripavina
3 BUTALBITAL Asam 5-aliI-5-isobutilbarbiturat
4 FLUNITRAZEPAM 5-( o-fluc. rofenil)- 1,3 -dihidro- 1 -metil-nitro-2H- 1 ,4-
5 GLUTETIMIDA benzodiazepin-2-on
6 KATINA 2-etil-2-fenilglutarimida
7 PENTAZOSINA (+)-(R)- a -[(R)-1-aminoetil]benzil alkohol.
(2R*,6R*, 1 1R*)1,2,3,4,5,6heksahidro_6, 1 1-dimetil-3-
8 PENTOBARBITAL (3-metil-2-butenil)-2,6-metano-3-benzazosin-8-oI
9 SIKLOBARBITAL Asam 5-etil-5-(1-metilbutil)barbiturat
Asam 5-( 1 -sikloheksen- 1 -il)-5-etilbarbiturat
NO NAMA LAZIM NAMA KIMIA

1 ALLOBARBITAL Asam 5,5-dialilbarbirurat


2 ALPRAZOLAM 8-kloro-1-meti1-6-fenil-4H-. striazolo[4.3- α][1 ,4]benzodiazepina
3 AMFEPRAMONA Dietilpr 2(dieti1amino)propiofenon
4 AMINOREX opion 2-amino-5-fenil-2-oksazolina
5 BARBITAL Asam 5,5-dietilbarbiturat
6 BENZFETAMINA N-benzil-N, a. -dimetilfenetilamina
7 BROMAZEPAM 7-bromo- 1 ,3-dihidro-5-(2piridiI)-2H- 1 ,4-benzodiazepin-2-on
8 BROTIZOLAM 2-bromo-4(o-kiorofenil)-9-meti16H-tieno1[3 ,2-f]-striazolo[4,3- α]
(1,4)diazep
9 Asam 5-butil-5-etilbarbimrat
10 DELORAZEPAM Butobar 7-kioro-5-(o-klorofenil)- 1 ,3-dihidro-2H-1 ,4-benzodiazepin-2-on
bital
11 DIAZEPAM 7-kloro-1 ,3-dihid.ro-1-metil-5-fenil-2H-1 ,4-benzodiazepin-2-on
12 ESTAZOLAM 8-kloro-6-fenil-411-s-triazolo[4,3-a][1,4jbenzodiazepina
Netilamfet
13 ETIL AMFETAMINA amina N-etil- Ct -metilfenetilamina
14 ETIL LOFLAZEPATE etil 7-kloro-5-(o-fluorofenil)-2,3-dihidro-2-okso-1H-1,4-
benzodiazepina-3-karboksilat
15 ETINAMAT 1-etuulstkloheksanol karbamat –
16 ETKLORVINOL 1-k1oro-3-eti1-1-penten-4-in-3-o1
NO NAMA LAZIM NAMA KIMIA

17 FENCAMFAMINA N-etil-3-fenil-2-norbornanamina
18 FENDIMETRAZINA (+)-(2S,3S)-3,4-dimetil-2-fenilmorfolina
19 FENOBARBITAL Asam 5-etil-5-fenilbarbirurat
20 FENPROPOREKS (±)-3-[(α -metilfenetil)amino] propionitril
21 FENTERMINA α, α -dimetilfenetilamina
22 FLUDIAZEPAIVI 7-kooro-5-(o-fluorofenil)-1 ,3-dihidro-1-metil-2H-1 .4- benzodiazepin-
23 FLURAZEPA.M 2-on
7-kloro-1-[2-(dietilamino)etil]-5-(o-fluorofenil)-1,3- dihidro-2H-1.4-
benzodiazepin-2-on
24 HALAZEPAM 7-kloro-1 ,3 dihidro-5-feai1-1-(2,2,2-trifluoroeti1)-2H-1 .4-
benzodiazepin-2-on
25 HALOKSAZOLAM 10-bromo-1 lb-(o-fluorofenil)-2,3 ,7, llb-tetrahidrooksazolo
[3 ,2-d] [1 ,4]benzodiazepin-6(5H)-on
26 KAMAZEPAM 7-kloro-1,3.dthidro-3-hidroksi-1-metil-5-feni!-2H-1,4’
beuzodiazepin-2-on dimetilkarbainat (ester)
27 KETAZOLAM 11-kloro-8, 12b-dihidro-2 ,8-dimetil-12b-fenil4H-[1,3] oksazino[3,2-d]
[1,4]benzodiazepin-4,7(6H)-dion
7-kloro-1 -metil-5-fenil- 1H- 1 ,5 benzodizepin-2,4(3H,5H)-dion
28 KLOBAZA.M
1O-kloro-11b-( -klorofenil)-2 ,3 ,7, 11 b-tetrahidrooksazolo-[3,2-d]
29 KLOKSAZOLAM [1,4] benzodiazepin-6(5H)-on
NO NAMA LAZIM NAMA KIMIA

