Anda di halaman 1dari 15

I.

Pendahuluan

Psikotropika adalah suatu obat yang termasuk dalam golongan Narkoba


(Narkotika dan Obat-obat berbahaya). Menurut sejarah, narkotika pertama
kali digunakan untuk pengobatan. Penggunaan untuk pengobatan
berkembang ke Persia, Mesir, Cina, dan Eropa. Obat tersebut diolah dari
getah tumbuh-tumbuhan subtropis yang disebut tanaman candu/ poppy
(papayer souniferum L). Nafsu dan perilaku manusia kemudian
berkembang, barang tersebut tidak hanya dimanfaatkan bagi kepentingan
pengobatan, tetapi kemudian terjadi pemanfaatan-pemanfaatan yang
menyimpang, dan bahkan membahayakan perikehidupan dan
perkembangan budaya manusia.

II. Psikotropika

A. Pengertian
Psikotropika adalah zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku,
disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan
serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

B. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :


1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

1
Psikotroika golongan I:
No Nama Obat (Internasional) Nama Kimia
1 Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-
methylphenethylamine)
2 Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone)
DET
3 DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine )
4 DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-
trimethyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-olo )
5 DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole)
6 DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine)
7 Eticyclidine - PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine )
8 Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole )
9 Lysergide - LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-
8beta-carboxamide)
10 MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-
dioxy)phenethylamine)
11 Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine)
12 Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one )
13 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline )
14 MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-
(methylenedioxy)phenethylamine)
15 N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethylamine)
16 N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine)
17 Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-
dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
18 PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine)
19 Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol)
20 Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen
phosphate)
21 Rolicyclidine - PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine )
22 STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine)
23 Tenamfetamine - MDA (alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethylamine)
24 Tenocyclidine - TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine)
25 Tetrahydrocannabinol
26 TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)

2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat


digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

2
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: Amphetamine.

Psikotropika golongan II:


No Nama Obat (Internasional) Nama Kimia
1 Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine)
2 Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine)
3 Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino]
ethyl]theophylline)
4 Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine)
5 Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
6 Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)-
quinazolinone)
7 Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
8 Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
9 Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone)
10 Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate)
11 Phencyclidine - PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)
12 Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine)
13 Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
14 Dronabinol atau delta-9- ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-
tetrahydro-cannabinol 3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
15 Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-
methoxyphenethyl)-1-piperazineethanol)

3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak


digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital.

Psikotropika golongan III:


No Nama Obat (Internasional) Nama Kimia
1 Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)
2 Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-
trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-6,7,8,14-
tetrahydrooripavine)
3 Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
4 Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl alcohol)
5 Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
6 Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-
nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)

3
7 Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide)
8 Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-
dimethyl-3-(3-methyl-2-butenyl)-2,6-methano-3-
benzazocin-8-ol)
9 Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)

4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas


digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

Psikotropika golongan IV:


No Nama Obat (Internasional) Nama Kimia
1 Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid)
2 Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a]
[1,4]benzodiazepine)
3 Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone)
4 Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline)
5 Barbital (5,5-diethylbarbituric acid)
6 Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine)
7 Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
8 Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid)
9 Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-
thieno[3,2-f]-s-triazolo[4,3-a][1,4]diazepine)
10 Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-
phenyl-2H-1,4 benzodiazepin-2-one
dimethylcarbamate (ester))
11 Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-
benzodiazepine-4-oxide)
12 Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-
benzodiazepine-2,4(3H,5H)-dione)
13 Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-

4
benzodiazepin-2-one)
14 Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-
benzodiazepine-3-carboxylic acid)
15 Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-
2H-thieno [2,3-e] -1,4-diazepin-2-one)
16 Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-
tetrahydro-oxazolo- [3,2-d][1,4]benzodiazepin-
6(5H)-one)
17 Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
18 Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
19 Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a]
[1,4]benzodiazepine)
20 Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol)
21 Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate)
22 Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-
oxo-1H-1,4-benzodiazepine-3-carboxylate)
23 Etil Amfetamine / N- (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine)
ethylampetamine
24 Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)
25 Fenproporex ((±)-3-[(alpha-
methylphenylethyl)amino]propionitrile)
26 Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-
methyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
27 Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-
fluorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-
2-one)
28 Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-
trifluoroethyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
29 Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-
tetrahydrooxazolo [3,2-d][1,4]benzodiazepin-
6(5H)-one)
30 Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-
phenyl-4H-[1,3]oxazino[3,2-d]
[1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione)
31 Lefetamine - SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)

C. Berdasarkan Fungsinya Psikotropika dibedakan menjadi 3 yaitu:


1. Depressant (obat penenang)

5
Golongan ini dapat mengurangi atau meredakan sitem syaraf pusat,
sehingga para pemakai golongan ini dapat merasa tenang, mengantuk
dan tertidur. Yang termasuk depressant adalah:
a. Golongan obat tidur. Golongan obat tidur yang terpenting adalah
barbiturat, misalnya:luminal, phenobarbintal, nembutal, seconal,
mogadan, mandrax (mx), rohypnol, optalidol, dan cosadon.
b. Golongan obat penenang, misalnya valium.
2. Hallucinogen
Hallucinogen adalah golongan obat-obatan yang bekerja langsung
terhadap sistem syaraf pusat dan mempunyai efek yang dapat
menyebabkan halusinasi. Halusinasi dapat berupa:
a. Nice trip, yaitu suatu keadaan dimana yang bersangkutan akan
mengalami keadaan yang dirasakannya indah, menyenangkan dan
bahagia.
b. Bad trip, yaitu yang bersangkutan akan mengalami keadaan yang
dirasakannya mengerikan atau menakutkan.
Keadaan nice trip ataupun bad trip dapat terjadi tergantung pada situasi
dan kondisi kejiwaan si penyalahgunaan. Jika yang bersangkutan pada
saat penggunaan dalam keadaan senang dan bangga maka halusinasi
yang akan dirasakannya berupa keindahan yang dapat membuat dirinya
senang dan bahagia. Sebaliknya, jika pada saat menyalahgunakan dalam
keadaan ruwet, bingung, dan sedih maka halusinasi yang muncul adalah
halusinasi yang berupa hal-hal yang menakutkan dan menyeramkan.
3. Stimulant (obat perangsang)
Stimulant adalah jenis obat-obatan yang daya kerjanya adalah
merangsang sistem syaraf pusat. Jenis stimulant yang populer
dikalangan masyarakat adalah Cafein yang terdapat dalam minuman
kopi dan teh. Stimulant dapat menimbulkan rangsangan, meningkatkan
kegiatan dan kemampuan, menghilangkan rasa kantuk dan
menghilangkan rasa lelah, sehingga dapat bekerja lebih lama. Adapun
stimulant yang sering disalahgunakan adalah amphetamine, dexa

6
amphetamine/ dextreampetamine, methamphetamine, phen-metrazine,
dan ekstasi.

a. Ekstasi
Ekstasi adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di
sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Ekstasi dapat
membuat tubuh si pemakai memiliki energi yang lebih dan juga
bisa mengalami dehidrasi yang tinggi. Sehingga akibatnya dapat
membuat tubuh kita untuk terus bergerak. Beberapa orang yang
mengkonsumsi ekstasi di temukan meninggal karena terlalu banyak
minum air dikarenakan rasa haus yang amat sangat.Tergolong jenis
zat psikotropika, dan biasanya diproduksi secara illegal di
laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet dan kapsul. Ekstasi
akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui
batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekeringan cairan
tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang
tinggi dan lama. Efek yang ditimbulkan oleh pengguna ecstasy
adalah:
Diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan
pusing, menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung yang cepat
dan sering, mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu
makan, gelisah/tidak bisa diam, pucat & keringat, dehidrasi, mood
berubah. Akibat jangka panjangnya adalah kecanduan, syaraf otak
terganggu, gangguan liver, tulang dan gigi kropos. Beberapa
pemakai ekstasi yang akhirnya meninggal dunia karena terlalu
banyak minum akibat rasa haus yang amat sangat. Zat-zat kimia
yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ekstasi.
Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi yang pada tubuh.
Dan dalam beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan
menimbulkan kematian. Pengguna ekstasi sering harus minum
obat-obatan lainnya untuk menghilangkan reaksi buruk yang timbul
pada dirinya. Dan hal ini menyebabkan denyut nadi menjadi cepat,

7
serta akan menimbulkan
paranoia dan halusinasi.Ekstasi
dikenal dengan sebutan inex, I,
kancing, dll.

b. Sabu- sabu (amphetamin)


