Anda di halaman 1dari 25

Amyotrophic

Lateral Sclerosis
D - FT. NEUROMUSKULAR -
C
B
A

Sarah Alhariza Akines


PO 71.421.161.037
TK.IIIA /D.IV Fisioterapi
Insiden
 ALS adalah salah satu penyakit terbesar
pada motor neuron disease.
E D  Setiap etnik dan suku dapat terkena
C penyakit ini.
B  Insiden ALS bervariasi antara 1 -2 kasus
A per 100.000 populasi.
 Onset puncak terjadinya ALS antara 40 –
60 tahun.
 Sangat jarang ALS dapat terdiagnosa pada
onset dibawah 20 tahun. Laki-laki
terserang penyakit ini lebih banyak dari
wanita, dengan rasio 1.5 sampai 2:1.
DEFINISI
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah
penyakit saraf progresif yang serius yang
E
menyebabkan kelemahan otot, kecacatan,
D dan akhirnya kematian.
C B
A
ALS adalah gangguan neurologis
yang mempengaruhi neuron motorik
di otak dan sumsum tulang belakang
Klasifikasi
E Ada dua jenis tipe penyakit ALS yaitu :
 Neuron motorik atas : sel saraf di otak.
D  Neuron motorik bawah : sel saraf di sumsung
C tulang belakang. B
Neuron motor ini mengendalikan semua gerakan
A
refleks atau spontan di otot lengan, kaki, dan
wajah. Neuron motor juga berfungsi
memberitahu otot – otot untuk berkontraksi
sehingga kita bisa berjalan, berlari, mengangkat
benda ringan di sekitar, mengunyah dan menelan
makanan, dan bahkan bernapas.
ETIOLOGI
E Peneliti mempelajari kemungkinan penyebab
D
SLA termasuk: C
• Radikal bebas. Pada ALS yang diturunkan
secara genetic terjadi mutasi gen yang
bertugas menghasilkan enzim anti oksidan,
B
yang melindungi sel saraf dan radikal bebas. A
• Glutamat. Glutamat adalah senyawa kimia di
otak, dimana orang dengan ALS kadarnya
lebih tinggi. Kadar yang tinggi diduga dapat
merusak beberapa sel saraf.
• Respon autoimun. Kadang, sistem imun
sseorang dapat menyerang sel normal di
tubuhnya sendiri, hal inilah yang terjadi pada
ALS.
Patofisiologi
Glutamate merupakan salah satu
E dari neurotransmitter dalam otak D
yang paling penting dalam C
pengantaran sinyal dari satu
neuron ke neuron lainnya dalam B
otak. Para ilmuan menemukan
bahwa, bila dibandingkan dengan A
orang normal, penderita ALS
memiliki lebih tinggi kadar
glutmat dalam serum dan cairan
tulang belakang. Penelitian
laboratorium telah menunjukkan
bahwa neuron mulai mati saat
terekspose dengan glutamate
Manifestasi Klinik
E
Pada umumnya ALS tidak menyebabkan
rasa sakit dan tidak mengurangi
D
kemampuan otak. Fungsi panca indera, C
usus dan kandung kemih tetap berjalan.
Yang terpengaruh hanya otot-otot B
gerak. Koordinasi otot-otot di lengan
dan kaki tidak dapat dilakukan karena A
kontrol dari saraf ke otot menghilang.
Hal ini menyebabkan layuh lengan dan
kaki. Kontrol terhadap otot-otot di
mulut / tenggorokan juga dapat
terpengaruh. Akibatnya, muncul gejala
seperti kesulitan menelan, kesulitan
berbicara, dan kesulitan bernapas.
Anamnesis
SISTEM REVIEW
PROSES
FISIOTERAPI OBSERVASI
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
INTERVENSI FUNGSI DASAR
Anamnesis
Anamnesis Umum
• Nama : Mr. IM
Anamnesis Khusus
• Usia : 50 tahun
• Keluhan Utama : Kelemahan pada bagian
• Pekerjaan : PNS otot-otot dada dan kedua tangan. Pasien
• Jenis kelamin : Pria merasakan nyeri ketika bernafas dan sulit
• Agama : Islam mempertahankan posisi duduk dan sulit
untuk bangun dari posisi tidur
• Lokasi Keluhan : dada dan tangan
• Terjadi Sejak : 3 bulan yang lalu
• Sifat keluhan : Menjalar
Sistem Riview
 Kardiovaskular dan pulmonal , tekanan
darah rendah dan frekuensi pernafasan
tidak normal karena sesak
 Muskuloskletal, 9spasme pada otot-otot
dada dan terdapat atrofi pada otot-otot
dada
 Neurologis, Fungsi sensorik dalam batas
normal
Palpasi
Nyeri tekan pada
Inspeksi
M.Pectoralis Mayor, Bicep,
Statis
deltoid. Dan ada ketegangan
• Pasien pada saat duduk
mengalami sesak napas dan otot serta suhu yang
merasakan nyeri pada tangan
banyak digerakkan. meningkat pada bagian
Dinamis
permukaan kulit
• Pasien tidak dapat bangkit
dari posisi tidur.
• Pasien tidak dapat
mempertahankan posisi
tubuhnya pada saat duduk.
Pemeriksaan Fisioterapi
Pemeriksaan penunjang
• EMG
Pemeriksaan Gerak • Foto Rontgen
 Pemeriksaan gerak aktif • CT Scan
9
 Pemeriksaan gerak pasif • MRI

 Pemeriksaan gerak TIMT • Biopsi otot


• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan Balance Pemeriksaan Kekuatan Otot
Menggunakan instrumen Pemeriksaan kekuatan otot
Berg balance scale untuk bagian dada, dan tangan untuk
mendapatkan nilai mendapatkan nilai objektif
keseimbangan pasien pada kontraksi otot
Pemeriksaan Refleks Tendon
Biceps refleks
Triceps refleks

Pemeriksaan Tonus Otot


 Ada tanda yang lebih tinggi dalam peningkatan tonus yang ditandai dengan
kesulitan menggerakan pasif tetapi masih mudah bergerak pada beberapa bagian.
 Ada tahanan yang kuat sehingga sangat sulit bergerak karena peningkatan tonus
yang sangat tinggi.
 Terjadi rigiditas dan tidak dapat digerakan.