30 KLONAZEPAM 5-(o-klorofenil)- 1.’ -dihidro-7-nitro-211- 1,4- benzodiazepin-2-on


31 KLORAZEPAM Asam 7-Idoro-’ ,3-dihidro-2-okso-5-fenil- 1H- 1 ,4-benzodiazepina-3-
karboksilat
32 KLORDIAZEPOKSIDA 7 -kloro-2-(metilamino)-5-fenil-3H- 1 ,4-bcnzodiazepin-4-oksida
33 KLOTIAZEPAM 5-(o-ldorofenil)-7-etil- 1 ,3-dthidro- 1 -metil-2H-tieno[2 ,3-e]- 1 ,4-
diazepin-2-on
34 LEFETAMINA SPA (-)-N, N-dimetil- 1 ,2-difeniletilamina
35 LOPRAZOLAM 6-(o-klorofenil)-2 ,4-dihidro-2-[(4-meti]- 1 -piperazinil)metilenj
8-nitro- 1H-imidazol{1 ,2- al [1 ,4]-benzodiazepiu- 1 -on
36 LORAZEPAM 7-kloro-5 (o-k1orofeni1)- 1 ,3-dihidro-3-hidroksi-2H- 1,4-
37 LORMETAZEPAM benzodiazepin-2-on
7-kloro-3-(o-klorofenil)- I ,3-dihidro-3-hidroksi- 1 -metil- 2H- 1,4-
38 MAZINDOL benzodiazepin-2-on
39 MEDAZEPAM 5-(p-klorofen.il)-2 ,5-dihidro-3H-imidazof2, 1-a] isoindol-5-ol
40 MEVENOREKS 7-kloro-2,3-dihidro-1-metil-5-fenil-1H-1 ,4-benzodiazepina
41 MEPROBAMAT N-(3-kloropropil)- a -inetilfenetilamina
42 MESOKARB 2-metil-2-propil- 1 ,3-propanadiol, dikarbamat
43 METILFENOBARBITAL 3-( a -metilfenetil)-N-(-fenilkarbamoil)sidnon imina
44 METIPRILON Asam 5-etii-1 -metil-5-fenilbarblturat
45 MIDAZOLAM 3 ,3-dietil-5-metil-2 ,4-piperidina-dion
46 NIMETAZEPAM 8-kloro-6-(o-fluorofenil)-1 -metil-4H-imidazo[1 ,5-] (1
47 NITRAZEPAM ,4]benzodiazepina
1 ,3-dihidro-1 -metil-7-nitro-5-fenil-2H-1 ,4-benzodiazepin-2-on
1 ,3-dilñdro-7-nitro-5-fenil-2H-1 ,4-benzodiazepin-2-on
NO NAMA LAZIM NAMA KIMIA

48 NORDAZEPAM 7-kloro- 1 ,3-dihidro S-fenil-2H- 1 ,4-benzodiazepin-2-On


49 OKSAZEPAM 7-kloro- 1 ,3-dihidro-3-hidroksi-S-fenil-2h- 1 ,4-benzodiazepin-2-On
50 OKSAZOLAM 10-kloro-2 .3,7,11 b-tetrahidro-2-metil- 11 b-feniloksazolo(3,2-d) (1 ,4)
benzodiazepin-6(5H)-on
51 PEMOLINA 2-am.ino-5-feni]-2-oksa.zolin-4-on (= 2-imino-5-fenil- 4-oksazolidinon)
52 PINAZEPAM 7-kloro- I ,3-dihidro-5-fenil- 1 -(2-propinil)-2H- 1 ,4- benzodiazepin-2-on
53 PLPRADROL α, α -difenil-2-piperidinmetanol
54 PJROVALERONA 4 -rnetil-2-( 1 -pirolidinil)valerofenon
55 PRZEPAM 7-kloro-1-(silclopilmetil)- I ,3-dihidro-S-fenil-2H-1 .4- benzodiazepin-2-on
56 SEKBUTABARBITAL Asam 5-sek-butil-5-etilbarbiturat
57 TEMAZEPAM 7-kloro- 1,3 -dihidro3-bidróksi-1 -rnetil-5-fenil-2H- 1,4- benzodiazepin-2-on
58 TETRAZEPAM 7-kloro-5-( 1 -sildoheksen- 1-il)- I ,3-dihidro- 1 -rnetil-2H- 1,4- benzodiazepin-2-on
59 TRIAZOLAM 8-kloro-6-(o-klorofenil)- 1 -metil-4H-s-triazolo[4,3- α] [1 ,4]benzodia.zepina
60 VINILBITAL Asam 5-(1-metilbutil)-5-vinilbarbiturat
Pasal 3.

Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah :


a. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan
kesehatan dan Ilmu pengetahuan.
b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.
c. Memberantas peredaran gelab psikotropika.

Pasal 4

Ayat (1)
Psokotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan / atau Ilmu pengetahuan.
Ayat (2)
Psikotropka golongan I hanya dapa t digunakan untuk tujuan Ilmu
pengetahuan.
Ayat (3)
Selain untuk tujuan Ilmu pengetahuan psikotropika golongan I
dinyatakan sebagai barang terlarang.
BAB III

PRODUKSI

Pasal 5

Psikotropika dapat diproduksi oleh pabrik obat yang telah memiliki ijin
sesuai dengan peraturan UU yang berlaku.