Nama aslinya
methamphetamine. Berbentuk
kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara
lain yaitu gold river, coconut dan kristal. Sekarang ada yang
berbentuk tablet.Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal
dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di
sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap syaraf.
Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu
dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit
jantung atau bahkan kematian.Shabu-shabu juga di kenal dengan
julukan lain seperti : Glass, Quartz, Hirropon, Ice
Cream.Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium
foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain.
Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong
(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut
berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati
air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu
dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin
ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Efek yang ditimbulkan :
 Menjadi bersemangat
 Gelisah dan tidak bisa diam
 Tidak bisa tidur
 Tidak bisa makan

8
 Gangguan fungsi otak dan bisa berakhir dengan kegilaan
(efek jangka panjang)
 Paranoid
 Liver terganggu

Gejala pecandu yang putus obat:


 Cepat marah
 Tidak tenang
 Cepat lelah
 Tidak bersemangat/ingin tidur terus

D. Efek Psikologi dan Efek Fisik


1. Efek Psikologi
Dosis tunggal rata-rata 75 sampai dengan 100 mg, antara 30 menit
sampai dengan 1 jam, setelah penggunaan akan mulai merasakan
halusinasi dan berbagai reaksi psikologi.
a. Peningkatan halusinasi
Persepsi ruang dan waktu menjadi kacau. Distorsi bentuk tubuh dan
perasaan anggota badan lepas satu sama lain. Tidak mengenal ruang
dan waktu. Kesadaran dari input keliling meninggi sehingga
menimbulkan ilusi visual dan halusinasi yang indah. Seperti
bayangan pola generik berwarna, spiral, jaring laba-laba, piramid,
dan sebagainya yang bergerak dalam kaleidoskop dan kualitas yang
mengasyikkan.
b. Kegembiraan yang berlebihan
Para pengguna ekstasi pertama kali akan merasakan gelisah,
kesemutan, dan perasaan tak menentu pada lambung. Diikuti oleh
kenaikkan suhu tubuh dan luapan kegembiraan yang berlebihan
selama 4 sampai 6 jam.
c. Bad trip
Selain menghasilkan ilusi yang indah (nice trip), ekstasi juga akan
memperberat pikiran dan perasaan yang sudah ada (distress

9
syndrome). Jika penggunanya untuk pelarian pikiran yang sedang
kacau, akan menimbulkan bad trip yang dapat menimbulkan bahaya.

2. Efek Fisik
a. Tripping
Pada umumnya setelah menggunakan, secara tak sadar mereka akan
mendapatkan pengalaman terutama perasaan dan halusinasi, mereka
menamakan kedaan ini sebagai suatu tamasya atau yang mereka
namakan tripping.
b. Gannguan pada alat tubuh
Zat ini merangsang dan kemudian memberi efek neurodegenerasi
syaraf serotonegerik dan akan menimbulkan peningkatan aktifitas
lokomotor. Kerusakkan tersebut pada percobaan dengan hewan
bersifat irrevesible atau tidak dapat dipulihkan kembali seperti
semula. Pada dosis tertentu mengakibatkan kejang-kejang, pupil
mata membesar, reflek meningkat, mual, muntah-muntah dan sekresi
air mata dan air liur.
Dengan terganggunya pusat pengatur suhu tubuh, maka dapat
menyebabkan suhu tubuh tidak terkendali. Suhu tubuh dapat
meningkat dengan cepat, keringat mengucur, kulit menjadi merah
dan panas. Jika tidak diimbangi dengan pemasukkan air,
keseimbangan elektrolit akan terganggu dan kolaps.
Pada otot-otot rangka, dapat menimbulkan kerusakan yang hebat
pada otot yang disebut rhabdomyolitis. Serta pada otot-otot geraham
berkontraksi kuat sehingga pada beberapa kasus penyalahguna
mengalami patah tulang rahang.

III. Contoh Studi Kasus

Kasus 1

10
Kasus ini menimpa (sebut saja namanya) Budi, ia tertangkap basah oleh orang
tuanya sedang menggunakan narkotik dikamarnya bersama teman-temannya.
Kebetulan ia berasal dari keluarga yang ekonominya berlebih. Akhirnya sang
ayah membawa ke psikiater Prof. Dadang Hawari di Tebet. Setelah itu, ia
membawa anaknya ke RSKO dan diurus, ditunggui oleh ayahnya sampai sembuh.
Segala kegiatan bisnis diserahkan kepada istrinya walaupun akan merugi. Setelah
sembuh, ia memikirkan bagaimana cara untuk melepaskan anaknya dari teman-
temannya. Ia pun menemukannya dengan cara si anak mengatakan bahwa
ayahnya sudah mengetahui kegiatannya dan selalu menguntitnya, sehingga
dengan cara itu, teman-temannya melepasnya dengan baik-baik. Setelah diselidiki,
ternyata ia mendapatkan narkotik tersebut dari bandar yang sering nongkrong
diwarung-warung pojok, yang terletak beberapa meter dari SMUN 26, Jalan Tebet
Barat IV.

