DR/HI_productivity 2
DR/HI_productivity 3
The goal of the industrial hygienist is to keep workers, their families, and the
community healthy and safe. They play a vital part in ensuring that federal,
state, and local laws and regulations are followed in the work environment.
DR/HI_productivity 4
Prinsip Dasar Higiene Industri/ Higiene Lingkungan
1. Bahaya fisik: Bahaya timbul dari excess-nya tingkat kebisingan, radiasi non-pengion/pengion, suhu
ekstrim dan pressure (tekanan)
2. Bahaya Kimia: Bahaya yang dari timbul dari excess-nya konsentrasi mists, uap, gas atau padatan dalam
bentuk fume atau debu di udara. Selain itu, bahaya kimia terkait higiene industri termasuk juga bahan
yang bersifat iritan atau beracun ketika terabsorpsi kulit.
3. Bahaya biologi: Bahaya yang oleh organisme hidup atau sifat organisme tersebut yang dapat
memberikan efek/dampak kesehatan yang terhadap manusia (agen yang menginfeksi).
4. Bahaya Ergonomi: Bahaya termasuk dari design peralatan kerja, area kerja, prosedur kerja yang tidak
memadai/sesuai. Selain itu, bahaya ergonomi yang berpotensi menyebabkan kecelakaan atau pekerja
sakit diantaranya pengangkatan dan proses ketika menjangkau/meraih yang tidak memadai, kondisi
visual yang buruk, gerakan monoton dalam postur janggal.
5. Bahaya Psikologis: aspek desain dan manajemen kerja dalam kontek sosial dan organisasional yang
mungkin dapat membahayakan tenaga kerja secara fisik dan psikologis.
Tujuan rekognisi adalah:
Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan, efek, severity,
pola pajanan, besaran, dan lain-lain), mengetahui sumber bahaya dan area yang
berisiko, mengetahui proses kerja yang berisiko, dan mengetahui pekerja yang
berisiko.
Apabila di tahapan antisipasi kita hanya memprediksi bahaya maka di tahap rekognisi
ini kita sudah harus mengetahui detail terkait dengan bahaya serta risiko yang ada.
Metode yang dapat dilaksanakan dalam tahapan rekognisi adalah:
Menyelidiki laporan kecelakaan
Melakukan pemeriksaan fisik tentang kondisi kesehatan pekerja
Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberi tahu manajemen ketika ada
bahaya
Inspeksi baik inspeksi rutin alat, inspeksi harian di tempat kerja, inspeksi manajemen,
inspeksi P2K3, dan inspeksi yang lain
Studi literatur dan diskusi dengan profesional yang lain
Pengukuran dengan alat dan laboratorium
Preliminary hazard analysis untuk sistem oprasi baru
Job Safety Analysi
Prinsip pengendalian bahaya antara lain:
Prinsip pertama : semua bahaya dapat dikendalikan
Prinsip kedua : biasanya terdapat banyak pilihan metode untuk mengendalikan bahaya
Prinsip ketiga : beberapa metode lebih baik dari yang lain
Prinsip keempat: beberapa situasi membutuhkan lebih dari 1 metode pengendalian untuk menjamin hasil yg
optimum.
Metode pengendalian bahaya dapat mengambil prinsip dalam
hierarki pengendalian bahaya:
1. Engineering control: Meliputi Cara pengendalian bahaya baik
berdasarkan spesifikasi saat menentukan desain awal maupun
dengan menerapkan metode substitusi, isolasi, memagari atau
sistem ventilasi. Engineering control berdasarkan hierarkinya
merupakan pengendalian yang pertama.
2. Administrative control: Pengendalian melalui penjadwalan,
yaitu mengurangi waktu bekerja para pekerja di area kerja
yang mengandung bahaya. Selain itu termasuk juga di dalam
administrative control adalah training yang memberikan
pekerja kemampuan untuk mengenali bahaya dan bekerja
dengan aman melalui prosedur.
3. APD (Alat Pelindung Diri): Pengendalian ini merupakan
pegendalian terakhir pada hirarki pengendalian bahaya. APD
digunakan oleh pekerja untuk melindungi pekerja dari bahaya
(hazard) yang terdapat di lingkungan kerjanya
Identifikasi pekerjaan yang perlu dianalisa
Hazard Sources - Walk-through Observations
Motor vehicles or traffic: Do workers have to drive or work in traffic as part of the job?
DR/HI_productivity 12
Industrial Hygiene as a Long Term Company Invesment
(Permenaker No.5 Tahun 2018)
DR/HI_productivity 13
What’s next ?
• Mewujudkan lingker yg sehat, aman & nyaman “Pengukuran
dan Pengendalian” STANDARD.
DR/HI_productivity 14
PENUTUP
• Melalui hygiene industry (improve work condition) dapat dicapai
improve productivity dan improve lives;
• Industrial hygiene merupakan “agent” dalam strategies business
actions untuk mendapatkan economic and environmental
performance yang baik, sehingga tercapai Business & sustainable
development yang merupakan “long term company investment”.
• Perlu upaya kolaborasi dan komitmen pemangku kepentingan
(pemerintah, non pemerintah, pengusaha, organisasi profesi dan
keilmuan) untuk bekerja dalam kerangka peraturan pemerintah
(Permenaker no.5 tahun 2018).
DR/HI_productivity 15