Pasal 6
Psikotropika golongan I dilarang diproduksi dan / atau digunakan
dalam proses produksi.
BAB IV
PEREDARAN

Pasal 9

Ayat (1)
Psikotropika yang berupa obat hanya dapat diedarkan setelah
terdaftar pada departemen yang bertanggung jawab dibidang
kesehatan.
Ayat (2)
Menteri menetapkan persyaratan dan tata cara pendaftaran
psikotropika yang berupa obat.

Pasal 12

Ayat (2)
Pengaturan psikotropika hanya dapat dilakukan oleh :
a. Pabrik obat kepada PBF, Apotek, sarana penyimpanan sediaan
farmasi pemerintah, RS, lembaga penelitian / lembaga pendidikan.
b. PBF kepada PBF lain, Apotek, sarana penympanan sediaan farmasi
pemerintah, RS, lembaga penelitian / lembaga pendidikan.
c. Saran penyimpanan sediaan farmasi pemerinta kepada RS
pemerintah, puskesmas, balai pengobatan.
Pasal 14.

Ayat (1)
Penyerahan psikotropika dalam rangka pengedaran hanya dapat
dilakukan oleh Apotek, RS, Puskesmas, Balai pengobatan.
Ayat (2)
Penyerahan oleh Apotek hanya dilakukan kepada Apotek, RS,
Puskesmas, balai pengobatan, dokter dan pengguna / pasien.
Ayat (3)
Penyerahan oleh RS, Puskesmas, Balai pengobatan hanya
dilakukan kepada pengguna / pasien.
Ayat (4)
Penyerahan psikotropika hanya dilakukan berdasarkan resep
dokter.
Ayat (5)
Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya dilakukan dalam hal :
a. Menjalankan praktek terapi dan diberikan melalui suntikan.
b. Menolong orang sakit dalam keadaan darurat.
c. Menjalankan tugas didaerah terpencil yang tidak ada Apotek.
Ayat (6)
Psikotropika yang diserahkan oleh dokter hanya dapat diperoleh
dari Apotek.
BAB V
EKSPOR DAN IMPOR

Pasal 16

• Ekspor / impor psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik /


PBF yang telah memiliki ijin ekspor-impor sesuai peraturan UU
yang berlaku.
• Lembaga penelitinan / lembaga pendidikan dapat mengimpor tetapi
dilarang mengedarkan psikotropika yang diimpor.

Pasal 21

Ayat (1)
Setiap pengangkutan ekspor psikotropika wajib dilengkapi dengan
surat ekspor psikotropika yang dikeluarkan oleh Menkes.
Ayat (2)
Setiap pengangkutan impor psikotropika wajib dilengkapi surat
persetujuan ekspor psikotropika yang dikeluarkan oleh pemerintah
negara pengekspor.
Pasal 24.

Setiap perubahan negara tujuan ekspor psikotropika pada transito


psikotropika hanya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan dari :
a. Pemerintah negara pengekspor psiotropika.
b. Pemerintah negara pengimpor atau tujuan semula psikotropika.
c. Pemerintah negara tujuan perubahan ekspor psikotropika.

Pasal 25

Pengemasan kembali psikotropika di dalam gudang penyimpanan atau


sarana pengangkutan pada transito psikotropika hanya dapat
dilakukan terhadap kemasan asli psikotropika yang mengalami
kerusakan dan harus dibawah pengawasan dari pejabat yang
berwenang.
BAB VI
LABEL DAN IKLAN

Pasal 29

Ayat (1)
Pabrik obat wajib mencantumkan label pada kemasan psikotropika..

Ayat (2)
Label dapat berupa tulisan, kombinasi gambar dan tulisan atau
bentuk lain yag disertakan pada kemasan.

Pasal 31

Ayat (1)
Psikotropika hanya dapat diikalankan pada media cetak ilmiah
kedokteran dan / atau media cetak ilmiah farmasi.
Ayat (2)
Persyaratan materi iklan psikotropika diatur Menkes.
BAB VII
KEBUTUHAN TAHUNAN DAN PELAPORAN

Pasal 34

Pabrik Obat, PBF, RS, Puskesmas, Lemlit / Lemdik wajib melaporkan


catatan mengenai jumlah psikotropika yang ada kepada Menkes
secara berkala.
BAB VIII
PENGGUNA PSIKOTROPIKA DAN REHABILITASI

Pasal 37

Ayat (1)
Penggunaan Psikotropika yang menderita sindrom ketergantungan
berkewajiban ikut serta dalam pengobatan dan / atau perawatan.
Ayat (2)
Pengobatan dan / atau perawatan dilakukan pada fasilitas rehabilitasi.

Pasal 40
Pemilikikan psikotropika dalam jumlah tertentu oleh wisatawan asing /
WNA yang berada di indonesia hanya untuk pengobatan dan / atau
kepentingan pribadi dan harus mempunyai bukti secara sah
kepemilikannya.

Pasal 41
Pengguna psikotropipka yang menderita sindroma ketergantungan
yang berhubungan dengan tindak pidana psikotropika diperintahkan
oleh hakim yang menentukan perkara tersebut untuk menjalani
pengobatan dan / atau perawatan.
BAB XI
PEMUSNAHAN

Pasal 53

Ayat (1)
Pemusnahan psikotropika dilakukan dalam hal :
a. Berhubungan dengan tindak pidana
b. Diproduksi tanpa mengetahui standar dan persyaratan yang
berlaku dan / atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi
psikotropika.
c. Kadaluwarsa
d. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
dan / atau untuk kepentingan Ilmu Pengetahuan.
Ayat (2)

Pemusnahan psikotropika sebagaimana dimaksud :


a. Pada ayat (1) butir a dilakukan oaleh tim yang terdiri dari pejabat
yang mewakili Departemen yang bertanggung jawab dibidang
kesehatan, Polri, dan Kejaksaan sesuai dengan Hukum Acara
Pidana yang berlaku, dan ditambah dari pejabat dari instansi terkait
dengan tempat terungkapnya tindak pidana tersebut, dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah mendapat kekuatan hukum tetap.
b. Pada ayat (1) butir a, khusus olongan I, wajib dilaksanakan paling
lambat 7 (tujuh) hari hari setelah dilakukan penyitaan.
c. Pada ayat (1) butir b,c, dan d dilakukan oleh pemerintah, orang atau
badan yang bertanggung jawab atas produksi dan / atau peredaran
psikotropika, saran kesehatan tertentu, serta lembaga pendidikan
dan / atau lembaga penelitihan dengan disaksikan oleh pejabat
Departemen yang bertanggung jawab dibidang kesehatan, dalam
waktu 7 (tujuh) hari setelah mendapat kepastian sebagaimana
dimaksud pad aayat tersebut.
Ayat (3)
Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan Berita Acara

Ayat (4)
Ketentuan lebih lanjut mengenahi pemusnahan psikotropika
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
BABA XII
PERAN SERTA MASYARAKAT

Ayat (1)
Masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk
berperan serta dalam membantu mewujudkan upaya pencegahan
penyalagunaan psikotropika sesuai dengan UU ini dan peraturan
pelaksanaan.
Ayat (2)
Masyarakat wajib melaporkan kepada pihak yang berwenang bila
mengetahui tentang psikotropika yang disalahgunakan dan / atau
dimiliki secara tidak sah.
Ayat (3)
Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perlu mendapat
jaminan keamanan dan perlindungan dari pihak yang berwenang.
BAB XIII
PENYELIDIKAN

Pasal 56

Ayat (1)
Selain penyidik pejabat Polri kepada pejabat pegawai negeri sipil
tertentu diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana
dimaksud dalam UU nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 nomor 76, tambahan
lembaran negara nomor 3209) untuk melakukan penyidikan tindak
pidana sebagaimana diatur dalam UU ini.

Ayat (2)
Penyidik sebagamana dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan
tentang tindak pidana di bidang psikotropika.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap oarang diduga melakukan tindak
pidana dibidang psikotropika.
c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana dibidang psikotropika.
d. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti
yang disista dalam perkara tindak pidana dibidang psikotropika.
e. Melakukan penyitaan dan pengamanan terhadap barang bukti yang
disita dalam perkara tidak pidana dibidang psikotropika.
f. Melakukan pemeriksaan atas surat dan / atau dokumen lain tentang
tindak pidana dibidang psikotropika.
g. Membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau
alat-alat berhubungan lainnya yang diduga memiliki hubungan
dengan perkara yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam
penyidikan.
h. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang psikotropika.
i. Menetapkan saat dimulainya dan dihentikannya penyidikan.
Pasal 57

Ayat (1)
Didepan pengadilan, saksi dan / atau orang lain dalam perkara
psikotropika yang sedang dalam pemeriksaan, dilarang penyebut
nama, alamat, atau hal-hal yang memberikan kemungkinan dapat
terungkapnya identitas pelapor.

Ayat (2)
Pada saat pemeriksaan disidang pengadilan akan dimulai, hakim
memberi peringatan terlebih dahulu kepada saksi dan / atau orang
lain yang bersangkutan dengan perkara tindak pidana
psikotropika, untuk tidak menyebut identitas pelapor,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
No Pasal Ayat Unsur Pidana Anc. Hukuman Denda

1. 59 (1) Menggunakan, Produksi, Edarkan, Min 4 th Min Rp 150 jt


Impor, Menyimpan, Membawa Max 15 th Max Rp 750 jt
Psikotropika Gol I
(2) Pidanan mati / Max 750 jt
Ayat (1) dilaksanakan secara seumur hidup
terorganisir / 20 th

(3) Seperti (1) Rp 5 M


dan (2)
Tindak Pidana dalam pasal ini
2. 60 (1) dilaksanakan korporasi Max 15 th Rp 200 jt

Produksi, Mengedarkan Psikotropika


dalam bentuk obat tidak memenuhi
(2) standart / tidak terdaftar. Max 5 th Rp 100 jt

Menyalurkan Psikotropika selain oleh


pabrik obat, PBF dan Farmasi
Pemerintah.
No Pasal Ayat Unsur Pidana Anc. Hukuman Denda

(3) Menerima penyaluran Psikotropika Max 3 th Max Rp 60 jt


selain dari pabrik obat, PBF, Farmasi
Pemerintah.

(4) Menyerahkan Psikotropika selain Max 3 th Max 60 jt


Apotek, RS, Puskesmas, Balai
pengobatan dengan resep dokter.

(5) Expor / impor Psikotropika / Max 3 th Max Rp 60 M


melaksanakan pengangkutan ekspor /
impor Psikotropika.

3. 61 (1) Selain pabrik obat, PBF, yang memiliki Max 10 th Max Rp 300 jt
izin dan Lempendidikan / Lembaga
penelitian.

(2) Tidak menyerahkan SPE. Max 3 th Max Rp 60 jt


No Pasal Ayat Unsur Pidana Anc. Hukuman Denda

4. 62 Tanpa hak memiliki, menyimpan / Max 5 th Max Rp 100 jt


membawa Psikotropika

5. 63 (1) Angkutan Psikotropika tanpa Max 3 th Max 60 jt


dokumen, melakukan perubahan
negara tujuan expor, mengemas
kembali Psikotropika tidak sesuai
ketentuan.
(2) Max 5 th Max Rp 100
Tidak mencantumkan label, label tidak M
sesuai ketentuan, iklankan
Psikotropika lain, memusnakan
Psikotropika tidak sesuai ketentuan.
6. 64 Max 1 th
Menghalangi penderita sindrom untuk Max Rp 20 jt
berobat, Fasilitas rehabilitasi tidak
memiliki ijin.
7. 65 Max 1 th
Tidak melaporkan penyalahgunaan / Max Rp 20 jt
kepemilikan Psikotropika secara sah.
8. 66 Max 1 th
Menyebutkan identitas pelapor dalam
sidang pengadilan.
9. 67 -
Percobaan / perbantuan melakukan
tindak pidana sama dengan tindak
pidana dilakukan.
No Pasal Ayat Unsur Pidana Anc. Hukuman Denda

10 70 Korporasi yang melakukan tindak Dipidana 2 lipat denda


. pidana dalam pasal 60, 61, 62, 63 dan sesuai psl yg dari msg psl
pasal 64. dilanggar yg dilanggar
dan dicabut
ijin usahanya

71 (1) Pidana sesuai


11 (2) Bersekongkol / bersepakat untuk dengan pasal
. melakukan, melaksanakan, yang dilanggar
membantu, menyuruh turut
melaksanakan, menganjurkan /
organisasikan tindak pidana pasal 60,
61, 62, 63 disebut pemufakatan jahat.
I. Tata cara penanganan Barang Bukti dan pengambilan Barang
Bukti narkoba untuk pemeriksaan di Laboratorium Forensik
Polri Cabang Surabaya.
1. Barang bukti dari tanaman dapat berupa :
a. Tanaman Ganja (Cannibis Sativa)
 Tanaman, maka pengambilan barang bukti berupa
tanaman lenkap (daun, biji, bunga) dan BB haus kering /
herbarium.
 Cacahan / rajangan / potongan pucuk tanaman.
 Campuran makanan ternak (biasanya biji ganja)
 Rokok
 Serbuk warna hijau
 Hashish (damar ganja
 Biji
b. Tanaman Coca (Erytroxylon Coca)
 Daun yang masih segar maupun kering
 Tanaman Coca secara lengkap
 Hasil sarian berupa serbuk warna putih
 Hasil rebusan daun

c. Tanaman Candu (Papaver Somniferum Linm)


 Di Indonesia sulit tumbuh
 Candu mentah
 Candu masak
 Jicing
 Jicingko
 Morfin
 Codein
2. Barang bukti berupa serbuk / kristal
 Diambil sebagian secara acak / randum
 Apabila dalam suatu tempat / wadah maka diambil secara acak
bagian atas, bawah, tengah, samping kiri dan kanan
3. Barang bukti berupa tablet
 Apabila ditemukan barang bukti kurang dari 10 biji, hendaknya
dikirim semua
 Apabila diketemukan lebih dari 10biji, maka dikirim dengan
rumus √ n (n=jumlah BB yang ada) secara acak / randum
 Apabila ditemukan beraneka ragam bentuk, warna dan berat,
maka setiap jenis bentuk / warna / berat disendirikan masing-
masing diambil sejumlah √ n (untuk n ≥ 10) secara acak / randum
4. Barang bukti berupa darah dan urine
 Diperlukan pengambilan barang bukti secara benar dan
secepatnya setelah diketahui sebagai pengguna
 Jumlah / volume darah yang diambil (5 – 10 ml dan diberi anti
Koagulansia (Na citrat / EDTA)
 Jumlah / volume urine yang diambil 20 – 50 ml
 Darah dan urine disimpan dalam pendingin (-20º C)
 Setiap jenis Narkoba memiliki batas waktu tertentu berada dalam
tubuh, karena pengambilan absorpsi, distribusi, metabolisme
dan eliminasi
 Pengambilan darah dan urine ada batas waktunya
Contoh :
1) Pengguna Heroin / Morfin / Codein
 Cepat diabsorpsi di dalam darah
 Dalam darah Heroin berubah menjadi 6 asetil morfin (MAM)dan
morfin (79 % morfin)
 Pengambilan darah maksimal 4 jam setelah pemakaian
 Pengambilan urine maksimal 1-2 hari setelah pemakaian
2) Penggunaan Metamfetamina
 Pengambilan darah maksimal ± 10 jam setelah pemakaian
 Pengambilan urine ± 70 jam setelah pemakaian
3) MDMA (dosis 75 – 100 mg / hari – 200 mg)
 Pengambilan darah maksimal ± 7 ½ jam setelah pemakaian
(optimal 16 jam setelah pemakaian)
4) Diazepam / Benzodiazepam derivat
 Konsentrasi dalam darah (10 mg peroral) : 200 ng/ml
 Pengambilan darah maksimal 54 jam (ideal 4 jam) setelah
pemakaian
 Ekskresi berupa Oxazepam 75%
 Pengambilan urine dapat s/d 10 hari (tetapi sulit dianalisa karena
kadarnya terlalu kecil)
 Metabolit : - desmetil diazepam
- oxazepam
- 3 OH termazepam
 Dalam darah : - desmthyldiazepam
- termazepam
 Dalam urine : - Oxazepam
5) Nitrazepam
 Darah 2 jam mengandung : 53 – 94 %
 T1/2 : 18 – 28 jam
 Diekskresi melalui ginjal dan direabsorpsi 12 – 14 jam
A. Barang bukti berupa tanaman / bagian tanaman
Pemeriksaan meliputi :
Makroskopis
Mikroskopis
Kandungan bahan aktifnya
Contoh
 Makroskopis : bentuk tanaman dengan ciri-cirinya
 Mikroskopis : - Trichoma
- glandular hair
 Kandungan bahan aktifnya Cannabinol derivat (THC)
B. Barang bukti berupa serbuk / tablet
Spot test dengan beberapa reagen kimia
Kandungan bahan aktifnya (TLC, GC, GC-MS)
Contoh :
 Test marquis : warna biru tua kehijauan
 Simon : Biru tua
 Asam Galat : Hijau
 Kandungan bahan aktifnya MDMA Positif
1. Pemeriksaan pendahuluan
a. Organoleptis
 Bentuk
 Warna
 Ukuran
 Bau
b. Spot test
1) Morfin dan derivatnya
a) Marquis test :
Reagen A : Formalin 37% atau 0,25 ml Formalin 37%
dicampur dengan 10 ml As Acetat glasial
Reagen B : H2SO4 pk
Ck : Sedikit bahan papan tetes ditambah 1 tetes reagen A + 3
tetes reagen B Ungu merah
c) Asam nitrat test
Reagen : Asam Nitrat pekat

Ck : Sedikit bahan pada papan tetes


- Kuning lama-lama kehijauan + heroin
- Orange cepat berubah menjadi merah, lama-lama kuning :
positif Morfin
- Orange lama-lama menjadi kuning : positif Codein

d) Ferri sulfat test (mecke test)


Reagen : 5 g FeSO4 dilarutkan dalam aquadese 100 ml
Ck : Sedikit bahan dalam papan tetes +1 tetes reagen FeSO4
Hijau positif Morfin derivat
HEROIN
 Test Marquis : merah – ungu
 HgCl2 : Kristal
 Kandungan aktifnya Heroin

C. Barang bukti berupa cairan tubuh / organ tubuh


 Bahan yang terkandung didalamnya perlu dipisahkan dari protein /
lemak / memecahkan ikatan antara obat dan enzim dalam tubuh.
 Dilakukan ekstraksi dengan pelarut organik
 Baru dilakukan identifikasi dengan menggunakan instrumen analisa
2) Cannabis
a) Fast Blue Salt Test
Reagen :
A.: 2,5 g Fast blue salt B + 100 g NO2SO4 H2O
B.: CHCL3
C.: 0,4 NaOH dalam 100 ml aquadese (=0,1 NaOH)

Ck : - sedikit bahan dalam tabung reaksi + sedikit reagen A.


- tambah 25 tetes reagen B.
- tambah 25 tetes reagen C.
[Merah ungu (purple red pada lapisan chloroform positif cannabis)]
b) Dugenois levine test
Reagen :
A. : - 2 g vanillin dalam 100 ml etanol
- tambahkan 21 ml asetildehida
B. : HCL pekat
C. : Chloroform / Petrolium eter

Ck : - Sedikit sampel gerus dalam mortil dan masukan dalam


tabung reaksi
- Tambahkan 2 ml reagen A lalu kocok selama 1 menit
- Tambahkan 2 ml reagen B kocok beberapa detik diamkan
beberapa menit
- Apabila terjadi perubahan warna selama 2-3 menit tambahkan
reagen C lalu kocok baik-baik
- Warna / violet ada pada lapisan chloroform positif cannabis
3) Cocain
a) Cobalt Thiocyanate test
Reagen :
A. : 16 % HCl dalam aquadest
B. : 2,5 g Co (II) Thiocyanate dalam 100 ml aquadest
Ck : - letakkan sedikit sampel dalam tabung reaksi/ papan penetes
- tambahkan 1 tetes reagen A
- kocok /goyang beberapa detik
- tambahkan reagen B kocok 10 detik
Warna biru Positif Cocain
(Metaqualon, Phencydine juga positif)
b) Wagner test
Reagen : 1,27g Iodine + 2 g KI dilarutkan dalam 100 ml aquadest

Ck : - Sedikit sampel dalam tabung reaksi


- Tambahkan 5 tetes air kocok beberapa detik
- Tambahkan beberapa tetes reagen Wagner
- Endapan coklat Cocain HCl, bentuk basa tidak
memberikan endapan
4) Amfetamine derivat
a) Marquis test
Ck : - Sedikit bahan reagen letakkan pada papan tetes
- Tambahkan 1 tetes reagen A dan 2 tetes reagen B
warna orange berubah coklat Positif Amfetamine / Metamfetamina

Warna kuning sampai kuning coklat


Positif DOET
Positif STP
Positif DOM
Kuning hijau s/d biru
Positif – 2,5 dimetoksi amfetamin (DMA)
- DOB
Warna biru s/d hitam
Positif MDA
Positif MDMA
Positif MDEA
Reagen A
Larutan 1 g Natrium Nitro Proside dalam aquadest
b) Simon test 100ml yang mempunyai 5% Aceton
Reagen B
Larutan 2 g NaC03 dalam 100 ml aquadest

Ck : - Sedikit bahan pada papan tetes


- Tambahkan 1 tetes reagen A dan 2 tetes reagen B
- Warna biru positif
Menunjukkan adanya amine sekundair
- Metamfetamine
- MDMA
- MDEA
c) Gallic acid test
Reagen : 0,5 asam galat dilarutkan dala 100 ml H2SO4 pekat

Ck : - Sedikit bahan masukkam dalam tabung tetes


- Tambahkan 5 tetes reagen asam galat
Warna hijau terang s/d hijau gelap positif
Menunjukkan adanya ikatan Metelindioksi
- MDMA
- MDA
- MDEA
5) Benzodiazepine derivat
a) Zimmerman test
Reagen :
A. : 1 g 1,3 dinitrobenzen dalam 10 ml Metanol
B. : 15 g KOH dalam 100 ml aquadese
Ck : - Sedikit bahan dalam papan tetes
- Tambahkan 1 tetes reagen A dan 1 tetes reagen B
Ungu kemerahan atau merah muda (readish purple / pink)
Positif golongan Benzodiazepin
- Diazepam
- Nitrazepam
- Bromazepam
Kecuali : Lorazepam, Oxazepam, Clorazepam, Chlordiazepam,
Midozolam tidak memberikan perubahan warna
b) Vitali - Morin test
Reagen : A HNO3 pekat
B Aceton
C 0,65 g KOH dalam 100 ml Metanol (0,1 ml KOH / met)
Ck : - Sedikit bahan dalam cairan porselin
- Tambahkan 5 ml reagen A panaskan diatas water Bath
- Tambahkan 5 ml reagen B dan 1 ml reagen C
Warna kuning orange menunjukkan adanya Diazepam dan
derivatnya.
6) Barbiturat
Dille Koppanyi test
Reagen :
A : 0,1 g Cobalt (II) acetat tetrahidrat dan 100 ml metanol
absolut, tambahkan 0,2 ml asam acetat
B : 5 ml Isopropylamine dicampur dengan 95 ml metanol
(absolut)
Ck : - Sedikit bahan pada papan tetes
- Tambahkan 3 tetes reagen dan 3 tetes reagen B
Warna ungu kemerahan menunjukkan adanya Barbiturat
7) Lysergide (LSD)
Echrlich test
Reagen : 1g 4 – Demethylene benzaldehyde dalam 10 ml metanol
pelan-pelan tambahkan 10 ml orthol phosphoric acid

Ck : - Sedikit bahan pada papan tetes


- Tambahkan 3 tetes reagen
Warna violet dalam beberapa menit menunjukkan adanya LSD (Ly
Sergide)

7a). Psilocibine
Reagen : Marquis

Ck : - Sedikit bahan pada papan tetes


- Tambahkan 3 tetes reagen A dan 2 tetes reagen B
Warna orange kemungkinan ada kandungan Psicocibine
8) Fentanyl / Methyl Fentanyl
Marquis test
Ck : - Sedikit bahan pada papan tetes
- Tambahkan 1 tetes reagen A dan 3 tetes reagen B
Warna orange kemungkinan adanya Fentanyl

9) Methadone
a) Marquis test
Ck : - Sedikit bahan pada papan tetes
- Tambahkan 1 tetes reagen A dan 3 tetes reagen B
Warna merah muda berubah violet kemungkinan adanya Methadone
b) Asam nitrat – Asam Sulfat test
Reagen : 10 tetes (± 0,3ml) asam nitrat pekat dalam 10 ml H2SO4

Ck : - Sedikit bahan ditambahkan 2 tetes reagen


Orange lama-lama merah kemungkinan adanya Metadone

10)Pethidin
a) Marquis test
Orange kemungkinan adanya Pethidine

b) Liebermann test
1 g NaNO2 dalam 10 ml H2SO4 pekat
Ck : Sedikit bahan dalam papan tetes ditambahkan 1 tetes reagen
Warna orange kemungkinan positif Pethidin
EKSTRAKSI OBAT-OBATAN DARI URINE / ISI LAMBUNG
SAMPEL 10 ml (pH= 3) (As. Tartart / As. Fosfat)

Ekstraksi dengan ether 2 X 30 ml

Ether Aqueous
Cuci aqua 5 ml + NH4OH ad pH 10
+ 5 ml NaBic jenuh Ekstraksi dengan CHCl3 2 X 10 ml

Aqueous Ether
(Fraksi A) Aqueous Chloroform
= Asam kuat + 5 ml 0,5 M NaOH
+ HCl ad pH 3
(Gol As Salisilat) Cuci dengan
Panaskan 100º C
30 mnt dinginkan aquadest

Aqueous Ether 2x10 ml Chloroform


Ether
(Fraksi B) Fraksi D (basa)
(Asam lemah) - Amfetamine
- Barbiturat Cuci dengan Aqueous derivat
Ether
- Chlorpropomide aquadese - Codein
- Ghlutethimide Fraksi C (netral) - Diazepam
pH 9
- Phenytoin - Chlordia zepoxide Cuci aqua & NaOH Etyl Acetat - Flurazepam
- Flurazepam 1 M 5 ml - Lorazepam
- Carbromal - Metaqualon
- Merprobamate Isopropil Alkohol
- Metadon
- Nitrazepam (9:1)
- Morfin
- Temazepam - Temazepam
fraksi F
Fraksi E -Codein
Benzophenol - Morfin
ANALISIS HASIL ISOLAT :
- Setiap fraksi dianalisa dengan menggunakan :
= TLC
= GC
= GC – MS
= HP - LC

• TLC
ELUENT YANG DIGUNAKAN
Gol Alkaloida / opiat
A Ethyl Acetat : 35 B Ethyl Acetat : 17 C Methanol : 95
Bhutanol : 55 Methanol :2 Amonia : 5
Diethylamine: 10 Amoniak :1

Gol Benzodiazepam Gol Ganja (Cannainol


D Cyclohexan : 75 derivate)
Diethylamine : 20 E Petrolium eter :4
Benzene : 15 Diethyl ether : 1
Darah / Serum / Plasma

4 ml serum
+ 2 ml buffer fosfat (pH 7,4)
+ 40 cc CH Cl3
Sampel
Kocok

CH Cl3
- Fraksi A (asam salisikat) Aqueous
+ 8 ml 0,5 N NaOH

Kocok

CHCL3 10 ml
Aqueous + NH4OH dil
CHCl3
(Lar NaOH) Cuci dengan Aqua
- Asam lemah Keringkan dg Na2SO4
- Fraksi B Ekstraksi dg 0,5 ml R2SO4

CHCl3 Aqueous
CHCl3 Aqueous Fraksi D
- Netral Lar H2SO4
- Fraksi C
10 ml URINE / SAMPLE (pH= 3) ± 10 g ISIAN LAMBUNG H3PO3 / AS TARTART
EKSTRAKSI DENGAN ETHER 30 cc 2 X
CUCI DENGAN AQUA 5 ml

LAP ETHER LAP Aqueous+ NH4OH


(pH = 10)
Aqueous Ekstraksi dg larutan jenuh NaCO3 Ekstraksi dengan CHCl3
(Fraksi A)
- Salisilat
- As kuat Ether Lap Aqueous +HCl ad pH 3 Lar CHCl3
- Fenitoin (Fraksi D)
Panaskan 100º C - Amphetamin
30mnt dinginkan - Codein
Ekstraksi dengan
- Flurazepam
5 ml 0,5 M NaOH
- Ergo Alkoloid
Ether Fraksi E Aqueous (pH 9)
Benzodiazepin Ekstrak dg ethyl
Aqueous Ether
Acetat : Isoprophyl
(Fraksi B) (Fraksi C)
Alkohol (9:1)
- Barbiturat (Netral)
- As lemah - Flurazepam
- Paracetanol - Chlordiazespoxide (darah) Fraksi F
- Fenilbutazon - Carbromal (lambung) - Codein
- Chlorpropamide - Caffein - Morfin
- Lorazepam (darah)
- Meprobamate
- Methaqualone
- Temazepam
- Nitrazepam
-Theophyline

Anda mungkin juga menyukai