Anda di halaman 1dari 16

Post Traumatic Stress

Disorder (PTSD)
Disusun Oleh:
Ulfa Titiswari S (1102014271)
Pembimbing:
dr. Hj. Prasila Dar win, SpKJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Fa k u l t a s K e d o k t e r a n U n i v e r s i t a s YA R S I
RS Jiwa Islam Klender
2019
DEFINSI
• PTSD ditempatkan pada
kelompok diagnostik baru,
"Trauma and Stressor-related
PTSD adalah sindrom
Disorders" yang
psikiatrik yang dapat
mengindikasikan fokus umum
ditemukan pada orang yang
gangguan di dalamnya yang
pernah mengalami atau
berkaitan dengan efek
menyaksikan kejadian
samping terhadap paparan
traumatis, seperti, bencana
kejadian stres
alam, kecelakaan, perang,
• Durasi dari gejala yang
pemerkosaan atau kekerasan
ditimbulkan berlangsung lebih
personal lainnya.
dari 1 bulan

American Psychiatry
DSM V
Association
LATAR
BELAKANG
Hemolisis dan transfusi darah berulang dapat
menyebabkan:
• Penurunan kadar NO dan
• Overload besi pada otak

Cognitive impairment
PENELITIAN
METODE
WISC-R  IQ Pengambilan
verbal, sampel
Cross performa,
dilakukan
sectional skala penuh
 psikolog sebelum
RSHS transfusi
Pasien rawat
Hasil
jalan RS Dr Fungsi
dianalisa
Hasan Kognitif 
menggunaka
Sadikin, WISC-R
n SPSS 20.0
Bandung
NO 
prosedur Spearman’s
Kriteria
kolorimetrik Rho
inklusi dan (reaksi Griess) coefficient
eksklusi di Prodia, correlation
Jakarta

Feritin  P values
40 subjek ECLIA di Lab <0.05 
RSHS signifikan
KRITE
KRITERIA INKLUSI
Anak dengan thalasemia
RIA KRITERIA EKSKLUSI
Memiliki riwayat penyakit mental
mayor hemosiderotik mayor
Berusia 6-14 tahun Riwayat pertumbuhan delayed
Transfusi secara reguler Disabilitas fisik yang dapat
Menerima agen chelating mempengaruhi performa anak seperti
zat besi ketulian atau kebutaan
IMT normal Pernah menerima obat yang bersifat
toksik pada saraf sebelumnya

Edukasi formal Riwayat penyakit kronis selain


Tidak demam thalasemia yang dapat mempengaruhi
fungsi kognitif
HASIL
PENELITIAN
XXXX
DISKUSI
• 35% IQ verbal, 57.5% IQ performa, 57.5% IQ skala penuh
Keabnormalan • 2 subjek IQ diatas rata-rata (117)  usia muda (6th), status gizi baik, durasi
penyakit pendek (5 th), Hb >> dibanding subjek lain
IQ

• Patologi thalasemia  destruksi tinggi NO  Hb↓ & NO↓ pada masa tumbang 
Korelasi Serum mempengaruhi bagian otak yang berhubungan dengan performa
• Hipoksia dan anemia kronis  ↓perfoma > ↓verbal karena membutuhkan > energi
NO dan IQ • NO  mengontrol transmisi infromasi dan berperan untuk proses belajar dan memori

• Fe ↑↑ serum transferin & transportasi besi untuk melewati BBB akumulasi Fe di otak
• Fe  Katalisis pembentukan radikal bebas penyebab stres oksidatif  Mempercepat
Korelasi Serum degenerasi jaringan otak  Gangguan kognitif.
Feritin dan IQ • Tidak ada korelasi yang signifikan antara kadar feritin dan fungsi kognitif  sesuai dengan
studi sebelumnya
KESIMPULAN
Lower serum nitric oxide level is significantly correlated
with lower cognitive function, specifically in performance
IQ. However, serum ferritin levels have no clear
correlations with cognitive function.
1 Apakah penelitian ini membahas
pertanyaan/masalah yang
terfokus?
Ya
2 Apakah metode penelitian (desain
studi) sesuai untuk menjawab
pertanyaan penelitian?
Ya, penelitian ini menggunakan metode cross
sectional. Studi dilakukan di Departemen Kesehatan
Anak, Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung,
Jawa Barat pada May-Juni 2015.
3 Apakah metode pemilihan subjek
dijelaskan dengan jelas?
Ya, penelitian ini menyebutkan disebutkan secara detail sampel
yang diikutsertakan termasuk kriteria inklusi dan eksklusinya.
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

Anak dengan Memiliki riwayat penyakit mental


thalasemia mayor mayor
hemosiderotik
Berusia 6-14 tahun Riwayat pertumbuhan delayed
Transfusi secara Disabilitas fisik yang dapat
reguler mempengaruhi performa anak
Menerima agen seperti ketulian atau kebutaan
chelating zat besi
IMT normal Pernah menerima obat yang
bersifat toksik pada saraf
sebelumnya

Edukasi formal Riwayat penyakit kronis selain


4
Mungkinkah cara sampel yang
diperoleh terdapat bias?
Tidak, jumlah sampel yang dibutuhkan setelah dihitung
yaitu 40 subjek dan dalam penelitian ini sudah terpenuhi.
Apakah tingkat respons
tercapai (hasil dari
5 penelitian)?
• Ya, penelitian ini menjawab apa yang menjadi
tujuannya
• Nilai abnormal IQ verbal, IQ performance, dan
IQ skala penuh masing-masing adalah 35%,
57,5%, dan 57,5%.
• Tingkat serum nitrit oksida secara signifikan
berkorelasi dengan IQ performance (P = 0,022),
tetapi tidak dengan IQ verbal (P = 0,359) atau
IQ skala penuh (P = 0,164).
• Tidak ada korelasi yang signifikan antara tingkat
serum feritin dan IQ skala penuh (P = 0,377), IQ
verbal (P = 0,460), atau IQ performance (P =
0,822).
6
Apakah pengukuran (kuesioner)
cenderung valid dan reliabel

Penelitian tidak menggunakan


kuesioner
7 Mungkinkah ada faktor pembaur
yang belum diperhitungkan?

Tidak, semua faktor


pembaur sudah
diperhitungkan

Anda mungkin juga menyukai