SEMINAR AKUAKULTUR
JURUSAN AKUAKULTUR - FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
Outline Presentasi
Lautan 67%, daratan 33% dengan 17.504 pulau dan 95.181 km garis pantai (kedua setelah Kanada).
Potensi marikultur saja mencapai 210 milyar USD/tahun (Dahuri 2018)
Regulasi yang menghambat (restrictive regulation), termasuk perizinan dan belum mantapnya rencana tata
ruang laut,
Pasar pada beberapa tujuan ekspor produk perikanan budidaya mengalami pelemahan,
Penurunan mutu lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran terutama di kawasan perikanan budidaya
pesisir akibat belum adanya aturan tentang tata ruang dan penegakan hukum,
Wabah penyakit dari kawasan lain akibat sifat perikanan budidaya yang umumnya waterbased aquaculture
yakni wadah produksi berada dalam badan perairan yang common property dan open acces,
Konflik pemanfaatan ruang laut akibat sifat perikanan budidaya tersebut di atas dan juga menggunakan
perairan yang common property dan open acces,
Infrastruktur wilayah seperti transportasi, energi, air bersih, komunikasi dan akomodasi yang kurang mendukung,
Negara kompetitor seperti Vietnam dan Thailand yang berjarak lebih dekat ke pusat perdagangan ikan
perikanan budidaya dunia dan mengembangkan perikanan budidayanya lebih agresif serta totalitas, dan
Lemahnya kemauan pelaksana pembangunan di tingkat pusat dan daerah dalam mewujudkan misi luhur Nawa
Cita yang telah dicanangkan oleh Presiden.
Isu dan Permasalahan Pokok
No. Isu Permasalahan Dampak
1 Benih dan a) Beberapa komoditas perikanan budidaya a) Produktivitas dan daya saing produk perikanan budidaya
Induk belum memiliki benih dan induk unggul rendah
b) Standarisasi benih belum optimal, b) Produktivitas serta daya saing usaha dan produk perikanan
sehingga mutu benih belum standar budidaya rendah dan bervariasi yang menyebabkan industri
c) Penyebaran benih dan induk unggul perikanan budidaya belum bisa mantap
nasional belum merata c) Kemajuan pembangunan perikanan budidaya menjadi tidak
d) Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang merata dan timpang sehingga menyebabkan ketimpangan
Baik (CPIB) belum optimal pembangunan dan ekonomi wilayah
e) Kurangnya kerjasama antara pemerintah d) Sulit mendapatkan ketersediaan benih yang tepat waktu, tepat
dan swasta dalam pengembangan benih jumlah, tepat mutu dan tepat harga
dan induk unggul e) Pengembangan benih dan induk unggul nasional menjadi
f) Anggaran untuk pengembangan benih lambat, tidak efisien dan efektif
dan induk unggul di lembaga penelitian f) Pengembangan benih dan induk unggul di lembaga penelitian
dan perekayasan relatif kecil dan perekayasaan terkait menjadi melambat bahkan berhenti,
g) Kurang kuatnya kemauan pemerintah sehingga tidak mampu memeuhi tuntutan industri perikanan
budidaya nasional
g) Timbulnya peraturan/regulasi yang kurang affirmatif,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan dan
anggaran yang lemah
No. Isu Permasalahan Dampak
2 Pakan a) Harga pakan tinggi, cenderung meningkat dan a) Mengurangi keuntungan, menyebabkan ketidakpastian
berfluktuasi dan melemahkan daya saing dan produk usaha perikanan
b) Bahan baku pakan, terutama tepung ikan sebagai budidaya
sumber protein pakan yang merupakan komponen b) Menyebabkan berfluktuasinya dan meningkatnya harga
paling mahal dalam struktur biaya pakan, sebagian pakan mengikuti kurs mata uang asing sehingga
besar masih impor menyebabkan ketidakpastian usaha perikanan budidaya
c) Industri tepung ikan dalam negeri belum berkembang c) Belum bisa mendukung pengembangan indutri pakan
karena dihadapkan kepada permasalahan bahan dalam negeri yang mandiri, efisien dan berdaya saing
baku (kuantitas dan kualitas), ketepatan waktu dan d) Menyebabkan rendahnya daya saing usaha dan produk
harga usaha perikanan budidaya terutama di kawasan remote
d) Distribusi pakan dari produsen (pabrik) ke konsumen dan berbatasan dengan negara kompetitor seperti
(pembudidaya) belum efektif dan efisien (berbiaya Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam
tinggi) e) Pakan mandiri dan paka alternatif belum bisa menjadi
e) Program pengembangan pakan madiri dan pakan solusi permasalahan pakan nasional
alternatif belum berjalan secara optimal
No. Isu Permasalahan Dampak
3 Penykait a) Penurunan mutu lingkungan Menyebabkan kegagalan panen dan menurunkan
b) Lemahnya kapasitas SDM dan produktivitas serta meningkatkan biaya produksi
kelembagaan
c) Penggunaan sarana produksi (benih, pakan,
obat-obatan) yang tidak standar dan unggul
d) Lemahnya penerapan SOP/CBIB
4 Kapasitas SDM dan a) Kualitas dan kapabilitas SDM dan a) Lambatnya penguasaan dan diseminasi teknologi
Kelembagaan kelembagaan yang rendah dan bervariasi b) Kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) dan lembaga
b) Lemahnya kelembagaan masyarakat dan perikanan (baik di tingkat pusat maupun daerah) belum
pemerintah efektif dan efisien dan menjadi motor dan ujung tombak
c) Rendahnya anggaran yang terkait dengan pembangunan perikanan budidaya
kelembagaan SDM perikanan budidaya c) Pembangunan kapasitas SDM dan kelembagaan
d) Rendahnya sinergitas antar lembaga dan perikanan budidaya berjalan lambat bahkan jalan di
stake holder perikanan budidaya tempat
d) Tidak kuat menghadapi persaingan global dan regional
dan rendahnya daya saing
No. Isu Permasalahan Dampak
5 Teknologi a) Pengembangan teknologi perikanan budidaya a) Lambatnya respon dan solusi terhadap masalah
berjalan lambat yang dihadapi perikanan budidaya seperti serangan
b) Banyaknya komoditas perikanan budidaya yang harus hama penyakit, benih dan induk unggul,
ditangani pencemaran dan kualitas lingkungan, intoduksi
c) Lemahnya koordinasi antar lembaga penelitian dan spesies baru, sistem produksi dan sebagainya
pengembangan pemerintan dan swasta serta dengan b) Pengembangan komoditas menjadi tidak efektif dan
perguruan tinggi efisien
d) Rendahnya anggaran yang terkait dengan c) Pengembangan teknologi menjadi tidak efketif dan
kelembagaan penelitian dan pengembangan perikanan efisien serta lambat mengantisipasi guna mencari
budidaya solusi atas permasalahan perikanan budidaya
d) Menimbulkan persamalahan seperti pada poin a
6 Skala Usaha Skala usaha perikanan budidaya belum ekonomis Menyebabkan rendahnya daya saing usaha dan
produk usaha perikanan budidaya dan sulitnya
pembinaan
No. Isu Permasalahan Dampak
7 Regulasi a) Terbitnya peraturan (Permen, Perda) yang tidak a) Menyebabkan usaha perikanan budidaya
afirmatif bahkan restriktif terhadap pengembangan sulit berkembang, melemahkan daya saing
usaha perikanan budiadya bahkan mematikan usaha
b) Belum dijalankannya aturan dan lemahnya b) Pembangunan perikanan budidaya berjalan
penegakan hukum, baik di tingkat nasional (Perpres lambat bahkan timbul berbagai konflik antara
Percepatan Pebangunan Perikanan, tata ruang laut) lain terkait pemanfaatan ruang dan sumber
maupun lokal (seperti perizinan usaha, pengawasan daya
dan sebagainya)
No. Isu Permasalahan Dampak
8 Pasar a) Fluktuasi permintaan dan suplai produk perikanan a) Kekurangtepatan antara produksi (panen dan
budidaya di pasar domestik dan ekspor terkait pola tanam) dengan permintaan yang bisa
dengan kondisi makro dan mikro ekonomi lokal, menyebabkan menurunnyakeuntungan dan
kawasan dan dunia, momen/even kawasan dan kerugian usaha
dunia dan sebagainya b) Kurangnya daya saing usaha perikanan
b) Lemahnya koordinasi antara pmerintah dan pelaku budidaya menghadapi kompetitor dari negara lain
usaha perikanan budidaya (asosiasi maupun dalam pasar global
perusahaan dan individu) dalam menghadapi c) Meningkatkan ketidakpastian pasar dan usaha
persaingan pasar regional dan global akuakultur
c) Regulasi pasar di negara tujuan ekspor yang
bervariasi dan berubah-ubah
9 Pencemaran a) Belum dijalankannya aturan dan lemahnya a) Konflik pemanfaatan ruang dan sumber daya
Lingkungan penegakan hukum, seperti tata ruang, b) Melemahkan daya saing dan keberlanjutan
pengawasan dan sebagainya usaga perikanan budidaya
b) Menurunkan tingkat produktivitas dan
meningkatkan biaya produksi
Stakeholders Akuakultur
Pendukung
Pengadaan sarana dan Proses produksi:
prasarana produksi: -Pembesaran (biomasa): daging
-Benih -Pembenihan: benih, ikan hias
-Pakan (alami dan buatan)
-Obat-obatan
-Pupuk dan pestisida
-Peralatan produksi
Pendukung:
Penanganan pascapanen dan
pemasaran: -Hukum
Pemeliharaan Pemijahan
Induk Induk
Pembesaran/ Penetasan
Pendederan Telur
Pemeliharaan Pemeliharaan
Benih Larva
Pabrik saprodi Agen Agen menengah Agen kecil Pembudidaya ikan
di sentra produksi
besar
Importir
Degeosminasi di Industri
KJA Deboning
kolam atau air makanan
mengalir
Nugget
Ikan pindang
Kerupuk
Baso
Ikan pepes
Budidaya ikan bandeng di Pemindangan ikan Rantai pemasaran produk
tambak di Jawa Timur bendeng di Karwang, budidaya
Jawa Barat
Konsumen: rumah
tangga, warung
makan dan restoran
BIT’s 5th Annual World Congress of Aquaculture and Fisheries-2016
29
WORLD DEMAND
Uni Eropa
320.000 ton USA
568.650 ton
SHRIMP
China Japan
78.000 ton 223.423 ton
South Korea
Vietnam 63.000 ton
155.000 ton
30
WORLD PRODUCTION
India Ekuador
345.404 ton 300.576 ton
Thailand
167.057 ton
Indonesia
181.351 ton
World Shrimp Production is 3.6 million ton year-1, with 2.37 million ton
are come from pond white shrimp culture(FAO GLOBEFISH 2015).
Total Shrimp Production
Indonesia2010-2019: KKP VS Private)
No. Shrimp 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 L. vannamei 206.578 246.420 238.663 376.189 428.905 406.795 484.002 513.042 543.825 576.454
2 P. monodon 125.519 126.157 116.311 168.318 129.231 125.073 150.860 146.268 141.815 146.069
Total 332.097 372.577 354.974 544.507 558.136 531.868 634.862 659.310 685.640 722.523
No. Farmers 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 CPP 46.000 45.000 43.750 41.000 38.000 36.000 30.000 20.000 20.000 30.000
2 SCI 107.000 109.750 113.750 145.000 173.400 201.677 210.544 221.071 243.178 236.667
3 SME Farmers 53.578 91.670 93.400 95.000 78.600 51.323 64.456 92.229 103.452 136.626
Total 206.578 246.420 250.900 281.000 290.000 289.000 305.000 333.300 366.630 403.293
PT DCD established on October 23, 1987 and granted the first concession to develop 16,250 (two
districts) hectares of previously uninhabited tidal land in Lampung Province,
Main Issue: Feed and Feeding
Pembudidaya
Perguruan Tinggi
Ikan
Penutup: Kedaulatan Perikanan