Anda di halaman 1dari 8

KELOMPO 4 / KELAS BP2

ANJASMARA DWI NUGRAHA – J3E117077


RIKA SYARIFAH FAJRIN – J3E117093
MEUTHIA SYAH - J3E217166
ABSTRAK

Beras merupakan salah satu komoditi utama dan bahan


pokok yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, tapi
dalam pengolahannya terjadi banyak kesalahan terutama di
Negara berkembang. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan
untuk menanggulangi masalah tersebut dengan
penambahan micronutrient pada beras. Dari hasil
penelitian, hasil fortifikasi beras mengandung 38,52 -59,91
mg/L iodium, 0.92-1.79 mg/L vitamin A dan 48.39 mg/L besi.
 Indonesia mengalami kekurangan 3 micronutrient yaitu, kekurangan
iodium, kekurangan besi dan kekurangan vitamin A. Akibatnya 31%
anak-anak kekurangan gizi yang menyebabkan ketidakmampuan
belajar dengan baik dan terjadi retardasi.
 Penanggulangan : Fortifikasi pangan khususnya beras sebagai bahan
pangan pokok masyarakat Indonesia.
 Tujuanfotifikasi : Untuk meningkatkan konsumsi nutrisi dan
meningkatkan status gizi manusia.
 Masalah utama fortifikasi : Proses pengolahan dan penyimpanan
karena zat fortifikan tidak tahan lama.
 Solusi : Dilakukan teknik mikroenkapsulasi untuk memberikan
perlindungan terhadap lingkungan yang merugikan seperti suhu
tinggi, kelembaban, cahaya dan reaksi kimia lainnya.
Bahan yang digunakan :
 Offrice (IR – 64 )
 Kalium iodide
 Kalium iodat
 Besi fumarat
 Vitamin A ( 1% Pati , asam fosfat , asetonitril dikloro metana dan
methanol)
Penentuan kadar zat fortifikan :
1.Penentukan kadar vitamin A : HPLC
2. Penentuan kadar iodium : spektrometri uv fis
3. Penentuan kadar zat Besi : spektrofotometri
1. fortifikan Iodium :
 Kandungan fortifikan iodium mengalami penurununan saat
pencucian sekitar 60% ,namnun kandungan fortifikan iodium
dalam beras masih terkandung sebesar 10-30 %
 Pada saat pemasakan terjadi kehilangan mikronutrien
kembali sebesar 80%
 Teknik mikroenkapsulasi mampu menjaga stabilitas KIO3
sebesar 10- 30 %.
2. Fortifikasi Besi

 Fortifikasi beras dengan metode coating mudah terdegradasi


saat pencucian dan proses pemasakan .
 Penyebab lain dari penurunanan mikronutrien zat besi yaitu
adanya lapisan asam fitat pada bagian luar beras.
 Dengan metode enkapsulasi adanya pelapis berupa dinding
kapsul berfungsi sebagai pelindung mikronutrien pada beras.
3. Fortifikasi Vitamin A

 Vitamin A mudah teroksidasi dan sedikit stabil pada suhu


panas dengan kondisi vakum tanpa cahaya .
 Kehadiran logam dapat juga mempercepat proses oksidasi
pada vitamin A.
 Dengan adanya zat besi dan vitamin A pada beras dapat
meningkatkan pemanfaatan zat besi dan vitamin A dalam
tubuh.
Mikronutrien pada beras dapat mengalami kerusakan pada beberapa
tahap pengolahan seperti pada saat pencucian dan pemasakan.
Meskipun mengalami penurunan saat pengolahan fortikasikasi zat
micronutrient masih memenuhi kebutuhan asupan mikronutrien harian
sesuai dengan standar Departemen kesehatan Indonesia dan WHO.

Anda mungkin juga menyukai