Anda di halaman 1dari 31

PERENCANAAN SISTEM

PENGKONDISIAN UDARA PADA


GEDUNG PERKANTORAN

Nama : Jovi
NIM : 061.05.027
Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Sunardi
LATAR BELAKANG
 Diperlukannya suatu sistem yang dapat digunakan
oleh manusia untuk dapat mengatur kondisi
lingkungannya sesuai dengan kebutuhan atau
keinginannya pada suatu ruangan disebut dengan
sistem pengkondisian udara.

 Pengkondisian udara (air conditioning) adalah


proses perlakuan terhadap udara untuk mengatur
suhu, kelembaban, kebersihan dan
pendistribusiannya secara serentak guna
mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh
penghuni berada di dalam ruangan.
TUJUAN PENELITIAN

 Untuk merencanakan sistem pengkondisian


udara pada gedung perkantoran.

 Diharapkan hasil perancangan dapat


memberikan sistem pengkondisian udara
secara optimal dan sesuai dengan
kebutuhan.
PEMBATASAN MASALAH

 Perencanaan sistem pengkondisian udara


untuk ini dilakukan terhadap gedung
perkantoran di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

 Ruang lingkup perencanaan antara lain


melakukan perhitungan beban pendinginan,
memilih sistem pengkondisian udara dan
perencanan saluran (ducting) tata udara pada
ruangan tersebut dan tidak membahas
perancangan komponen-komponen dari mesin
pendingin.
METODELOGI PERENCANAAN
 Pengumpulan data – data untuk perencanaan
dengan merencanakan kondisinya seperti
perencanaan sebenarnya.
 Perumusan masalah seperti mendefinisikan batas
– batas ruangan yang akan dikondisikan, jenis –
jenis, jumlah beban, dan kebutuhan yang ada.
 Perhitungan meliputi beban pendinginan dan
sebagainya.
 Pemilihan sistem dan perlengkapan mesin
pendingin yang digunakan.
KOMPONEN-KOMPONEN MESIN
PENDINGIN
 Evaporator adalah komponen penukar panas yang
memegang peranan penting dalam refrigerasi, yaitu
mendinginkan media sekitarnya.
 Kompresor adalah komponen untuk memampatkan udara
atau gas.
 Kondensor adalah komponen untuk pembuang panas,
tempat terjadinya pengembunan uap refrigeran menjadi cair.
 Katup Ekspansi adalah komponen untuk mengekspansikan
secara adiabatik cairan refrigeran yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi hingga mencapai tingkat keadaan
tekanan dan temperatur rendah.
PROSES-PROSES PADA MESIN PENDINGIN
EVAPORATOR
 Evaporator dibedakan menjadi :
- Berdasarkan Konstruksinya :
1. Koil dengan pendingin udara.
a. Ekspansi Langsung

b. Ekspansi Tak Langsung


2. Evaporator Tabung dan Pipa

3. Evaporator Tabung dan Koil


- Berdasarkan masuknya cairan refrigeran :
1. Evaporator Ekspansi Kering
Pada jenis ini cairan refrigeran yang
diekspansikan melalui katup ekspansi pada
waktu masuk ke dalam evaporator sudah dalam
keadaan campuran cair dan uap,sehingga
keluar dari evaporator terisi penuh oleh uap
refrigerant.
Keuntungan jenis ini :
 Tidak membutuhkan refrigeran dalam jumlah
besar
 Jumlah minyak pelumas yang tertinggal dalam
evaporator sangat kecil.
2. Evaporator Jenis Ekspansi Basah
Pada jenis ini refrigeran cair didalam
evaporator melebihi jumlah yang mampu
diuapkan. Dengan kata lain sebagian besar
evaporator selalu terisi oleh cairan refrigeran.
Antara refrigeran cair dan uap refrigeran
terdapat pemisah yang jelas, didalam
akumulator refrigeran cair akan kembali ke
evaporator bersamaan dengan refrigeran cair
yang berasal dari kondenser. Sedangkan uap
refrigeran dihisap oleh kompresor. Tinggi
permukaan refrigeran cair yang ada dalam
evaporator diatur oleh katup pelampung.
KOMPRESOR
 Kompresor dibedakan menjadi :
1. Menurut Kompresinya
a. Kompresor Positif
- Kompresor Torak
- Kompresor Putar
- Kompresor Sekrup
b. Kompresor non Positif
- Kompresor sentrifugal
2. Menurut Konstruksinya
a. Kompresor Hermatik
b. Kompresor Semi Hermatik
c. Kompresor Tipe Terbuka
 Kompresor Torak  Kompresor Putar
 Kompresor Sekrup  Kompresor Hermatik
KONDENSOR
 Kondensor menurut medium pendinginnya
dibedakan menjadi :
1. Kondensor Berpendingin Udara
2. Kondensor Berpendingin Air
a. Kondensor Tabung dan Pipa
b. Kondensor Tabung dan Koil
c. Kondensor Jenis Pipa Ganda
3. Evaporatif Kondensor
- Kondensor Tabung dan Koil

 Kondensor Jenis Pipa Ganda

-Kondensor Tabung dan Pipa


KATUP EKSPANSI
 Ada empat tipe utama dari katup ekspansi
yang biasa digunakan, yaitu :
1. Katup Ekspansi Manual
2. Katup Ekspansi Automatik
3. Katup Ekspansi Tekanan Konstan
4. Pipa Kapiler
- Pipa Kapiler

- Katup Ekspansi Manual

-Katup Ekspansi
Tekanan Konstan
DATA – DATA PERENCANAAN
 Ruangan yang akan di kondisikan
o Letak gedung
o Fungsi gedung
o Waktu beroperasi
o Dimensi gedung
a) Luas jendela
b) Luas Atap
c) Luas dinding
1. Beban dari Luar
A. Untuk Atap dan Dinding

q = U.A. CLTDcorr

CLTDcorr = [( CLTD+LM ).K + (25,5 – tr) + (to – 29,4)]

Keterangan :
q = Beban pendinginan,W
U = koefisien perpindahan panas bahan total,W/m2.oC
A = luas atap/dinding, m2
CLTD = Cooling Load Temperature Different, oC
CLTDcorr = Cooling Load Temperature Different Correction, oC
LM = Latitude Month, oC
K = koreksi warna atap
= 1 ( warna gelap / terang didaerah industri ).
= 0,5 ( warna terang didaerah pedalaman ).
tr = temperatur bola kering ruangan, oC
to = temperatur rata-rata udara luar, oC
B. Untuk Kaca
q = A.SC.SHGF
Keterangan :
q = Beban pendinginan,W
SC = shading coefficient
SHGF = solar heat gain factor,W/m2

2. Beban Dari Dalam


A. Untuk Penghuni Ruangan

i) Panas Sensibel
qs = N. SHG.CLF
Keterangan :
N = Jumlah penghuni dalam ruangan
SHG = Sensible Heat Gain,Watt.
CLF = Cooling Load Factor

ii) Panas Laten


ql = N. LHG
Keterangan :
LHG = Latent Heat Gain,Watt.
B. Untuk Penerangan
q = W.Fu . Fs . CLF
Keterangan :
W = Jumlah total daya lampu,Watt.
Fu = Perbandingan antara daya yang terpakai dengan daya
terpasang.
Fs = Special Allowance Factor
= 1 untuk lampu pijar.
= 1,25 untuk lampu neon.

C. Untuk Peralatan
i) Panas Sensibel
qs = SHG . CLF
Keterangan :
SHG = Sensible Heat Gain dari peralatan,Watt.
CLF = Cooling Load Factor untuk peralatan.
ii) Panas Laten
ql = LHG . Fu
Keterangan :
LHG = Latent Heat Gain,Watt.
Fu = Faktor pemakaian
3. Ventilasi dan Infiltrasi
i) Beban Sensibel

qsensible = 1,23 Q (to–tr)

Keterangan :
Q = Jumlah aliran udara ventilasi dan infiltrasi, l/s.
to–tr = Selisih temperatur udara luar dan udara ruangan, oC

ii) Beban Laten

qlatent = 3010 Q (Wo–Wr)

Keterangan :
Wo–Wi = selisih kelembaban udara luar dan udara ruangan,
kg/kg
Total Penambahan Panas

qtotal = 1,20 Q (ho–hr)

Keterangan :
ho–hi = enthalpi udara luar dan udara dalam, kJ/kg.
 Sensible Cooling Load ( dalamWatt )

Eksternal Cooling Load


Jenis Beban Jam
10.00 12.00 14.00 16.00
Atap 8259.89 14423.99 17711.51 16889.63
Dinding 6873.19 8840.64 10961.91 12836.7
Kaca 11113.58 9230.65 10845.50 11254.98
Total
Eksternal 26146.66 32495.28 39518.92 40981.31
Cooling Load
Internal Cooling Load
Jenis Beban Jam
10.00 12.00 14.00 16.00
Penerangan 34992 38016 39744 41040
Penghuni 11488,24 11488,24 11488,24 11488,24
Peralatan 17700.69 18081.35 18271.68 18462.01
Total Internal
64180.93 67585.59 69503.92 70990.25
Cooling Load
Total Sensible
90427.59 100080.87 109022.84 111971.56
Cooling Load

 Latent Cooling Load ( dalamWatt )


Penghuni Ruangan 6300
Total Laten Cooling Load 6300
Karena beban pendinginan terbesar terjadi pada pukul 16.00, maka perhitungan
Grand Total Heat ( GTH ) dibuat berdasarkan pada beban pendinginan pukul
16.00.

Item Nilai Jumlah


Sensible Cooling Load 111971.56
Infiltration Sensible Cooling Load 1965.38
Subtotal 113936.94
Safety Factor 5 % 5696.85
Subtotal 5696.85
Room Sensible Heat ( RSH ) 119633.79
Supply duct heat gain 2 % RSH 2392.68
Supply duct heat loss 2 % RSH 2392.68
Fan H.P 2 % RSH 2392.68
Subtotal 7178.04
Effective Room Sensible Heat ( ERSH ) 126811.83
Item Nilai Jumlah
Latent Cooling Load 6300
Infiltration Latent Cooling
6847.10
Load
Subtotal 13147.10
Safety Factor 5 % 657.35
Subtotal 657.35
Room Latent Heat ( RLH ) 13804.45
Supply duct loss 2 % RLH 276.09
Subtotal 276.09
Effective Room Latent Heat ( ERLH ) 14080.54
Effective Room Total Heat ( ERTH = ERSH + ERLH ) 140892.37
Sensible Ventilation Heat 2925.43
Latent Ventilation Heat 10201.55
Grand Total Heat ( GTH ) 154019.35

Jadi beban pendinginan total yang terjadi adalah sebesar 154019.35 Watt (154.02
kW ).
SIMPULAN
Dari hasil perencanaan sistem pengkondisian udara untuk gedung
perkantoran, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Besar pendinginan terbesar terjadi pada pukul 16:00, sehingga beban
pendinginan total dengan luas sebesar 540 m2 adalah sebesar
154019,35 Watt.
2. Sistem pendinginan yang digunakan adalah sistem pendinginan udara
penuh.
3. Kebutuhan udara supply sebesar 9189,26 l/s, udara balik sebesar
8891,96 l/s dan udara ventilasi sebesar 297,3 l/s.
4. Daya kipas yang digunakan :
AHU : Daya kipas = 183420 Watt (183,42 kW)
Daya motor penggerak kipas = 229275 Watt (229,275 kW)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai