Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

FMEA
(FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS)

Nama anggota kelompok :


1. Muhammad Rizal Mubarok (20160220020)
2. Rahmad Dwi Cahyono (20160220023)
3. Rian Ardian Permana (20160220024)
4. Riski Karunia Mulyawan (20160220025)
5. Riski Camtona Putra (20160220026)
6. Tio Fani Setiawan (20160220028)
7. Yandi Risman (20160220029)
8. Agung Laksono (20160220030)
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah pendekatan sistematik yang menerapkan
suatu metode pentabelan untuk membantu proses pemikiran yang digunakan oleh engineers untuk
mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan efeknya.
FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan
efek dari kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang
diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem.
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)

Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik
yang mengidentifikasi tiga hal, yaitu :

 Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses selama siklus hidupnya,
 Efek dari kegagalan tersebut,
 Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses.
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)

Mengidentifikasi defisiensi proses, sehingga para engineer dapat berfokus pada


pengendalian untuk mengurangi munculnya produksi yang menghasilkan produk yang tidak
sesuai dengan yang diinginkan atau pada metode untuk meningkatkan deteksi pada produk
yang tidak sesuai tersebut.
Terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur, yaitu :
1. System, berfokus pada fungsi sistem secara global
2. Design, berfokus pada desain produk
3. Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan
4. Service, berfokus pada fungsi jasa
5. Software, berfokus pada fungsi software
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)

Output dari Process FMEA adalah:

 Daftar mode kegagalan yang potensial pada proses.


 Daftar critical characteristic dan significant characteristic.
 Daftar tindakan yang direkomendasikan untuk menghilangkan penyebab munculnya mode
kegagalan atau untuk mengurangi tingkat kejadiannya dan untuk meningkatkan deteksi terhadap
produk cacat bila kapabilitas proses tidak dapat ditingkatkan.
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
FMEA merupakan dokumen yang berkembang terus. Semua pembaharuan dan perubahan
siklus pengembangan produk dibuat untuk produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering
digunakan untuk mengenal mode kegagalan baru. Mengulas dan memperbaharui FMEA adalah
penting terutama ketika:

 Produk atau proses baru diperkenalkan.


 Perubahan dibuat pada kondisi operasi produk atau proses diharapkan berfungsi.
 Perubahan dibuat pada produk atau proses (dimana produk atau proses berhubungan). Jika
desain produk dirubah, maka proses terpengaruh begitu juga sebaliknya.
 Konsumen memberikan indikasi masalah pada produk atau proses.
Contoh permasalahan dengan menggunakan
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
Cara melakukan FMEA ialah sebagaimana contoh simple dibawah untuk menganalisa
proses saat pengiriman barang ke customer.
Pertama : Tentukan proses yang akan dilakukan Risk assesment dengan FMEA.
Misalkan:
Proses pengiriman barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
1. Bentuk Tim lintas fungsi dan lintas pengetahuan.
2. Petakan process, buat Flowchart pengiriman barang.
3. Tiap process di analisa permasalahan yang mungkin timbul dan kondisi yang bagaimana.
Misal: Muatan kirim basah saat kondisi hujan
4. Analisa penyebab kenapa permasalahan ini terjadi.
Misal: Packing tidak rapi (Bocor), bungkus bocor dan air masuk saat hujan
Contoh permasalahan dengan menggunakan
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
5. Nilai seberapa sering masalah ini bakal muncul, umumnya angkanya 1 - 10 (Sangat jarang -
Sangat sering). Nilai ini disebut nilai Probability (P)
Misal : Kadang kadang = Nilai (P)= 5
6. Uraikan dampak masalah jika ini terjadi. Berapa besar kerugiannya.
Misal: Pelanggan komplain tidak mau terima barang basah. Image buruk. Pelanggan kecewa.
Tidak mau memakai jasa pengiriman kita lagi.
7. Nilai besar dampak masalah, 1-10 yaitu Sangat rendah - Sangat fatal. Nilai ini disebut Severity
(S).
Misal : sangat tinggi = Nilai (S) = 10
Contoh permasalahan dengan menggunakan
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
8. Uraikan tindakan mengenali/ menemukan masalah yang terjadi. Bagaimana menemukan
permasalahan yang muncul? diukur, dilihat, dipandang, dirasa dengan apa mengenali masalah
yg muncul?
Misal: Dilakukan check fisik packing plastik sebelum kirim.
9. Nilai apakah dengan tindakan pengecekan mencegah masalah yang timbul. Nilai ini disebut
kemampuan mendeteksi penyebab masalah, Detectability (D), nilai angka 1-10, Sangat mudah
dideteksi - Sangat sulit dideteksi.
Misal : Kemampuan mendeteksi kebocoran packing = Nilai (D) = 6, terkadang ada sobekan kecil
di plasik tidak terlihat.
10. Setelah P, S, D dinilai, hitung nilai Risk Priority Number (RPN) yaitu P x S x D. Dengan contoh
diatas maka nilai RPN = 5 x 10 x 6 = 300 point
Contoh permasalahan dengan menggunakan
FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)

11. Setelah itu analisa solusi. Untuk menurunkan nilai RPN ini, tindakan kontrol apa yang diterapkan
untuk meningkatkan kemampuan Deteksi masalah (D), dan kemampuan menurunkan tingkat
kemungkinan terjadi (P)
Misal : Pada Deteksi, Packing memakai 2 lapis plastik buble dan 1 lapis kertas anti air.
12. Monitor hasil penerapan tindakan point 11 ini. Apakah masih terjadi kasus barang basah saat
pengiriman?
13. Adakan pertemuan pada periode selanjutnya untuk rapat FMEA dan menilai P, S, D lagi, berikut
nilai RPN nya.
Contoh digambarkan sebagai berikut:

RPN sebelum perbaikan = 300 dan RPN setelah perbaikan = 120


FMEA ini banyak dipakai pada semua hal, dismua organisasi dan produk apapun.Tujuan besarnya
ialah Meningkatkan Kualitas Produk dan Process.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai