Anda di halaman 1dari 32

DISINFEKSI DAN STERILISASI

MATA KULIAH MANAJEMEN


KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
LIMBAH RS
UNIVERSAL PRECAUTION
• Universal Precaution (Kewaspadaan Universal)
adalah tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan
untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan
cairan tubuh dapat berpotensi menularkan
penyakit baik berasal dari pasien maupun
petugas kesehatan.
PRINSIP UNIVERSAL PRECAUTION
1. Menjaga Higyene sanitasi individu

2. Higyene sanitasi ruangan

3. Sterilisasi peralatan
UNIVERSAL PRECAUTION
Dasar kewaspadaan universal meliputi :
• Pengelolaan alat kesehatan (dekontaminasi,
disinfeksi dan sterilisasi)
• Cuci tangan untuk mencegah infeksi silang
• Penggunaan alat pelindung diri ( sarung
tangan, masker, gown )
• Pengelolaan jarum dan alat tajam
• Pengelolaan Limbah
NOSOCOMIAL INFECTION
Adalah infeksi yang didapat pasien ketika dirawat di rumah sakit
Kriteria:
• Pada waktu pasien mulai dirawat di RS tidak didapat tanda-tanda
klinik dari infeksi tsb
• Pada waktu pasien mulai dirawat di RS tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tsb
• Tanda infeksi baru timbul sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jam
sejak mulai perawatan
• Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi
sebelumnya
• Bila saat mulai dirawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi, dan
terbukti infeksi tersebut didapat pasien ketika dirawat di RS yang
sama pd waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai
infeksi nosokomial
Sumber Infeksi
• Pasien
• Petugas/Perawat
• Pengunjung
• Sumber lain
PENCEGAHANINFEKSI
Tujuan
• Mencegah tjdnya infeksi & memberikan
perlindungan (kepada tenaga yankes)
1. Cuci Tangan Sebagai Langkah Paling Penting
Dlm Pencegahan Infeksi
– Cuci tangan : sabun (sabun antimikroba) +15 -30 detik
air bersih.
– Mikroorganisme tumbuh & berkembang biak pd
suasana lembab & air tergenang
2. Larutan Alkohol-Gliserin
– Alkohol + gliserin, propilen glikol atau sorbitol
STANDART PENGENDALIAN INFEKSI
Asepsis
• Keadaan bebas dari mikroorganisme yang dapat menimbulkan
penyakit pathogen.

Ada dua jenis asepsis :


1. Asepsis medik, dengan cara membersihkan debu, mencuci,
merebus, isolasi, dll.
Tujuan:
a. Membantu megurangi jumlah mikroorganisme.
b. Mencegah penyebaran pada orang lain.
2. Asepsis bedah, dengan cara steril.
Tujuan:
Menjaga semua obyek atau benda bebas dari mikroorganisme.
• Septik : mencegah terjadinya kontaminasi
oleh mikroorganisme pada jaringan bahan dan
alat steril.
• Aseptik : mencegah terjadinya infeksi dengan
menghambat/menghancurkan tumbuhnya
organisme pahogen pada luka.
DISINFEKSI DAN STERILISASI
PENGERTIAN
• Dekontaminasi
upaya mengurangi dan atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang,
peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi
• Disinfeksi
upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak
termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi
• Sterilisasi
upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme
dengan cara fisik dan kimiawi
DEKONTAMINASI
PROSEDUR
• PAKAI SARUNG TANGAN
• BILAS BENDA YANG TERKONTAMINASI DENGAN AIR DINGIN YG
MENGALIR
• CUCI DENGAN AIR HANGAT DAN SABUN
• GUNAKAN SIKAT UNTUK MEMBUANG BAHAN ORGANIK DARI
SEMUA PERMUKAAN TERMASUK SEMUA LAPISAN DAN LEKUKAN
• BILAS DENGAN AIR HANGAT
• BIARKAN KERING OLEH UDARA
• GANTI LARUTAN DETERGEN MINIMAL SETIAP HARI
• BERSIHKAN SIKAT DAN WASKOM
• LEPAS SARUNG TANGAN DAN CUCI TANGAN
DESINFEKSI
Adalah tindakan untuk membunuh kuman
pathogen dan apathogen tetapi tidak dengan
sporanya pada alat-alat perawatan, kedokteran
dan permukaan jaringan dengan menggunakan
bahan disinfektan atau dengan cara mencuci,
mengoles, merendam dan menjemur.
Tujuan :
• Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai.
KRITERIA DISINFEKSI YANG IDEAL
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik,
PH, temperatur, dan kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
JENIS DISINFEKSI
• Disinfeksi tingkat rendah
• Disinfeksi tingkat tinggi (dtt) : metode alternatif
bila alat sterilisasi tidak tersedia merebus,
mengukus, bahan kimia
JENIS DISINFEKSI :
• Chemical desinfection : alcohol, iodophord
(betadine), klorin, formaldehid, hidrogen
peroksida
• Physical desinfection : air mendidih minimum 30
mnt, sinar ultra violet
Pelaksanaan
1. Disinfeksi dengan cara mencuci
• Mencuci dengan sabun, dibersihkan, disiram dan
dibasahi alkohol 70 %.
• Mencuci luka kotor dengan H2O2 3%, bethadin.
• Mencuci kulit / jaringan tubuh yang akan
dioperasi dengan laruta iodium tintura 3 %
dilanjutkan dengan alcohol 70%.
• Mencuci vulva sublimate 1:1000 / PK 1:1000
2. Dengan mengoles
3. Dengan merendam
• Tangan dengan lysol 0,5 %.
• Alat –alat dengan lysol 3-5 % +2 jam.
• Tenun dengan lysol 3-5 % +24 jam.