Kasus 2 tentang 6 orang siswa.


Kasus ini diketahui oleh pihak kepolisian dari POLSEK Tebet yang sedang patroli
dan menemukan ke enam siswa dan siswi tingkat ke tiga tersebut sedang
menggunakan ganja disebuah kios di Pasar Bunga, dan berjarak sekitar 50 meter
dari sekolah, dan pada saat jam sekolah. Ke enam orang tersebut langsung
ditangkap, dan ditahan di POLSEK Tebet. Kasus tersebut sempat diberitakan
sebuah harian terbitan Jakarta. Pihak sekolah menganggap ke enam siswa tersebut
mencoreng nama baik seluruh elemen SMUN 26, maka diputuskan untuk
dikeluarkan dari sekolah.

Kasus 3
Kasus 3 tidak mau disebutkan namanya dan identitas dirinya. Sekarang dia tidak
lagi bersekolah lagi karena dikeluarkan dari sekolahnya. Uraiannya adalah sebagai
berikut: pelaku menggunakan narkoba karena kurang perhatian dari orang tuanya.
Sehari-hari, ia diberikan oleh orang tuanya uang saku yang banyak karena
kebetulan orang tuanya cukup kaya. Selain itu ia juga bergaul dengan teman-
teman yang juga pecandu narkoba, khusunya ketika ia duduk di SMU.
Pemahaman terhadap agama juga kurang.

11
Pelaku mendapatkan Narkoba pertama kali secara gratis dan diberikan oleh
teman-temannya yang juga menjadi pemakai narkoba. Selanjutnya, ketika mulai
ketagihan ia membelinya dari salah seorang teman sekolahnya. Pembelian bisa
dengan cara membayar lunas, ngutang atau kredit/ mencicil. Karena orang tuanya
cukup kaya dan uang jajan yang diberikan banyak, ia tidak sulit dalam hal
keuangan.
Saat menjadi pamakai yang pertama digunakan adalah rokok biasa, kemudian
ganja atau chimenk. Selain itu, pelaku juga minum minuman keras, seperti bir dan
arak. Untuk chimenk, pelaku menggunakannya dengan cara dihisap asapnya.
Pemakaian dilakukan dirumahnya ketika orang tuanya sedang tidak ada dirumah
atau disekolah saat jam-jam kosong.
Untuk mendaptkan narkoba, selain menggunakan uang jajan, ia juga bertindak
sebagai pengedar. Dari kegiatan ini ia mendapatkan uang untuk membeli narkoba.
Karena berasal dari keluarga yang cukup kaya, ia dapat menggunakan uang jajan
untuk modal membeli narkoba yang sebagian dipakai sendiri dan sebagian lagi
dijualnya.
Saat menggunakan narkoba, pelaku merasakan akibat pada dirinya. Kondisi
kesehatan dan kondisi psikisnya merosot tajam. Dari segi medis, akibatnya yang
dirasakan langsung adalah berat badan turun secara drastis, sering mengantuk,
mata menjadi sayu, wajah dan bibir kering dan pucat, gerakan menjadi lamban,
malas bergerak, sering pusing kepala, sulit berkonsentrasi, dan selera makan
menurun drastis. Ia juga sering tidak mandi dan kebersihan badannya tidak
diperhatikannya. Saat sakau, ia merasakan siksaan yang sangat hebat dan
dirasakan seperti akan mati.
Dari segi psikis, akibat yang dirasakan pelaku antara lain adalah emosi yang
tinggi, kecenderungan untuk berbuat sesuatu yang negatif secara lebih agresif,
sulit mencerna kata-kata orang lain. Emosi yang tinggi itu membuat ia sering
berkelahi. Pendengarannya juga menurun sehingga bila mendengarkan orang
berbicara, ia mengalami kesulitan mencerna kata-kata.
Pelaku berhenti menggunakan narkoba pada awalnya karena ia ketahuan guru dan
keluarganya. Selanjutnya ia dikeluarkan dari SMU-nya. Sejak saat itu pelaku

12
berada dalam pengawasan orang tuanya. Hubungan semakin memburuk ketika
orang tuanya tahu bahwa ia juga menjadi pengedar narkoba.
Karena ketahuan pecandu sekaligus pengedar narkoba, ia kabur dari rumah selama
3 bulan dan akhirnya bertemu dengan orang tuanya setelah ia dirawat dirumah
sakit karena over dosis. Kemudian ia dikirim ke sebuah Pusat Rehabilitasi
Pecandu Narkoba di Bandung, tapi masih belum berhenti dan melarikan diri.
Sekitar 2 bulan kemudian ia ditemukan keluarganya dan dikirim ke Malaysia
untuk dirawat di sebuah pusat rehabilitasi medik dan psikis bagi pecandu narkoba.
Sekarang sudah berada pada tahap penyembuhan dan pemulihan keadaan dan
sudah kembali ke Indonesia, yaitu di Pangkal Pinangm, Bangka. Pelaku sudah
berhenti menggunakan narkoba dan berusaha memulilhkan kesehatannya.

IV. Penutup

Zat atau obat psikotropika dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan
timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam
perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan
pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk,
tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai
macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang
bahkan menimbulkan kematian.
Zat adiktif dan psikotropika dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama
narkoba ( narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikkotropika,
dan zat adiktif). Sebenarnyan NAPZA adalah obat kedokteran yang diperlukan
untuk pengobatan. Berbeda dengan obat jenis lainnya, penggunaan NAPZA harus
dilakukan dengan hati-hati dan harus di bawah pengawasan dokter.
Ketagihan adalah gejala untuk terus-menerus memakai atau menggunakan karena
sangat membutuhkan. Ketagihan merupakan gejala fisik dan mental yang ditandai

13
dengan tubuh terasa sakit antara lain sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang,
dan badan mengigil pada saat tidak memakai atau pengguaan NAPZA dihentikan.
Jika sudah parah , ada yang menjerit-jerit histeris, mengigit jari, dan berperilaku
seperti orang gila. Keadaan seperti ini dikenal dengan nama sakau.
Ketergantungan merupakan suatu sindrom atau pengumpulan fenomena fisiologis
(lahirlah),perilaku, dan kognitif karena penggunaan pisikoaktif dan kesulitan
mengandalikan perilaku serta timbul toleransi untuk meningkatkan dosis hingga
dosis keracunan dan bahkan sampai over dosis yang dapat menyebabkan
kematian.
NAPZA merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman (sintetik
atau semisintetik) yang jika dimakan ,diminum diisap/dihirup, dimasukkan
(disuntikkan ) ke dalam tubuh dapat menurunkan kesadaran atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Walaupun demikian pengolongan zat narkotika , zat adiktif , dan psikotropi belum
jelas.

V. Kesimpulan

Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, psikotropika


golongan I mutlak tidak dapat digunakan untuk tujuan pengobatan. Jenis ini untuk
ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Sedangkan psikotropika golongan II, III, dan IV yang berkhasiat pengobatan
masih dapat digunakan dalam terapi dan juga untuk tujuan ilmu pengetahuan.

14
Daftar Pustaka

Departemen Agama R.I. Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Balai
Penelitian Agama dan Kemasyarakatan Proyek Pengkajian dan Pengembangan
Pendidikan Agama DKI Jakarta. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Oleh Masyarakat Sekolah. 2003. Jakarta.

file:///C:/Users/minarni/Downloads/NAPZA%20%28Narkotika,%20Psikotropika,
%20dan%20Zat%20Aditif%29%20%C2%AB%20Free%20Expresions
%E2%80%A6Dunia%20Dunia%20Dunia%E2%80%A6.Pokoknya%20Tentang
%20Dunia.htm

file:///C:/Users/minarni/Downloads/Psikotropika.htm

file:///C:/Users/minarni/Downloads/Mengenal%20Psikotropika.htm

file:///C:/Users/minarni/Downloads/Mengenal%20Psikotropika.htm

file:///C:/Users/minarni/Downloads/Zat%20Adiktif%20dan%20psikotropika
%20%C2%AB%20La%20Ode%20Abd%20Malik.htm

15

Anda mungkin juga menyukai