Anda di halaman 1dari 43

TIVA (TOTAL INTRAVENOUS

ANESTHESIA) PADA PASIEN YANG


AKAN DILAKUKAN KURETASE

Pembimbing :
Dr. Susi Handayani Sp.AN., MARS.

Disusun oleh :
Ikrima Kamillah
712017023
PENDAHULUAN
Kuretase

Nyeri: dilatasi serviks, ransangan ostium uteri interna serviks,


mobilisasi rahim, gesekan dinding rahim, reaksi kontraksi otot rahim

Anestesi : tanpa rasa (without sensation) tetapi bersifat sementara dan


dapat kembali kepada keadaan semula
PENDAHULUAN
paraservikal
maupun TIVA
TIVA
intraservical

21.3-50% pasien Obat anestesi intravena adalah


mengeluhkan nyeri hebat obat anestesi yang diberikan
pada saat kuretase
melalui jalur intravena
berlangsung.
Pemilihan teknik anestesi merupakan hal yang sangat penting,
membutuhkan pertimbangan yang sangat matang

Prosedur yang singkat memerlukan


Prosedur
teknikyang singkatyang
anestesi ini memerlukan
dapat teknik
anestesi yang dapat menghasilkan waktu pulih
menghasilkan
yang waktutingkat
singkat tetapi dengan pulihsedasi
yang dan
singkat analgesi yang adekuat
tetapi dengan tingkat sedasi
dan analgesi yang adekuat

TIVA
DEFINISI

 Total anestesi intra vena (TIVA) merupakan


suatu teknik pembiusan dengan memasukkan
obat langsung ke dalam pembuluh darah, tanpa
penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O.
INDIKASI ANESTESI INTRAVENA
 Obat induksi anesthesia umum
 Obat tunggal untuk anestesi pembedahan
singkat
 Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat

 Obat tambahan anestesi regional


KONTRAINDIKASI

Tidak ada kontra indikasi absolut. Pemilihan obat


disesuaikan dengan penyakit yang diderita pasien.
OBAT YANG DIGUNAKAN DI INDONESIA
 Tiopenton
 Diazepam

 Dehidrobenzoperidol

 Fentanil

 Ketamin

 Propofol.
CARA PEMBERIAN
 Sebagai obat tunggal :
 Induksi anestesi
 Operasi singkat: cabut gigi
 Suntikan berulang :
 Sesuai kebutuhan : curetase
 Diteteskan lewat infus :
Menambah kekuatan anestesi
Kelebihan TIVA:
 Kombinasi obat-obat intravena secara terpisah
dapat di titrasi dalam dosis yang lebih akurat
sesuai yang dibutuhkan.
 Tidak menganggu jalan nafas dan pernafasan
pasien terutama pada operasi sekitar jalan nafas
atau paru-paru.
 Anestesi yang mudah dan tidak memerlukan
alat-alat atau mesin yang khusus.
REES DAN GRAY MEMBAGI ANESTESI
MENJADI 3 (TIGA) KOMPONEN YAITU :

TRIAS ANESTESI
 Hipnotika : pasien kehilangan kesadaran

 Anestesia : pasien bebas nyeri

 Relaksasi : pasien mengalami kelumpuhan otot


rangka
PREMEDIKASI
 pemberian obat sebelum anestesi.
 berdasar atas keadaan psikis dan fisiologis
TUJUAN :
 Memberikan rasa nyaman bagi pasien, misal:
diazepam.
 Menghilangkan rasa khawatir, misalnya:
diazepam
 Membuat amnesia, misal: diazepam, midazolam

 Memberikan analgesia, misal: fentanyl, pethidin


 Mencegah muntah, misal: droperidol,
ondansentron
 Memperlancar induksi, misal: pethidin

 Mengurangi jumlah obat-obat anesthesia, misal


pethidin
 Menekan reflek-reflek yang tidak diinginkan,
misal: tracurium, sulfas atropin.
 Mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas,
misal: sulfas atropin dan hiosin.
INDUKSI

 Merupakan tindakan untuk membuat pasien


dari sadar menjadi tidak sadar

 Induksi intravena : Tiopental, Propofol, Ketamin,


Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil)
 Induksi intramuscular : ketamin

 Induksi inhalasi : N2O, Halotan, Enfluran,


Isofluran, Desfluran, Sevofluran
 Induksi per rectal : thiopental atau midazolam.

 Induksi mencuri
IDENTITAS

 Nama : Ny. D
 TTL / Usia : 24 Oktober 1993/ 24 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Jl.KH. Wahid Hasyim Lrg.
Syuhada, Palembang.
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 No. MR : 53.24.31
 MRS : 15 Juli 2018, pukul 17.00 WIB
 Tindakan Operatif : 16 Juli 2018, pukul 09.30
WIB
Keluhan Utama
 Keluar darah pervaginam sejak bulan maret
2018

Keluhan Tambahan
 Sudah dikuret tanggal 29 Juni 2018, tetapi
masih keluar darah pervaginam.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan keluar darah
pervaginam sejak bulan maret 2018. Sudah
dikuret bulan lalu tanggal 29 Juni 2018. Setelah
kuret masih keluar darah dan diberi obat untuk
mengeluarkan sisa kehamilan namun setelah
kontrol lagi dan diperiksa USG dikatakan masih
ada sisa kehamilan.
Riwayat Persalinan
 G1 : 2017/laki-laki/SC/2.900
 Janin tunggal hidup, presentasi kepala.

 2018/Blighted ovum.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat asma disangkal.
 Riwayat hipertensi disangkal.

 Riwayat diabetes melitus disangkal.

 Riwayat penyakit jantung disangkal.

 Riwayat penyakit ginjal disangkal.

 Riwayat alergi obat disangkal.


Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat keluhan yang sama disangkal
 Riwayat asma disangkal.

 Riwayat hipertensi disangkal.

 Riwayat diabetes melitus disangkal.

 Riwayat penyakit jantung disangkal.

 Riwayat penyakit ginjal disangkal.

 Riwayat alergi obat dan makanan disangkal


Riwayat Pembedahan
 operasi sectio caesaria pada saat melahirkan
anak pertama. Pernah kuret pada tanggal 29
juni 2018.
Pemeriksaan Fisik (16 Juli 2018)

 .Keadaan umum
 Kesadaran : compos mentis
 Vital sign

Tekanan darah : 120/80 mmHg


Frekuensi Nadi : 80x/m, regular, isi dan
tegangan cukup
Frekuensi nafas : 20 x/menit, regular,
torakoabdominal
Suhu : 36,50C
 Tinggi Badan : 161 cm
 Berat Badan : 64 kg

PRIMARY SURVEY
Airway
 Clear, tidak ada sumbatan jalan nafas.

 Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas


tambahan.
Breathing
 Respiratory Rate (RR) : 20 kali/menit.

 Suara napas vesikuler

 Tidak ada retraksi iga

 Tidak ada penggunaan otot-otot bantu


pernapasan
Circulation
 Akral hangat, tidak pucat, kering.

 Heart Rate (HR) 80 kali/menit, tegangan volume


kuat dan cepat.
 Capillarity refill time (CRT) < 2 detik

 Tekanan darah : 120/80 mmHg.

 Konjungtiva tidak anemis.

Disability : GCS 15 (E: 4 V: 5 M: 6).


STATUS GENERALIS
 Kepala :Normocephal, distribusi rambut merata
 Mata :Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

 Hidung:Nafas cuping hidung (-), perdarahan (-),


lendir (-)
 Mulut:Malampati II, mukosa lembab, sianosis (-),
faring hiperemis (-), gigi palsu (-), gigi goyang
(-), buka mulut maksimal (>3 cm)
 Telinga:Serumen (-), membran tymphani intact
 Leher:Tampak simetris, deviasi trakea (-), pem
KGB (-)
 Paru:Suara napas vesikuler, ronki-/-, whezzing -/-

 Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 normal.


 Abdomen : Datar, bising usus normal, supel,
hepar dan lien tidak teraba, tympani pada
seluruh kuadran.
 Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema,
ptekie (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Hasil Nilai Rujukan


Pemeriksaan
Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin 12,8 12-16 g/dl

Leukosit 6900 4800- 10800 /ul

Trombosit 30000 150000- 400000 /ul

Gol. Darah B+
 Pemeriksaan USG (28 Juni 2018) :

Blighted ovum

 DIAGNOSIS
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, maka:
 Diagnosis Klinis : 28 minggu blighted
ovum
 Diagnosis Anestesi : ASA I, mallampati II
TATALAKSANA
 Rencana Operasi : Kuretase
 Rencana Anestesi : General Anesthesia,
Total Intravenous Anesthesia.
 ASA :I
Penyulit Praanestesi
 Tidak ada.

 Teknik Anestesi
 General Anestesi, Total Intravenous Anesthesia

 Posisi Pasien
 Lithotomi
Premedikasi
 Ondansentron 4 mg (i.v)

Sedasi
 Midazolam 1 amp (i.v)

Induksi
 Induksi dimulai pukul 09.30 WIB.
 Intravena : Fentanyl, Propofol.
LAPORAN ANESTESI
 Diagnosis Pra operasi
blighted ovum

Obat Tambahan
 As. Tranexamat 2 amp (i.v)

 Oksitosin 2 amp drip dalam RL 500 ml

Oksigenasi
 Nasal kanul 3 L
OBSERVASI TANDA VITAL
Pukul Tekanan Nadi SpO2 Cairan
Darah Infus

09.30 110/70 73 100 RL

09.45 120/80 70 100 RL

10.00 120/80 75 100 RL

10.15 120/80 79 100 RL


Post Operasi
Di Ruang Pemulihan
Jam Masuk 10.20 WIB
 Jalan Napas : clear
 Pernafasan : spontan, adekuat bersuara
 Kesadaran : sadar betul
 Skor ALDRETTE : 10
 Aktivitas :2
 Sirkulasi :2
 Pernafasan :2
 Kesadaran :2
 WarnaKulit :2
Pukul
10.20 10.30 10.40 10.50

TD
110/70 120/70 120/80 120/80

Nadi
82x/m 86x/m 80x/m 81x/m

RR
20x/m 18x/m 20x/m 20x/m

Cairan
RL RL RL RL
PEMBAHASAN
 Pada kasus ini, seorang wanita usia 24 tahun
dengan diagnosis blighted ovum, status ASA I dan
mallampati II  dilakukan tindakan kuretasei
melalui general anestesi dengan TIVA.

 Status American Society of Anasthesiologist (ASA


I) menunjukkan bahwa pasien normal, sehat fisik
dan mental.
 mallampati II menunjukkan bahwa pada pasien
tampak platum molle, uvula dan dinding posterior
uvula
 Pasien memasuki ruang operasi, diposisikan
lithotomi, dilakukan pemasangan monitoring
tekanan darah, nadi dan saturasi oksigen

 premedikasi berupa ondansetrone 4 mg IV


 fentanyl

 Induksi :Propovol
DURANTE OPERASI
 Pada pasien ini dilakukan teknik General
Anestesi (GA) dengan TIVA.
 TIVA adalah teknik anestesi umum dengan
hanya menggunakan obat-obat anestesi yang
dimasukkan lewat jalur intravena tanpa
penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O
KESIMPULAN

 Kesimpulan pada laporan kasus ini adalah


seorang wanita usia 24 tahun dengan diagnosis
blighted ovum, status ASA I dan mallampati II,
dilakukan tindakan kuretasei melalui general
anestesi dengan TIVA.
 TIVA merupakan teknik anestesi umum dengan
hanya menggunakan obat-obat anestesi yang
dimasukkan lewat jalur intravena. tanpa
penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O.

 Prosedur yang singkat memerlukan teknik anestesi yang


dapat menghasilkan waktu pulih yang singkat tetapi
dengan tingkat sedasi dan analgesi yang adekuat 
TIVA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai