Anda di halaman 1dari 26

MORBUS HANSEN TIPE PAUSIBASILER

Penyusun :
Lydia Setia Dinata 17710124

Pembimbing :
dr. Kurniati, Sp.KK

SMF KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
BAB I. LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Yuni


Umur : 56 tahun
Alamat : Kedung Banteng, Desa Gredek RT 02 / RW
01 Kec. Duduksampeyan, Gresik, Jawa Timur
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal pemeriksaan : 22 Maret 2019
No. RM : 725367
ANAMNESA

Keluhan utama : Sulit menggerakkan kelingking kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


• Sulit menggerakkan kelingking kiri sejak ± 2 minggu yang lalu
• Rasa kaku pada tangan kiri
• Tidak dapat merasakan sentuhan pada jari tangan kiri
• Mati rasa pada jari tangan sejak setelah melahirkan anak kedua ± 30
tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
• Hipertensi : disangkal
• Diabetes Mellitus : disangkal
• Penyakit jantung : disangkal
• Alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Disangkal

Riwayat Pengobatan :
• Belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat Sosial :
• Pasien adalah ibu rumah tangga
• Tidak ada yang sakit seperti ini dilingkungan pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4-5-6
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali / menit
Respiration rate : 15 kali / menit
Suhu : 36.50C
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala / Leher
- Mata : isokor, anemis (-/-), icterus (-/-), madarosis
(-/-), lagoftalmus (-/-)
- Telinga : tak tampak kelainan, penebalan cuping telinga
(-/-)
- Hidung : tak tampak kelainan, saddle nose (-),
penebalan cuping hidung (-)
- Mulut : sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (–)
- Wajah : Leonine fascies(-)
- Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
peningkatan JVP (-/-)
pembesaran nervus auricularis magnus (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax
Simetris, retraksi dada (-)
Jantung : S1 S2 tunggal, reguler, Gallop (-)
Paru : vesikuler pada kedua lapang paru
Abdomen
Flat, soefl, bising usus (+)normal, organomegaly (–)
Ekstremitas
- Superior : Akral hangat kering merah (+/+)
Pembesaran nervus ulnaris (-/+)
Kekuatan otot (5/3)
Atrofi otot tenar dan hipotenar sinistra
Clawing hands (-/+)
Deformitas digiti V sinistra
- Inferior : Akral hangat kering merah (+/+)
Pembesaran nervus peroneus communis (-/-)
Pembesaran nervus tibialis posterior (-/-)
Kekuatan otot (5/5)
PEMERIKSAAN FISIK
Status dermatologis :
•Tidak ditemukan lesi berupa makula atau plak yang
tersebar di regional tubuh
Pemeriksaan Saraf Tepi :
•Tampak penebalan
N. Ulnaris Sinistra
Regio Manus Sinistra
- Tampak atrofi otot tenar dan hipotenar
- Deformitas pada digiti V
DIAGNOSIS
Morbus Hansen Tipe Pausibasiler dengan
Clawing Hands

DIAGNOSIS BANDING
Carpal Tunnel Syndrome
Skleroderma sistemik
PLANNING

Diagnostic

Pemeriksaan lab :
Darah lengkap
Pemeriksaan bakteriologis :
Tes Uji Cukit Kulit (BTA)
Pemeriksaan Serologis :
Tes Lepromin
PLANNING

Medikamentosa Non
Medikamentosa

Rifampicin 600mg/bulan Istirahat yang cukup


(diminum di depan
petugas) Pola makan teratur
Dapson 100mg/hari dengan asupan gizi yang
(diminum selama 6 bulan,
maksimal 9 bulan) cukup

KIE PROGNOSIS ?
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Morbus Hansen = Kusta = Lepra
2
Mycobacterium Leprae

2
Transmisi melalui : Droplet
1
Manifestasi ke :

Membran
Mukosa

Kulit Saraf
EPIDEMIOLOGI
3
• Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia penderita kusta
terbanyak pada tahun 2014 setelah India dan Brazil
• Jawa Timur menduduki peringkat pertama pada tahun 2015
dengan jumlah kasus kusta yang tercatat 3.952 kasus dengan
PB 256 kasus dan MB 3.696 kasus
PATOGENESIS
4

Droplet yang terinfeksi

Masuk melalui Saluran nafas

Inkubasi di dalam tubuh host


(manusia) ± minggu - tahun

Daya tahan tubuh host menurun

Bakteri menjadi aktif dan menginfeksi :


-Kulit
-Saraf
-Membran Mukosa
GEJALA KLINIS
5

Kulit Saraf Membran


Mukosa
-Perubahan warna kulit -Mati rasa -Hidung tersumbat
-Petumbuhan Nodul -Kelemahan/kelumpuhan -Mimisan
-Kulit Tebal kaku atau otot
kering -Penebalan saraf
-Bisul tanpa rasa sakit -Kebutaan (bila terkena
-Hilangnya alis/bulu mata pada mata)
Gambar 2.1 Ulnar claw. Jari kempat dan kelima fleksi dikarenakan
kerukasan pada Nervus ulnaris pada pasien kusta.6
K TANDA-TANDA PAUSIBASILER (PB) MULTIBASILER (MB)

L Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5


A
Penebalan saraf tepi Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
S
I Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA Positif

