1.2 Tujuan
Mengidentifikasi dan melaporkan hasil inspeksi pangan industri rumah tangga
berdasarkan inspeksi yang dilakukan di industri rumah tangga “Pudding and Cake”
BAB II. PEMBAHASAN
Sinta Febriana
Pemilik Pemilik
- -
Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja
Industri “Pudding & Cake” memiliki struktur organisasi terdiri atas pemilik, pegawai di
bagian pengolahan, bagian pelayanan serta bagian pendistribusian. Pemilik ikut memantau
jalannya usaha ini. Bapak yang merupakan pemilik industri merangkap ke bagian
pengembangan produk dan pemasaran kepada konsumen atau outlet-outlet yang bekerja sama.
Sedangkan Sinta Febriana yang merupakan istri dari Bapak merangkap ke bagian
pengembangan produk dan penyediaan bahan baku. Saat ini “KK PUDDING AND CAKE”
memiliki pekerja sebanyak enam(6) orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Oleh karena
itu, industri ini pun masih membutuhkan tenaga kerja lebih agar dapat mengefisiensikan proses
dan waktu bekerja.
sanitasi pekerja
1.Mixer whippy cream dan susu sampai kaku, (-/+ 3 menit), lalu
ditambahkan keju
11
12 Lt. 2 9
10
7
8
6 5 3
4
2 1
13
Keterangan:
Klausul 3 : Lantai, dinding, dan langit-langit, tidak terawat, kotor, berdebu, atau berlendir
Lantai merupakan permukaan datar dan merupakan permukaan dasar dari ruang dalam,
merupakan bidang alas sebagai tumpuan fisik dan merupakan alas visual bentuk bangunan
(Ambarwati, 2010). Lantai dan dinding pada ruang produksi, area ruang depan, kasir, dan tempat
makan dapat dinilai sudah cukup terawat dan tidak kotor. Lantai yang kotor banyak ditemukan
pada sela-sela alat yang besar dan jarang dipindahkan seperti antar mixer, sekitar sela-sela oven
dan celah pada proofer. Sementara pada langit-langit, terdapat sedikit kerusakan dan sedikit
rapuh sehingga jika dilihat dari jauh tampak seperti berdebu atau terdapat sarang laba-laba.
Klausul 4 : Ventilasi, pintu, dan jendela tidak terawat, kotor, dan berdebu
Ventilasi pada ruang produksi hanya ada terdapat jumlah sedikit namun mudah dijangkau
sehingga selalu terlihat dan sering dibersihkan. Selain itu ruang produksi dinilai cukup terbuka
dengan ditambahkan kaca tembus pandang yang digunakan untuk calon pembeli atau
pengunjung untuk melihat suasana pengolahan di dalam ruang produksi. Pada kaca tersebut
disediakan ruang udara yang cukup besar sehingga udara dapat masuk dan keluar dari kaca
tersebut. Tempat di area kaca tersebut cukup menonjol sehingga cenderung sering dibersihkan.
C. Peralatan Produksi
Klausul 5 : Permukaan yang kontak langsung dengan pangan berkarat dan kotor
Dari pengamatan ruang produksi, permukaan yang kontak langsung dengan bahan atau
makanan seperti meja pengolahan yang digunakan untuk membuat adonan roti dan cake tidak
berkarat dan bersih. Meja pengolahan yang digunakan terbuat dari stainless steel sehingga bahan
dan makanan terhindar dari kontaminsai mikroba dan tidak bereaksi dengan permukaan meja.
Selain dapat menghambat reaksi antar permukaan meja dengan bahan dan olahan makanan, meja
stainless steel lebih mudah untuk dibersihkan.
Klausul 6 : Peralatan tidak dipelihara, dalam keadaan kotor, dan tidak menjamin
efektifnya sanitasi.
Peralatan untuk pengolahan yang terlihat pada UKM “KK Puding&Cake” terlihat
terpelihara dengan baik dan dalam keaadaan bersih ketika digunakan untuk proses produksi.
Sanitasi alat dilakukan setiap alat selesai digunakan. Alat yang terlihat dalam proses produksi
diantarannya pisau, baskom dan loyang stainless, mixer, dan oven. Alat yang bersentuhan
langsung dengan produk pangan semuanya berbahan stainless karena bersifat inert dan tidak
mencemari produk. Tetapi pisau yang digunakan untuk memotong cake adalah pisau stainless
yang cat pada mata pisaunya sudah terkelupas, hal ini dikhawatirkan dapat mengkontaminasi
cake yang dibuat.
Klausul 7 : Alat ukur / timbangan untuk mengukur /menimbang berat bersih / isi bersih
tidak tersedia atau tidak teliti.
Alat ukur yang terlihat pada ruang produksi diantarannya timbangan digital untuk bahan
baku dan gelas ukur. Timbangan tersebut mempunyai penampakan yang baik, sedangkan gelas
ukur yang digunakan terbuat dari plastik dan sudah tidak bening, sehingga garis – garisnya
kurang terlihat.
D. Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air
Klausul 8 : Air bersih tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan produksi
Pada industri rumah tangga KK Pudding & Cake selalu tersedia supalai air bersih untuk
proses produksi. Menurut perka BPOM tahun 2012 tentang CPPB PIRT sumber air bersih untuk
proses produksi sebaiknya cukup dan memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air
minum. Air yang digunakan untuk proses produksi harus bersih dan sebaiknya dalam jumlah
yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi.
Klausul 11 : Tidak tersedia sarana cuci tangan lengkap dengan sabun dan alat pengering
tangan
Pada industri ini tidak terdapat sarana khusus untuk mencuci tangan lengkap dengan
sabun dan alat pengering tangan, karena pada industri ini hanya terdapat satu westafel diruang
produksi sehingga dapat dipastikan semua proses sanitasi dilakukan disatu tempat ini baik
sanitasi peralatan maupun sanitasi karyawan.
Klausul 12 : Sarana toilet/jamban kotor tidak terawat dan terbuka ke ruang produksi.
Toilet berada di luar ruangan produksi dan tidak terbuka ke ruang produksi, hal ini
memberikan dampak positif dapat meminimalisir kontaminasi setelah pekerja menggunakan
toilet.
Klausul 13 : Tidak tersedia tempat pembuangan sampah yang tertutup
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada PIRT KK Pudding & Cake tidak
tersedia tempat pembuangan sampah yang tertutup pada ruang produksi, hanya terdapat trash
bag yang terbuka serta tidak dilengkapi tong sampah penopang.
Klausul 14 : Karyawan di bagian produksi pangan ada yang tidak merawat kebersihan
badannya dan atau ada yang sakit
Saat pengamatan dilaksanakan karyawan pada bagian produksi tidak ada yang sedang
sakit dan cukup merawat kebaersihan mereka, hal tersebut dapat dilihat dari pakaian dan kondisi
mereka pada saat sedang bekerja.
Klausul 15 : Karyawan di bagian produksi pangan tidak mengenakan pakaian kerja dan
atau mengenakan perhiasan
Pada saat pengamatan berlangsung masih terdapat karyawan yang tidak menggunakan
sarung tangan saat melakukan proses produsi dan tidak memakai masker serta karyawan lelaki
tidak memakai hairnet, sehingga ada kemungkinan rambut yang rontok jatuh selama proses
produksi atau tetesan air keringat yang dapat mempengaruhi mutu produk. Namun tidak tedapat
karyawan yang menggunakan perhiasan atau jam tangan saat bekerja.
Klausul 16 : Karyawan tidak mencuci tangan dengan bersih sewaktu memulai mengolah
pangan, sesudah menangani bahan mentah, atau bahan/alat yang kotor, dan sesudah ke
luar dari toilet/jamban.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk bersih
ataupun tujuan-tujuan lainnya. Dalam hal ini karyawan di Industri Rumah Tangga Pangan
(IRTP) KK Puding & Cake sudah menerapkan higiene pada masing-masing pekerja mulai dari
sebelum melakukan pengolahan sampai sesudah proses produksi namun terdapat sesekali pada
saat produksi karyawan mengelap tangannya ke celemek yang kondisinya dalam keadaan kotor.
Selain itu, pada ruang produksi terdapat peraturan atau tata tertib yang harus dilakukan dalam
melakukan proses produksi.
Klausul 17 : Karyawan bekerja dengan perilaku yang tidak baik (seperti makan dan
minum) yang dapat mengakibatkan pencemaran produk pangan.
Perilaku makan dan minum di ruang produksi merupakan tindakan yang dapat
mempengaruhi mutu dari produk pangan tersebut dan dapat menyebabkan terjadinya kontaminan
terhadap produk yang akan dihasilkan. Pada Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) KK Puding
& Cake tidak terdapat karyawan yang makan atau minum di ruang produksi, karena sebelum
melakukan proses produksi semua anggota karyawan melakukan Briefing terlebih dahulu dan
terdapat peraturan yang tertempel di bagian dinding ruang produksi yang wajib dipatuhi oleh
semua karyawan.
Klausul 19 : Bahan kimia pencuci tidak ditangani dan digunakan sesuai prosedur,
disimpan didalam wadah tanpa label.
Tidak terdapat bahan pencuci tangan kimia seperti alkohol atau sejenisnya pada Industri
Rumah Tangga Pangan (IRTP) KK Puding & Cake ini yang tersedia hanya lah keran dan air
utuk mencuci tangan karyawan serta sabun cuci untuk mencuci peralatan produksi. Namun sabun
tersebut tidak diberi label atau hanya ditempatkan pada botol bekas dan sejenisnya. Mungkin
dalam hal ini karyawan mencuci tangan tidak mencuci tangan dengan sabun cuci tangan
melainkan mencuci tangan dengan sabun untuk mencuci peralatan produksi.
Klausul 21: Hewan peliharaan terlihat berkeliaran di sekitar dan di dalam ruang produksi
pangan.
Selama kunjungan berlangsung tidak ditemukan hewan peliharaan ataupun hewan
lainnya yang berkeliaran disekitar toko baik di luar ataupun di dalam toko seperti ruang
produksi. Namun, jika dilihat dari lokasi toko yang berada di pinggir jalan sangat memungkinkan
untuk hewan liar seperti kucing akan memasuki toko melewati pintu depan toko yang tidak
memiliki pintu ataupun penghalang lainnya.
Klausul 22: Sampah di lingkungan dan di ruang produksi tidak segera dibuang.
Selama kunjungan berlangsung kami menemukan sebuah trash bag yang isinya cukup
banyak dan tidak diketahui apakah itu merupakan sampah yang baru dibuang atau sampah yang
sudah ada sejak kemarin. Namun, walaupun begitu tidak tercium aroma busuk dari sampah yang
ada. Namun dari lingkungan sekitar tidak ditemukan tumpukan sampah atau semacamnya baik di
tempat parkir ataupun di depan toko.
H. Penyimpanan
Klausul 23: Bahan pangan, bahan pengemas disimpan bersama-sama dengan produk
akhir dalam satu ruangan penyimpanan yang kotor, lembab dan gelap dan diletakkan di
lantai atau menempel ke dinding.
Bahan pangan, bahan pengemas tidak disimpan bersama-sama dengan produk akhir
dalam satu ruangan penyimpanan. Toko ini menyimpan bahan baku diluar ruang produksi
sehingga tidak bergabung dengan bahan lainnya. Bahan bahan BTP lainnya seperti pewarna dan
lainnya di simpan di suatu wadah terpisah dari bahan baku dan bahan jadi. Untuk produk jadi di
letakan di meja bersih terlebih dalulu lalu di kemas setelah itu produk di letakan di depan toko
(etalase) sehingga tidak tercampur dengan produk yang belum jadi.
Klausul 24: Peralatan yang bersih disimpan di tempat yang kotor.
Selama kunjungan berlangsung tidak ditemukan peralatan yang bersih disimpan di tempat
yang kotor. Namun kami menemukan bahwa tempat pencucian piring berdekatan dengan tempat
penyimpanan peralatan yang sudah dicuci, dan peralatan yang telah di cuci diletakan di rak
bawah dimana bagian atas rak merupakan tempat kompor untuk memasak produk.
I. Pengendalian Proses
Klausul 25: IRTP tidak memiliki catatan; menggunakan bahan baku yang sudah rusak,
bahan berbahaya, dan bahan tambahan pangan yang tidak sesuai dengan persyaratan
penggunaannya.
Pada dinding di ruang produksi hanya terpampang catatan bahan baku yang digunakan
beserta formulasinya. Tidak ditemukan atau tidak dapat ditelusuri penggunaan bahan baku yang
tidak sesuai peruntukannya saat dilakukan kunjungan.
Klausul 26: IRTP tidak mempunyai atau tidak mengikuti bagan alir produksi pangan.
IRTP mempunyai dan mengikuti bagan alir produksi pangan. Pada dinding di ruang
produksi tertempel bagan alir produksi yang dibuat dengan tulisan tangan.Kemungkinan IRTP
mengikuti bagan alir produksi pangan karena menghasilkan produk dengan kualitas yang
konsisten. Karyawan yang bekerja dan memahami alur proses produksi secara matang juga
membantu dalam menghasilkan mutu produk roti yang seragam.
Klausul 27: IRTP tidak menggunakan bahan kemasan khusus untuk pangan.
IRTP menggunakan bahan kemasan plastik PE dan pouch kertas dengan label yang telah
diprint out untuk mengemas produk roti.
Klausul 29: Alat ukur / timbangan untuk mengukur / menimbang BTP tidak tersedia atau
tidak teliti.
IRTP menyediakan alat ukur/timbangan untuk bahan-bahan yang digunakan. Ketelitian
dari alat tidak diketahui karena selama kunjungan telah dilakukan proses penimbangan dan
kemungkinan alat ukur yang digunakan masih teliti, karena produk yang dihasilkan dengan
kualitas yang konsisten.
J. Pengendalian Proses
Klausul 30: Label pangan tidak mencantumkan nama produk,daftar bahan yang
digunakan,berat bersih/isi bersih,nama dan alamat IRTP,masa kadaluarsa,kode produksi
dan nomor P-IRT
Kemasan pada produk pangan harus terdapat nama produk, daftar bahan, berat bersih/ isi
bersih, nama dan alamat IRTP, masa kadaluarsa, kode produksi,dan nomor P-IRT. Pada produk
KK Pudding & Cake terdapat nama produk, logo halal, daftar bahan yang digunakan, alamat
IRTP, dan customer service. Namun, pada kemasan produk ini tidak dicantumkan berat bersih,
masa kadaluarsa, kode produksi dan nomor P-IRT. Berdasarkan kunjungan yang dilakukan pada
tanggal 25 Februari 2019, pemilik dari industri tersebut mengatakan bahwa produk pudding
tersebut tahan hingga tujuh hari dengan penyimpanan pada refrigator.
Klausul 34:Pemilik IRTP tidak melakukan penarikan produk pangan yang tidak aman
Pemilik hanya melakukan penarikan produk yang tidak habis saja. Karena selama
berdirinya PIRT tersebut belum ditemukan kasus yang berkaitan dengan produk yang tidak
aman.
Klausul 36: Dokumen produksi tidak mutakhir, tidakakurat, tidak tertelusur dan tidak
disimpanselama 2 (dua) kali umur simpan produkpangan yang diproduksi
IRT memiliki dokumen produksi yang lengkap dan akurat seperti bagan alir prosedur,
intruksi kerja, dan catatan tertulis yang telusur berhubungan dengan produksi. Dokumen
produksi tersebut disimpan secara aman oleh pemilik.
N. Pelatihan Karyawan
Klausul 37:IRTP tidak memiliki program pelatihan keamanan pangan untuk karyawan
IRT belum memiliki program khusus terkait dengan pelatihan keamanan pangan untuk
karyawan karena jumlah karyawan yang masih sedikit dan menurut pemiliknya keamanan
pangan untuk saat ini ialah menjaga mutu dari bahan baku awal.
2.14 Rekomendasi Perbaikan
.(Klausul 10)
Menyediakan sarana untuk mencuci tangan
Tidak terdapat sarana khusus untuk
yang dilengkapi dengan sabun cuci tangan
6. mencuci tangan lengkap dengan sabun
dan alat pengering tangan seperti handuk, lap
dan alat pengering tangan.(Klausul 11)
atau kertas serap yang bersih.
Tidak tersedia tempat pembuangan
sampah yang tertutup pada ruang Menyediakan tong sampah yang terbuat dari
bahan yang kuat dan tertutup rapat untuk
7. produksi, hanya terdapat trash bag yang menghindari terjadinya tumpahan sampah
terbuka serta tidak dilengkapi tong yang dapat mencemari pangan maupun
sumber air.
sampah penopang. (Klausul 13)
Terdapat karyawan yang tidak Memberikan arahan kepada pekerja agar
menggunakan sarung tangan saat memperhatikan sanitasi dan higieni dalam
8. melakukan proses produsi dan tidak proses produksi dan menyediakan alat yang
memakai masker serta karyawan lelaki dapat mendukung sanitasi dan higiene dari
tidak memakai hairnet.(Klausul 15) proses produksi.
Memberikan arahan kepada pekerja agar
Masih ada karyawan yang suka
memperhatikan sanitasi dan higieni dalam
mengelap tangannya ke celemek dan
9. proses produksi dan menyediakan alat yang
celek tersebut dalam keadaan
dapat mendukung sanitasi dan higiene dari
kotor.(Klausul 16)
proses produksi.
Memberikan pelatihan terhadap karyawan
agar dapat memperhatikan higiene dalam
Tidak ada penanggung jawab higiene
10. proses produksi sehingga mereka paham
karyawan.(Klausul 18)
akan sanitasi dan higiene yang baik dan
benar.
Tersedia air utuk mencuci tangan
karyawan serta sabun cuci untuk
Menyediakan bahan kimia pencuci dengan
mencuci peralatan produksi. Namun
11. diberi label sesuai dengan penggunaan serta
sabun tersebut tidak diberi label atau
disimpan dalam wadah yang sesuai.
hanya ditempatkan pada botol bekas
dan sejenisnya. (Klausul 19)
Terdapat trash bag sampah yang isinya
Membuang sampah secara rutin minimal satu
cukup banyak dan tidak diketahui
hari sekali agar tidak ada tumpukan sampah
12. apakah itu merupakan sampah yang
yang berserakan di ruang produksi yang
baru dibuang atau sampah yang sudah
dapat mengkontaminasi produk.
ada sejak kemarin. (Klausul 22)
Tempat pencucian piring berdekatan
dengan tempat penyimpanan peralatan
Memisahkan tempat peralatan yang telah
yang sudah dicuci, dan peralatan yang
bersig dalam rak terpisah seperti ditempatkan
13. telah di cuci diletakan di rak bawah di luar ruang produksi. Kemudian segera
mengerungkan alat yang telah dicuci dan
dimana bagian atas rak merupakan
langsung disimpan ditempatnya.
tempat kompor untuk memasak produk.
(Klausul 24)
Pada kemasan produk ini tidak Diberikan arahan mengenai pelabelan
14. dicantumkan berat bersih, masa pangan IRT yang tercantum dalam Peraturan
kadaluarsa, kode produksi dan nomor P- Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang
IRT. (Klausul 30) Label dan Iklan Pangan atau perubahannya.
IRT tidak memiliki sertifikat tentang
penyuluhan kemanan pangan yang
Mengikuti program penyuluhan keamanan
terpampang di ruang produksi, serta
15. pangan yang diadakan oleh lemabaga atau
tidak ada penanggung jawab tertentu
pemerintah yang berwenang.
yang mengurus terkait hal tersebut.
(Klausul 32)
Tidak adanya program pelatihan Membuat pelatihan mengenai keamanan
16. keamanan pangan untuk karyawan pangan untuk karyawan atau memiliki
(Klausul 37) pengetahuan tentang keamanan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, DRS., Astuti, EP. 2010. Tinjauan Ergonomis Penerapan Bahan dan Warna Lantai
Koridor Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Sarjito Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Bahasa
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012. PERKBPOM.
No HK 03.1.23.04. 12.2207 : Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga. Jakarta : BPOM.
Komala S. 2017. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 5, Nomor
4(ISSN: 2356-3346): Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga
(CPPB-IRT) Perusahaan TahuPutih “SL” Kabupaten Semarang.