Anda di halaman 1dari 18

Latar Belakang

• Zirconium (Zr) dalam bahan bakar nuklir dkperlukan


karena mempunyai keunggulan yang menyebabkan Zrc
berpotensi menggantikan SiC sebagai pelapis uranium
• Untuk memperoleh Zr dengan kandungan pengotor Hf
maksimal 100 pm maka diperlukan teknologi pemisahan
antar Zr dan Hf yang tepat
• Pemisahan Zr dan Hf dengan proses ekstraksi pelarut
adalah merupakan proses basah.
Pengertian
• Ekstrak cair-cair merupakan suatu teknik dimana suatu
larutan dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua.
• Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur.
• Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif,
pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada
semua skala kerja.
• Metode ekstraksi didasarkan pada perbedaan koefisien
distribusi zat terlarut dalam 2 larutan yang berbeda fasa
dan tidak saling bercampur.
• Ekstraksi dilakukan dengan pertimbangan beberapa
faktor yaitu :
1. Kemudahan dan kecepatan proses
2. Kemurnian produk yang tinggi
3. Rendah polusi
4. Kebutuhan me-recovery logam dari larutannya
5. Efektivitas dan selektivitas yang tinggi
• Pemisahan zirkonium dan hafnium pada proses ekstraksi
cair-cair dapat dikerjakan dengan mengubah logam
menjadi senyawa kompleks yang dapat larut dalam fasa
organik.
• Fasa organik ini mempunyai gugus ligar yang dapat
bereaksi selektif.
• Terpisahnya unsur-unsur logam ini karena perbedaan
reaktifitas dan difusifitas masing-masing unsur logam
terhadap fasa organik.
• Mixer-settler pertama kali digunakan dalam industri nuklir
karena alat tersebut tidak memerlukan ruangan yang luas,
operasi dan perawatannya mudah.
• Biasanya, mixer settler terdiri dari beberapas stage yang
tidak memerlukan pemipaan, dan prinsip kerjanya
berdasarkan beda densitas untuk memberikan “driving
force” untuk aliran fluida.
• Sejak itu, penggunaan mixer-settler telah menyebar ke
berbagai aplikasi, dan banyak dimanfaatkan di
pertambangan dan industri metalurgi.
• Oleh karena itu alat tersebut bisa digunakan baik dalam
skala laboratorium maupun skala industri dan handal jika
di scale-up.
• Kelebihan yang lain kaskadenya dapat disusun secara
horisontal sehingga tidak memerlukan ruangan yang
tinggi, serta memungkinkan penambahan stage setiap
saat.
• Pemilihan sistem pemisahan dan pemurnian tergantung
pada perbedaan sifat fisik dan sifat kimia dari masing-
masing komponen yang ingin dipisahkan.
• Perbedaan sifat fisik yang bisa dimanfaatkan untuk
memisahkan komponen dari satu campuran adalah
1. perbedaan fasa,
2. perbedaan ukuran partikel,
3. perbedaan muatan listrik statik,
4. perbedaan tekanan uap atau titik didih
5. perbedaan titik bekunya.
• Perbedaan sifat kimia yang bisa dimanfaatkan untuk
memisahkan komponen- komponen suatu campuran
adalah kelarutan dan tingkat kereaktifan.
Contoh metode
1. Ekstraksi Bertahap
Cara yang paling sederhana, dengan menambahkan pelarut
pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut kemudian
dilakukan pengocokkan sehinga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat,