4. Dengan menjemur dibawah sinar matahari


• Kasur, bantal tiap permukaan 2 jam
• Alat-alat: urinal, pispot.
Sterilisasi
Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman
pathogen adan apathogen beserta sporanya
pada alat perawatan dan kedokteran dengan
cara merebus, stoom, panas tinngi atau
menggunakan bahan kimia.
Adalah tindakan untuk membunuh organisme
patogen pada benda atau instrumen ,
termasuk spora bakteri
STERILISASI
CARA STERILISASI
• THERMAL : uap bertekanan tinggi (otoklaf),
pemanasan kering (oven)

• CHEMICAL : ethylene oxide gas, hydrogen


peroxide plasma / vapor, ozone gas, liquid
chemical sterilant –peracetic acid

• IONIZING RADIATION
Hal –hal yang perlu diperhatikan:
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masih berfungsi.
3. Peralatan yang dibungkus harus diberi label : nama, jenis
peralatan, jumlah tgl dab jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan harus sedemikian rupa sehingga seluruh
bagian dapat disterilkan.
5. Waktu mensterilkan setiap jenis harus tepat.
6. Tidak boleh menambah peralatan lain dalam sterilisator, sebelum
waktu mensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya dengan
korentang steril.
8. Saat mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkusnya.
9. Bila terbuka harus disterilkan kembali.
SANITASI TEMPAT PENCUCIAN
LINEN
PENGERTIAN
• Laundry rumah sakit
Tempat pencucian linen yang dilengkapi
dengan sarana penunjangnya berupa
mesin cuci
alat dan disinfektan
mesin uap (steam boiler)
pengering, serta
meja dan mesin setrika
Persyaratan laundry
• Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam
waktu 25 menit atau 90°C dalam waktu 10
menit
• Jenis deterjen dan disinfektan ramah
lingkungan
• Standar kuman untuk linen bersih setelah
keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103
spora spesies Bacillus per inci persegi
Tata laksana laundry
• Ada kran air bersih dengan kualitas dan tekanan memadai
• Peralatan cuci diletakkan permanen dan dekat pembuangan limbah
• Ada mesin cuci untuk linen yang berbeda-beda
• Ada ruangan dan mesin cuci terpisah untuk linen infeksius dan non
infeksius
• Dilengkapi saluran air limbah tertutup  ada pengolahan awal sebelum
ke IPAL
• Ada ruang terpisah untuk :
– Linen kotor
– Linen bersih
– Perlengkapan kebersihan
– Ruang perlengkapan cuci
– Ruang kereta linen
– Kamar mandi
– Ruang pengering  linen & alat
Tata laksana laundry
• Rumah sakit yang tidak memiliki laundry 
bekerja sama dengan pihak lain
• Petugas laundry harus :
– Memakai pakaian kerja khusus
– Memakai alat pelindung diri
– Pemeriksaan kesehatan berkala
– Imunisasi hepatitis B
Perlakuan terhadap linen
• Pengumpulan
– Pemilahan infeksius dan non infeksius
– Memasukkan ke dalam kantong
– Pemberian label
– Menghitung dan mencatat linen
• Penerimaan
– Mencatat yg telah diterima
– Pemisahan linen sesuai tingkat kekotoran
• Pencucian
– Menimbang berat linen
– Membersihkan linen kotor dan merendam dg disinfektan
– Mencuci sesuai tingkat kekotoran
• Pengangkutan
– Kantong linen bersih berbeda dengan linen kotor
– Kereta pengangkutan linen bersih berbeda dengan linen kotor dan berbeda
warna
– Waktu pengangkutan linen bersih berbeda dengan linen kotor
– RS tidak memiliki laundry  pengangkutan harus menggunakan mobil
Silahkan membagi kelompok menjadi 5
kelompok
Diskusikan kasus berikut ini
1. Di banyak Rumah Sakit, kamar untuk perawatan
usai bersalin dan pasien yang sakit, biasanya
dibedakan. Tapi di beberapa rumah sakit, masih
kita jumpai pasien kehamilan atau yang akan
bersalin ditempatkan di kamar bekas orang
sakit. Padahal menempatkan pasien kehamilan
di kamar bekas orang sakit sangat tidak
dibenarkan karena risikonya sangat besar.
2. Pasien J sudah membayangkan kembali sehat dalam
hitungan 6 minggu, pasca operasi otot bahu di sebuah
rumah sakit di Surabaya. Dua minggu terlewat tapi belum
ada tanda-tanda kondisinya membaik. Area di sekitar
sayatan operasi malah membengkak kronis. Ternyata
pasien J terinfeksi bakteri mematikan yaitu P aeruginosa.
Pasien J rupanya bukan satu-satunya korban kelalaian
prosedur operasi. Ada 6 pasien lainnya yang juga tertular
infeksi bakteri tersebut saat menjalani bedah di RS yang
sama.
Kasus yang terjadi pada tahun 2009 itu membuat RS
menutup ruang operasi selama 2 minggu. Investigasi
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
menemukan kotaminasi bakteri tersebut pada alat
pencukur arthroscopic.
• Carilah peraturannya

• Hubungkan dengan Akreditasi Rumah Sakit

• Presentasikan dan diskusikan dengan


kelompok lain
• Apa yang harus dilakukan jika anda :
1. Kelompok 1 : sebagai Direktur
2. Kelompok 2 : sebagai Kepala Bidang/Bagian
3. Kelompok 3 : sebagai Kasi/Kasubag
4. Kelompok 4 : sebagai Kepala Instalasi
5. Kelompok 5 : sebagai Petugas Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai