Anda di halaman 1dari 58

Keganasan Pada

Payudara
PENDAHULUAN

 Kanker payudara merupakan salah satu jenis


kanker yang mempunyai prevalensi cukup
tinggi.(1) Kanker payudara dapat terjadi pada pria
maupun wanita, hanya saja prevalensi pada
wanita jauh lebih tinggi.(1)
 Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika,
terdapat 212.920 kasus baru kanker payudara
pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria,
dengan 40.970 kasus kematian pada wanita dan
460 kasus kematian pada pria
TINJAUAN PUSTAKA
 Anatomi Payudara
Payudara terletak dari costa 2 sampai costa 6,
batas medial sternum dan lateral sampai linea
axilaris anterior.(2)
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis
jaringan yaitu jaringan kelenjar dan jaringan
stromal.(2) Jaringan kelenjar meliputi lobus dan
duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi
jaringan lemak dan jaringan ikat
Payudara diperdarahi oleh
cabang:
1. Arteri mammaria interna mendarahi tepi medial.
2. Arteri thorakalis lateralis (mammaria eksterna)
mendarahi bagian lateral.
 Sistem pembuluh vena meliputi vena interkostali
s dari spatium intercosta 2 sampai 6 untuk mema
suki v.vertebralis di posterior.
 Vena aksilaris menerima darah dari bagian
superior dan lateral payudara. Aliran vena mengi
kuti sistem arteri.(2)
 Aliran limfe dari payudara dibagi menjadi 3,
yaitu
 dari kulit payudara yang mengalir ke
Lnn.supraclavicula, Lnn.mammaria interna, dan
Lnn.pektoralis
 dari papila dan areola mengalir ke plexus
subareola
 dari jaringan payudara yang mengalir ke plexus
pektoralis.(2)
 Persarafan kulit payudara disarafi oleh cabang
pleksus servikalis dan nervus intercostalis.
 Jaringan kelenjar payudara sendiri disarafi oleh
saraf simpatik.(2)
Fisiologi Payudara
 Fungsi utama payudara wanita adalah
menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini
diperantarai oleh hormon estrogen dan
progesteron.
 Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan,
payudara menyekresikan kolostrum karena
adanya sekresi hormon prolaktin dimana
alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke
sinus kemudian melalui duktus ke puting susu
Histologi Payudara
 Struktur histologi kelenjar payudara terdiri
dari 15−25 lobus yang tersusun radier di
sekitar puting, yang berfungsi menyekresi
air susu bagi neonatus.
 Setiap lobus, dipisahkan oleh jaringan ikat
dan jaringan lemak, yang merupakan
kelenjar ductus ekskretorius lactiferus.
Ductus ini bermuara ke papilla mammae.
Kanker Payudara
 Definisi
Kanker payudara (Carcinoma mammaee) dalam
bahasa inggrisnya disebut breast cancer merupakan
kanker pada jaringan payudara
Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana
sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali
 Epidemiologi
Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika,
terdapat 212.920 kasus baru kanker payudara
pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria,
dengan 40.970 kasus kematian pada wanita dan
460 kasus kematian pada pria.
 Di Indonesia, secara nasional prevalensi penyakit
kanker payudara tahun 2013 pada semua umur
sebesar 1,4%.(1)
Etiologi

 Penyebab tumor payudara tampaknya


multifaktorial
 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita
dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk
berkembang menjadi kanker payudara
dibandingkan yang tidak memiliki beberapa
faktor risiko tersebut
Faktor Resiko
a. Umur
b. Riwayat kanker payudara
c. Riwayat Keluarga
d. Perubahan Genetik
e. Riwayat Reproduksi dan Menstruasi
f. Overweight atau Obese setelah menopause
g. Menurut American Society of Clinical Oncology (ASCO) hasil
studi terkini menunjukan bahwa satu dari lima perempuan
berkulit hitam yang didiagnosis menderita kanker payudara dan
diarahkan melalui konsultasi genetik punya setidaknya 18
mutasi gen yang diketahui meningkatkan risiko kanker.
Patofisiologi
 Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing
etiologi antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, riwayat
keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan
dapat menyebabkan kanker payudara
 Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker payudara antara lain(5) :
 Terdapat massa utuh kenyal, biasanya bentuknya tak beraturan d
an terfiksasi.
 Nyeri di daerah massa.

 Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam,


tarikan dan refraksi pada areola mammae.
 Edema dengan “peau d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)

 Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, ca


iran encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
Perbedaan tumor jinak dan ganas
Klasifikasi
1. Non invasive carcinoma
a. Ductal carcinoma in situ

Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraduct


al cancer, merujuk pada sel kanker yang telah
terbentuk dalam saluran dan belum menyebar
b. Lobular carcinoma in situ (LCIS)
Bermula dari kelenjar yang memproduksi air
susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding
lobulus
2. Invasive carcinoma
I. Paget’s disease dari papilla mammae
Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik
dari papilla mammae, dapat berupa lesi
bertangkai, ulserasi, atau halus
Patognomonis dari kanker ini adalah terdapatnya
sel besar pucat dan bervakuola (Paget's cells)
dalam deretan epitel
a. Adenocarcinoma with productive fibrosis
Kanker ini biasanya terdapat pada wanita
perimenopause atau postmenopause, sebagai
massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas
dan pada potongan meilntang, tampak
permukaannya membentuk konfigurasi bintang
di bagian tengah dengan garis berwarna putih
kapur atau kuning menyebar ke sekeliling
jaringan payudara
b. Medullary carcinoma
Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker
payudara, berkisar 4% dari seluruh kanker payudara
yang invasif dan merupakan kanker payudara herediter
yang berhubungan dengan BRCA-1
Karakterisitik mikroskopik dari medullary carcinoma
berupa (1) infiltrat limforetikular yang padat terutama
terdiri dari sel limfosit dan plasma; (2) inti pleomorfik
besar yang berdiferensiasi buruk dan mitosis aktif; (3)
pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal atau
tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar
c. Mucinous (colloid) carcinoma
Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merup
akan tipe khusus lain dari kanker payudara, sekit
ar 2% dari semua kanker payudara yang invasif,
biasanya muncul sebagai massa tumor yang besa
r dan ditemukan pada wanita yang lebih tua. Kar
ena komponen musinnya, sel-sel kanker ini dapa
t tidak terlihat pada pemeriksaan mikroskopik.
d. Papillary carcinoma
Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari
kanker payudara sekitar 2% dari semua kanker p
ayudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada w
anita dekade ketujuh dan sering menyerang wani
ta non kulit putih. Ukurannya kecil dan jarang m
encapai diameter 3 cm. Frekuensi metastasis ke
KGB aksila yang rendah dan 5- and 10-year surv
ival rate mirip mucinous dan tubular carcinoma.
e. Tubular carcinoma
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain d
ari kanker payudara sekitar 2% dari semua kanke
r payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pad
a wanita perimenopause dan pada periode awal
menopause. Long-term survival mendekati 100
%.
III. Invasive lobular carcinoma
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker pay
udara. Gambaran histopatologi meliputi sel-sel kecil de
ngan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan sedikit sito
plasma. Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi adan
ya musin dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan in
ti (signet-ring cell carcinoma). Seringnya multifokal, mul
tisentrik, dan bilateral.Karena pertumbuhannya yang ter
sembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.

IV. Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell,


apocrine)
Klasifikasi penyebaran TNM
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tis Karsinoma in situ dan penyakit paget pada
papila tanpa teraba tumor
To Tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 Tumor < 2 cm
T2 Tumor 2 – 5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
thoraks atau ke kulit dengan tanda udem, tukak, atau
peau d’orange
Nx Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No Tidak teraba kelenjar aksila
N1 Teraba kelenjar aksila homolateral
yang tidak melekat
N2 Teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat
satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
N3 Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Mx Tidak dapat ditentukan metastasis jauh


Mo Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh termasuk
ke kelenjar supraklavikuler
 Stadium klinis kanker payudara
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis kanker payudara di
perlukan(7) :
1. Pemeriksaan fisik meliputi anamnesa seperti
mengenai keluhan-keluhan, perjalanan penyakit,
keluhan tambahan, dan faktor-faktor.
Teknik pemeriksaan fisik sebagai berikut :
Posisi duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatu
h bebas kesamping dan pemeriksa berdiri di depan dala
m posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan p
ayudara kiri dan kanan, simetris / tidak; adakah kelainan
papilla, letak dan bentuknya, retraksi putting susu, kelai
nan kulit berupa peau d’orange, dimpling, ulserasi, atau
tanda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadan kedua l
engan di angkat ke atas untuk melihat apakah ada bayan
gan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adaka
h bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
Posisi berbaring
Sebaiknya dengan punggung diganjal dengan bantal, lak
ukan palpasi mulai dari cranial setinggi iga ke-2 sampai
distal setinggi iga ke-6, serta daerah subaerolar dan papil
la atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan p
enekanan daerah papilla untuk melihat apakah ada caira
n yang keluar. Tetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi
tumor berdasarkan
kuadrannya; ukuran, konsistensi, batas tegas / tidak; da
n mobilitas terhadap kulit, otot pektoralis, atau dinding
dada.
Pemeriksaan KGB regional di daerah :
a. Aksila
b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama

 Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya


metastasis yaitu hepar, lien,
Pemeriksaan penunjang
Mammografi
Suatu pemeriksaan soft tissue teknik. Adanya proses keganasan
akan memberi tanda-tanda primer dan sekunder.
Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya perbeda
an yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik dan adanya mikro
kalsifikasi.
Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit dan berta
mbahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan aerola adany
a bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibro glan
duler tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang ma
mmae dan adanya metastasis kekelenjar.
Mamografi ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara
palpasi tidak teraba jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan scre
ening.
Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan
lesi solid dan kistik.
Pemeriksaan lain seperti : thoraks foto, bone sca
nning / bone survey serta usg abdomen / liver
dilakukan untuk mencari jauhnya ekstensi tumor
atau metastasis.
3. Pemeriksaan histopatologis
Pemeriksaan ini merupakan diagnosis pasti
adanya kanker payudara. Bahan pemeriksaan
diambil dengan cara :
Eksisional biopsy, kemudian diperiksa PA. ini un
tuk kasus-kasus yang diperkirakan masih operab
el / stadium dini.
Insisional biopsy, cara ini untuk kasus-kasus gan
as yang sudah inoperable /lanjut.
FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy ).
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding kanker payudara(8) :
1. Fibroadenoma mammae ( FAM ), merupakan tumor
jinak payudara yang biasanya terdapat pada usia muda (
15 – 30 tahun ) , dengan konsistensi padat kenyal, batas
tegas, tidak nyeri dan mobile. Terapi pada tumor ini cuk
up dengan eksisi.
2. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar,
berbentuk bulat lonjong,berbatas tegas, mobile dengan
ukuran dapat mencapai 20- 30 cm. terapi tumor ini den
gan mastektomi simple.
3. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan ta
nda radang lengkap bahkan dapat berkembang
menjadi abses. Biasanya terdapat pada ibu yamg
sedang menyusui.
PENATALAKSANAAN
Dalam hal pengobatan yang perlu diketahui(9) :
1.Pengobatan pada stadium dini akan memberi harapan kese
mbuhan dan memberi harapan hidup yang baik.
2. Jenis – jenis pengobatan :
Pada stadium I , II , III awal ( stadium operable ), sifat
pengobatan adalah kuratif yaitu operasi radikal mastektom
i atau modified radikal mastektomi, terapi lainnya hanya b
ersifat adjuvant.
Stadium IIIA adalah mastektomi dengan radiasi dan sitost
atika adjuvant.
 Stadium IIIB dan IV, sifat pengobatan
nya adalah paliasi, yaitu terutama untuk
mengurangi penderitaan pasien dan me
mperbaiki kualitas hidup.
Untuk stadium IIIB pengobatan utama
adalah radiasi dan dapat diikuti oleh
modalitas lain yaitu hormonal terapi
dan sitostatika ( kemoterapi ).
 Hormonal terapi
Terapi ini semakin berkembang dengan ditemuk
annya hormone estrogen dan progesteron resept
or. Pada kanker payudara dengan estrogen resept
or dan progesteron reseptor yang positif respon
terapi hormonal sampai 77 %.
 Hormonal terapi merupakan terapi utama pada s
tadium IV disamping khemoterapi karena kedua-
keduanya merupakan terapi sistematik.
 Dibedakan 3 golongan penderita menurut status
menstruasi yaitu :
 Premenoupause.
Untuk premenopause terapi hormonal berupa te
rapi ablasi yaitu bilateral opharektomi.
 1 – 5 tahun menoupause.

Untuk 1 – 5 tahun menopause, jenis terapi horm


onal tergantung dari aktivitas efek estrogen. Efek
estrogen positif dilakukan terapi ablasi, efek estr
ogen negative dilakukan pemberian obat – obata
n anti estrogen.
 Postmenoupause.

Untuk postmenopause terapi hormonal berupa p


emberian obat anti estrogen.
 Kemoterapi.
Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat sel.
Terutama diberikan pada kanker payudara yang sudah
lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada
kanker payudara yang sudah dilakukan operasi mastekto
mi dengan adanya metastase bersifat terapi adjuvant.
Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis
pada organ tersebut.
Biasanya diberikan terapi kombinasi CMF
(C : Cyclophosphamide = endoxan ; M : methotrexate ;
F : 5-Fluorouracil)
Prognosis
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
1.Staging ( TNM )
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium I : 5 – 10 tahun 80 %
Stadium II: 60 %
Stadium III: 30 %
Stadium IV: 5 %
2.Jenis histopatologis keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis
yang baik dibandingkan dengan karsinoma
yang sudah invasive.
Komplikasi
 Komplikasi utama dari kanker payudara adalah
metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui
saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-
organ lain.
Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis.
Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru.
Pencegahan
 Pencegahan dapat dilakukan dengan cara(10) :
1.Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
2.Berikan ASI pada bayi. Memberikan ASI pada
bayi secara berkala akan mengurangi tingkat
hormone tersebut. Sedangkan kanker payudara
berkaitan dengan hormone estrogen.
3. Jika menemukan gumpalan / benjolan pada
payudara segera kedokter.
4.Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara
pada keluarga. Menurut penelitian 10 % dari
semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
5.Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian
menyebutkan alcohol meningkatkan estrogen.
6.Perhatikan BB, obesitas meningkatkan
risiko kanker payudara.
7.Olah raga teratur. Penelitian menunjuk
an bahwa semakin kurang berolahraga,
semakin tinggi tingkat estrogen dalam
tubuh.
8.Kurangi makanan berlemak. Gaya
hidup barat tertentu nampaknya dapat
meningkatkan risiko penyakit.
9.Usia >50 th lakukan screning payudara
secara teratur. 80% Kanker payudara
terjadi pada usia >50 th
10.Rileks / hindari stress berat.
Menurunkan tingkat stress akan meng
untungkan untuk semua kesehatan
secara menyeluruh termasuk risiko kan
ker payudara.
Daftar Pustaka
1. Pierce A, Grace, Neil R, Borley. At a Glance Ilmu Bedah. Ed 3.
Jakarta: Erlangga.2006.
2. Paulsen F. & J. Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia :
Anatomi Umum dan Muskuloskeletal .Jakarta : EGC.2013.
3. Aich, Ranen, Kant, et al. Relevance of Risk Factors of Breast
Cancer in Women : An Eastern Indian Scenario. 2016. Journal of
Cancer Research and Therapeutics.
4. Soetrisno E, 2010. Payudara. Dalam: Nasar IM, Himawan S,
Marwoto W. Buku ajar patologi II. Edisi ke–1. Jakarta: Sagung
Seto. hlm. 156–78.
5. Haryono SJ, Sukasah C, Swantari N, 2011. Payudara. Dalam:
Sjamsuhidayat R, De jong WD. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke–
3. Jakarta: EGC. hlm. 140–5.
6. Lakhani SR, Ellis IO, Schnitt SJ, Tan PH, Vanvijver MJ,
2012. WHO classification of tumours of the breast. 4th
ed. Lyon: IARC. hlm. 11–94.
7. Yu YH, Wei W, Li JL. 2012. Diagnostic value of fine–
needle aspiration biopsy for breast mass: a systematic
review and meta–analysis. BMC Cancer, 12(1):41
8. Gleadle J. 2007. Pemeriksaan Payudara. Dalam: At a
Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:
Erlangga.
9. Roche H, Vahdat LT. 2010. Treatment of Metastatic
Breast Cancer: Second Line and Beyond. Annals Oncol.
22(5):1000–1010.
10. Rasjidi I, Hartanto A. 2009. Kanker Payudara. Dalam:
Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai