Kelompok 5
Senin, 21 agustus 2017
• Tutor : dr. Fia
• Ketua : Budi Setiawan Lakukua
• Penulis : Elisa Hadiwijaya
• Sekretaris : Simran Jeet Kaur
• Anggota :
• Sheila Zivana Pakuan
• Albert Edo Rohmadi Sinoor
• Maria Meilani Christina
• Siti Nur Rokhman Firda F.
• Egie Madgani Ainul Kamil
• Jatinder Pall Singh
• Riyanti Devi Widia N
• Amelia
• William Otto
Bagai Terobang-ambing Di tengah Lautan
Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan pusing berputar hebat
disertai rasa mual. Pasien merasa dirinya seperti diombnag ambing diatas kapal kecil ditengah
ombak yang besar, sehingga untuk berdiri pun dia harus bertumpu. Pada mulanya, ia merasakan
telinga kanannya terasa tertutup dan berdengung hebat ketika bangun tidurtadi pagi, kira-kira 55
jam yang lalu. Dia lalu pergi ke dokter praktik di dekat rumah dan diberi obat. Tetapi belum sempat
dia minum obatnya, dia merasakan keluhan ini bbertambah hebat, hingga akhirnya keluarganya
memutuskan untuk membawanya ke IGD RS.
Pasien mengatakan keluhan pusing berputar disertai mual dan muntah pernah dialaminya ketika
berpergian dengan mobilkeluar kota dan bisa diatasinya dengan minum obat anti mabuk. Tapi
keadaan yang sperti ini baru di alaminya.
Selain itu, selama 3 bulan terakhir, ps juga mengalami telinga kiri berdengung, mimisan dan hidung
yang semakin buntu. Sebulan terakhir dia menemukan adanya benjolan dilehaer samping kiri.Dia
sudah pernahbeberapa kali berobatke dokter utk keluhannya ini, tetapi belum membaik
Dokter juga menanyakan riwayat penyakit yang pernah dideritanya dan pasien mencerita dia
pernaah menderita cacar ular tapi tidak mengetahui penyakit lain.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan tanda-tanda vitaal, pemeriksaan THT. Dokter juga
melakukan palpasi pada kelenjar getah bening dileher kanan dan kiri
setelah pemeriksaan selesai, dokter memutuskan untuk merawat inap pasien tersebut dan
melakukan pemeriksaan penunjang.
Apakah yang dapat saudara pelajari dari kasus tersebut?
Rumusan masalah
1. Apa penyebab telinga kanan ps 6. Apa penyebab telinga kiri
tersebut berdengung hebat dan berdengung,hidung mimisan dan
tertutup ketika bangun tidur? hidung semakin buntu? Adakah hub
2. Apa penyebab ps merasa pusing dgn skrg dengan benjolan
berputar hebat dan mual? ditelinganya??
3. Apakah keluhan saat bangun tidur 7. Mengapa ps pusing berputar ketika
tersebut berpengaruh terhadap berpergian dengan mobil?apakah
keluhan skrg? ada hubungannya dengan pusing
berputar yang dialaminya sekarang?
4. Mengapa ps membutuhkan 8. Pp yang dapat dilakukan pada kasus
tumpuan utk berdiri? ini?
5. Mengapa dokter menayakan
riwayat penyakit ps? Apa hubungan
keluhan ps dgn ccar ular?
Curah pendapat
1. Adanya endolimphe hidrops-> telinga kanan
tertutup(endolimphe hidrops bisa bocor, 8. Rhinoskopi posterior, nasofaringoskop,biopsi
percampuran endolimphe dan perilimphe nasofaring, radiologi, biopsi aspirasi jarum halus
kel leher, tes pendengaran(Tes Penala)
bangun tidur-> serangan besifat spontan
2. Ada gangguan pada organ vestibuli/ gangguan
3. BPPV -> perubahan posisi, keluhan seperti n.8,terjadi hipereksitasi shg pusat mual
pusing,berputar, muntah terangsang. Berdasarkan keluhan vertigo
4. Vertigo perifer-> ps masih bisa berdiri dengan perifer(gangguan mata,telinga danperubahan
tumpuan posisi)
6. Telinga berdenging-> ggan elinga dalam benjolan- 5. U tau ps pernah menderita suatu penyakit yg
> curiga ada massa dinasofaring(palpasi kel getah disebabkan oleh virus contohnya herpes zoster
bening) yang dpt dalam fase dormant dan aktif kembali->
menyebabkan suatu penyakit yang dapat
7. Motion sickness-> adanya stimulasi aparatus menyerang telinga
vestibularis yg berlebih n berulang. Terjadi karena
perubahan posisi mendadak, tidak ada hub dgn
keluhan yg sekarang
Mind map
Telinga dalam
Keganasan
Ggg pendengaran Keseimbangan
Ca nasofaring
Infeksi Tulinkongenital vertigo sentral dan Ca laring
Labyrintis Tuli konduktif perifer Angiofibroma
otoskeloris Tuli perseptif Vestibular neuritis Nasofaring juvenile
Trauma akustik BPPV
presbiakusis Meniere disease
Motion sickness
Fisiologi Pendengaran
The Cochlea
Structure
• Cochlea consist of three tubes:
• The scala vestibuli
• The scala media
• The scala tympanic
• Borderline
• Reissner’s membrane >> scala vestibuli | scala
media
• Basilar membrane >> scala media | scala
tympani
http://physiologyonline.physiology.org/content/nips/27/1/25/F1.large.jpg
The auditory cortex lies principally on the
supratemporal plane of the superior temporal gyrus but
also extends into the lateral side of the temporal lobe
insular cortex
Lateral portion of the parietal operculum
https://image.slidesharecdn.com/auditorypathway-170221132753/95/auditory-pathway-10-638.jpg?cb=1487683685
LI 2 Fisiologi Sistem Keseimbangan
• Selain bertugas dalam sistem pendengaran, telinga >> sistem keseimbangan (equilibrium) yang
dilaksanakan oleh aparatus vestibular
• Organ otolith
• Sama halnya koklea, aparatus vestibular terdiri dari endolimph dan perilimph serta sel-sel rambut
yang terstimulasi (depolarisasi atau hiperpolarisasi) ketika adanya gerakan mekanik
Kanalis Semisirkularis
• Perinatal
• Low birth weight
• Prematurity
• Hyperbilirubinemia
• Sepsis
• Use of ototoxic medications
• Birth hypoxia
• Post-natal
• viral illnesses such as mumps and measles as well as bacterial meningitis
Syndromic Hearing Impaiment
• Autosomal Dominant Hearing Impairment
• Branchio-Oto-Renal Syndrome (BOR).
• preauricular pits, and branchial fistulae
• Crouzon Syndrome (CS).
• cranial synostosis, hypertelorism, exophthalmos, parrot-beaked nose, short upper lip,
hypoplastic maxilla,
• Stickler Syndrome
• marfanoid features, spondyloepiphyseal dysplasia, joint hypermobility, midface
hypoplasia, severe myopia
• Waardenburg Syndrome (WS).
• sensorineural deafness and pigmentation defects of the hair, skin, and iris
Autosomal Recessive Syndromic Hearing
Impairment
• Biotinidase Deficiency
• A mutation in the biotinidase gene (BTD), located on chromosome 3p25,
causes a deficiency in the enzyme required for the normal recycling of the
vitamin biotin
• Jervell and Lange-Nielsen Syndrome (JNLS)
• prolonged QT interval, congenital deafness, and a high incidence of sud- den
cardiac death in childhood.
• Pendred Syndrome (PS)
• developmental abnormalities of the cochlea, congenital sensorineural hearing
loss, and diffuse thyroid enlargement
X-Linked Syndromic Hearing impairment
• Alport Syndrome (AS).
• familial nephropathy that caused uremia
• Norrie Disease.
• ocular symptoms (pseudotumor of the retina, retinal hyperplasia, hypoplasia
and necrosis of the inner layer of the retina, cataracts, and phthisis bulbi)
• PF
• General inspection & evaluation of all systems
• The ears should be examined for auricular pits or sinuses.
• Note the shape and size of the pinnae, and check for abnormalities of the
external ear canal and tympanic membrane.
• Audiology
• universal newborn hearing screening (UNHS) to provide hearing screening to
all newborns before the age of 1 month
• Laboratory Testing
• IgM antibody assay in the first few years of life to assess the possibility of
intrauterine infection
• Hemoglobinopathies as these may be associated with SNHL
• Urinalysis and renal function tests in children with possible Alport syndrome
• Radiology
• Computed tomography is the best radiologic test for the evaluation of hearing
impairment with the incidence of anatomic abnormalities
• MRI may be used to visualize the acoustic nerve
Noise induced hearing loss ( Trauma Akustik
akut)
• NIHL mrupakan gg pendengaran disebabkan karena paparan suara
(reduction in auditory acuity)
• Situasi ini dpt temporer & disebut temporary threshold shift (TTS)
• Gg pendengaran dpt bersifat permanen & disebut PTS ( permanent
threshold shift)
• PTS dpt muncul dikarenakan TTS yg berulang
• “acoustic trauma” situasi dimana paparan terhdap suara keras
immediate hearing loss
• Terdapat karakteristik konfigurasi audiometrik berhub dgn NIHL : pengurangan
sensitivitas 3-6 Khz
• Perubahan patologi krn NIHL: fungsi dari koklear (mmpengaruhi prubahan struktural dan
mekanik)
Pathology
• Metabolic Mechanism
• Overstimulasi akustik dpt mengarah pelepasan neurotransmitter yg sangat
banyak berhub dgn fungsi transduksi dari koklea
• Pelepasan glutamat dpt berkontribusi terjdnya NIHL
• Gg mekanisme yg saat ini msh diteliti: gg pd outer hair cell plasma
membrane,stress oxidative
• Structural Mechanism
• Perubahan struktur mikromekanik pada koklea (diduga karena terjdinya
depolymerization dari filamen aktin pada stereosilia berpengaruh pd TTS)
• Prubahan elemen nonsensorik: p’mbengkakan stria vaskularis,afferent nerve
endings
Pathology
• Apoptosis & Necrosis
• Terjadi proses apoptosis ( cell death) & necrosis berperan dlm proses NIHL
• Perubahan apoptotik pd outer hair cell sdh dideteksi 5 mnt stlh terjdinya pparan suara & terjdi proses nekrotik ( nuclear swelling) muncul
30 mnt stlh paparan suara
• Predisposing factors :
• Smoking, DM, cardiovascular disease
• Recreational drugs; ototoxic agents
DIAGNOSIS
Acoustic shock
• Biasanya ps yg lbh muda (middle age)
• Tinnitus ( dengan/tnpa hiperakusis) daripda tuli
• Tinnitus mrupakan gejala yg biasany muncul pd NIHL & biasanya pd kondisi awal
• Mngkin ada riwayat gg pendengaran sblmnya
• Kesulitan untuk berkomunikasi di telepone
• Hearing loss progressps akan mengeluh lebih banyak mengenai pendengaranya &
biasanya akan mngulang prtanyaan yg didengarnya complete hearing loss
• Hrs diperhatikan dgn sebaik2nya pnyebab tuli sensorineural
• Misal : trauma signifikan kepala,meningitis,gg sistemik berat,pnggunaan obat aminoglikosida &
riwayat keluarga
• Diagnosis nya hrs diikuti dengan sblmny ps mendengar suara yg terlalu keras
Examination
• Pure tone audiogram (dengan air & bone conduction untuk mengidentifikasi gg
konduktif)
• Frekuensi yg biasanya dicek : 3 & 6 kHz
• High tone hearing loss on 4/6 kHZ
• Timpanometri : fungsi telinga tengah
• Evoked reflex audiometri :untuk menilai scara objektif ambang pendengaran jika
hasil significant asymetryMRI to exclude vestibular schwannoma
• Tinnitus pitch & intensity matching
• Loudness discomfort level : berguna untuk mngukur adanya hiperakusis
Diagnosis
• Adanya paparan terhadap suara yg keras( tdk ada bukti patologi & audiogram mnunjukkan frekuensi
rendah yg normal ,tetapi adanya high tone hearing loss ( classical notching 4-6 khz)
Management
• Prevention
• Hindari paparan suara yang kencang sejauh mungkin
• Penggunaan pelindung telinga ( earplug/earmuffs)
• Personal hearing protection
• Earplug,earmuffs & active noise reduction
• Earplug biasanya terbuat dari karet silicone ( murah & effisien jika
digabungkan dgn pelindung lain (spt helmet)
• Non specific management
• There is no way to replace the hearing that has been lost
• mild-high tone hearing loss,hearing aids tend to provide little
benefit
• The best that can be done : to give advice regarding the
optimization of their acoustic environment ( reduction f
noises,face to face conversation )
• Severe hearing loss: direct rehabilitation
• Specific Management hearing aid takes on an
increasingly beneficial role
• Hearing aids & tinnitus retraining therapy
Presbyacusis
