Anda di halaman 1dari 92

MALARIA PADA ANAK

RENNY BAGUS , dr SpA

DIVISI TROPIK- INFEKSI


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD JAYAPURA / F K UNCEN 1
Peta Endemisitas Malaria
berdasarkan API Malaria 2014
Dari seluruh kasus di Indonesia hampir 80% kasus dari: Papua, Papua Barat, NTT,
Maluku dan Maluku Utara.
DEFINISI

Malaria
Adalah penyakit infeksi disebabkan oleh
protozoa genus plasmodium yg hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah
manusia, ditandai panas, anemia dan
(hepato) splenomegali.

3
ETIOLOGI

• Protozoa genus plasmodium


• 5 spesies yg dapat menyerang manusia
P. vivax  malaria tertiana
P. falciparum  malaria tropika
P. malariae  malaria quartana
P. ovale  malaria ovale
P. Knowlesi
• P. falsiparum P . Vivax dan P.knowlesi
menyebabkan inf berat
4

• P. vivax dan ovale  relaps


PENULARAN
•Alamiah : gigitan nyamuk anopheles

betina
•Bukan alamiah : ...melalui ....
- Plasenta dan tali pusat (malaria
kongenital)
- Transfusi darah atau jarum suntik
(mekanik)
•Sumber penularan : manusia yang
terinfeksi malaria 5
Hipnozoit

6
PATOGENESIS
• Demam : akibat skizogoni (pecahnya skizon) 
antigen  makrofag, monosit, limfosit  sitokin
(TNF)  hipotalamus (pusat pengatur suhu)

• Anemia : akibat pecahnya eritrosit yg terinfeksi.

P. falsiparum  semua stad eritrosit  anemia


akut

P. vivax  eritrosit muda (2%)  anemia kronis

P. malariae  eritrosit tua (1%)  anemia kronis 7


Patognesis

• Splenomegali : akibat penghancuran


plasmodium oleh makrofag dan limfosit di
limpa.

• Malaria berat : eritrosit yang berparasit


(P.falsiparum)  proses sekuestrasi 
sitoaderensi (rosetting)  obstruksi kapiler 
iskemia jaringan
8
DIAGNOSIS MALARIA
 LAKUKAN :

1. Anamnesis ,
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Lab

9
GAMBARAN KLINIS

• Masa inkubasi variasi tgt pada spes. Parasit


malaria tropika 9-14 hari
malaria tersiana 12-17 hari
malaria ovale 16-18 hari
malaria malariae 18-40 hari

10
Keluhan utama : DEMAM
• Serangan demam paroksismal diselingi
periode bebas demam ( periode laten )

• Periode paroksismal terdiri 3 stadium :


1. Stadium dingin (cold stage) :
gigi gemertak, nadi cepat, sianosis
2. Stadium demam (hot stage) : muka merah,
nyeri kepala, mual muntah, suhu s/ 41o C
3. Stadium berkeringat (sweating stage) :
11
cepat, kadang suhu turun s/ bwh normal
 Demam : akibat proses skizogoni..
 Berbeda pd masing2 plasmodium

 Pd Pf 36 – 48 jam  demam setiap hari


 Pv & P ovale 48 jam  demam selang sehari
 P malariae 72 jam  demam selang 2 hari

12
Gambaran Klinis
• Gejala yang mendahului demam tidak spesifik :
nyeri kepala, nyeri otot, rasa tidak enak di perut,
anoreksia, mual, muntah, diare, badan terasa
lesu dan lemah, nyeri otot, nyeri punggung,
mialgia, atralgia
• Serangan demam terus menerus terjadi pada
infeksi campuran
• Malaria berat terjadi akibat eritrosit berparasit
menyumbat organ tubuh 13
PADA ANAMNESIS TANYAKAN JUGA :
• Riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria
• Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
• Riwayat mendapat transfusi darah

PEMERIKSAAN FISIK
• Temperatur > 37,5 ‘ C
• Conjunctiva / telapak tangan pucat
• Sclera Icterus
• (Hepato) splenomegali 14
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Dx malaria merup hasil pertimbangan klinis dan
disertai hasil laboratorium.
• Untuk menemukan parasit di dalam darah harus
diperhatikan waktu pengambilan spesimen
darah dan apakah pasien sedang minum obat
antimalaria
• Pemeriksaan hapusan darah tepi tipis dengan
pewarnaan Giemsa dan tetes tebal merupakan
metode yang baik untuk diagnosis malaria.

15
Diagnosa malaria harus terkonfirmasi
mikroskopis atau Rapid Diagnostic Test
atau PCR

STOP MALARIA KLINIS


16
1. RAPID DIAGNOSTIC TEST ( R D T )
Juan dela Cruz

Juan dela Cruz

+
Mekanisme : Deteksi antigen parasit
malaria dengan metode
imunokomotografi dengan bentuk
dipstik
Juan dela Cruz

x
Manfaat
:
 UGD sarana
terbatas
KLB
Survey
RDT :COMBO
17
LABORATORIUM (Mikroskopis) : Plasmodium

18
2. MIKROSKOPIS
 Sediaan darah tebal , darah tipis
 Untuk menentukan :
a. Parasit malaria +/-
b. Spesies dan stadium plasmodium
c. Kepadatan parasit
Semikuantitatif
(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++): ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++) ditemukan > 10 parasit dalam 1 LPB

Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikroliter darah pada sediaan darah
tebal (leukosit)atau sediaan darah tipis (eritrosit)

19
3. P C R dan Sequencing DNA

 P C R ( Polimerase Chain Reaction dan


Sequencing DNA )

 Dapat membedakan RE INFEKSI dengan


REKRUDENS pd P Falciparum

 DAPAT mengidentifikasi P. Falcip. Yang JUMLAH


nya sangat rendah

 DAPAT MEMBEDAKAN parasit import dgn


indigenous 20
4. Pemeriksaan Penunjang :
 Selain pemeriksaan diatas, pada malaria
berat diperlukan pemeriksaan penunjang
lainnya, yaitu:
 Hb, hematokrit, leukosit, trombosit,
 Kimia darah: gula darah, bilirubin,
SGOT,SGPT, Alkali fosfatase,
albumin/globulin, ureum, creatinin, Na,K,AGD
 Urinalisis

21
Diagnosis Banding Malaria pada Anak :

• Demam Tifoid

• Demam Dengue/ Demam Berdarah Dengue

• ISPA

• Leptospirosis ringan

• Infeksi virus akut yang lain.

22
Diagnosis Banding Malaria Berat :

• Meningitis/ Ensefalitis

• Sepsis

• DSS

• Leptospirosis Berat

• GNA / GNK

• Tifoid Ensefalopati
23
Malaria Berat

Malaria berat (WHO, 2010) :


malaria yg disebabkan P. falsifarum atau P.vivax stad
aseksual atau RDT positif ditambah satu atau beberapa
Keadaan dibawah ini :
1. Perubahan kesadaran
2. Kelemahan otot (tidak bisa duduk/berjalan)
3. Tidak bisa makan dan minum
4. Kejang berulang- lebih dari 2 episode dalam 24 jam
5. Distres pernafasan
6. Gagal sirkulasi atau syok (tekanan sistolik < 70 mmHg
(pada anak <50 mmHg) ) 24
Malaria berat (WHO, 2010) :

7. Ikterus disertai disfungsi organ vital


8. Black water Fever ( Hemoglobinuria )
9. Perdarahan spontan abnormal
10. Edema paru (radiologi)

25
Malaria berat (WHO, 2010) : lanjutan
Gambaran Laboratorium
1. Hipoglikemi (gula darah < 40mg%)
2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15mmol/L)
3. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2% per 100.000/uL) di
daerah endemis rendah atau >5% per 100.000/uL di
daerah endemis tinggi
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/l)
6. Hemoglobiuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 3 mg%) 26
Malaria serebral (malaria otak)
- Adalah malaria dengan penurunan
kesadaran.
- Penilaian derajat penurunan kesadaran
berdasarkan Pediatric Coma Scale
- Delirium, halusinasi atau mengamuk jarang
pada anak.
- Gejala paling dini pada anak adalah demam
(37,5 - 41' C) diikuti mual, tidak bisa makan
atau minum. 27
Pemeriksaan derajat kesadaran anak
dengan skala koma pediatrik

Membuka Mata Respon motor


-Menurut perintah 5
-spontan 4 -lokalisasi nyeri 4
-Terhadap bicara 3 -fleksi terhadap nyeri 3
-terhadap nyeri 2 -eksitensi terhadap nyeri 2
-tidak ada 1 -tidak ada 1

NILAI NORMAL
Respon verbal
Lahir – 6 bulan 9
-terorientasi 5
6 – 12 bulan 11
-kata-kata 4
1 – 2 tahun 12
-suara 3
2 – 5 tahun 13
-menangis 2 28

>5 tahun 14
-tidak ada 1
Malaria serebral (malaria otak)
Tanda neurologis yang penting gangguan upper
motor neuron simetris.
- Pemeriksaan EEG kelainan yang tidak spesifik.
- Pem cairan serebrospinal : dalam batas normal.
- Sering dijumpai hiperparasitemia dan anemia
berat.
- Selama penyembuhan, gejala sisa dapat
berbentuk hemiparesis, ataksia serebelar,
kebutaan kortikal, hipotonia berat, ratardasi
mental, kekakuan yang menyeluruh atau afasia. 29
PENGOBATAN MALARIA

PADA ANAK

30
o Prinsip pengobatan Malaria  radikal terapi
membunuh semua stadium parasit
o Tujuan :
- Kesembuhan klinis
- Parasitologi
- Memutus rantai penularan
o Pengobatan :
A.Malaria tanpa komplikasi
1. M.Falsifarum
2.M. Vivax
Ovale
3. M. Malariae
4. M.Campuran
B. Malaria Berat 31
Pengobatan malaria
tanpa komplikasi
 a. Lini Pertama

ACT + Primakuin

 Dosis ACT untuk malaria falciparum dan


vivax sama
 sedangkan dosis dan lama pemberian
untuk primakuin berbeda.
 * ACT = artesunate combine therapy 32
Pengobatan lini pertama : Malaria Falsiparum &
Vivax dgn Dihydroartemisinin+piperaquin (DHP)
dan primakuin

Dosis obat:
Dihydroartemisinin = 2-4mg/kgBB
Piperaquin = 16-32 mg/kgBB

Primakuin Pf ( single dose ) = 0,75mg/kgBB ( hari pertama)


Primakuin Pv = 0,25mg/kgBB ( selama 14 hari)
(primakuin Tdk diberikan pd ibu hamil, bayi
<1thn,defisiensi G6PD)
Sediaan : 1 tab DHP (FDC) = 40 mg dihydroartemisinin +
33
320 mg piperaquin
Tabel A.1. Pengobatan lini pertama
Malaria falsiparum dgn DHP + primakuin
HARI Jenis obat Jumlah tablet sehari menurut berat badan

≤5 kg 6-10kg 11-17kg 18- 31-40kg 41-59 ≥60kg


30kg

0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 > 15 > 15


bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun

1-3 DHP ¼ ½ 1 1½ 2 3 4

1 Primakuin - - ¾ 1½ 2 2 3

34
Tabel A.2. Pengobatan lini pertama malaria vivax dengan DHP + primakuin

Hari Jenis obat Jumlah tablet sehari menurut berat badan

≤5 kg 6-10kg 11-17 18-30kg 31-40 41-59 ≥60kg


kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 tahun 10-14 > 15 > 15
bulan bulan tahu tahun tahun tahun
n
1-3 DHP ¼ ½ 1 1½ 2 3 4

1-14 Primakuin - - 1/4 ½ 3/4 1 1

Sebaiknya dosis DHP + PPQ berdasarkan BB, bila BB tidak dapat


dilakukan, maka diberi berdasar kelompok umur (bila ada
ketidaksesuaian antara BB dan umur, maka dosis yang dipakai 35
berdasar BB)
ATAU
Pengobatan lini pertama malaria falciparum dan
vivax dengan Artesunat + Amodiakuin dan
Primakuin

 Dosis obat:
 Amodiakuin Basa = 10mg/kgBB
 Artesunat = 4mg/kgBB
 Primakuin = 0,75mg/kgBB (P.falciparum hr I)
 Primakuin = 0,25mg/kgBB (P.Vivax 14hr)
 Sediaan : 1 tab Artesunat = 50 mg
1 tab Amodiaquine = basa 153 mg
1 tab Primakuin = 15 mg
36
Tabel A.3. pengobatan lini pertama malaria
falciparum dengan artesunat + amodiakuin dan
primakuin
H Jenis obat Jumlah tablet sehari menurut berat badan
A
R
≤5 kg 6-10kg 11- 18- 31- 41-49 50-59 ≥60kg
I
17kg 30kg 40kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 > 15 > 15 > 15
bulan bulan tahun tahun tahun thn thn thn

1-3 Artesunat ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

1 Primakuin - - ¾ 1½ 2 2 2 3
37
Tabel. A.4. pengobatan lini pertama malaria
vivax dengan artesunat+amodiakuin dan
primakuin
H Jenis obat Jumlah tablet sehari menurut berat badan
A
R
≤5 kg 6-10kg 11- 18- 31- 41-49 50-59 ≥60kg
I
17kg 30kg 40kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 > 15 > 15 > 15
bulan bulan tahun tahun tahun thn thn thn

1-3 Artesunat ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

1- Primakuin - - 1/4 ½ 3/4 1 1 1


14 38
b. Pengobatan lini kedua untuk malaria falciparum
Bila pengobatan lini I tidak efektif :

Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan jika


ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi).

39
Sediaan : 1 tab Kina Sulfat = 200 mg kina basa

1 caps Tetra = 250 mg, 500mg

1 caps Doksisiklin = 50mg, 100 mg

Tetrasiklin dan doksisiklin TIDAK BOLEH diberikan pada

ibu hamil dan anak umur kurang dari 8 tahun

40
b.1. Pengobatan lini kedua malaria falciparum (kina +
doksisiklin )
H Jenis Jumlah tablet sehari menurut kelompok umur
a obat
r 0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 ≥15 ≥15 ≥15 thn
i bln bln thn thn thn thn thn thn

≤5 6-10 11- 18-30 31-33 34-40 41-45 46-60 ≥60 kg


kg kg 17kg kg kg kg Kg kg

1 Kina Ses 3x 1/2 3x1 3x1 ½ 3x 1 ½ 3x2 3x2½ 3x2½ 3x3


- uai
7 BB

1 Prima - - 3/4 1½ 2 2 2 3 3
kuin 41
Tabel Dosis Doksisiklin

Hari Jenis Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan


obat

≤5kg 6-19kg 20-29kg 30-44kg 45-59kg ≥60kg

0-1 1bulan - 8-9 10-14 ≥15tahu ≥15tahun


bulan 8 tahun tahun tahun n

1-7 doksisiklin - - 2x25mg 2x50mg 2x75mg 2x100mg

Catatan: dosis kina sesuai berat badan (3 x 10mg/ KgBB / hari)


dosis doksisiklin 3,5mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (>15 tahun)
dosis doksisiklin 2,2mg/kg/BB/hari diberikan 2x sehari (8-14thn)
42
b.2. Pengobatan lini kedua malaria falciparum (kina +
tetrasiklin )
H Jenis Jumlah tablet sehari menurut kelompok umur
a obat
r 0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 ≥15 ≥15 ≥15 thn
i bln bln thn thn thn thn thn thn

≤5 kg 6-10 11- 18-30 31-33 34-40 41-45 46-60 ≥60 kg


kg 17kg kg kg kg Kg kg

1 Kina Sesuai 3x 3x1 3x1 ½ 3x 1 ½ 3x2 3x2½ 3x2½ 3x3


- BB 1/2
7

1 Prima _ _ 3/4 1½ 2 2 2 3 3
kuin 43
Tabel dosis tetrasiklin
Hari Jenis Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan
obat

≤5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 ≥60


kg kg kg kg kg kg kg kg

0-1 2-11 1-4 5-8 thn > 8-14 ≥15 ≥15 ≥15
bln bln thn thn thn thn thn

1-7 tetrasiklin --- ----- ---- ---- 4x125 4x125 4x250 4x250
mg mg mg mg

Catatan : dosis tetrasiklin 4mg/kgBB/kali diberikan 4xsehari


44
Tabel dosis Klindamisin
Hari Jenis Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan
obat

≤5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 ≥60


kg kg kg kg kg kg kg kg

0-1 2-11 1-4 5-8 thn > 8-14 ≥15 ≥15 ≥15
bln bln thn thn thn thn thn

1-7 Klindami 2 x* 2X* 2X* 2X* 2X* 2X* 2X* 2X*


sin

Catatan : dosis Klindamisin anak 10mg/kgBB/kali diberikan 2xsehari


1 Kapsul Klindamisin basa ~ 150 mg dan 300 mg
Klindamisin DAPAT sebagai PENGGANTI Tetra dan Doksi yang TIDAK
45
DAPAT diberikan pada IBU HAMIL dan ANAK < 8 th
b.1. Pengobatan lini kedua malaria
vivax (kina + primakuin)
Har Jenis Jumlah tablet sehari menurut kelompok umur
i obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10- 10- ≥15 ≥15 ≥15
bln bln thn thn 14 14 thn thn thn
thn thn

≤5 6-10 11- 18-30 31-33 34-40 41-45 46-60 ≥60


kg kg 17kg kg kg kg Kg kg kg

1-7 Kina Sesu 3x 3x1 3x1 3x 1 3x2 3x2½ 3x2½ 3x3


ai 1/2 ½ ½
BB
1-14 Prima - - 1/4 1/2 3/4 3/4 1 1 1
kuin

46
Kombinasi ini untuk th malaria vivax yg tdk respon dg th Act
c.1. Pengobatan malaria vivaks relaps

Dugaan relaps pada malaria vivax: bila

pemberian primakuin dosis 0,25mg/kgBB/hari

sudah diminum 14 hari dan penderita sakit

kembali dengan parasit positif dalam kurun

waktu 3minggu-3bulan setelah pengobatan

47
Terapi malaria vivax relaps

 Sama dengan regimen sebelumnya, hanya


dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5
mg/ kg BB/ hari selama 14 hari

48
d. Pengobatan malaria ovale

 Protap pengobatan (dosis dan obat) lini


pertama dan kedua malaria ovale sama
dengan malaria vivax.

49
E. Pengobatan malaria malariae

Diberikan ACT (Artemisinin Combination Therapy) yaitu


Artesunat + Amodiaquin atau DHP, dosis sama dengan
terapi malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin

50
F. Pengobatan infeksi campur malaria
(P falciparum + P vivax/ovale)

Diberikan ACT 3 hari + Primakuin 14 hari


(0,25mg/kgBB/hr)

51
Nb: lihat tabel malaria vivax
G. Pengobatan infeksi campur
(P.falciparum dan P.malariae)

 ACT 3 hari + primakuin (hari pertama)

 Nb: lihat tabel pengobatan Malaria Falciparum


52
PRINSIP TATA LAKSANA
MALARIA BERAT
 1. Semua penderita malaria berat harus
ditangani di RS / Pusk Rawat Inap
 2. Penderita Malaria Berat di Pusk / Klinik Non
Rawat Inap harus dirujuk dengan pengobatan
pra rujukan

 Artesunat i.m. atau Arthemeter i.m.

53
TATA LAKSANA MALARIA BERAT

 1. Pemberian obat anti malaria


 2. Penanganan komplikasi
 3. Tindakan Penunjang
 4. Pengobatan symptomatik.

54
Pengobatan Malaria Berat

1. Pemberian Obat Malaria

A. Artesunat  pilihan utama Artesunat i.v.


dosis : 2,4 mg / kgBB i.v pelan2 selama 2 menit
diberikan pd jam ke 0 ; ke 12 ; ke 24
selanjutnya tiap 24 jam sampai
DAPAT minum obat dilanjutkan dengan OAM ORAL
ACT + Primakuin

**) Pemberian Artesunat Injeksi MINIMAL 3 kali ..


55
CARA MEMBUAT LARUTAN
ARTESUNAT INJEKSI
 1 paket Artesunat injeksi berisi
60 mg serbuk kering Artesunik
1 amp pelarut Natrium Bikarbonat
 Campur dan larutkan menjadi lar 1 cc
 Tambahkan Larutan Dextrose 5%
sebanyak 5 cc
akan menjadi Lar 6 cc ( 60 mg )
 Jadi 1 cc larutan mengandung 10 mg
artesunat
56
ATAU B. Artesunat I M  Artemeter
Dosis 3,2 mg/kgBB intramuskuler.
Selanjutnya 1,6 mg/kgBB im, 1x/ hari sampai
mampu minum obat artesunat .
- DHP + Primakuin ( Papua )
atau
- Artesunat + amodiakuin + Primakuin

1 ampul Artemeter berisi 80 mg dlm larutan minyak

57
Pengobatan malaria berat
2. Obat malaria berat lainnya

Kina HCl 25 % (1amp = 2cc = 500 mg)


- Tidak boleh bolus intravena !
- Dosis infus 10 mg/kgBB/kali, tiap 8 jam diencerkan dg
D5% atau NaCl 0,9 % 5-10 cc/kgBB selama 4 jam
sampai sadar.
- Sadar : Kina per oral (total 7 hari dg infus)
- 3 hari belum sadar : Kina melalui NGT (total 7 hari dg
infus)
58
Pengobatan malaria berat

Pemberian KINA ( lanj )

- Hari I Kina po ditambah 1 dosis primakuin (0,75mg/kgBB)

- Bila intra muskuler : diencerkan 4X

(1 ampul Kina HCl + NaCl 0,9% 5 - 8 cc),

masing-masing ½ dosis pada paha depan

59
Pengobatan malaria berat

2. Pengobatan terhadap komplikasi


a. Malaria Serebral = malaria berat umumnya
b. Anemia Berat (Hb < 5 g/dl atau Ht < 15 %)
Transfusi diberikan bila Hb < 7 g/dl
Bila PRC : Kebutuhan total = Δ Hb x BB x 4 cc.
Bila WB : Kebutuhan total = Δ Hb x BB x 6 cc.
Pra transfusi : Furosemid 1 mg/ kgBB

60
Pengobatan malaria berat……

c. Hipoglikemia (GDS < 40 mg%)


- Klinis : perfusi buruk, keringat dingin, hipotermi,
letargi
- Bolus D40% 2-4 cc/kgBB, pengenceran dg air
steril 1 : 1
- Dilanjutkan infus D10%
- Pantau kadar gula tiap 4-6 jam

61
Pengobatan malaria berat

d. Dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit :


- Rehidrasi dengan NaCl 0,9 % atau glukosa 5%,
pasang CVP
- Bila sudah terehidrasi tetapi jumlah urin tetap < 1
ml/kg/BB/jam  diberikan furosemid 2 mg/kgBB,
- bersihkan jalan nafas, berikan O2 2-4 liter/menit
- Koreksi asidosis dan gangguan elektrolit.
- Bila diperlukan dapat dipasang ventilator
mekanik sebagai penunjang.
62
Pengobatan malaria berat
e. Syok Hipovolemia

- Loading dose cairan kristaloid (RL) 10 - 20 cc/kgBB


secepatnya sampai nadi teraba
- 20 menit nadi belum teraba : ulangi loading dose RL
- 2x loading dose nadi belum teraba : Plasma
expander 20 cc/kgBB secepatnya
- Bila tetap belum teratasi : dopamin 3-5
mcg/kgBB/menit
- Bila syok teratasi : cairan sesuai kondisi klinis
- Monotor tanda-tanda vital, GDS bl curiga hipoglikemia
63
Pengobatan malaria berat

Pengobatan terhadap komplikasi

f. Perdarahan

- Biasanya terjadi akibat trombositopenia berat


(manifestasi perdarahan pada kulit : petekia, purpura,

hematom atau perdarahan hidung, gusi dan saluran

pencernaan).

- Bila tanda2 Koagulasi Intra Vasculer Diseminata (K I D )

Diberikan : fresh frozen plasma (berisi faktor pembekuan),

- Bila waktu protrombin dan partial thromboplastin

memanjang  vitamin K 10 mg IV perlahan-lahan


64
Pengobatan malaria berat
g. Gagal ginjal
- Periksa ureum dan kreatinin tiap hari
- Bila tidak memungkinkan, diukur produksi urin.
- Bila oliguria ( urin < 1 ml/kgbb/jam) + klinis dehidrasi
 rehidrasi dengan pengawasan yang ketat (mencegah
overload)
- Bila anuria  Furosemid 1 mg/kgbb/kali.
 obsevasi 8 jam  Bila respon (-)  dapat diulang dg
dosis 2 mg / kgbb maksimum 2 kali
- Bila terjadi GGA maka dilakukan dialisis . 65
TALAKSANA MALARIA BERAT LANJ

3. Tindakan PENUNJANG
. Pertahankan fungsi vital: sirkulasi, respirasi, cairan dan nutrisi
• Hindarkan trauma: dekubitus, jatuh dari tempat tidur
• Monitoring: suhu, nadi, tensi tiap ½ jam, ikterus dan perdarahan
• Posisi tidur sesuai kebutuhan
• Perhatikan warna dan suhu kulit
• Cegah hiperpireksia
• Pemberian cairan: oral, sonde, infus
• Diet cukup kalori, karbohidrat dan garam bila memungkinkan.
• Perhatikan diuresis dan defekasi, aseptik kateterisasi
• Kebersihan kulit: mandikan tiap hari dan keringkan
• Perawatan mata: hindarkan trauma, tutup dengan kain kasa lembab
• Perawatan: hati-hati aspirasi, hisap lendir, kepala sedikit rendah,66
Pengobatan malaria berat
Tindakan Umum
- Jalan nafas dan mulut dibebaskan, kalau perlu oksigen
- Perbaiki KU (cairan dan perawatan umum)
- Pemeriksaan darah ulang untuk konfirmasi diagnosis
- Penatalaksanaan koma :
1. A = Airway (jalan nafas) : bersihkan jalan nafas, tidur
tanpa bantal, cegah aspirasi dg posisi lateral dan
pasang NGT
2. B = Breathing (pernafasan) : oksigen, jaga jln nafas
tetap bebas
3. C = Circulation (kardiovaskuler) : monitor T,N, jaga
keseimb cairan, kateter urin (monitor produksi urin)

67
TATALAKSANA malaria berat LANJ

4. Pengobatan Simtomatik
a. Antipiretik :
- Parasetamol 10 mg/kgBB/ kali, tiap 4-6 jam.
Bila hipertermia (suhu rektal > 40’C) : 20 mg/kg/kali,
dilanjutkan 15 mg/kgBB/kali, tiap 4-6 jam.
- Kompres hangat
Vasodilatasi perifer pori-pori kulit terbuka
pengeluaran panas dari tubuh
Kompres alkohol dan es/ dingin kontra produktif

68
TATALAKSANA malaria berat LANJ

b. Antikonvulsan :

- Diazepam per rectal 5 mg ( utk BB < 10 kg ) ; 10 mg ( utk


BB > 10 kg ) diberikan maximal 2 ( dua ) kali ,
BILA belum teratasi IV pelan2 dosis 0,3 – 0,5 mg / kg BB

- BERIKAN Phenytoin atau Phenobarbital bila kejang belum


teratasi setelah pemberian diazepam 3 X .

69
TATALAKSANA malaria berat LANJ

Dosis Inisial Dosis Rumatan

Phenytoin 20 mg/kgBB iv 4 - 8mg/kgBB/ hr dibagi 2 dosis/hr


(+ NaCl 0,9% aa)

Phenobarbital < 1 bln 30 mg 8 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis (2 hr)


1 bln – 1 th 50 mg 4 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis s/d 3
> 1 th 75 mg hr bebas kejang

Midazolam 0.15mg/kgBB Infus 1-2 mikrogram/kgBB/menit


bolus iv titrasi tiap 15 menit hingga kejang
teratasi

70
Pemantauan respon
pengobatan

 Pemantauan dilakukan pada hari ke


4,7,14, 21 dan 28. dengan perbaikan
gejala klinis + mikroskopik.

 Bila demam lagi setelah hari ke 3 - 28


kontrol kembali ke puskesmas, evaluasi
klinis+mikroskopik
71
A. Kriteria sembuh

 Bila gejala klinis sembuh


 parasit aseksual tidak ditemukan (hari 4-28
pengobatan)

72
B. Gagal pengobatan dini /
Early Treatment Failure
1. Menjadi malaria berat pada hari ke-1 sampai
hari ke-3 dengan parasitemia
2. Hitung parasit pada hari ke-2 > dari hari ke-0
3. Hitung parasit pada hari ke-3 ≥ 25% dari hari
ke-0
4. Ditemukan parasit aseksual dalam hari ke-3
disertai demam

73
C. Gagal pengobatan kasep / Late treatment
failure
1 .Gagal Pengobatan Klinis dan Parasitologis
a. Menjadi malaria berat pada hari ke-4 sampai ke-
28 dan parasitemia
b. Ditemukan kembali parasit aseksual antara hari
ke-4 sampai hari ke-28 disertai demam

2. Gagal Kasep Parasitologis


Ditemukan kembali parasit aseksual dalam hari ke
7,14,21, dan 28 tanpa demam
74
D. Rekurensi
 Ditemukannya kembali parasit aseksual dalam
darah setelah pengobatan selesai. Dapat
disebabkan oleh:
1. Relaps: rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari
pemantauan pengobatan. Berasal dari hipnozoit P.vivax
atau P.ovale
2. Rekrudesensi: rekurens dari parasit aseksual selama 28 hari
pemantauan pengobatan. Berasal dari parasit sebelumnya
(aseksual lama)
3. Reinfeksi: rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari
pemantauan pengobatan pasien dinyatakan sembuh.
Berasal dari infeksi baru (sporozoit)
75
PENCEGAHAN
1. Pemakaian obat anti malaria :
• Anak dari daerah non endemis ke daerah
endemis malaria
• 1 -2 hari sebelum - selama berada didaerah
tsb dan sampai 4 minggu setelah keluar dari
daerah tersebut
• Diberikan obat anti malaria :
Doksisiklin 2,2 mg/kgBB setiap hari,
TIDAK BOLEH DIBERIKAN PADA :
-- ANAK < 8 th
76

-- IBU HAMIL
Pencegahan

2. Menghindari gigitan nyamuk


3. Memakai kelambu atau kasa anti nyamuk
4. Menggunakan obat pembunuh nyamuk
5. Vaksin malaria :
Adanya bermacam stadium menyulitkan
pembuatannya.
Penelitian vaksin malaria ditujukan untuk
proteksi terhadap ketiga stadium parasit
(sporozoit, merozoit, gametosit).
77
Prognosis
 Malaria berat  kecepatan ,ketepatan diagnosis,
pengobatan
 Malaria berat tidak ditanggulangi mortalitas anak 15%,
dewasa 20%, kehamilan meningkat sampai 10%
 Kegagalan satu fungsi organ > baik daripada kegagalan
2 fungsi organ :
a. Mortalitas dgn 3 fungsi organ adalah > 50%
b. Mortalitas dgn 4 fungsi organ atau.> adalah > 75%
c. adanya korelasi antara kepadatan parasit dgn
mortalitas :
Kepadatan parasit < 100.000/ul, maka mortalitas < 1 %
Kepadatan parasit > 100.000/ul ,maka mortalitas >1 %
Kepadatan parasit > 500.000/ul, maka mortalitas > 50 %
78
79
LATIHAN KASUS
BAGAIMANA PENGOBATAN KASUS INI

1. Maria 2 thn BB 10 kg dg Mal.Falciparum

2. Victor 10 bln BB 8 Kg dg Mal . Vivax

3. Rio 5 thn BB 12 Kg dg Mal Vivax relaps.

4. Tina 3 thn BB 10 Kg dg Mal Berat


(Hiperparasitemia)
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92

Anda mungkin juga menyukai