Pemeriksaan Luas Gerak Sendi


LGS adalah serangkaian gerakan yang terjadi pada
persendian dari awal sampai akhir gerakan.
Pemeriksaan Antropometri
PEMERIKSAAN EKSPANSI THORAKS
• Pemeriksaan lingkar dada atas.
• Pemeriksaan lingkar dada tengah.
• Pemeriksaan lingkar dada bawah.
PEMERIKSAAN LINGKAR SEGMEN
• Pemeriksaan lingkar lengan atas.
• Pemeriksaan lingkar lengan bawah.
• Pemeriksaan lingkar tungkai atas
• Pemeriksaan lingkar tungkai bawah.

Pemeriksaan Sensorik
Menggunakan instrumen pengukuran tes rasa pada
area dermatom
Diagnosis
Diagnosis FT : Adanya kelemahan otot lengan dan
otot pernafasan akibat myotrophic Lateral Sclerosis
( ALS )

Problematika FT
Anatomical Impairment
 Atropi otot
 Nyeri pada otot ekstremitas atas
Activity Limitation
 Kelemahan dan kesulitan melakukan aktivitas sehari – hari, misalnya
kesulitan berjalan, dan mengangkat lengan, dan saat bernafas
Participation restricted
 Penurunan ringan dan Gangguan ADL
Intervensi Fisioterapi
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan
kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun
kepada perkembangan rencana intervensi. Dapat
menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk
dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya
tidak tepat untuk fisioterapi.
Fase I Independent
Tahap I  Lanjutkan aktifitas normal atau tingkatkan
Karakteristik pasien : aktifitas jika banyak duduk untuk mencegah
a. Kelemahan yang ringan disease atropi
b. Kekakuan  Mulai program latihan ROM ( stretching, yoga,
c. Berjalan taichi )
d. ADL Mandiri  Tambahkan program penguatan dengan
latihan tahanan ringan untuk seluruh otot dan
perhatikan jangan sampai terlalu lelah
 Berikan dukungan psikologis yang dibutuhkan
Tahap II  Lanjutkan sretching untuk mencegah
Karakteristik pasien : kontraktur
a. Moderat, kelemahan  Lanjutkan dengan hati – hati, perhatikan
bagian tubuh tertentu kekuatan otot dengan MMT di bawah 3 +.
b. Penurunan ringan  Pertimbangan suport orthotik seperti AFOs,
kmandirian ADL splint pergelangan tangan, jari
c. Kesulitan naik turun  Gunakan peralatan yang dapat membantu
tangga memfasilitasi ADL
d. Kesulitan mengangkat
lengan
e. Kesulitan
mengancingkan baju
Kesulitan berjalan
Tahap III  Lanjutkan program fase 2 sesuai toleransi
Karakteristik pasien: pasien, perhatikan jangan terlalu kelelahan
a. Kelemahan yang berat karena akan menurunkan kemandirian ADL
pada daerah tertentu pasien
seperti ankle,  Pertahankan kemandirian fisik pasien
pergelangan tangan semampunya berikan aktifitas yang
dan tangan menyenangkan dan menghibur
b. Penurunan  Berikan latihan deep breathing, stetching
kemandirian ADL dada, postural drainage bila diperlukan
c. Cepat lelah bila  Berikan kursi roda standar atau elektrik
berjalan jauh dengan modifikasi sehingga dapat sewaktu
d. Berjalan – waktu menurunkan sandaran dengan
e. Peningkatan ringan kepala istirahat, tungkai ditinggikan
usaha untuk bernafas
Fase II (mandiri sebagian / Partially Independent)
Tahap IV • Anjurkan keluarga untuk belajar tehnik
Karakteristik Pasien : transfer ( berpindah ) yang baik, prinsip II
a. Sindrom lengan merubah posisi dan mengatur posisi
menggantung dengan • Berikan modifikasi rumah untuk membantu
nyeri bahu dan kadang mobilitas pasien dan kemandirian pasien
– kadang oedema pada
jaringan
b. Kelemahan
ekstermitas bawah
yang mamu melakukan
ADL tapi cepat lelah
Fase III
Tahap VI • Untuk disfagia :
Karakteristik pasien makanan yang lembut,
• Berbaring terus sendok yang panjang,
• Bergantung penuh ADL selang makanan, gerakan
• Untuk menurunkan aliran akumulasi gastronomi perkutaneus.
air ludah : obat–obatan, suction,
operasi
• Untuk kesulitan bernafas :
pembersihan jalan nafas, trakeostomi,
respirator dengan HMV
• Medikasi (obat–obatan) untuk
menurunkan dispnea
Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
apakah pasien mengalami peningkatan
setelah diberikan terapi atau terapi yang
diberikan berguna bagi penyembuhan
pasien ataukah harus diubah. Meliputi
analisa dan sintesa.
Sekian Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai