Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON

JEMAAH HAJI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman : 1/5
PUSKESMAS Korina Beris, SKM
TTD KEPALA PUSKESMAS : NIP.196304041987032021
WAENA

1. Pengertian Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji adalah aktivitas pelayanan


pemeriksaan kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas meliputi
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan penetapan
diagnosis untuk calon jemaah haji yang telah terdaftar dalam manifest
keberangkatan jamaah haji dari Kementerian Agama setempat.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk memberikan pelayanan pemeriksaan
kesehatan calon Jemaah haji
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Waena No.
4. Referensi PERMENKES Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji
5. Alat dan 1. Alat tulis
Bahan 2. Timbangan
3. Meteran
4. Tensimeter
5. Stetoskop
6. Senter
7. Semua alat dan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan
6. Langkah - Pemeriksaan kesehatan bagi Jemaah Haji (JH) dapat dikelompokan menjadi
langkah pemeriksaan pokok, pemeriksaan lanjut dan pemeriksaan khusus.
1. Pemeriksaan pokok adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada
semua JH. Data yang diperoleh meliputi identitas, riwayat kesehatan,
pemriksaan fisik (tanda vital, postur, syrafkranial, toraks, abdomen),
kesehatan jiwa dan laboratorium klinik.
1) Identitas terdiri cari :
a. Nama (Bin/Binti)
b. Tempat Tanggal Lahir
c. Alamat
d. TempatTinggal
e. Korespondensi
f. Pekerjaan
g. PendidikanTerakhir
h. Status Perkawinan

1
2) Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat Kesehatan sekarang, meliputi: Penyakit
menular tertentu, Penyakit/disabilitas
b. Riwayat penyakit dahulu, meliputi penyakit yang
pernah diderita (termasuk operasi yang pernah
dijalani), ditulis secara kronologis.
c. Riwayat penyakit keluarga, meliputi jenis penyakit
yang diderita anggota keluarga yang berhubungan
secara genetik.
3) Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Tanda Vital: Tekanan Darah, Nadi (meliputi
frekwensi, volume, tegangan, ritme), Pernapasan
(meliputi frekuensi, ritme), Suhu (diukur dengan
thermometer air raksa, di aksila)
b. Postur tubuh, Tinggi badan (TB), Berat badan (BB)
dan (IMT/BMI), Lingkar pinggang, Lingkar Pinggang
dan Rasio Lingkar Pinggang –panggul (bilaperlu)
c. Kekuatan otot dan reflex
d. Kepala: Pemeriksaan saraf cranial (bila perlu)
e. Toraks:
 Paru-paru
- Kelainan bentuk dada
- Retraksi otot pernapasan
- Fremitus paru
- Pekak paru
- Bunyi napas normal/abnormal
- Pengembangan paru
 Kardio vaskuler
- Tekanan vena jugularis
- Pergeseran apeks jantung
- Bunyi jantung murni
- Murmur (bising) jantung
- Pembesaran jantung
- Konfigurasi jantung
 Abdomen
- Venektasi
- Nyeri tekan epigastrium
- Hepatomegali
- Asites
- Massa intra abdominal abnormal
- Hernia
- Perabaan ginjal
- Nyeri ketok sudut kostovertebral
 Kesehatan Jiwa (menggunakan instrument
pemeriksaan barthel indeks bagian 3: Fungsi
perilaku)
4) Laboratorium
a. Darah, meliputi: hemoglobin (HB), GolonganDarah
(AB-O dan Rhesus (bilaperlu), Laju Endap Darah
(LED), Hitung jenis lekosit, jumlah lekosit.

2
b. Urin
- Makro : warna, kejernihan, bau.
- Mikro : sedimen (lekosit, eritrosit, selepitel, Kristal)
- Glukosa urin
- Protein urin

2. Pemeriksaan Lanjut adalah pemeriksaan tambahan yang perlu


dilakukan pada JH WUS-PUS (Jemaah Haji Wanita Usia Subur –
Pria Usia Subur), JH berusia > 40 tahun, JH Lansia (usia> 60 tahun)
dan JH yang betugas sebagai pendamping. Pemeriksaan Lanjut
meliputi :
a. Calon haji wanita usia subur (WUS) dilakukan pemeriksaan
tes kehamilan, dengan reagen beta-HCG.
Bagi yang tidak hamil diinformasikan ketentuan Surat
Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri
Kesehatan kepada setiap Jemaah haji wanita usia subur
(WUS):
 Dianjurkan mengikuti program keluarga berencana
(KB) untuk mencegah kehamilan.
 Bagi jemaah haji wanita (WUS) yang khawatir terjadi
kehamilan pada masa pemeriksaan tahap kedua, dapat
menghendaki imunisasi Meningitis meningokokus
secara dini.
 Imunisasi tersebut dapat diperoleh di kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) tertentu.
 KKP menerbitkan Internasional Certificate of
Vaccination (ICV) yang resmi dikeluarkan sesuai
ketentuan Internatinal Regulation
 Biaya yang dan utuhkan untuk keperluan tersebut
ditanggung sepenuhnya oleh jemaah haji yang
bersangkutan.
Bagi yang hamil, diberikan KIE (konsultasi, informasi dan
edukasi) tentang ketentuan penyelenggarakan kesehatan, serta
diberikan aletrnatif solusi yang dapat diambil oleh calon
jemaah bersangkutan.
Setiap jemaah haji wanita WUS diharuskan menandatangani
surat pernyataan di atas metarai tentang kesediaan
menunda/membatalkan keberangkatannya untuk musim haji
yang akan datang, bila di kemudian hari pada saat menjelang
keberangkatannya ternyata hamil dengan usia kehamilan di
luar ketentuan yang diperkenankan menurut SKB Menteri
Agama dan Menteri Kesehatan.
b. Untuk JH berusia > 40 tahun, dilakukan pemeriksaan
radiologis toraks PA, GDS (Gula Darah Sewaktu), LDL
(Cholesterol) dan EKG ( bila perlu dengan Masters Test).
c. Untuk JH Lansia (usia< 60 tahun), dilakukan pemeriksaan
fungsional barthel Indeks.
d. Untuk JH yang bertugas sebagai pendamping, dilakukan tes
kebugaran. Pelaksanaannya mempertimbangkan kondisi
kesehatan yang bersangkutan.
3
7. Hal – hal Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan Nomor
458 Tahun 2000 tentang Calon Haji Wanita Hamil untuk Melaksanakan
yang perlu
Ibadah Haji
diperhatikan
8.Unit yang 1. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
2. Gizi
terkait
3. KIA-KB

9. Riwayat Perubahan Dokumen


No Yang diubah Isi perubahan Tanggal terbit

Anda mungkin juga menyukai