Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PEMBERHENTIAN

SISTEM ANGKUTAN UMUM


KOMPONEN
Komponen Prasarana
 Sistem jaringan rute
 Track di sepanjang lintasan
 Halte / Perhentian Bus
Komponen Sarana :
 Jenis Kendaraan
 Dimensi
PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
 Tahapan pengumpulan
Diperlukan akses melalui daerah tangkapan penduduk
 Tahap pengangkutan
Tahap ini merupakan proses dari jalur pengangkutan, atau tahap membawa
penumpang ke tempat tujuan.
 Tahap penyebaran
1. Merupakan bagian penyebaran para penumpang di tempat tujuan masing-
masing, yang merupakan kebalikan dari tahap pengumpulan penumpang.
2. Kepentingan yang diutamakan di kawasan perbelanjaan dan tempat kerja.
3. Sedangkan untuk pola dan sistem jaringan jalan angkutan umum dapat
dibedakan atas 2 (dua) jenis jalan, yaitu jalan umum dan jalan khusus.
4. Pembagian jalan menurut tingkatan pelayanan : sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder.
5. Berdasarkan fungsinya secara garis besar jalan : Jalan Arteri (Regional) ; Jalan
Kolektor dan Jalan Lokal untuk jalan pendek.
Aksesibilitas
 Aksesibilitas : kemudahan suatu tempat untuk dicapai
 Mobilitas : kemudahan seseorang bergerak , dinyatakan
dalam kemampuan membayar biaya transportasi
 Aksesibilitas dalam model perkotaan (Lowry, 1964) :
– Lokasi industri utama di daerah perkotaan harus ditentukan
terlebih dahulu
– Jumlah keluarga dapat diperkirakan dan lokasinya ditentukan
berdasarkan aksesibilitas lokasi industri
– Jumlah sektor pelayanan dapat diperkirakan dari jumlah
keluarga dan lokasinya ditentukan berdasarkan aksesibilitas
lokasi perumahan
PERHENTIAN ANGKUTAN UMUM

Kebijakan operasional Bus


Parameter
 Level of Travel Demand : banyaknya pergerakan penumpang yang perlu diantisipasi
oleh operasional angkutan umum pada lintasan rutenya.
 Jarak Berjalan Kaki yang Masih Dapat Ditolerir.

Kebijakan operasional Bus


 Flag Stop: Tidak perlu berhenti di tempat pemberhentian.
 Set Stop : Berhenti di tempat pemberhentian yg ditentukan.
 Mix stop
PERHENTIAN ANGKUTAN UMUM
Interface antara daerah atau koridor pelayanan bus dengan sistem
angkutan umum:
 Perhentian di ujung rute atau terminal
Pada lokasi perhentian ini penumpang harus mengakhiri perjalanannya atau penumpang
dapat mengawali perjalanannya.
 Perhentian yang terletak di sepanjang lintasan rute.
 Penumpang dimudahkan untuk akses dan juga agar kecepatan
angkutan umum dapat dijaga pada batas yang wajar.
 Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan rute bertemu.
PERHENTIAN ANGKUTAN UMUM
Interface antara daerah atau koridor pelayanan bus dengan sistem
angkutan umum:
 Perhentian di ujung rute atau terminal
Pada lokasi perhentian ini penumpang harus mengakhiri perjalanannya atau
penumpang dapat mengawali perjalanannya.
 Perhentian yang terletak di sepanjang lintasan rute.
 Penumpang dimudahkan untuk akses dan juga agar kecepatan
angkutan umum dapat dijaga pada batas yang wajar.
 Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan rute bertemu.
 Perhentian pada intermoda terminal.
Pada perhentian jenis ini pengaturan dan perencanaan yang baik sangatlah
dibutuhkan agar “intermodality” dapat terjadi secara efisien dan efektif,
dari empat kategori diatas yang perlu diperhatikan adalah berkenaan
dengan apa yang dirasakan penumpang pada setiap perhentian tersebut.
Atribut : waktu tempuh jalan kaki dari dan ke perhentian, dan waktu tunggu.
Jarak Antar Perhentian
Jarak antara perhentian pada suatu lintasan rute tertentu sangat
penting ditinjau dari dua sudut pandang kepentingan, yaitu sudut
pandang penumpang dan sudut pandang operator.
 Dari sudut pandang penumpang, jarak berpengaruh pada jarak
tempuh rata–rata dari dan ke perhentian. Dari sudut pandang
operator berpengaruh pada kecepatan rata–rata angkutan umum.
Jika jarak antara perhentian dibuat panjang:
 Penumpang : (i) Kecepatan bus menjadi relatif tinggi waktu tempuh
pendek. (ii) Bus menjadi lebih nyaman
 Operator : (i) jumlah armada sedikit (ii) karena kecepatan rata–
rata yang tinggi (iii) BBM akan lebih hemat (iv) Biaya perawatan
akan berkurang.
 Dari sudut pandang pihak lainnya, berarti : (i) Kapasitas jalan yang
hilang (ii)Tingkat polusi udara berkurang
 Kriteria : jarak , cuaca dan tata guna tanah dari koridor daerah
lintasan rute
 Rekomendasi; (i) Daerah pusat kota dengan kerapatan populasi
yang tinggi 150 – 250 meter. (ii) Daerah dengan kerapatan populasi
medium 200 - 350 meter. (iii) Daerah pinggiran kota 250 – 500
meter.
Lokasi Perhentian
Kriteria Lokasi :
 Safety, meliputi : Jarak pandang , Keamanan , Jarak pandang dari
kendaraan lain dan penyeberangan pejalan kaki.
 Traffic, : Gangguan terhadap lalu lintas berhenti; Saat angkutan umum
masuk dan keluar dari lokasi perhentian
 Efficiency: Jumlah terangkut ; Transfer ke lintasan rute lain.
 Public Relation: informasi schedule; tempat sampah ; gangguan kebisingan
Kategori
 Nearside, yaitu terletak tepat sebelum persimpangan.
 Farside, yaitu terletak tepat setelah persimpangan
 Midblock, yaitu terletak pada ruas jalan atau diantara dua ruas persimpangan.

Faktor Lain:
 Pohon tidak mengahalangi sudut pandang pengemudi ataupun sudut pandang calon
penumpang.
 Shelter terletak di lokasi milik umum, bukan di lokasi milik pribadi.
Kategori Lokasi Perhentian
Type Perhentian
 Curb-side : terletak pada pinggir
perkerasan jalan tanpa melakukan
perubahan pada perkerasan jalan
bersangkutan. Hanya diperlukan : marka
jalan atau rambu lalu lintas.
 Lay-bys : Yaitu perhentian yang terletak
tepat pada pinggir perkerasan dengan
sedikit menjorok ke daerah luar
perkerasan.
1) Lebih aman dan nyaman
2) Tingkat gangguan lalu lintas lebih kecil.
3) Lokasi perhentian dilakukan pelebaran
jalan
4) Ruang bebas yang cukup
Type Perhentian

 Bus-bay : perhentian yang dibuat khusus dan


secara terpisah dari perkerasan jalan yang ada.
1. Perhentian tipe ini merupakan perhentian yang
paling ideal
2. Angkutan dapat berhenti dengan posisi yang aman
3. Gangguan lalu lintas kecil.
4. Geometrik hampir sama dengan tipe lay-bys, hanya
saja disini ruas jalan dibatasi oleh pulau pemisah.

Anda mungkin juga menyukai