1. Fungsi kewaspadaan
2. Fungsi intergrasi
3. Fungsi koordinasi
KEMBALI
SKEMA SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Otak Besar
Otak Otak Kecil
Sistem Saraf Saraf Penghubung
Pusat 1
Medula Spinalis
Sistem Saraf
2
Saraf Spinal
Sistem Saraf
Saraf Kranial 3
Tepi
Saraf Simpatik
Saraf
0tonom Saraf
Parasimpatik
Sistem Saraf
Saraf Sensorik
Otot Kelenjar
OTAK
Tentang Otak
Merupakan pusat kendali tubuh
Bobot otak lebih kurang adalah 2% dari total
berat badan (1 - 1,5 kg)
Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh
Terdiri dari batang otak, serebrum,
serebelum
Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan
putih (white matter)
Gray Matter – bagian saraf pusat yang mengandung serabut saraf yang tidak bermyelin
White Matter – bagian saraf pusat yang mengandung serabut saraf yang bermyelin
OTAK
Proteksi
Dilindungi oleh tengkorak
Dilindungi oleh 3 lapisan (meninges) :
1. Duramater (lap. luar): terdiri atas
jaringan penghubung, pembuluh darah,
dan saraf
2. Lapisan arachnoid (lap. tengah): elastis
3. Piamater (lap.dalam): mengandung
saraf & pembuluh darah
Tampak Atas
Bagian luar otak besar bergelombang, bagian yang menonjol disebut Gyri (jamak : gyrus)
dan yang melekuk (cekung) disebut Sulci (jamak : sulcus)
OTAK
Tampak Samping
Cerebrum (Otak Besar)
Thalamus
Kelenjar
Pineal
Hypothalamus
Medulla oblongata
Sumsum Tulang
belakang
OTA
K
Tampak Samping
OTAK
Tentang Otak Besar (Serebrum)
Merupakan bagian terbesar otak
Fungsi : mengendalikan mental,
tingkah laku, pikiran, kesadaran,
kemauan, kecerdasan, kemampuan
berbicara, bahasa
Terdiri dari 2 hemisfer : kiri dan
kanan
Mengandung substansi/jaringan
kelabu dan putih
Hemisfer dipisahkan suatu celah yang
dalam dan dihubungkan kembali oleh
corpus callosum
Sebelah kiri mengendalikan bagian
sebelah kanan tubuh, begitu
sebaliknya
Terbagi menjadi bagian
(LOBUS) :
1. Lobus frontalis
2. Lobus parietalis
3. Lobus oksipitalis
4. Lobus temporalis
Substansi putih terletak
lebih dalam
OTAK
BATANG OTAK
Menghubungkan otak
dengan sumsum tulang
belakang
Bagian Lain
Thalamus
menjaga lingkungan internal tubuh, tekanan darah, selera makan, rasa nikmat, mengatur tidur
Serebrum , menerima impuls dari reseptor sensorik menyampaikan informasinya ke bagian yang
tepat di serebrum
Hypothalamus
Mengatur suhu tubuh rasa lapar, haus, marah, lelah,dll
Mengendalikan kelenjar pituitari untuk fungsi endokrin
Refleks
• Cepat,
otonom,
respon yang
tidak disadari
• Hasil dari
reflex
arcs/lengkun
g refleks –
jalur saraf
terpendek
SARAF TEPI
31 pasang
SARAF TEPI
Sel glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang
belakang, mengisi ruangan di antara sel-sel saraf, tidak
mengkonduksi impuls listrik.
Pada sel saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi akson sehingga
mempengaruhi kecepatan penghantaran impuls dari saraf. Dapat
membelah.
E
L
S
A
R
A
F
(
N
e
u
r
o
n
Badan Sel
Badan sel mengandung nukleus dan
nukleolus yang dikelilingi sitoplasma.
Sitoplasmanya mengandung badan Nissl
dan neurofibril. Badan Nissl mengandung
protein yang digunakan untuk
pertumbuhan neuron.
memiliki Neurofibril dalam
peranandan penyokong sel. pengangkutan
nutrien
Dendrit
Dendrit merupakan uluran pendek yang
bercabang – cabang dan keluar dari badan
sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan
organel. Dendrit tidak mengandung
selubung mielin maupun neurolema.
Dendrit menghantarkan impuls ke badan
sel.
Akson
• Serabut panjang pada sel saraf/neuron
yang bekerja membawa keluar pesan
(efferent)
• Neuron mengirim impuls listrik dari
dalam sel melalui akson ke sel
sasaran/target
• Setiap sel saraf memiliki 1 akson,
panjang + 20 cm
• Struktur menyerupai tabung serta
bercabang di ujung akhir dan
berhubungan dengan dendrit sel lain
Selubung Myelin
• Lapisan lemak berwarna putih melapisi
akson
• Sebagai isolator elektrik
• Memberi nutrisi pada akson
• Tidak semua sel mengandung myelin
• Fungsi : meningkatkan kecepatan sinyal
saraf akson
SEL SARAF
Konektor dan
Sensorik Motorik Ajustor
(Interneuron)
Berdasarkan Bentuk
• Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma
• Neuron bipolar : mempunyai 2 uluran atau kaki (1 akson dan 1 dendrit) pada soma (ada di
retina, koklea, mukosa penciuman, telinga dalam & alat pengecap)
• Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang (ke akson) dan banyak kaki pendek
(berupa dendrit).
Berdasarkan Fungsi
• Neuron sensorik (Neuron aferen)
Berfungsi menghantarkan impuls saraf dari reseptor (alat indera) menuju ke otak atau
sumsum tulang belakang.
• Neuron konektor
Berfungsi meneruskan impuls rangsangan dari satu neuron ke neuron lainnya
• Neuron ajustor
Penghubung neuron motorik dan neuron sensorik di dalam sistem saraf pusat.
Brain
Sensory
Neuron
Spinal
Cord
Motor
Neuron
KEMBALI
MEKANISME GERAK
Gerak sadar
reseptor → saraf sensorik → saraf pusat (otak) → saraf motorik → efektor
Sistem Saraf
Saraf Motorik
Efektor
MEKANISME GERAK
Gerak refleks
reseptor → saraf sensorik → saraf pusat (sumsum tulang belakang) → saraf motorik → efektor
Sistem Saraf
Saraf Motorik
Saraf Asosiasi
Efektor
MEKANISME GERAK
Gerak refleks
reseptor → saraf sensorik → saraf pusat (sumsum tulang belakang) → saraf motorik → efektor
Sistem Saraf
Saraf Motorik
Saraf Asosiasi
Efektor
MEKANISME GERAK
Gerak refleks
reseptor → saraf sensorik → saraf pusat (sumsum tulang belakang) → saraf motorik → efektor
MEKANISME JALANNYA IMPULS
Pada neuron yang tidak berselubung myelin, jalannya impuls merambat sepanjang akson.
Pada neuron yang berselselubung myelin, impuls "lompat-lompat" dari nodus ranvier satu ke
nodus ranvier yang lainnya, akan berlangsung dalam waktu yang lebih cepat karena tidak
semua bagian serat neuron akan dilewati
MEKANISME JALANNYA IMPULS
Alzheimer
Sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir
bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Umumnya
ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas.
KELAINAN PADA SISTEM SARAF
Epilepsi
Disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka
kepala, stroke, tumor otak, alkohol, mungkin juga karena genetika,
tapi ayan bukan penyakit keturunan. Penyebab pastinya tetap
belum diketahui.
Epilepsi
terjadi karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori Patofisiologi
– Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Fisiologi Normal
Diagnosis
Pasien didiagnosis epilepsi jika
mengalami serangan kejang
secara berulang
Untuk menentukan jenis
epilepsinya, selain dari gejala,
diperlukan berbagai alat
diagnostik :
EEG
CT-scan
MRI
Lain-lain
• Berdasarkan tanda klinik
dan data EEG, kejang dibagi
menjadi :
– kejang umum (generalized Klasifikasi
seizure) jika aktivasi epilepsi
terjadi pd kedua hemisfere
otak secara bersama-sama
– kejang parsial/focal jika
dimulai dari daerah tertentu
dari otak
Kejang umum terbagi atas:
Tonic-clonic convulsion = grand mal
merupakan bentuk paling banyak terjadi
pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas
terengah-engah, keluar air liur
bisa terjadi sianosis, ngompol, atau
menggigit lidah
terjadi beberapa menit, kemudian
diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala
atau tidur
Abscense attacks = petit mal
jenis yang jarang
umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja
penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai
kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
Atonic seizure
jarang terjadi
pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera recovered
Kejang parsial terbagi menjadi :
Simple partial seizures
pasien tidak kehilangan kesadaran
terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh
Sasaran
Strategi Terapi
Terapi
• Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik syaraf
yang berlebihan melalui perubahan pada kanal ion atau
mengatur ketersediaan neurotransmitter
Monoterapi
Menurunkan potensi AE Prinsip
Meningkatkan kepatuhan pasien
pengobatan
pada epilepsi
Hindari / minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif
Jika monoterapi gagal, dapat diberikan sedatif atau politerapi
Pemberian terapi sesuai dengan jenis epilepsinya
Mulai dengan dosis terkecil (dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi pasien)
Prinsip pengobatan pada epilepsi
2
GABA-transaminase Re-uptake
Metabolit
GABA
GABA 3
- 1
Post sinaptik
Reseptor GABA
vigabatrin
EFEK DEPRESI CNS
Partial Generalized Atypical
DRUG Seizure
Tonic- Clonic/ Absence Absence
Grand Mal
Lamotrigine Lamotrigine
Gabapentine Topiramate Clonazepam
Topiramate Clonazepam Lamotrigine
Alternative Tiagabine
Primidone
Lamotrigine Topiramate
Phenobarbital
Primidone Felbamate
Phenobarbital
Farmakokinetika
Obat
the possibility of increased maternal seizures,
pregnancy complications,
Epilepsi pada
adverse fetal outcome.
Kehamilan
Approximately 25% to 30% of women have increased seizures during pregnancy
Increased seizure activity may result from either a direct effect on seizure threshold
or a reduction in AED concentration.
Barbiturates and phenytoin are associated with congenital heart malformations,
orofacial clefts, and other malformations.
Valproic acid and carbamazepine are associated with spina bifida (neural tube
defect) and hypospadias.
Lamotrigin dan
Gabapentin : tidak
ditemui efek
teratogen pada hewan
uji, tetapi data pada
manusia belum cukup
kuat.
Pemberian suplemen
asam folat dan
vitamin K diperlukan
selama wanita hamil
yang mengkonsumsi
obat-obat
antiepilepsi.
KELAINAN PADA SISTEM SARAF
Neuritis
Neuritis merupakan peradangan pada saraf. Peradangan ini bisa diakibatkan oleh
tekanan, benturan, pukulan, patah tulang, maupun kekurangan vitamin B.
KEMBALI
STROK
E
Pengertian Stroke
1. Stroke disebut juga CVA (cerebro vascular accident)
2. Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang
disebabkan karena berkurangnya atau terhentinya
suplai darah secara tiba - tiba
3. Stroke merupakan manifestasi gangguan saraf umum,
yang timbul secara mendadak dalam waktu singkat,
yang diakibatkan gangguan aliran darah ke otak akibat
penyumbatan (ischemik stroke) atau perdarahan
(haemorhagic stroke).
Menurut Penyebab Stroke dibagi :
1. Stroke Hemoragik
a. Intra cerebral hemoragik (ICH)
penyebab: Hypertensi, Aneurysma dan arterioveneus Malformasi
(AVM)
b. Sub Arachnoid Hemoragik (SAH)
diagnosis medis : CT brain scan
2. Stroke Non Hemoragik (Iskemik)
penyebab : Arteriosklerosis & sering dikaitkan dengan : DM,
Hypercolesterolemia, Asam urat, hyperagregasi trombosit
3. Emboli Sumber dari tronkus di arteria carotis communis di jantung
Lepas trombus embolus otak.
Stroke iskemik terjadi akibat stroke hemoragik atau
plak atau bekuan darah perdarahan terjadi akibat
menyumbat pembuluh darah pecahnya pembuluh darah di
di otak otak.
Infark Serebri Berdasarkan
Perjalanan Klinisnya dapat dibagi
menjadi 4 :
Neurological Improvement
1. Area Degenerasi (Bersifat iriversibel
permanen = Zona nekrotik) Disebut
area umbra
2. Area degenerasi riversibel (area
penumbra = Zona degenerasi)
3. Area Oedematosa (Bersifat
riversibel
= Zona Oedematosa)
Patofisiologi
Kebutuhan
Kematian
oksigen pada
sel
otak
neuron Pembuluh darah
Dinding pecah dan
arteri perdarahan pada
Hipertensi menipis dan otak
rapuh
Kelumpuhan atau
kelemahan, ex: Stroke
tetraparese,hemiplegi Hemorage
.
Tanda dan Gejala
Gejala neurologis Fokal Gejala neurologis global
Gejala motorik 1. Gangguan seliruh tubuh
1.Kelemahan atau kekakuan tubuh satu sisi 2. “light-headedness
2.Kelumpuhan kedua sisi 3. Pingsan
3.Gangguan menelan 4. ‘blackouts’ dengan
4.Gangguan keseimbangan tubuh gangguan kesadaran
Gangguan berbicara 5. Inkontinensia urin maupun
1. Kesulitan pemahaman feses
2.Kesulitan membaca 6. Bingung
3.Kesulitan menghitung
Gejala sensorik
Perubahan kemampuan sensorik
Gejala visual
Gangguan penglihatan
Gangguan kognitif
Gangguan memori
dan aktifitas sehari-
hari
DIAGNOSIS MEDIS
1. Computerized Tomography Scanning ( CT scan)
1) Infark lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih hitam
dibanding jaringan otak disekitarnya.
PLF
A. Pemeriksaan
1.Anamnesis Keluhan Utama, Riwayat penyakit
sekarang , Riwayat Pribadi, Riwayat Keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
a.Tanda-tanda Vital: Tekanan darah, Denyut
nadi, Pernapasan.
b. INSPEKSI : statis dan dinamis
c.PALPASI : Spasme otot, Kontraktur otot,
flaccid atau spastis dll
KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONAL:
NILAI KETERANGAN
0 Tidak ada peningkatan tonus
1 Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
terasanya tahanan minimal (catch and release)
pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan
fleksi atau ekstensi
2 Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
adanya pemberhentian gerakan (catch) dan diikuti
dengan adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM,
tetapi secara umum sendi tetap mudah digerakkan
3 Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian
besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan
4 Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit
dilakukan
Pemeriksaan sensoris
- Panas-Dingin
- Kasar-Halus
- Tajam-tumpul
- Streognosis
- Grafestesia
- Propioceptif
- Diskriminasi 2 titik
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment :
- kontraktur pada otot.
- keterbatasan Lingkup gerak sendi
- Spastisitas
- penurunan kekuatan otot
- gangguan koordinasi
- gangguan keseimbangan
2. Functional limitation
-pasien belum dapat kembali keposisi tidur terlentang secara mandiri
setelah miring
- pasien belum dapat miring dengan mandiri ke kiri
- Pasien belum dapat duduk mandiri
3. disability
Keterbatasan dalam aktifitas sosial dan berinteraksi dengan
lingkungan
Program/Rencana Fisioterapi
1. Tindakan Fisioterapi
- IRR
- breathing exercise
-PNF
-Balance Exercise
- Latihan koordinasi
- Terapi Manipulasi
- Passive Stretching
- positioning
- Latihan ADL
2. Edukasi
1)pasien disarankan untuk menggerakan aggota
tubuhnya dengan mandiri
2)pasien sarankan untuk merubah posisi dari
tidur ke miring ssetiap 2 jam sekali
3)keluarga disarankan untuk membantu pasien
dalam melatih anggota gerak tubuh pasien dan
memberikan semangat kepada pasien.
Management of Patient
with meningitis and
encephalitis
• Medical Procedures
• Viral Infections
• Fungal Infections
• Cancer
-coughing or sneezing
Bacterial Meningitis.
• Treatment available : antibiotics as per
causative organism.
• Causative Agents:
Enterovirus
Adenovirus
Arbovirus
Measles virus
Varicella
Fungal Meningitis
• It is much less common than the other two
infections.
• It is rare in healthy people but it is more
likely in persons who have impaired
immune system.
Risk factors
• Systemic infections
• Viral RTIs
• Tobacco use
• Over crowding
Risk Factors
• Vaccinations
• Seasonal:
Winter
Spring
Clinical manifestation
Clinical Manifestations.
In Infants:
Contd..
In Adults:
KERIG’S SIGN
• Severe stiffness of the
hamstrings causes an
inability to straighten
the leg when the hip is
flexed to 90 degrees.
BRUDZINKI’SIG
N • Severe neck stiffness
causes a patient's hips
and knees to flex when
the neck is flexed.
Assessment and Diagnosis
• History taking
• Physical assessment
• CT and MRI
• Lumbar Puncture
CSF finding
Complications.
• Sensori-neural hearing loss
• Epilepsy/ seizures
• Memory loss
• Paralysis
• Learning difficulty
Contd.
• Behavioral difficulty
• Decreased intelligence
• Septicemia
• Death
Medical Management
• Bacterial meningitis:
Antipyretics
Anti emetics
Encephalitis.
Definition
• Encephalitis (from Ancient
as meningo-encephalitis.
Incidence
• In western countries incidence is 7.4 cases
per 100,000 population per year.
• In tropical countries, the incidence is 6.34
per 100,000 per year
• In 2013: 77,000 deaths from encephalitis
from 92,000 in 1990.
Etiology
• Viral cause
HSV encephalitis.
• Fungal cause
• Auto immune
Herpes Simplex virus
Encephalitis.
• Caused by herpes Simplex virus;
• Spread by mosquitoes.
• Poor appetite
• Fever
• Headache
• Confusion
• Seizures.
• Malaise
Contd
• Cranial nerve dysfunction
• Hemi paresis
• Dysphasia.
• Change in LOC
• EEG
• Lumbar puncture.
• Blood test.
• Urine analysis.
Complications
• Seizures
• Behavioral difficulty
• Hemi paresis
• Death
Medical Management
• Treatment (which is based on supportive
care) are as follows:
Antiviral medications (if virus is cause)
• Monitor vitals
• Suctioning.
Reducing effects of physical
immobility.
• Change position 2hrly
• Massage
• Hygiene maintenance
Nutritional Support.
• NG tube feeding
• Assess for bowel sounds
• Speech therapy.
• Positive feedback
Contd.
• Clear their doubts.
• Diversion therapy
Any questions?
Question 1
A 10 year old child diagnosed with meningitis
admitted in hospital. According to nurse child
placed which unit in hospital ?
1. In strict isolation
2. With other older infant
3. In respiratory isolation
4. With another child with meningitis
Question 2
during lumber puncture procedure
which position to given to patient ?
1. Prone position
2. Knee chest position
3. Sitting position
4. Side lying position with his neck
flexed
Question 3
• Which are the confirm diagnostic
tests done for bacterial
meningitis?
1. Blood test
2. CSF exam.
3. Urine test
4. X ray
Summary
• Introduction
• Definition
• Incidence
• Causes and risk factors
• Patho-physiology
• Clinical manifestations
• Assessment and Diagnosis
• Complications
• Medical and Nursing management.
References.
• Smeltzer. Suzzanne C., et al; Textbook of
Medical Surgical Nursing; Vol. 2;1950-
1952, 1953-1955 12th edition
• Case, Christine.L; Microbiology An
Introduction; 8Th edition
• www.meningitisnow.org
• www.who.int
• www.wikipedia.com