F Distribusi Unilateral atau Bilateral simetris

I bilateral asimetris
K Permukaan bercak Kering, kasar Halus, mengkilap
A Batas bercak Tegas Kurang tegas
S
Mati rasa pada bercak Jelas Biasanya kurang jelas
I
Deformitas Proses terjadi lebih Terjadi pada tahap

cepat lanjut

Ciri-ciri khas - Madarosis, hidung pela

na, wajah singa

(facies leonina), gineko


7

PENATALAKSANAAN

NON MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA

PAUSIBASILER MULTIBASILER

Pengobatan bulanan : Pengobatan bulanan :


hari pertama (obat diminum hari pertama (obat diminum
di depan petugas) di depan petugas)
- 2 kapsul rifampicin - 2 kapsul rifampicin
@300mg (600mg) @300 mg (600mg)
- 1 tablet dapson / DDS - 3 tablet lampren @100mg
KET : LAMA PENGOBATAN 100mg (300mg)
-PB : 6-9 BULAN Pengobatan harian : hari - 1 tablet dapson/ DDS
-MB : 12-18 BULAN ke 2-28 100mg
1 tablet dapson / DDS 100 Pengobatan harian :
mg hari ke 2-28
- 1 tablet lampren 50 mg
- 1 tablet dapson/DDS
100mg
BAB III. PEMBAHASAN

ANAMNESIS :
- Sulit menggerakkan kelingking kiri
- Rasa kaku pada tangan kiri
- Tidak dapat merasakan sentuhan
pada jari tangan kiri MORBUS HANSEN
- Mati rasa pada jari tangan sejak se MENGINFEKSI :
telah melahirkan anak kedua ± 30 KULIT
tahun yang lalu
SARAF
PEMERIKSAAN FISIK : MEMBRAN MUKOSA
A. EKSTREMITAS SUPERIOR :
- Pembesaran nervus ulnaris (-/+)
- Kekuatan otot (5/3)
- Atrofi otot tenar dan hipotenar
sinistra
- Clawing hands (-/+)
- Deformitas digiti V sinistra
B. PEMERIKSAAN SYARAF TEPI
Penebalan N. Ulnaris PEMERIKSAAN PENUNJANG DI USULKAN AGAR
DAPAT MENDIAGNOSIS SECARA AKURAT
DIAGNOSIS BANDING

MORBUS HANSEN CARPA TUNNEL SYNDROME SKLERODERMA

ANAMNESA, PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN PENUNJANG(DIUSULKAN)

MORBUS HANSEN
TANDA-TANDA PAUSIBASILER (PB) MULTIBASILER (MB)
K
L Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5

A Penebalan saraf tepi Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf

S Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA Positif


I Distribusi Unilateral atau Bilateral simetris
F
bilateral asimetris
I
Permukaan bercak Kering, kasar Halus, mengkilap
K
A Batas bercak Tegas Kurang tegas

S Mati rasa pada bercak Jelas Biasanya kurang jelas

I Deformitas Proses terjadi lebih Terjadi pada tahap

cepat lanjut

Ciri-ciri khas - Madarosis, hidung pela

na, wajah singa

(facies leonina), gineko

masti pada laki-laki


7

PENATALAKSANAAN

NON MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA

PAUSIBASILER MULTIBASILER

KET : LAMA PENGOBATAN Pengobatan bulanan : Pengobatan bulanan :


hari pertama (obat diminum hari pertama (obat diminum
-PB : 6-9 BULAN di depan petugas) di depan petugas)
- 2 kapsul rifampicin - 2 kapsul rifampicin
-MB : 12-18 BULAN @300mg (600mg) @300 mg (600mg)
- 1 tablet dapson / DDS - 3 tablet lampren @100mg
100mg (300mg)
Pengobatan harian : hari - 1 tablet dapson/ DDS
ke 2-28 100mg
1 tablet dapson / DDS 100 Pengobatan harian :
mg hari ke 2-28
- 1 tablet lampren 50 mg
- 1 tablet dapson/DDS
100mg
PROGNOSIS

Non Medikamentosa
medikamentosa

ADEKUAT

DUBIA AD BONAM
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian
kesehatan RI : KUSTA. Departement Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI)
(http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin_kusta.pdf )
diakses pada tanggal 25 Maret 2019 Pukul 20.00 WIB.
2. White Cassandra. 2017. Clinical and Social Aspects of Leprosy (Hansen’s Disease) dan
Contemporary Challanges to Elimination. Department of Anthropology, Georgia State University,
USA. Journal of Dermatology and Clinical Research.
3. Gustam Tasalina Yohana Parameswari,dkk. 2017. Hubungan antara Riwayat Kontak dengan
Kejadian Kusta Multibasiler. University Research Colloquium. ISSN 2407-9189
4. Barth Ramesh Marne and Prakash Chaitra. 2012. Leprosy : An Overview Pathophysiology.
Department of Dermatology, Father Muller Medical Collage, Kartanaka, India. Hindawi Publishing
Corporation.
5. Centers for Disease Control and Prevention. 2017. Hansen’s Disease (Leprosy) : Signs and
Symptoms. National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases.
https://www.cdc.gov/leprosy/resources/index.html diakses pada tanggal 26 Maret 2019 pada pukul
12.000 WIB
6.Talhari Carolina, MD, PhD, dkk. 2015. Clinic Aspect of Leprosy. Clinics and Dermatology. Elsevier.
33, 26-37
7. Kemenkes RI. 2012. Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta :
Kementrian kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai