Disusun oleh :
Karina Antoinette Mastitianing
1765050075
KEPANITERAAN ILMU KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 25 FEBRUARI – 30 MARET 2019
RSUD PASAR MINGGU
JAKARTA
Pokok Bahasan
Abstrak
BAB I: Pendahuluan
Latar
◦ Populasi remaja
◦ Polycistic ovarian syndrome
Tujuan
yang dilaporkan oleh uji klinis
terkontrol (controlled clinical trials)
◦ Membahas mengenai poin konseling
yang penting bagi pasien sebelum
dilakukan terapi hormon
◦ Pencarian Database PubMed
menggunakan istilah pencarian berikut:
kontraseptif, terapi hormon,
spironolactone, flutamide, dan
penanganan akne.
◦ Penelitian terhadap manusia yang
diterbitkan setelah tanggal 1 Januari
Metode 2000.
◦ Total sebanyak 236 hasil, dan disaring
secara manual untuk mengeliminasi
bahasan yang tidak memiliki
keterkaitan, dan yang diterbitkan dalam
bahasa selain bahasa Inggris, dan
menghasilkan 36 penelitian yang terkait.
Inhibitor sintesis androgen
• Estrogen
Tipe • Turunan progresteron
Hormon • Spironolactone
• Flutamide
• cyprotorene acetate
• progestin
Estrogen (Efek anti androgen -> aksi
estrogen)
• sintesis hormone seks di liver, mengikat globulin
dan androgen -> kadar testosterone bebas
Combined menurun
• Hambat 5-alfa reductase -> konversi testosterone
Oral – dehidrotestosterone X
• Sifat androgenic
• Generasi ketiga atau selanjutnya lebih menjadi
pilihan
FDA:
Konseling ◦ Kanker
◦ Peningkatan resiko kanker payudara (hingga 10 tahun
Manfaat dan
◦ Penurunan resiko kanker endometrium dan ovarium
◦ Resiko lain
Kontraindikasi
◦ Peningkatan berat badan
◦ Siklus haid tidak teratur
◦ Mual
◦ Nyeri payudara
◦ Interaksi obat
Konseling Kontraindikasi
Pasien: ◦ Faktor resiko kardiovasular
Hipertensi berat
Resiko,
◦
◦ Riwayat stoke
Manfaat
◦ Infark miokardium
◦ Kebiasaan merokok
dan
◦ Riwayat migrain fokal
◦ Riwayat kanker payudara
Kontraindik
◦ Jaundice kolestatik saat kehamilan
◦ Diabetes dan komplikasinya
asi
◦ Imobilisasi berkepanjangan post pembedahan
Spironolactone
◦ Obat diuretic, dipakai pada penderita gagal jantung
kongestif
◦ Dosis tinggi -> efek anti androgen -> inhibisi p450, inhibisi
5-alfa reductase, peningkatan sintesis globulin pada liver
◦ Dosis umum: 50-200mg/hari
◦ Dosis terapi akne vulgaris: 100-200mg/hari
◦ Pemantuan kadar potassium
◦ Penelitian
◦ Di Jepang (64 pasien wanita) 50% respon baik
◦ Yemisci dkk: 85% pemulihan signifikan
Spironolactone
◦ Tidak disetujui FDA
◦ Tetap dipakai:
◦ Pasien kontraindikasi COC
◦ Pengidap hipertensi
◦ Keterbatasan biaya
◦ Kontraindikasi:
◦ Insufisiensi ginjal
◦ Hyperkalemia
◦ Kehamilan
◦ perdarahan uterus abnormal
Spironolactone
◦ Efek samping:
◦ Haid tidak teratur
◦ Nyeri payudara
◦ Lelah
◦ Sakit kepala
◦ Efek trombotik
Flutamide
◦ Penanganan diabetes
◦ Penanganan akne pada penderita Sindrom
ovarium polikistik (PCOS)
◦ Produksi sebum berhubungan dengan IGF-1
◦ Metformin meningkatkan sensitivitas insulin dan
menurunkan kadar IGF-1
Kesimpulan (1)
◦ Terapi hormone menjadi pilihan aman dan efektif pada akne vulgaris wanita
◦ Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam efikasi COC dengan formulasi yang
berbeda
◦ Kekurangan jurnal ini kurang yaitu tidak dapat membandingkan penelitian-penelitian
karena banyak yang menggunakan tolak ukur yang berbeda
◦ Efek samping paling umum COC dosis rendah yaitu sakit kepala, haid tidak teratur,
mual, nyeri payudara
Kesimpulan (2)
◦ Tingkat keamanan COC baik, namun memiliki resiko kardiovaskular dan berhubungan
dengan factor resiko yang dapat dimodifikasi
◦ COC dapat membantu pemulihan jerawat seiring berjalan waktu, berkisar antara 3 – 6
bulan.
◦ Spironolactone opsi efektif dan aman dan dapat dikombinasikan dengan penggunaan
OCP
◦ Terapi androgen merupakan opsi aman dan efektif untuk akne vulgaris wanita, namun
dengan pertimbangan individu pasien.