• Presbyacusis (Age-related sensorineural hearing impairment)
merupakan suatu gangguan pendengaran sensorineural yang
dihubungkan dengan usia yang berefek pada hilangnya kemampuan
mendengar pada frekuensi yang tinggi
• Bersifat bilateral dan progresif
Scott-Brown W, Gleeson M. Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. London: Hodder Arnold; 2008
Patologi
Scott-Brown W, Gleeson M. Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. London: Hodder Arnold; 2008
Penyebab
Scott-Brown W, Gleeson M. Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. London: Hodder Arnold; 2008
Gejala
• Pasien merasakan sulit untuk mendengar
• Dapat dirasakan bertahun-tahun
• Tinitus
• Pasien selalu meminta untuk mengulangi apa yang dikatakan oleh
orang lain
• Suara televisi sering terasa lebih terdengar dibandingkan orang di sekitarnya
• Gangguan persepsi pada saat sulit mendengar
• Pasien sering berkata “berbicaralah… jangan meneriaki aku, aku tidak budek”
Scott-Brown W, Gleeson M. Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. London: Hodder Arnold; 2008
Diagnosis
• Secara umum, pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan
• Umur >60 tahun, pemeriksaan dalam batas normal, dan tidak dapat
mendengar dalam frekuensi tinggi dapat mendiagnosis
presbyacusis
• Pemeriksaan lain, MRI menyingkirkan adanya vestibular
schwannoma
Scott-Brown W, Gleeson M. Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. London: Hodder Arnold; 2008
Tatalaksana
• Tidak ada cara untuk mengembalikan ke keadaan semula
• Alat bantu dengar hanya membantu sedikit (binaural hearing aid)
• Pada kasus kehilangan pendengaran berat dapat membantu
• Memberikan pemahaman kepada pasien dan orang sekitar
• Face-to-face Conversation
• Reduction of Background Noise (jika memungkinkan)
Scott-Brown W, Gleeson M. Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. London: Hodder Arnold; 2008
Labyrinthitis
• Classified as ‘serous or toxic’ and • Symptoms of labyrinthitis occur when there
‘suppurative’ is inflammation of the membranous labyrinth
• Serous labyrinthitis: a sterile inflammatory
and when there is damage to the vestibular
response of the labyrinth to bacterial toxins, and
it is characterized by acidophilic staining of the and auditory end organs
perilymphatic fluid
• Hearing loss is always present to some degree
• Suppurative labyrinthitis: bacterial invasion of
the inner ear and is characterized histologically
by collections of pmn nuclear leukocytes in the
perilymphatic spaces at the bacterial invasion
Labyrinthitis
• Etiopathophysiology
• Many cases of labyrinthitis appear to be viral in origin and upper respiratory tract infection
• In bacterial infection, there is an access to the membranous labyrinth
• Between the CNS and subarachnoid space via the internal auditory canal and cochlear aquaduct
• Congenital or aquired defects of the labyrinth osseus
• upper respiratory tract infection • inspect the tympanic membrane and middle
ear for the presence of perforation,
cholesteatoma, middle ear effusion, or acute
otitis media
Treatment
• intravenous (IV) fluid and antiemetic • draining middle ear effusions or mastoid infections,
medications and
Surgical Care
• Complication causes by otitis media
• myringotomy and evacuate the effusion
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al, editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 3. London: Edward Arnold Ltd; 2008.
Ballenger JJ, Snow JB. Ballenger’s otorhinolaryngology head and neck surgery. 17th ed
Otosklerosis
Pemeriksaan Tatalaksana
• Audiometri: gangguan • Sodium fluoride (terapi
pendengaran konduktif ringan-
sedang. osteoporosis) dosis tinggi tp
• Rinne/ air-bone gap : konduksi blm jelas hasilnya
tulang ↑ • Biophosphonates
Komplikasi menghambat osteoclast
• Paralisis N. facialis anastesi (resorpsi tulang)
• Vertigo & hearing loss • Hearing aids
penyedotan cairan perilymphatic • Surgery
• Labyrinthitis
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al, editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 3. London: Edward Arnold Ltd; 2008.
• Gangguan keseimbangan
https://image.slidesharecdn.com/dr-131121000435-phpapp02/95/how-to-manage-patients-with-vertigo-16-638.jpg?cb=1384992369
BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)
etiology
• Inappropriate stimulation of SCC hair cells, by sequestered otoconia.
• BPPV may occur as a complication of head trauma or vestibular neuritis
epidemiology
Occurs 0.5% per year
Wanita> pria
Rentangan umur 11-84 tahun
posterior SCC BPPV>15% lateral SCC BPPV
• Diagnosis
History and physical examination
• Etiology
• Overproduction/malabsorption of endolymph endolymphatic
hypertension gross enlargement of the membranous labyrinth (hydrops)
periodic rupture of membranous labyrinth leakage potassium-rich
endolymph into perilymph meniere attacks
• Clinical manifestations
• Reccurrent attacks of spontaneous vertigo, nause, vomitng
• Lateralized low-frequency hearing loss, tinnitus, aural fullness
• Later stage of the disease drop attacks
• Patient simply drop to the ground without warning fracture & serious injury
• Phase of the attacks
• Irrritative phase
• Horizontal/horizontal-torsional nystagmus, beats towards the affected ear (last < 1 hour)
• Paretic phase
• Nystagmus beats away from the affected ear (several hours – 1 or 2 days)
• Recovery phase
• Nystagmus beats towards the affected ear again (last like the 2nd phase)
• Diagnosis
• >=2 spontaneous vertigo
• Hearing loss documented by pure tone audiogram on at least one occasion
• Tinnitus / aural fullness
• Electrocochleography
• DD
• Vestibular neuritis
• Single spontaneous attack of vertigo
• Migrainous vertigo
• Reccurrent spontaneous attacks of vertigo + NO auditory & vestibular/ auditory loss
• Autoimmune inner ear disease
• Management
• < production of endolymph
• Strict sodium restriction (urinary sodium <50mmol/day)
• Diuretics
• Surgery
• Endolymphatic sac surgery
• Vestibular neurectomy
• Labyrinthectomy
• Hearing << hearing aids by cochlear implantation
• Systemic aminoglycosides (streptomycin & gentamycin)
• Complications
• Continue to have vertigo attacks
Vestibular Neuritis
• disorder in which there is sudden, spontaneous, isolated, total /
subtotal loss of afferent vestibular input from one labyrinth
• Etiology
• Viral infection of the vestibular nerve
• Latent HSV type 1 infection has been demonstrated in the vestibular nerve
• Bony canal of superior division of semicircular canal is longer & narrower
more vulnerable to entrapment when the nerve is inflammed
Vestibular Neuritis
• Clinical manifestation
• Acute spontaneous vertigo
• aggravated by head movement, minimized by keeping the head still & the eyes shut
• Nausea, vomiting
• Postural imbalance
• unsteady when standing veer towards the side of the affected labyrinth
• A spontaneous horizontal-torsional nystagmus
• Head impulse test ‘catch up’ saccades with rotation of the head toward the
affected side
• Rotate towards the affected side when attempting to march on the spot with
their eyes closed (fukuda/unterberger test +)
Vestibular Neuritis
• Examination
• Subject visual horizontal test
• Electronystagmography
• Caloric testing
• For demonstratong a canal paresis about 3-4 days after onset of symptoms
• DD
• Cerebellar infarction
• the head impulse test is (-), CT, MRI
• Labyrinthine infarction
• Hearing loss (+)
• Autoimmune inner disease
• First attack of meniere disease
Vestibular Neuritis
• Management
• Corticosteroid (methylprednisolone) & antiviral (NOT valacyclovir)
• Complications
• Acute peripheral vestibulopathy on the opposite side (bilateral sequential
vestibular neuritis)
• BPPV
Resep
R/ Prochlorperazine tab 10mg No. IX
S 3 dd tab I p.c.
………………………………………………………. Tanda tangan
Motion sickness
• gangguan yang disebabkan oleh adanya • Faktor resiko :
gerakan, sehingga dapat memicu rasa mual,
pusing, bahkan muntah. • Usia (2-12 th)
• Mabuk perjalanan dapat muncul akibat • Jenis kelamin : > wanita
pengaruh dari senyawa penghantar saraf, • Migrain
yakni histamin. Histamin yang berikatan
dengan reseptor H1 kemudian akan memicu • Obat-obatan
reaksi mual dan muntah
Pengobatan
• Antihistamin non-sedatif • Untuk anak usia 2–12 tahun
• cinnarizinecyclizine, dimenhydrinate, • Dimenhydrinate (Dramamine), 1–1.5
meclizine, and promethazine (oral and mg/kg per dose
suppository) • Diphenhydramine (Benadryl), 0.5–1
• Scopolamine mg/kg per dose up to 25 mg
• hyoscine, oral and transdermal • Diberikan 1 jam sebelum perjalanan dan
setiap 6 jam dalam perjalanan
• Antidopaminergic drugs
• prochlorperazine
• Metoclopramide
• Sympathomimetics
• Benzodiazepines
http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2016/the-pre-travel-consultation/motion-sickness
Resep Motion Sickness
R/ Dimenhydrinate tab 100mg No. XII
S 4 dd tab I p.c.
………………………………………………………… Tanda tangan
KARSINOMA NASOFARING
Epidemiologi
• Insiden tertinggi berdasarkan usia → populasi Cantonese (Cina
selatan)
• Prevalensi tinggi → ditemukan juga di Asia Tenggara (Malaysia,
Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina)
• Pria lebih sering terkena daripada wanita
• Usia onset → lebih muda dari keganasan lainnya (insiden ↑ pada
dekade ke-2, mencapai plateau pada dekade ke-5, kemudian ↓
seiring dengan bertambahnya usia)
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al., editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 2. London: Edward Arnold Ltd.; 2008.
Etiologi
Faktor genetika
Infeksi laten EBV dan
reaktivasi
Paparan karsinogen
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al., editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 2. London: Edward Arnold Ltd.; 2008.
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al., editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 2. London: Edward Arnold Ltd.; 2008.
MANIFESTASI KLINIS KARSINOMA
NASOFARING
• Stadium awal →
• Dapat asimtomatik
• Gejala telinga : tuli, tinitus, otalgia
• Gejala hidung : sekret hidung yang
mengandung darah, obstruksi nasal, post-
nasal drip, epistaksis unilateral
• Gejala telinga dan hidung
• Stadium lanjut
• Benjolan di bagian atas segitiga posterior
leher (limfadenopati servikal) → keluhan
tersering pasien yang datang
• Keterlibatan saraf kranial (terutama N. V
dan VI)
• Metastasis (jarang; pada tulang, paru,
hepar)
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al., editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 2. London: Edward Arnold Ltd.; 2008.
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al., editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 2. London: Edward Arnold Ltd.; 2008.
TATALAKSANA KARSINOMA NASOFARING
• Radioterapi → megavoltage external radiotherapy (ERT), iradiasi leher
elektif
• Stadium I – II → radioterapi konvensional
• Stadium III – IVb → radioterapi konvensional + kemoterapi
Follow-up : minimal setiap 2 bulan pada tahun I, setiap 3 bulan pada tahun II
dan III, kemudian setiap 6 bulan setelahnya
Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS, et al., editors. Scott-brown’s
otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th ed. Volume 2. London: Edward Arnold Ltd.; 2008.
Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma
• Charateristics • Histology
• Benign, highly vascular lesions that occurs • Surrounded by a fibrous pseudocapsule
alsmost exclusively in adolescent males
• Lack of a true muscularlayer >> precludes any
• The lesions are locally expansile
form of vasoconstriction
• The most common benign neoplasms of the
nasopharynx • The surface is lined by mucosa >> deceptively
Treatment: surgery
Karsinoma Laring
• Tumor ganas pada kepala dan leher yang sering terjadi dan bisa
menyerang pita suara dan area laring lainnya.
Faktor resiko
Tembakau atau rokok
Orang yang mengonsumsi wine lebih dari 1,5 liter per
hari
Alkohol
Paparan terhadap asbestos, tembaga dan minyak
mineral tertentu.
Gastrolaryngeal reflux dan infeksi virus.
Manifestasi Klinis
• Pasien dengan suara parau yang berlangsung lebih dari 4 minggu
sebaiknya memeriksakan diri ke spesialis THT.
• Gejala lain yang berhubungan dengan karsinoma laring adalah
hemoptysis, halitosis, suara “hot potato”.
• Karsinoma glottis : dengan meningkatnya ukuran lesi, waktu phonasi
maksimum menurun, agak kesulitan dalam bernapas, lesi yang
advanced bisa menyebabkan obstruksi jalan napas menyebabkan
dyspnea progresif dan stridor. Hemoptisis biasanya berhubungan
dengan tumor yang lebih besar.
Manifestasi Klinis
• Karsinoma supraglotis : Perubahan suara, suara “hot potato” ,
ekstensi tumor ganas secara lateral bisa menyebabkan otalgia,
odinofagia, dan disfagia. Lesi bisa asimptomatik sampai lesi tersebut
membesar dan memberikan presentasi berupa massa di leher karena
metastasis pada nodul servikal.
• Karsinoma subglotis : Ada sensasi benda asing di tenggorokan, suara
menjadi parau, diplophonia. Progresi sirkumferensial bisa mengarah
ke dyspnea progresif dan stridor dengan waktu phonasi maksimum
yang memendek.
Staging
Supraglottis :
• T1 Tumor terbatas pada satu subsites* supraglottis dengan
mobilitas pita suara normal.
• T2 Tumor menginvasi mukosa lebih dari 1 subsite supraglottis atau
glottis atau area di luar supraglottis (mukosa dasar lidah, vallecula,
dinding medial sinus piriformis) tanpa fiksasi pada laring.
• T3 Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara dan/atau
invasi pada area postkrikoid atau jaringan preepiglottis.
• T4 Tumor menginvasi melalui kartilago tiroid, dan/atau ekstensi ke
dalam jaringan lunak dari leher, tiroid, dan/atau esophagus.
Staging
Glottis :
• T1 Tumor terbatas pada pita suara (mungkin melibatkan komisura
anterior atau posterior) dengan mobilitas normal.
• T1a Tumor terbatas pada 1 pita suara
• T1b Tumor melibatkan kedua pita suara.
• T2 Tumor ekstensi ke supraglottis dan/atau subglottis, dan/atau dengan
mobilitas pita suara yang terganggu.
• T3 Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara.
• T4 Tumor menginvasi melalui kartilago tiroid dan/atau ke jaringan
lainnya di atas laring (trakea, jaringan lunak leher, tiroid, faring)
Staging
Subglottis :
• T1 Tumor terbatas pada subglottis
• T2 Tumor ekstensi ke pita suara dengan mobilitas normal atau
mobilitas terganggu.
• T3 Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara.
• T4 Tumor menginvasi melalui kartilago krikoid atau tiroid dan/atau
ke jaringan lainnya di atas laring (trakea, jaringan lunak leher, tiroid,
faring)
Staging
Regional lymph nodes (N)
• NX nodus limfe regional tidak bisa diakses
• N0 Tidak ada metastasis limfe regional
• N1 Metastasis pada nodus limfe ipsilateral single, ≤ 3 cm pada
dimensi yang besar
• N2 Metastasis pada nodus limfe ipsilateral single, > 3 cm tetapi < 6
cm pada dimensi yang besar atau pada nodus limfe ipsilateral yang
multiple, tidak ada yang > 6 cm pada dimensi yang besar, atau pada
nodus limfe bilateral atau kontralateral, tidak ada yang > 6 cm pada
dimensi yang besar.
Staging
Regional lymph nodes (N)
• N2a Metastasis pada nodus limfe ipsilateral single, > 3 cm tetapi <
6 cm pada dimensi yang besar.
• N2b Metastasis pada nodus limfe ipsilateral multiple, tidak ada
yang > 6 cm pada dimensi yang besar.
• N2c Metastasis pada nodus limfe bilateral atau kontralateral, tidak
ada yang > 6 cm pada dimensi yang besar.
• N3 Metastasis pada nodus limfe > 6 cm pada dimensi yang besar.
Staging
Distant Metastasis (M)
• MX Metastasis jauh tidak bisa diakses
• M0 Tidak ada metastasis jauh
• M1 Ada metastasis jauh
Tatalaksana
• Operasi, tergantung pada ukuran dan lokasi dari karsinoma laring
tersebut.
• Vertical partial laryngectomy memindahkan kartilago tiroid
ipsilateral, pita suara palsu dan asli, mukosa subglottis terbatas.
• Supracricoid Partial Laryngectomy dengan Cricohyoidopexy atau
Cricohyoidoepiglottopexy.
Tatalaksana
• Reseksi endoskopik keganasan lipatan pita suara dengan laser CO2.
• Laringektomi total stage III dan IV, biasanya dilakukan untuk
kegagalan kemoradiasi.
• Radioterapi dan kemoterapi
Kesimpulan
• Kami telah mempelajari anatomi telinga ,fisiologi telinga, gangguan
pendengaran, gangguan keseimbangan pada telinga, dan keganasan