Anda di halaman 1dari 28

TINJAUAN TERAPI BERBASIS

HORMON DALAM TERAPI AKNE


VULGARIS PADA WANITA
Pembimbing :
dr. Reni Fajarwati, Sp.KK

Disusun oleh :
Karina Antoinette Mastitianing
1765050075
KEPANITERAAN ILMU KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 25 FEBRUARI – 30 MARET 2019
RSUD PASAR MINGGU
JAKARTA
Pokok Bahasan
Abstrak

BAB I: Pendahuluan

BAB II: Isi

BAB III: Kesimpulan


Abstrak
◦ Terapi-terapi yang berbasis hormon mencakup kombinasi obat-obatan kontraseptif oral
dengan spironolakton – dianggap sebagai terapi yang efektif untuk menangani jerawat wanita
dewasa.
◦ Jurnal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan singkat yang komprehensif mengenai tipe-
tipe terapi hormon, tingkat efikasi dan profil keamanan dari terapi tersebut.
◦ Dilakukan pencarian sistematis menggunakan Database PubMed, dan didapatkan 36
penelitian terkait untuk disertakan di dalam tinjauan ini.
◦ Saat ini, tidak tedapat perbedaan yang konsisten dalam hal efikasi antar formulasi pada
kontraseptif oral kombinasi. Mengenai resiko, pengguna pil KB mengalami peningkatan resiko
akan tromboembolisme vena. Sedangkan resiko terjadinya kanker payudara masih tumpang
tindih.
◦ Obat pil KB oral dan spironolactone terkombinasi merupakan terapi yang aman dan efektif
untuk menangani akne pada wanita.
◦ Akne persisten -> 12-22% wanita US

Latar
◦ Populasi remaja
◦ Polycistic ovarian syndrome

belakang ◦ Terapi antibiotik sistemik -> 80%


gagal, isotretinoin -> 30% kambuh
◦ Hormon Androgen
◦ Tinjauan umum terapi yang tersedia
(tingkat efikasinya, resikonya, efek
sampingnya, dan kontraindikasinya)

Tujuan
yang dilaporkan oleh uji klinis
terkontrol (controlled clinical trials)
◦ Membahas mengenai poin konseling
yang penting bagi pasien sebelum
dilakukan terapi hormon
◦ Pencarian Database PubMed
menggunakan istilah pencarian berikut:
kontraseptif, terapi hormon,
spironolactone, flutamide, dan
penanganan akne.
◦ Penelitian terhadap manusia yang
diterbitkan setelah tanggal 1 Januari
Metode 2000.
◦ Total sebanyak 236 hasil, dan disaring
secara manual untuk mengeliminasi
bahasan yang tidak memiliki
keterkaitan, dan yang diterbitkan dalam
bahasa selain bahasa Inggris, dan
menghasilkan 36 penelitian yang terkait.
Inhibitor sintesis androgen

• Estrogen
Tipe • Turunan progresteron

Terapi Antagonis reseptor androgen

Hormon • Spironolactone
• Flutamide
• cyprotorene acetate
• progestin
Estrogen (Efek anti androgen -> aksi
estrogen)
• sintesis hormone seks di liver, mengikat globulin
dan androgen -> kadar testosterone bebas
Combined menurun
• Hambat 5-alfa reductase -> konversi testosterone
Oral – dehidrotestosterone X

Contraceptive • Negative feedback gonadotropin -> leutenizing


hormone
(COC) (1)
Progestrin

• Sifat androgenic
• Generasi ketiga atau selanjutnya lebih menjadi
pilihan
FDA:

• Ortho Tri-Cyclen (kombinasi etinil estradiol dan norgestimat


[EE])
• Estrostep (kombinasi noretindrone asetat dan EE)
• Yaz (kombinasi drospirenone dan EE )
Combined Oral
Efek samping terparah
Contraceptive
(COC) (2) • Depresi klinik
• Kista ovarium

Efikasi desogestrel < Levonergestrel

Efikasi chlormadinon asetat(CMA) >


levenogestrel
Tabel 1 (1)

M.K. Trivedi et al. / International Journal of Women's Dermatology 3 (2017) 44–52


Tabel 1 (2)

M.K. Trivedi et al. / International Journal of Women's Dermatology 3 (2017) 44–52


Tabel 1 (3)

M.K. Trivedi et al. / International Journal of Women's Dermatology 3 (2017) 44–52


Tabel
2 (1)

M.K. Trivedi et al. / International Journal of Women's Dermatology 3 (2017) 44–52


Tabel
2 (2)

M.K. Trivedi et al. / International Journal of Women's Dermatology 3 (2017) 44–52


◦ Resiko
◦ Kardiovaskular
◦ Thrombosis Vena 3.4/10.000 wanita pengkonsumsi COC

Konseling ◦ Kanker
◦ Peningkatan resiko kanker payudara (hingga 10 tahun

Pasien: Resiko, penghentian obat)


◦ Hasil berbagai penelitian tidak konsisten

Manfaat dan
◦ Penurunan resiko kanker endometrium dan ovarium
◦ Resiko lain

Kontraindikasi
◦ Peningkatan berat badan
◦ Siklus haid tidak teratur
◦ Mual
◦ Nyeri payudara
◦ Interaksi obat
Konseling Kontraindikasi
Pasien: ◦ Faktor resiko kardiovasular
Hipertensi berat
Resiko,

◦ Riwayat stoke

Manfaat
◦ Infark miokardium
◦ Kebiasaan merokok

dan
◦ Riwayat migrain fokal
◦ Riwayat kanker payudara

Kontraindik
◦ Jaundice kolestatik saat kehamilan
◦ Diabetes dan komplikasinya

asi
◦ Imobilisasi berkepanjangan post pembedahan
Spironolactone
◦ Obat diuretic, dipakai pada penderita gagal jantung
kongestif
◦ Dosis tinggi -> efek anti androgen -> inhibisi p450, inhibisi
5-alfa reductase, peningkatan sintesis globulin pada liver
◦ Dosis umum: 50-200mg/hari
◦ Dosis terapi akne vulgaris: 100-200mg/hari
◦ Pemantuan kadar potassium
◦ Penelitian
◦ Di Jepang (64 pasien wanita) 50% respon baik
◦ Yemisci dkk: 85% pemulihan signifikan
Spironolactone
◦ Tidak disetujui FDA
◦ Tetap dipakai:
◦ Pasien kontraindikasi COC
◦ Pengidap hipertensi
◦ Keterbatasan biaya
◦ Kontraindikasi:
◦ Insufisiensi ginjal
◦ Hyperkalemia
◦ Kehamilan
◦ perdarahan uterus abnormal
Spironolactone

◦ Efek samping:
◦ Haid tidak teratur
◦ Nyeri payudara
◦ Lelah
◦ Sakit kepala
◦ Efek trombotik
Flutamide

◦ Antagonis reseptor androgen selektif


◦ Kemoterapeutik berbasis horman pada kanker
prostat
◦ Efikasi flutamide dan COC (EE + cyproterone
acetate) sama
◦ Penelitian paradise dkk flutamode dosis rendah
6 tahun: 97% baik
◦ Efek hepatotoksik
Metformin

◦ Penanganan diabetes
◦ Penanganan akne pada penderita Sindrom
ovarium polikistik (PCOS)
◦ Produksi sebum berhubungan dengan IGF-1
◦ Metformin meningkatkan sensitivitas insulin dan
menurunkan kadar IGF-1
Kesimpulan (1)
◦ Terapi hormone menjadi pilihan aman dan efektif pada akne vulgaris wanita
◦ Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam efikasi COC dengan formulasi yang
berbeda
◦ Kekurangan jurnal ini kurang yaitu tidak dapat membandingkan penelitian-penelitian
karena banyak yang menggunakan tolak ukur yang berbeda
◦ Efek samping paling umum COC dosis rendah yaitu sakit kepala, haid tidak teratur,
mual, nyeri payudara
Kesimpulan (2)
◦ Tingkat keamanan COC baik, namun memiliki resiko kardiovaskular dan berhubungan
dengan factor resiko yang dapat dimodifikasi
◦ COC dapat membantu pemulihan jerawat seiring berjalan waktu, berkisar antara 3 – 6
bulan.
◦ Spironolactone opsi efektif dan aman dan dapat dikombinasikan dengan penggunaan
OCP
◦ Terapi androgen merupakan opsi aman dan efektif untuk akne vulgaris wanita, namun
dengan pertimbangan individu pasien.

Anda mungkin juga menyukai