Anda di halaman 1dari 14

Permasalahan Kota Makassar

Arum Wardhana (1624041)


Rio Agustino Mbabho Bango S. (1624109)
Debitin Andria Else Parindra (1624114)
 Secara geografis Kota Makassar berada pada
koordinat antara 119º 18' 27,79" - 119º 32' 31,03"
Bujur Timur dan antara 5º 3' 30,81" - 5º 14' 6.49"
Lintang Selatan, atau berada pada bagian barat
daya Pulau Sulawesi dengan ketinggian dari
permukaan laut berkisar antara 0 - 25 m. Karena
berada pada daerah khatulistiwa dan terletak di
pesisir pantai Selat Makassar, maka suhu udara
berkisar antara 20º C - 36º C, curah hujan antara
2.000 - 3.000 mm, dan jumlah hari hujan rata-rata
108 hari pertahun. Iklim di kota Makassar hanya
mengenal dua musim sebagaimana wilayah
Indonesia lainnya, yaitu musim hujan dan musim
kemarau.
Permasalahan Kota Makassar
1. Kepadatan Penduduk
Makassar kini sudah masuk 10 besar kota terpadat di
Indonesia, perkembangan penduduk yang semakin
pesat di Makassar menjadi masalah di Makassar.
Pertambahan penduduk yang tidak merata dengan
pembangunan yang layak menjadikan Makassar yang
sudah menjadi kota metropolitan ini. Solusi dari
masalah kepadatan penduduk adalah program KB
(keluarga berencana) dan transmigrasi penduduk
sehingga terjadi kemerataan penduduk dan
mengurangi tingkat pengangguran di kota dan
membantu pembangunan di daerah.
2. Banjir
Sudah sekian tahun kota Makassar tidak –pernah lepas dari
masalah Banjir. Hal ini sudah menjadi tradisi kota Makassar setiap
musim hujan, adapun beberapa titik rawan banjir di kota
Makassar adalah Perumnas Antang, jalan Racing Center, jalan
Perintis Kemerdekaan depan Kampus STMIK Dipanegara,
beberapa Perumahan di Daya dan Sudiang, dan beberapa titik
rawan banjir lainnya.
Jalan Perintis Kemerdekaan depan STIMIK DIPANEGARA
apabila hujan turun lebih dari 2 jam.
Solusi dari kebanjiran kota Makassar yang selalu terjadi adalah
memperbaiki irigasi dan membuka lahan sehingga membantu
penyerapan air hujan masuk kedalam tanah, menanam pohon dan
tidak membuang sampah ke sembarang tempat.
3. Kriminalitas
Dari segi eksternal adalah suhu di Makassar dan
Sekitarnya yang terbilang panas, hal ini
mengakibatkan manusianya cepat naik darah atau
emosi sehingga mengakibatkan berbagai tindak
kejahatan. Sedangkan dari segi internal adalah
kebudayan masyarakat Bugis Makassar yang
menganut paham siri’ na pacce dan budaya minum
Ballo’. Kriminalitas yang meresahkan warga tentu
saja harus diberantas dengan cara memberi efek jera
kepada pelakunya, hukuman yang ada pada UU harus
ditegakkan tanpa ada memandang bulu. Juga dengan
cara membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan
syariah agama pada masyarakat
4. Lahan Terbuka Hijau
Di Kota Makassar lahan hijau sepeti taman dan hutan
kota sudah makin kecil ditemui. Pembangunan yang
sungguh pesat dan penumpukan jumlah volume
kendaraan bermotor yang menanjak tidak sesuai dengan
ketersediaan lahan hijau. Pembangunan yang pesat tidak
diikuti dengan pembukaan lahan hijau. Padahal lahan
hijau adalah paru-paru dari sebuah kota.
Salah satu taman hijau adalah taman macan yang berada
di jalan Balai Kota.
Pembangunan yang pesat harus diikuti dengan
penanaman dan pembukaan lahan hijau sehingga terjadi
sirkulasi udara yang merata.
5. Polusi Udara
Kondisinya lingkungan di Makassar sangat jelas, dengan melihat
tiap tahun Kota Makassar selalu menjadi langganan banjir. Kedua
jaminan akan udara bersih tak bisa dijamin 100% lagi karena
begitu banyak polusi kendaraan bermotor dan beberapa industri
yang berada di Kota Makassar. Jika pemerintah kota ingin melihat
Kota Makassar lebih bijaksana dan berkeadilan terhadap
lingkungan hidup dan masyarakatnya, yang harus pemerintah
lakukan pertama-tama yaitu menjalankan dengan tegas amanah
undang-undang, yang pertama UU Tata Ruang yang memandatkan
30% Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari total luas Kota Makassar.
Yang kedua terkait soal AMDAL yang betul-betul ditegakkan dan
tidak hanya menjadi syarat formal semata, paling tidak ada
tindakan tegas ketika para pengusaha industri melakukan
pelannggaran.
6. Pemukiman Kumuh
Daerah kumuh tidak lepas dari masalah sampah
dan kesehatan masyarakat seperti salah satu
contoh daerah kumuh yang berada pada
perkampungan nelayan di Makassar.
Pemukiman kumuh tidak jauh beda dengan
masalah kepadatan penduduk dan urbanisasi.
Jadi solusi untu masalah ini ialah transmigrasi
dan menjelaskan kepada masyarakat tentang
keuntungan yang didapat dari transmigrasi.
7. Sampah
Sampah merupakan mesalah bagi setiap kota bukan
hanya kota Makassar, masalah sampah di Indonesia
sabenarnya gampang gampang susah untuk diatasi, namun
tinda pelaksanaanya tidak tercapai. Bayangkan setiap hari
sampah di Makassar mencapai 500 ton. Solusi yang bisa
digunakan untuk menjaga Makasssar tetap bersih adalah
dengan cara mengolah sampah dengan benar.
Memperbaiki fasilitas tempat sampah dan memisahkan
sampah organik dan anorganik, sehingga sampah organik
dapat dijadikan pupuk dan sampah anorganik bisa didaur
ulang. Dan juga menyadarkan masyarakat tentang bahaya
sampah dan menjelaskan tentang cara membuang
sampah dan pentingnya membuang sampah.
8. Kemacetan
Bertumpuknya jumlah volume kendaraan di Makassar tidak
seimbang dengan pembangunan ruas jalanan, walau sudah
pelebaran jalan di beberapa titik seperti pada jalan Perintis
Kemerdekaan, jalan Urip Sumoharjo dan jalan AP Pettarani, tapi
masih saja sering terjadi kemacetan. Sala satu penyebab
kemacetan juga adalah pete-pete (alat transportasi umum di kota
Makassar), yang selalu berhenti sembarangan. Bila hal ini terus
terjadi maka Makassar akan bernasib sama seperti Jakarta, hal
yang semestinya dilakkan adalah mengganti alat transportasi yang
ada sekarang dengan alat transportasi massal yang lebih efektif
dan tidak menguras waktu dan tenaga penggunanya juga
mengutamakan kenyamanan penggunanya, seperti monorail,
kereta subway dan busway.
9. Ketersediaan Air Bersih
Di kota Makassar air bersih cukup melimpah, tetapi
bila musim kemarau panjang berlangsung maka
pasokannya akan berkurang. Pada musim hujan air
kiriman PDAM keruh. Air tanah di kota Makassar 2
km dari pinggir laut sudah terasa asin, hal ini
dikarenakan penyerapan air laut yang merembes ke
tanah . kualitas air tanah Makassar sudah menurun, di
tambah lagi Makassar dulu kebanyakan rawa-rawa
yang ditimbun. Menanam pohon dan membuang
sampah ditempatnya adalah solusi untuk menjadikan
kualitas air di Makassar menjadi lebih baik.
Faktor Internal Masalah Di Kota
Makassar
 Faktor internal yaitu kesadaran dari masyarakat
kota Makasaar untuk menjadikan kotanya nyaman
sangatlah kurang sebagai contoh yaitu kemacetan
yang seharusnya dapat diatasi apabila masyarakat
sadar apabila menggunakan transportasi umum
dapat mengatasi masalah . Dan juga dari
pemerintahan kota Makassar yang kurang tegas
dalam menjalankan peraturan dan kebijakan dalam
hal ini adalah tata ruang yaitu banyak kemacetan
yang tidak diimbangi dengan solusi dan tindakan
serta kebutuhan air bersih yang kurang di kota
tersebut karena pemerintah kurang mampu
mengolah secara baik
Faktor Eksternal Masalah Di Kota
Makassar
 Faktor permasalahan dari luar (Eksternal )
yaitu Banyaknya penduduk dari luar kota
Makassar yang berbondong-bondong ke
kota Makassar sehingga terjadi berbagai
permasalahan seperti Kriminalitas yang
tinggi dikarenakan tidak bisa memenuhi
kebutuhannya dengan halal.
Kesimpulan
 Kota Besar tidak akan lepas dari masalah
salah satunya kota Makassar namun
permaslahan yang di miliki kota Makassar
akan berkurang apabila terdapat tindakan
dari hasil kerjasama dan komunikasi antar
pemerintah dan penduduknya ,

Anda mungkin juga menyukai