Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan
1. Anatomi
Secara anatomis sistem susunan saraf terdiri dari 2 bagian yakni sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi, sedangkan secara fungsional terdiri atas sisitem saraf
somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf pusat terdiri atas otak,
dienfesalon : thalamus; epitalamus; hipotalamus, brainstem: mensefolon; pons;
varoli, serebellum, medula spinalis. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf
kranialdan sraf kranial. Keduanya saling berhubungan erat, gangguan pada sistem
saraf pusat daat mempengaruhi sistem saraf perifer dan sebaliknya.
Saraf pusat merupakan struktur yang rentan terhadap gangguan berupa
trauma maupun non trauma. Untukitu terdapat empat hal yang berperan
melindunginya, yaitu :
 Kranium yang merupakan struktur tulang keraspelindung otak dan columna
vertebralis sebagai pelindung medulla spinalis.
 Meningen yakni membran pelindung dan mengandung zat makanan.
 Cairan cerebrospinal.
 Sawar darah otak yang sangat selektif membatasi akses zat yang berada dalam
darah ke jaringan otak

Otak

Diensifalon : thalamus,epitalamus,
hipotalamus

Sistem Saraf
Brainstem : mesenfalon, pons, varoli
Pusat

Serebellum

Sistem Saraf Medula Spinalis

Saraf Kranial
Sistem Saraf
Otonom
Saraf Spinal
Sistem Saraf
Tepi
Saraf Simpatis
Sistem Saraf
Otonom
Saraf Parasimpatis
Diagram 1. Sistem Saraf (Sumber : ANLS, 2015)
a. Meninges

Gambar 1. Lapisan Meningen (Sumber : wikipedia.org)

Gambar 2. Lapisan Meninges (Sumber : adam.com)

Gambar 3. Lapisan Meninges (Sumber : Wikipedia.org)


Otak dan medula spinalis dilapisi oleh tiga lapisan yang disebut meninges yang
berasal dari mesodrmal, yakni :
1) Duramater
Terdiri dari dua lapisan jaringan konektif fibrosa. Lapisan terluar adalah
periostium bagian dalam dari tulang tengkorak. Lapisan dalam merupakan
lapisan meningen sesungguhnya. Antara sinus sagitatis superior dan inferior
terdapat lapisan duramater yang terlipat dua yang disebut falks serebri yang
berlanjur menjadi tentorium yang akan memisahkan serebelum dangan
serebrum. Falk serebri memisahkan sela diafragma dan wall of Meckel’s
cave.
Arteri duramater berdiameter relatif besar karena mensuplai tulang
tengkorak dan duramater. Arteri terbesar adalah arteri meningeal medula.
Rongga diantara duramater dan arachnoid disebut rongga subdural yang
mengandung cairan serebrospinal
2) Arachnoid
Merupakan membran tipis yamg avaskular. Rongga antara arachnoid dan
piamater disebut rongga subarachnoid yang mengandung cairan
serebrospinal. Piamater dan arachnoid saling berhubungan dengan jaringan
ikat.
3) Piamater
Terdiri dari lapisan tipis sel mesodermal. Piamater tidak hanya melapisi
permukaan otakdan medula spinalis yang terlihat, namun juga permukaan
yang tidak terlihat pada kedalaman sulkus.
b. Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal dibentuk dalam pleksus koroid pada 4 ventrikel otak
(ventrikel kiri dan kanan, ventrikel III, dan ventrikel IV), diproduksi terus-
menerus dengan kecepatan 20 cc per jam atau 500 cc per hari. Cairan ini
mengalir memalui sistem ventrikular yakni dari ventrikel lateralis melalui
voramen Monro menuju ke ventriel III, kemudian masuk ke ventrikel IV
melalui akuaduktus Sylvii, dan selanjutnya memasuki rongga sub arachnoid
yang menyelubungi otak dan medual spinalis. Cairan ini di reabsorbsi di
granulasi arachnoid pada sinus sagitalis superior dan selubung perineural
medulla spinalis. Volume total LCS normal sekitar 150 cc. Cairan ini berfungsi
sebagai salah satu peindung otak dan menyuplai zat nutrisi otak.

Gambar 4. Peredaran Cairan Serebrospinal (Sumber : bscmitra.com)

c. Sistem saraf pusat


1)Otak
Otak terdiri dari otak besar (hemisfer serebri dan ganglia basal), otak kecil
(serebelum), diensefalon (talamus, epitalamus, subtalamus,dan hipotalamus),
dan batang otal (brainstem) berupa mensefalon; pons; dan medua oblongata.

Gambar 5. Otak (Sumber : generasibiologi.com)


a) Otak besar (Serebrum)
Otak besar terdiri dari hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falk
serebri, yaitu lipatan duramater dari sisi sinus sagitalis superior.
Keduanya dihubungkan oleh sebuah komisura yaitu corpus calosum.
Masing-masing otak besar terdiri dari susunan yang disebut korteks
serebri,
Gambar 6. Otak besar (Sumber : psychologymania.com)

Gambar 7. Otak besar (Sumber : bscmitra.com)


 Lobus frontal
Batas lobus ini adalah adalah sulkus sentralis sampai frontal pole. Dan
terletak di atas sulkus lateral dan anterior dari sulkus sentralis. Lobus
frontalis dibagi menjadi 3 daerah, yaitu korteks motorik primer (area 4),
korteks premotor (area 6), dan korteks prefrontal. Korteks motorik
primer dan korteks premotor membentuk sistem fungsional dan untuk
perencanaan gerak.Korteks prefrontral berhubungan dengan tugas
kognitif dan perilaku. Secara keseluruhan lobus frontal memiliki fungsi
penting yakni mengatur motorik,pusat bicara motorik (Brocca), pusat
emosi, pusat berfikir. Pusat perilaku,pusat inisiatif.
 Lobus parietal
Batas lobus ini adalah sulkus sentralis sampai lobus oksipital, superior
dari lobus temporal. Fungsi utama lobus ini antar lain sebagai pusat
memproses sensasi somato-sensorik. Yang meliputi nyeri, suhu, taktil,
dan penilaian objek dalam orientasi ruang.
 Lobus temporal
Batas lobus ini adalah temporal pole sampai lobus oksipital. Terletak di
bawah sulkus lateral, dan meliputi sulkus lateralis sampai sulkus
kolateral. Lobus ini berperan sebagai pusat pendengaran, pengertian
bahasa (Wernicke), pemahaman suara, dan irama musik, serta
pengaturan fungsi memori.
 Lobus oksipital
Terletak posterior dari sulkus perioksipital dan preoccipital notch.
Peranya adalah sebagai pusat penerima dan penganalisa penglihatan,
serta untuk mengenali penglihatan serta mata.
 Ganglia basal.
Merupakan massa abu-abu yang berada pada lapisan dalam hamisfer
serebri yang termasuk kedalam sistem ekstrapiramidalis. Ganglia basal
terdiri dari nukleus kaudatus, nukleus lentiformis/lentikuralis (putamen
dan globus palidus), dan nukleus amidgala. Lesi di ganglia basal
menimbulkam gerakan-gerakan repetitif,seringai dam tremor seperti
pada penyakit parkinson.
b) Otak kecil (Serebelum)
Serebelum terletak dibagian dorsal dari pons dan medulla oblongata.
Serebelu di pisahkan dari lobus oksipital oleh tentorium, dan memenuhi
hampir keseluruhan fosa posterior. Bagian tengan serebelum yang disebyt
dengan vermis memisahkan 2 lobus yang disebut dengan hamisfer
serebelum. Serebelum berhubungan dengan medula spinalis, batang otak,
dan kedua hamisfer serebri. Fungsi utama otak kecil adalah
mnegkoordinasikan gerak volunter terlatih dengan mempengaruhi aktifitas
otot dan mengontrol keseimbangan dan tonus otot melalui hubungannya
dengan sistem vestibuler dan medula spinalis.
c) Diensefalon
Strkuktir diensefalon terletak diantarakedua hamisfer, mencakup talamus
dan hipotalamus. Talamus menerima semua informasi sensorik yang
datang (kecuali bau) dan memancarkan informasi tersebutke korteks
serebri melalui berbagai jaras aferen. Serat desenden dari korteks
serebrum juga berjalan menuju talamus. Talamus juga merupakan bagian
dari sistem pengaktifan retikular (Reticular Activating System/RAS).
Hipotalamus membentuk dasar diensefalon, hipotalamus berintegrasi dan
mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktivitas susunan saraf
otonom dan status emosi. Hipotalamus juga menentukan kadar beberapa
hormon termasuk hormon hipofisis.
d) Batang otak
Batang otak terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesensefalon.
Seluruh traktus desendens yang berakhir di medulla spinalis (seperti
traktus kortikospinalis) melewati batang otak. Beberapa sistem serabut
desendens berakhir atau berasal dari batang otak. Seluruh traktus asendens
(seperti traktus spinotalamikus) yang mencapai batang otak atau korteks
serebri melewati semua atau beberapa bagian dari batang otak. Beberapa
traktus asendens juga berasal dari batang otak. Dengan demikian, batang
otak merupakan struktur penting sebagai relay station untuk banyak
serabut longitudinal (asendens dan desendens). Pada bagian dorsal batang
otak terdapat formasio retikularis yang mengatur fungsi kesadaran,
sirkulasi darah, pernapasan, dan fungsi vital lainnya.
2)Sum-sum tulang belakang (Medula spinalis)
Medulla spinalis menjadi penyedia informasi yang penting karena
menghubungkan otak dengan sebagian besar tubuh manusia. Medulla
spinalis menempati 2/3 bagian atas kanalis spinalis pada dewasa dalam
kolumna vertebra. Panjang keseluruhan pada dewasa normalnya antara 42
hingga 45 cm. Konus medullaris merupakan ujung distal (inferior) akhir dari
medulla spinalis. Pada dewasa, konus berakhir pada L1 atau L2 dari
kolumna vertebra. Filum terminal merupakan perluasan dari ujung konus dan
berikatan dengan dural sac bagian distal. Filum terminal terdiri dari piamater
dan serabut glia dan terkadang mengandung vena.
Medulla spinalis terbagi ke dalam 30 segmen yakni 8 servikal, 12 torakal, 5
lumbar, dan 5 sakral dan jumlah kecil koksigeal yang berhubungan dengan
akar saraf.

d. Sistem saraf tepi


Gambar 8. Sistem Saraf Tepi (Sumber : quipper.com)
1) Sistem saraf somatik
a) Saraf kranial
12 pasang saraf kranial merupakan saraf perifer dari otak. Saraf olfaktorius
dan optikus merupakan saraf dari serebrum (telensefalon), sedangkan 10
pasang lainnya adalah saraf batang otak (dan pada satu kasus, sebagian
dari medulla spinalis servikalis). Saraf kranial mempersarafi kepala dan
leher serta tubuh (nervus vagus). Ada saraf kranial dengan komponen
utama aferen, eferen, dan campuran.
b) Saraf spinal
Medulla spinalis menerima input dan proyeksi melalui dan dari serabut
saraf di spinal rootlets dan root, saraf spinal, dan cabang-cabangnya.
Radiks dorsalis dan ventralis bersatu untuk membentuk saraf spinal yang
akan menginervasi keseluruhan segmen tubuh. Secara keseluruhan
terdapat radiks dan saraf: 8 pasang servikal, 12 pasang torakal, 5 pasang
lumbar, 5 pasang sakral, dan 1 pasang koksigeal. Servikal 1 dan koksigeal
biasanya hanya memiliki radiks ventralis. Masing-masing saraf spinal
mengandung serabut saraf yang dikalasifikasikan dalam satu dari empat
komponen fungsional: 1) aferen somatik umum, 2) aferen viseral umum,
3) eferen somatik umum, dan 4) eferen viseral umum.
No. Nama Komponen Jenis Fungsi

I M. Olfaktorius Aferen viseral khusus Sensorik Pembau

II N. Optikus Aferen somatik khusus Sensorik Penglihatan


III N. Okulomotor Eferen somatik umum Motorik Pergerakan mata
Eferen viseral umum Konstriksi dan akomodasi
(parasimpatis) pupil

IV N. Trokhealis Eferen somatik umum Motorik Pergerakan mata

V N. Trigeminus Eferen viseral khusus Sensorik Otot mengunyah (rahang) & eardrum
dan tension
Aferen somatik umum Motorik Sensasi umum dari separuh
anterior kepala termasuk
wajah, hidung, mulut, dan
menings

VI N. Abdusen Eferen somatik umum Motorik Pergerakan mata

VII N. Fasialis Eferen viseral khusus Sensorik Otot ekspresi wajah dan
dan tension on ear bones
Eferen viseral umum Motorik Lakrimasi dan salivasi
(parasimpatis)
Aferen viseral khusus Pengecap

VIII N. Akustikus Aferen viseral umum Sensorik Pendengaran dan keseimbangan

IX N. Aferen somatik khusus Sensorik Pergerakan menelan (lidah dan faring)


Glosofaringeus Eferen viseral khusus dan Salivasi
Eferen viseral umum Motorik Pengecapan
(parasimpatis)
Aferen viseral khusus

X N. Vagus dan Aferen viseral umum Sensorik Sensori veseral, Gerakan jantung
cranial root XI Eferen viseral khusus dan Pergerakan menelan dan
Motorik kontrol laringeral

XI N. Assesorius Eferen viseral umum Motorik Parasimpatis toraka viseral abdomen,,gerakan


(spinal root) (parasimpatis) jantung

XII N. Hipoglosus Aferen viseral khusus Motorik Pengecapan


Aferen viseral umum Sensori viseral
Eferen viseral khusus Pergerakan bahu dan kepala
Aferen somatik umum Pergerakan lidah

Tabel 1. Saraf Kranial dan fungsinya (sumber : ANLS, 2015)

2) Sistem saraf otonom


Secara umum dibagi 2 yaitu simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis
mempersarafi semua arteri dan vena besar dan kecil (vasokonstriksi), jantung
(takikardi), otot polos saluran cerna (penurunan motilitas usus), otot polos
pernafasan (relaksasi dan penurunan sekresi bronkus), dan ereksi selama
orgasme, sedangkan saraf parasimpatis bersifat kebalikannya.
e. Vaskularisasi otak
Otak menerima sekitar 15% curah jantung ke otak. Tingginya tingkat aliran
darah ini diperlukan untuk memenuhi 20% kebutuhan oksigen di otak selain
glukosa. Vaskularisasi otak terdiri dari dua pasang pembuluh darah besar yaitu
arteri karotis interna dan arteri vertebralis, serta bagian-bagiannya. Pertemuan
antara medulla dan pons merupakan tempat dua buah arteri vertebralis
bergabung menjadi arteri basilaris.

Gambar 9. (Sumber : balimedhospital.co.id)

1) Arteri arotis interna


Memasuki kranium melalui kanalis karotis tulang temporal. Terletak
didalam sinus kavernosus dengan bentuk sifon karotis. Menyuplai
duramater, hipofisis, rongga timpani, dan ganglion trigeminalis. Langsung
bercabang ke N. Optikus, kiasma optikusm, hipotalamus, dan genu kapsula
interna. Cabang-cabang arteri karotis interna :
a) Arteri oftalmika
b) Arteri komunikans posterior
c) Arteri koroidalis anterior
d) Arteri serebri anterior
e) Aretri serebri media
2) Arteri vertebralis
Merupakan cabang dari arteri subklavia. Akan bergabung membentuk arteri
basilaris. Memberi cabang ke arteri spinalis anterior, arteri spinalis posterior,
dan arteri serebelar inferior posterior (PICA). PICA memberikan cabang ke
arteri spinalis posterior. Mensuplai dorsolateral medulla, permukaan inferior
serebelum, pleksus koroidalis ventrikel IV, medial dan inferior nukleus
vestibular, pedunkulus serebelar inferior, nukleus ambigus, serat intra aksial
N. IX dan X, traktus spinotalamikus, nukleus dan traktus spinal trigeminal.
3) Arteri basiler
Dibentuk oleh 2 arteri vertebralis, memberi cabang ke:
a) Arteri Pontin
Meliputi cabang sirkumferensial penetrasi dan pendek. Mensuplai traktus
kortikospinal dan N. VI.
b) Arteri Labirintin
15% populasi berasal dari arteri basiler, yang lainnya cabang dari AICA.
Memperdarahi koklear dan apparatus vestibuler.
c) AICA (Arteri Serebelar Inferior Anterior)
Memperdarahi permukaan inferior serebelum, nukleus N. VII dan serat
intra aksial, nukleus dan traktus spinal trigeminal nukleus vestibuler,
nuklei kokhlear, serat intraaksial N. VIII, traktus spinotalamikus dan
inferior dan tengah dari pedunkel serebelar.
d) Arteri Serebellaris Superior
Memperdarahi permukaan atas serebelum dan nucleus serebelar atau
nucleus dentate, lateral dan rostral pons termasuk pedunkulus serebelar
superior dan traktus spinotalamikus.
e) Arteri Serebri Posterior
Dibentuk oleh bifurkasio ateri basilaris. Mempunyai 5 cabang : arteri
temporalis anterior, arteri temporalis posterior, arteri occipitalis posterior,
arteri kalkarina dan arteri parietooksipitalis. Arteri ini memperdarahi
sebagian besar mesensefalon. Arteri ini juga memperdarahi sebagian
posterior talamus dan medial serta CGL (corpus geniculatum lateral),
lobus oksipital, korteks visual, dan permukaan inferior lobus temporal.
Memberikan cabang ke lateral dan medial a. koroidalis posterior, yang
mensuplai talamus dorsal, badan pineal dan pleksus koroidalis ventrikel III
dan IV.
4) Arteri Sirkulus Wilisi
Dibentuk oleh : arteri komunikans anterior, arteri serebri anterior, arteri
carotis interna, arteri comunikans posterior dan arteri cerebri posterior.
Memberikan penetrasi arteri untuk memperdarahi diensefalon ventral dan
midbrain.
5) Arteri Meningeal
Memperdarahi dura intrakranial. Biasanya mulai dari percabangan arteri
carotis eksterna. Arteri Meningeal memberikan cabang : arteri meningeal
anterior, arteri meningal media (terletak dibawah tulang temporal dan
parietal. Memperdarahi hampir semua dura dan seluruh kalvarianya. Bila
terjadi laserasi akan menyebabkan EDH), arteri meningeal posterior.

2. Fisiologi
Sistem saraf terdiri dari sel yang disebut dengan neuron. Neuron berfungsi
untuk menerima dan mengirimkan informasi. Neuron saling berhubungan satu
dengan yang lainnya melalui sebuah celah yang disebut dengan sinaps. Di sinaps
neuron saling berhubungan melalui zat kimia penghantar yang disebut dengan
neurotransmiter.
Arus informasi pada sel saraf :
a. Stimulus dari luar ataupun dari dalam tubuh diterima oleh panca indera akan
mengaktifkan impuls yang akan berjalan menuju sistem saraf pusat (impuls
aferen).
b. Sistem saraf pusat akan memroses informasi tersebut melalui suatu sistem yang
kompleks (pemrosesan informasi)
c. Hasil dari proses informasi tersebut, sistem saraf pusat akan membangkitkan
impuls menuju sistem saraf perifer (impuls eferen) dan mempengaruhi respon
(motorik) individu terhadap stimulus yang diberikan.

Gabar 10. Neuron (Sumber :detik.com)


Pada kasus yang sederhana, informasi dapat ditransmisikan langsung dari
aferen ke eferen tanpa adanya pemrosesan kompleks di dalam sistem saraf pusat.
Hal ini disebut dengan refleks. Struktur penerima pada sebuah sel saraf disebut
dengan dendrit yang merupakan percabangan yang terikat dengan badan sel. Dari
neuron ini juga bercabang struktur yang akan meneruskan informasi yang
diterima yang disebut dengan akson. Akson diselubungi oleh selubung mielin
yang dibentuk oleh oligodendrosit (sistem saraf pusat) dan sel Schwann (sistem
saraf perifer). Bagian-bagian tertentu dari akson yang tidak memiliki selubung
mielin disebut nodus Ranvier. Karena efek penghantar dari selubung mielin,
potensial aksi menyebabkan depolarisasi hanya pada nodus Ranvier, sehingga
rangsangan neural melompat dari satu nodus Ranvier ke yang lainnya. Proses ini
disebut dengan konduksi saltatori. Sehingga pada neuron yang memiliki selaput
tebal dan jarak antara nodus Ranvier yang berjauhan konduksi neural
berlangsung sangat cepat, sebaliknya pada akson yang kurang memili selubung
mielin konduksi berlansung lambat karena impuls harus melalui seluruh akson.
Karena itu akson sel saraf dibagi tiga yakni yang memiliki mielinasi tebal (A),
tipis (B), dan tidak bermielin (C). Serabut tipe A berdiameter 3-20 µm dengan
kecepatan hingga 120 m/s. Serabut tipe B berdiameter hingga 3 um dengan
kecepatan hingga 15 m/s.Serabut tipe C memiliki kecepatan ≤ 2 m/s.
Informasi yang ditransmisikan akson berakhir pada sinaps. Dari sini,
impuls diteruskan melalui celah sinaps oleh zat penghantar yang disebut dengan
neurotransmiter. Transmisi pada sinaps dapat dibagi menjadi 3 proses, yakni :
 Impuls eksitasi mendepolarisasi membrans post sinaps, menyebabkan voltage-
dependent calcium channels membuka. Ion kalsium mengalir kemudian
berinteraksi dengan protein tertentu menyebabkan fusi vesikel sinaps dengan
membran presinaps. Molekul neurotransmiter di dalam vesikel dilepaskan ke
celah sinaps.
 Molekul neurotransmiter berdifusi melalui celah sinaps dan berikatan dengan
reseptor pada membran postsinaps.
 Berikatannya molekul neurotransmiter pada reseptor menyebabkan kanal ion
terbuka, menyebabkan kejadian ionik yang menyebabkan depolarisasi atau
hiperpolarisasi pada membran postsinaps.
Neurotransmiter eksitasi pada sistem saraf pusat yang paling umum adalah glutamat,
sedangkan yang bersifat inhibisi adalah y-aminobutyric acid (GABA).
Neurotransmiter inhibisi pada medulla spinalis adalah glisin Asetilkolin dan
norepinefrin adalah neurotransmiter terpenting pada sistem saraf otonom, namun juga
ditemukan di sistem saraf pusat. Neurotransmiter lain yang juga penting adalah
dopamin, serotonin, dan beberapa neuropeptida yang terutama ditemukan pada
interneuron.

Anda mungkin juga menyukai