lalu didiamkan dan dipisahkan
2. Ekstraksi kontinyu
prinsip dari ekstrak ini yaitu pada peralatannya terjadi aliran kontinyu
dari pelarut melalui suatu larutan zat yang akan di ekstrak. Pelarut
yang telah membawa zat yang terekstrak, diuapkan dan kemudian
didinginkan sehingga dapat digunakan lagi.
3. Ekstraksi counter current
Proses “counter current Craig” ini merupakan fraksionasi
secara bertahap dengan menggunakan peralatan khusus. Alat
yang digunakan pada prinsipnya terdiri dari sejumlah besar
tabung-tabung pengekstrak yang identik yang berfungsi
sebagai corong pemisah. Selanjutnya dilakukan pengocokkan
untuk mencapai kesetimbangan dan akan di pindahkan ke
tabung berikutnya yang sudah mengandung fasa bawah yang
baru. Pengocokkan dan pemindahan ini dilakukan berulang
kali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
solvent
• Reproksivitas : Kemampuan untuk melakukan kontak antara pelarut
dengan suatu zat terlarut
• Selektivitas : kemampuan suatu pelarut untuk melarutkan salah satu
komponen zat terlarut.
• Koefisien distribusi : nilai ratio y/x dalam kesetimbangan yang menunjukkan
kemampuan zat terlarut terdistribusi dalam pelarut
• Ketidak larutan (insolubility) : pelarut tidak boleh larut dalam cairan karier
• Recoverability : kemampuan pelarut untuk dapat dimurnikan (recover).
• Kerapatan : menunjukkan konsentrasi zat terlarut dalam solven. Penurunan
kerapatan zat C kelarutannya semakin banyak dalam pelarut.
• Tegangan permukaan : menunjukkan dua jenis cairan untuk bercampur.
• Reaktivitas kimia : adanya kemampuan untuk bereaksi secara kimiawi
antara cairan sehingga dapat diketahui apakah dua larutan dapat
dicampurkan tanpa bereaksi
• Viskositas, tekanan uap, dan titik beku nilai rendah memudahkan
penyimpanan.
Perkembangan teknologi pemisahan Zr-Hf dengan
proses ekstraksi
Penelitian yang telah dilakukan di laboratorium BKTPB –
PTAPB
Dari hasil yang telah diperoleh dari proses pemisahan Zr –
Hf menggunakan umpan zirkon oksid klorid menggunakan
solven TBP dengan pengencer kerosen dan normal
heptan. Untuk mengetahui kandungan Zirkonium dalam
umpan dan hasil proses pemisahan dapat dilakukan
menggunakan alat pendar sinar – X, sedangkan untuk
hafnium dengan metode analisis pengaktifan netron (APN)
atau ICP spektometer massa.
Pristri Hartati, dkk (1996)
melaporkan bahwa ekstraksi memakai alat mixer settler 16 tingkat
menggunakan umpan zirkonil klorida yang dilarutkan dalam asam
nitrat dan dicampur dengan solven TBP – n heptan diperoleh hasil
yaitu : waktu kesetimbangan tercapai setelah operasi 3,5 jam,
konsentrasi umpan 28,97 g/l, keasaman 5 N dan kecepatan
pengadukan 2000 rpm dapat menurunkan kadar Hafnium dari
1249 ppm menjadi 42,4 ppm dan Zr yang terambil 92,02%.
• Reaksi ekstraksi pemisahan Zr-Hf ditulis :
• ZrO2++4NO3-+2H++2TBP↔Zr(NO3)42TBP+H2O (1)
• HfO2++4NO3-+2H++2TBP↔Hf(NO3)42TBP+H2O (2)
Sajimo, dkk (2007)
melakukan proses ekstraksi zirkonil nitrat 2 N HNO3 dengan 30%
TBP – kerosen dan re-ekstraksi memakai memakai asam sulfat
0,2 N diperoleh hasil efisiensi sekitar 76,26 % dan Kd = 3,24.

Tunjung Indrati, dkk (1992)


melaporkan bahwa pada ekstraksi menggunakan pesawat
pengaduk pengenap 12–stages menggunakan umpan suasana
asam nitrat 4 N yang dikontakkan berlawanan arah dengan 60%
TBP-kerosen, nisbah fo : fa = 2 : 1, kecepatan pengadukan 3750
rpm dan laju alir total 6 mL/menit diperoleh hasil yaitu : harga
pemungutan Zr (PZr) mencapai 91,22%, faktor dekontaminasi
(FD) = 82,88 (Hf dalam ekstrak 6,6 ppm), menggunakan
konsentrasi umpan (zirkonil nitrat) 25,74 g Zr/L dan 602 ppm Hf.
Pembahasan
• Dari penelitian yang telah dikerjakan dapat sedikit memberi
gambaran bahwa pada teknologi pemisahan Zr-Hf dengan proses
ekstraksi cair-cair masih dilakukan dan terus dikembangkan
sejalan dengan penemuan solven baru agar lebih selektif terhadap
ion tertentu.
• Untuk mencapai tujuan itu perlu optimasi pemakaian jenis solven,
konsentrasi solven dan pengencer, molaritas umpan, dan rasio
umpan dengan solven
• Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan diperlukan hidrokarbon
alifatik seperti kerosen, dodekan, n hepatn, toluen dan xylen
dengan tujuan agar ekstraksi lebih mudah dikontrol, mengurangi
berat jenis, menurunkan viskositas, mengurangi massa jenis, dan
memperbaiki sifat hidroliknya, sehingga memperbesar kemampuan
ekstraktan untuk membentuk komplek dengan zirkonium
• proses ekstraksi cair – cair menggunakan alat mixer
settler sekala laboratorium dapat digunakan untuk
meperoleh zirkonium derajad nuklir dengan kandungan
hafnium dibawah 100 ppm.
• Walaupun optimalisasi proses secara keseluruhan belum
semuanya tuntas, pemilihan suatu proses pemisahan Zr –
Hf penting dan sangat diperlukan apabila menginginkan
hasil yang efisien dan efektif.
• Untuk proses pemisahan ini yang penting untuk dipikirkan
dan dipertimbangkan terutama menyangkut perancangan
dan persiapan alat yang akan digunakan.
• Pada teknologi proses pemisahan Zr – Hf dengan metode
ekstraksi cair-cair dapat menggunakan alat pengaduk
pengenap (mixer settler) karena prosesnya
berkesinambungan.
• Proses yang terjadi yaitu mengalirkan dan mengontakkan
dua fasa (organik dan air) secara kontinyu dalam mixer
yang dilengkapi dengan pengaduk dan keluar pada
bagian pengenap.
• Solven TBP dan pengencer kerosen sering digunakan
pada pemisahan Zr – Hf karena harganya relatif lebih
murah, lebih mudah diperoleh dan masih dipakai untuk
produksi.
• Untuk memperoleh pemisahan yang baik diperlukan unjuk
kerja alat yang baik disamping itu juga dipengaruhi oleh
macam pelarut dan konsentrasi solven.
• Salah satu teknik pemisahan Zr – Hf yang kemungkinan
bisa diterapkan adalah ekstraksi membran emulsi.
• Teknik pemisahan ini melibatkan tiga fasa yaitu fasa air
eksternal dimana terkandung logam yang akan diekstraksi
(Zr – Hf), fasa organik atau fasa pengekstrak dan fasa air
internal untuk re-ekstraksi.
• Sama seperti pada proses ekstraksi, proses ini
memerlukan solven, pengencer, dan diperlukaan
tambahan surfaktan Span 80 sebagai pembentuk emulsi.
• Diharapkan, dengan teknik membran cair ini akan
memberikan hasil pemisahan yang lebih baik.
Kesimpulan
1. Ekstraksi cair cair merupakan teknik dimana pelarut
pertama dibuat bersentuhan dengan pelarut kedua
2. Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu dan ekstraksi
counter current
3. Proses pemisahan Zr-Hf dengan metode ekstraksi cair-
cair dapat dilakukan dengan menggunakan alat mixer
settler
4. Salah satu alternatif teknik pemisahan Zr-Hf yang bisa
diterapkan adalah ekstraksi membran emulsi

Anda mungkin juga menyukai