menggunakan 7 (tujuh) parameter fisiologis yaitu :
a) tekanan darah sistolik, b) Nadi c) suhu, d) saturasi oksigen, e) kebutuhan alat bantu O2 f) dan status kesadaran untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi dampak yang lebih parah dari sebelumnya. adalah Sistem skoring P E W S menggunakan pengkajian yang menggunakan 10 (sepuluh) parameter fisiologis yaitu : warna kulit, upaya respirasi, Retraksi dada penggunaan alat bantu O2, denyut jantung, waktu pengisian capillary refill, tekanan darah sistolik, tingkat kesadaran dan suhu Warna kulit (parameter tambahan)
untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang
tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi dampak yang lebih parah dari sebelumnya. P E N ATA L A K S A N A A A N PEGKURAN EWS (Early Warning System) a. Nilai Score EWS pasien pada assesmen awal dengan kondisi penyulit akut dan pemantauan secara berkala pada semua pasien resiko tinggi yang akan berkembang menjadi kritis selama berada di rumah sakit. b. Pada ruang IGD dinilai pada setiap pasien yang datang c. Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam satu shift dinas perawat. d. Ukur score EWS sesuai dengan parameter e. Laporkan score EWS ke dokter DPJP sesuai score f. Dokumentasikan hasil perhitungan EWS Kesimpulan : 1. Sistem skoring EWS digunakan untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi dampak yang lebih parah dari sebelumnya.