Beberapa jam menjelang aksi 212, Polri menangkap sepuluh orang dengan tuduhan penghinaan presiden, makar, dan menyebarkan berita bohong yang diduga akan memanfaatkan momentum aksi 2 desember atau aksi 212. Mereka adalah Ahmad Dhani, Kivlan Zein, Adit yawarman, Eko, Firza Huzein, Rachmawati soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Jamran, dan Rizal Kobar. Sepuluh orang itu ditangkap di beberapa tempat yang berbeda. Ada yang ditangkap di hotel, ada pula yang diamankan dari rumahnya sendiri. Selanjutnya, mereka diperiksa di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Dugaan makar itu disulut surat yang ditunjukan kepada MPR. Isi surat itu meminta MPR untuk menggelar sidang istimewa dengan agenda menyatakan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 asli, mencabut mandat presiden dan wakil presiden, serta mengangkat presiden yang baru. Karopenmas Mabes Polri Kombes Rikwanto mengatakan bahwa penyidik masih mendalami kasus tersebut . Yang pasti, surat itu sudah lama beredar di media sosial. Menurut Rikwanto, delapan nama Penyebabnya
Ketidakpuasan terhadap kinerja
pemerintah
Merasa didhalimi oleh pemerintah atau
karena merasa dikalahkan dalam berpolitik. Solusi Diadili sesuai dengan Undang- Undang yang berlaku di Indonesia, agar menimbulkan efek jera bagi pelakunnya dan supaya tidak menimbulkan massa yang banyak, yang akan memecah belah persatuan indonesia Kesimpulan
Kasus ini mengenai makar atau pengambilalihan
kekuasaan pemerintahan dengan surat yang ditunjukan kepada MPR. untuk menggelar sidang istimewa dengan agenda menyatakan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 asli, mencabut mandat presiden dan wakil presiden, serta mengangkat presiden yang baru, yang menginginkan perubahan cepat pada pemerintahan Pesan Moral
Sebaiknya kita menjaga persatuan
bangsa, bukannya memecah belah persatuan NKRI dan mentaati peraturan negara dan Undang-Undang. Daftar Pustaka