Beras merupakan salah satu komoditi utama dan bahan
pokok yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, tapi dalam pengolahannya terjadi banyak kesalahan terutama di Negara berkembang. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut dengan penambahan micronutrient pada beras. Dari hasil penelitian, hasil fortifikasi beras mengandung 38,52 -59,91 mg/L iodium, 0.92-1.79 mg/L vitamin A dan 48.39 mg/L besi. Indonesia mengalami kekurangan 3 micronutrient yaitu, kekurangan iodium, kekurangan besi dan kekurangan vitamin A. Akibatnya 31% anak-anak kekurangan gizi yang menyebabkan ketidakmampuan belajar dengan baik dan terjadi retardasi. Penanggulangan : Fortifikasi pangan khususnya beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia. Tujuanfotifikasi : Untuk meningkatkan konsumsi nutrisi dan meningkatkan status gizi manusia. Masalah utama fortifikasi : Proses pengolahan dan penyimpanan karena zat fortifikan tidak tahan lama. Solusi : Dilakukan teknik mikroenkapsulasi untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang merugikan seperti suhu tinggi, kelembaban, cahaya dan reaksi kimia lainnya. Bahan yang digunakan : Offrice (IR – 64 ) Kalium iodide Kalium iodat Besi fumarat Vitamin A ( 1% Pati , asam fosfat , asetonitril dikloro metana dan methanol) Penentuan kadar zat fortifikan : 1.Penentukan kadar vitamin A : HPLC 2. Penentuan kadar iodium : spektrometri uv fis 3. Penentuan kadar zat Besi : spektrofotometri 1. fortifikan Iodium : Kandungan fortifikan iodium mengalami penurununan saat pencucian sekitar 60% ,namnun kandungan fortifikan iodium dalam beras masih terkandung sebesar 10-30 % Pada saat pemasakan terjadi kehilangan mikronutrien kembali sebesar 80% Teknik mikroenkapsulasi mampu menjaga stabilitas KIO3 sebesar 10- 30 %. 2. Fortifikasi Besi
Fortifikasi beras dengan metode coating mudah terdegradasi
saat pencucian dan proses pemasakan . Penyebab lain dari penurunanan mikronutrien zat besi yaitu adanya lapisan asam fitat pada bagian luar beras. Dengan metode enkapsulasi adanya pelapis berupa dinding kapsul berfungsi sebagai pelindung mikronutrien pada beras. 3. Fortifikasi Vitamin A
Vitamin A mudah teroksidasi dan sedikit stabil pada suhu
panas dengan kondisi vakum tanpa cahaya . Kehadiran logam dapat juga mempercepat proses oksidasi pada vitamin A. Dengan adanya zat besi dan vitamin A pada beras dapat meningkatkan pemanfaatan zat besi dan vitamin A dalam tubuh. Mikronutrien pada beras dapat mengalami kerusakan pada beberapa tahap pengolahan seperti pada saat pencucian dan pemasakan. Meskipun mengalami penurunan saat pengolahan fortikasikasi zat micronutrient masih memenuhi kebutuhan asupan mikronutrien harian sesuai dengan standar Departemen kesehatan Indonesia dan WHO.